Home / Pernikahan / Perginya Istriku / Season 2 Bab 133

Share

Season 2 Bab 133

Author: Goresan Pena93
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Loh, Nay. Ngapain sendirian di situ?"

Indri muncul dengan tiba-tiba. Ia sudah berdiri di belakang sana lebih dari dua menit. Memerhatikan gerak-gerik sang menantu yang terkesan memendam sesuatu. Indri melanjutkan langkahnya dan duduk di sebelah Nayla.

"Ma." Nayla memaksa bibirnya tersenyum. Ia kembali menatap kekosongan. "Ma, boleh tidak kalau Nay pulang ke pesantren? Di sana, mungkin Nay bisa kembali aktivitas membantu warga dan anak-anak santri."

"Nay, Sayang, apa kamu tidak betah tinggal di sini? Kamu enggak mau bantu kami buat menyadarkan Davin? Kami tau, kalau Davin masih belum bisa melupakan gadis itu. Tapi, kami juga sangat membutuhkan bantuan kamu. Bagaimanapun, dia suami kamu. Buat dia jatuh cinta padamu."

"Bagaimana Nay bisa, Ma? Mereka sekarang ada di kamar."

"Apa?"

Indri begitu terkejut saat mendengar ucapan menantunya. Ia segera berdiri dan pergi dari hadapan Nayla untuk menemui putranya di kamar. Berjalan dengan dada naik turun, Indri geram dengan perasaan menggebu.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 134

    "Mama?" Bola mata Davin membulat. Lelaki bertubuh atletis itu sudah siap dengan hantaman kecerewetan Mamanya. "Jadi begini, kelakuan kamu sama istri kamu? Oke, besok pagi temui Mama di kamar. Ada hal penting yang ingin Mama sampaikan pada kamu. Ingat, Vin ... siapkan mental kamu untuk mendengar ultimatum dari Mama dan Papa!" "Ma, ini tidak seperti yang Mama lihat. Davin cuman ....""Mama tidak mau dengar lagi, Vin. Mama udah capek. Mama akan ambil tindakan, Davin."Indri beralih pada menantunya yang terdiam tak berani mendongak sama sekali. Ia tahu, perbuatannya itu salah. Namun, ia juga tak tahan harus sekamar dengan lelaki yang hatinya terisi oleh wanita lain. "Nayla, kembali ke kamar suamimu. Mama harap, kalian berdua besok bisa menyelesaikan perkara ini."Indri membalik badan dan keluar dari kamar itu. Sementara Davin yang hendak melangkah dengan kaki pincang sebelah tiba-tiba hampir terjatuh. Sontak, tangan Nayla refleks menangkap tubuh pria itu. Davin pun melakukan hal yang

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 135

    Malam itu, keduanya sama-sama terdiam. Saling memunggungi satu sama lain. Bagi Nayla, dirinya tidak akan pernah mendapat kesempatan mencintai Davin. Untuk apa harus berjuang. Apalagi, saat teringat tatapan Davin pada wanita bernama Fia. Sungguh, menyayat hati.Lain halnya dengan Davin. Lelaki dengan jambang tipis dan lengan berotot itu memikirkan hari esok. Hal apa yang akan disampaikan oleh Mamanya. Ia sangat khawatir sampai tak bisa menikmati tidur malam ini. Takdir menggariskan mereka berdua. Saat Nayla membalik badan mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang, begitu pula dengan Davin. Mereka sama-sama terkejut. Namun, saat Nayla hendak kembali memiringkan tubuh lagi, tangan Davin mencegah. "Tunggu! Sepertinya kita harus bicara."Nayla menarik napas dalam-dalam. "Bicara apa, Mas? Tinggal menghitung hari Mas Davin melepaskan, bukan? Tenang saja, Mas. Aku tidak lupa.""Bukan itu." "Lantas?" Sejenak, Davin hanya ingin mengajak Nayla mengobrol saja. Bukan berdebar atau beradu arg

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 136

    "Em. Enggak apa-apa, Ma. Nayla ini cuman sungkan aja. Enggak udah didengar omongannya." Davin kembali menurunkan tangannya. "Kalau sampai kamu masih bertemu lagi dengan gadis itu, maaf Davin, sebagian harta ini tidak bisa menjadi milik kamu.""Maksud, Mama?" Pemuda itu mendelik. Memastikan lagi bahwa apa yang ia dengar tidak salah. "Kamu harus kasih kami cucu. Yah, itu menurut Mama gampang. Kalian tidak boleh berpisah. Pernikahan bukan buat mainan. Jadi, apa saja alasan kalian untuk berpisah, maaf Mama tidak bisa mengabulkan.""Ma, tapi saya juga tidak bisa hidup dengan lelaki yang mencintai wanita lain." Akhirnya, Nayla membuka suara. Ia sudah terlampau menahan rasa sakitnya. "Saya bukan wanita yang diinginkan Mas Davin. Buat apa ini semua dilanjutkan, Ma? Bukan begitu, Mas Davin?" Kedua mata Nayla merah. Ada garis-garis yang memenuhi warna aputih dalam kelopak matanya. Wajah Nayla kini tertunduk tak berani menatap sang mertua yang masih tercengang atas kalimat yang keluar dari mu

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 137

    Redup senja menuai sinar jingga yang sangat indah. Dari samping rumah dengan tanaman berbagai bunga dan daun hias, Nayla menatap ke arah barat. Berdiri dengan kegamangan."Abah, Nyai. Nayla ingin hidup sederhana saja. Nay ingin kembali bersama kalian. Bersama anak-anak pesantren dan berbaur dengan masyarakat di sana," gumamnya sendiri. Gadis itu tak tahu kalau ada yang berdiri di belakangnya mendengar semua beban yang baru saja ia keluarkan. "Tiga hari lagi memasuki bulan baru, aku harus mempersiapkan diri. Aku tak peduli dengan kabar buruk yang akan menimpaku. Gadis yang sudah menikah dan bercerai dalam waktu singkat pasti rugi. Rugi segalanya, setelah mendapat hinaan itu, aku tetap tak akan patah semangat. Aku akan tetap menjadi diriku sendiri sampai ada yang datang sebagai yang tulus menerima segala kekurangan."Nayla menghirup udara sore itu dengan mata terpejam. Ia benar-benar tak mengindahkan keadaan di sampingnya. Rupanya, mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Na

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 138

    Setelah melewati pertimbangan yang panjang, akhirnya Davin dan Nayla berpamitan pada Indri dan Dave. Pagi itu, mereka membawa koper besar dan barang-barang untuk pindahan. Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Nayla tidak pernah lagi membuka bicara. Ia mengikuti apa kata Davin untuk waktu yang tinggal dua hari lagi.Mobil membelok melewati pagar besi dengan halaman hijau berumput. Mereka membuka pintu mobil dan mengeluarkan barang-barang dibantu oleh sopir. Sekilas, Davin sudah merasa sejak dari rumah tadi bahwa Nayla sedang tidak baik-baik saja. Namun, lelaki itu tidak peduli. Mereka masuk ke dalam. Davin langsung masuk ke dalam kamar utama untuk membawa kopernya, sementara Nayla masih menatap sekeliling rumah itu. Rumah yang tampak nyaman dalam batinnya jika dilihat dari sudut pandang tanpa Davin di dalamnya. Nayla menggeret kopernya lagi menuju kamar di mana Davin masuk tadi. Akan tetapi, setelah sampai di depan pintu kamar yang terbuka, ia mengurungkan niatnya. Langkah mundur kem

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 139

    Gadis itu langsung berpaling dan menyembunyikan matanya. Melihat hal itu, Davin tertarik untuk menggodanya. Pria bertubuh atletis dengan dada dipenuhi oleh rambut itu menekan pinggang Nayla. Sehingga sang gadis pun terlonjak dan menjauh seketika. "Mas Davin!" Kedua mata Nayla melotot. Sementara Davin tertawa karena melihat tingkah Nayla yang menggemaskan menurutnya. Davin kembali mendekat dan tak henti-hentinya menggoda Nayla. Mereka tak sadar keadaan telah membuat keduanya semakin dekat. "Mas Davin, sudah!" teriak Nayla dan mengatupkan kedua tangan sebagai tanda permohonan."Udah apa? Belum juga dimulai, enggak jelas kamu, Nay." Davin kembali menggelitik pinggan gadis itu sehingga mereka berdua terjatuh di atas tempat tidur. Ada napas yang tersengal-sengal yang keluar dari mulut mereka. Akibat kelelahan bercanda dengan Davin, Nayla tak kuasa menahan kantuknya. Ia terpejam dan tertidur pulas. Saat Davin menoleh, ia tersenyum melihat Nayla dengan wajah polos. Semakin lama, pemuda i

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 140

    "Kalau kamu mau pulang, biar aku antar. Tunggu bentar, ya!"Nayla terpaksa berhenti di depan lift. Menatap Davin yang berlari ke dalam ruangannya lagi. Pria itu melewati Fia yang tergugu manatapnya melangkah cepat-cepat. Setelah mendapatkan kunci mobil, Davin menarik tangan Nayla dan mengajaknya turun ke lantai dasar. Nayla merasa sikap Davin sedikit berbeda. Dalam hati bertanya-tanya, apakah itu karena sebentar lagi mereka akan berpisah?Tak hanya itu, Nayla kembali dikejutkan saat Davin membukakan pintu mobil untuknya. Dengan ragu, gadis itu memasukinya. Davin segera menyakan mesin mobil. Mobil pun kembali memenuhi jalanan yang ramai. Pria itu membawa Nayla ke sebuah mall dan setelah sampai di sana. Mereka masuk bersama. Nayla bertanya tentang tujuan, tetapi Davin tetap mengajaknya melangkah lebih panjang.Mereka sampai di sebuah kedai dan Davin segera memesan dua gelas minuman. Tak lupa bekal makan siang yang tadi dibawakan Nayla, kini ia buka. "Nay, ayo makan!" Davin mulai meny

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 141

    ***Malam itu, suasana canggung mendadak merubah segalanya. Nayla terkejut saat ia terbangun. Semua tampak gelap. Namun, ada yang aneh dengan pria itu. Pria yang wajahnya terlihat lewat semburat kilatan putih yang menembus jendela kaca itu terlihat membuka pakaiannya. Nayla mendengar bisikan manis yang keluar dari mulut Davin. "Kamu istriku."Nayla terdiam seketika saat lelaki itu semakin mendekat. Malam itu, adalah malam berharga yang membuat hatinya bimbang. Setelah lelaki itu tuntas memberikan nafkah batin pada istrinya, Davin bagai ikan yang baru saja keluar dari air tawar. Menggelepar dan terpejam rapat kedua matanya. "Mas Davin ...." lirih Nayla seraya sibuk menutup dirinya dengan selimut. Davin tak menyahut karena ia sudah terbang ke alam mimpi. Nayla memutuskan untuk ke kamar mandi setelah itu. Lepas dari sana, ia kembali memunguti pakaiannya yang sempat terhempas di lantai. Nayla kembali ke atas tempat tidur dan merebahkan dirinya di sebelah Davin hingga menjelang pagi. S

Latest chapter

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 205

    "Tapi nggak siang bolong begini juga Mas, nggak enak dengan tamu undangan juga keluarga yang lain. Pak penghulu aja belum pulang lo," elak Anggi beralasan yang sebenarnya dirinya masih grogi dan malu harus sekamar kembali dengan Reno."Berarti kalau sudah nggak siang boleh dong," goda Reno sambil menaik turunkan kedua alisnya."Ish ... Apaan sih, minggir mau keluar." Anggi menggeser tubuh tegap suaminya."Cium dulu," pinta Reno sambil mendekatkan bibirnya yang sengaja dimonyongkan."Mas ... Jangan ngadi-ngadi deh, minggir mau keluar dulu." Anggi kembali mendorong dada sang suami yang semakin mendekat pada dirinya."Cium dulu sekali ajaz habis itu kita keluar bareng, biar enak kalau keluarnya bareng," jawab Reno sambil tersenyum manis."Mesum ....""Eh, siapa ya mesum, kamu kali yang pikirannya udah traveling ke mana-mana. Maksudku kalau kita keluar kamar bareng kan enak dilihatnya. Masak pengantin baru keluar kamar sendiri-sendiri, apa kata mereka coba?" Reno menyentil ujung hi

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 204

    "Terima kasih sudah mau menerimaku kembali, juga sudah memberikan Rea, hingga hidupku kembali berwarna." Ungkapan tulus Reno begitu tangannya menyambut tangan Anggi untuk diajak duduk di bangku sebelahnya.Rea yang tak mau lepas dari papanya malah memeluk leher Reno dengan posesif. Mau tidak mau, acara penyematan cincin nikah yang dilanjutkan penandatanganan buku nikah, dilakukan dengan Rea tetap di gendongan sang papa. Tamu undangan, keluarga juga semua yang menyaksikan merasa terharu juga geli, baru kali ini menyaksikan acara ijab qobul dengan membawa anak mereka. Apapun keadaan mempelai, yang pasti doa restu terucap tulus dari setiap hati yang hadir dan menyaksikan bersatunya kembali orang tua Rea tersebut.Cincin berlian berwarna pink sengaja dipesan khusus oleh Reno untuk Anggi. Eternal pink, berlian langka dan termahal di dunia, menjadi simbol bersatunya kembali rumah tangga Reno dan Anggi. Cincin dengan harga lebih dari lima puluh milyar itu tersemat dengan cantik di jari Mas

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 203

    "Iya Mbak, tanpa pakai make up berlebih, wajah Mbak Anggi sudah tampak cantik dan mangglingi ," jawab perias yang masih menyapukan kuas di wajah Anggi.Rea menatap mamanya dari balik pintu. Gadis kecil yang baru sempurna berjalan sendiri itu menatap takjub pada wanita yang melahirkannya, entah apa yang dipikirkan anak anak sekecil itu. Kepalanya beberapa kali juga menoleh, memperhatikan lalu lalang orang yang mempersiapkan acara akad nikah kedua orang tuanya. Rumah yang biasanya sepi, kini terasa ramai. Anggi yang sempat melirik bayangan putri kecilnya langsung meminta perias menghentikan aktivitasnya, lalu dirinya beranjak menghampiri malaikat kecil yang garis wajahnya seperti pinang dibelah dua dengan Reno."Sayang, kenapa di sini? Nenek mana?" Anggi mengangkat tubuh Rea dalam gendongannya lalu membawanya masuk ke dalam kamar."Mbak, maaf sambil pangku anak saya nggak pa-pa kan?" Anggi meminta izin pada perias yang akan melanjutkan pekerjaannya."Nggak pa-pa Mbak, yang penting a

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 202

    Anggi yang biasanya cuek, jutek, wajahnya menghangat dan terlihat memerah. Dia tahu kalau ayah dari anaknya itu memang lelaki romantis tapi, tidak pernah menyangkan kalau akan diperlakukan seromantis ini, ya walau hanya dalam butik, bukan di suasanya makan malam yang sangat romantis tapi, cukuplan untuk bisa membuat hati Anggi semakin berbunga-bunga.Pemilik juga karyawan butik sampai menutup mulut mereka, takjub dengan keromantisan calon pengantin pria. Baru kali ini mendapatkan klien yang unik dan cukup menarik. Seorang pegawai butik, mungkin bagian marketing langsung merekam agedan tanpa rencana itu. "Jangan sembarangan rekam, nanti kalau mereka tahu bisa runyam urusannya," tergur pemilik butik sambil berbisik."Yang penting rekam dulu Bu, nanti baru minta izin pada mereka. Kalau diizinkan lumayan buat konten marketing butik. Kalau nggak diizinkan ya simpan saja dulu. Siapa tahu lain waktu mereka berubah pikiran," balas si pegawai sambil terus melanjutkan aksinya."Semoga saja

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 201

    "Sayang, aku sudah di jalan. Kamu berangkat sendiri atau sekalian aku jemput?" Reno menghubungi Anggi begitu selesai meting dengan klien. Hari ini keduanya ada janji untuk fithing baju pengantin."Aku sudah di butik, baru saja sampai," balas Anggi dengan senyum menghias wajahn cantiknya.Semenjak Anggi jujur pada Reno kalau Rea adalah darah daging mantan suaminya. Akhirnya mereka memutuskan untuk rujuk kembali, mungkin sebuah alasan klise demi anak tapi, jika ditelisik lebih dalam lagi. Orang tua Rea sebenarnya masih saling menyimpan rasa, hanya mereka masih mengedepankan ego tanpa mempertimbangkan perasaan juga kebutuhan kasih sayang putri kecil mereka.Dan di sinilah mereka, berada di butik yang dulu juga pernah membuatkan baju pengantin untuk Reno da Anggi di pernikahan sebelumnya. Pemilik butik juga pegawai butik hanya mengulum senyum ketika Anggi menceritakan secara singkat perjalan pernikahannya dengan sang mantan suami."Mbak Anggi mau pakai baju dengan model yang bagaimana

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 200

    Saat Anggi muncul dari toilet, ia melihat Mamanya sudah duduk bersama putri dan mantan suaminya. Meski sudah dua tahun lamanya, Anggi masih ingat jelas wajah itu. Wajah yang masih sangat melekat di hatinya. "Rea, ayo ikut Mama." Anggi tiba-tiba menyerobot meraih putrinya dari pangkuan Reno. "Tunggu, Anggi." Reno berdiri menyamai wanita cantik itu. Anggi terlihat tampak lebih segar dari yang dahulu. Tampak lebih bersinar setelah bercerai dengan suaminya."Aku tidak bisa lama-lama di sini. Putriku harus tidur. Juga besok aku harus kerja." Anggi masang wajah ketus. "Nak, jangan bilang begitu. Jujurlah pada Reno. Siapa Rea sebenarnya." Mama Anggi ikut berdiri. Namun, ia tak ingin mencampuri urusan mereka. "Mama ke sana dulu. Kalian bicaralah berdua. Jangan ada yang mengedepankan ego. Belajarlah kalian untuk bersikap dewasa dan tidak mengikuti hawa nafsu sendiri." Wanita tua itu lantas pergi. Meninggalkan mereka bertiga saja. Karena tak bisa mencegah lelaki itu melarangnya, maka Anggi

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 199

    "Hai, Bro!" Seorang lelaki tampan datang dari balik pintu. Ia mengulas senyuman pada Reno yang terkejut akan kehadirannya. "Wah, elu." Mereka berpelukan karena sudah lama tak bertemu. Reno menepuk punggung lelaki itu berkali-kali. Lalu, menyuruhnya untuk duduk. "Wah, udah sukses nih ceritanya." Dian tertawa. "Sukses apaan? Ya, gini-gini aja dari dulu." Reno menghela napas panjang. Mereka lantas duduk di sofa dalam ruangan itu. "Udah move on belum? Masa iya masih aja menghukum diri sendiri?" Lelaki sahabat Reno sejak masa kuliah itu memang senang sekali menyindir. Ia akan membuat lelaki di sebelahnya itu mengakhiri masa lajangnya. "Gue udah mati rasa. Cuman Anggi yang masih di dalam hati gua. Lu mau nyomblangin sama siapa aja, kagak bakal mempan." Reno tertawa. "Mending lu ikut gue. Nanti malam ada acara peresmian di gedung sebelah. Bukan sebelah elu. Sebelah kantor gue. Di sana, lu bisa pilih siapa pun yang lu mau." Dian tertawa. "Tapi, jangan harap ada Anggi di sana."Dari san

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 198

    Tak lama polisi datang beserta ambulan. Zia langsung dinyatakan meninggal dunia di tempat itu juga. Sempat warga melihat gadis itu keluar dari rumah Reno. Namun, Reno tak menanggapi apa pun. Pria itu diam saja selain mengakuo bahwa Zia hanya tetangga saja. Reno sudah tak ingin tahu lagi urusan mengenai Zia. Kematian yang tragis akibat menggoda suami orang, membuatnya binasa dengan cara menyedihkan. Reno menutup rapat semua kejadian pagi itu. Ia tahu semua itu salah dia juga, tetapi karena sudah lelah, maka pria itu hanya bisa menyesali semuanya. Pagi itu, penampilan Reno tampak rapi. Bukan ingin ke kantor, melainkan ingin pergi menemui Anggi di rumah kedua orang tuanya. Orang tua Anggi tak ingin ikut campur dalam rumah tangga anaknya. Mama Anggi menyuruh Reno masuk ke dalam. Reno duduk di sofa dengan satu gelas cangkir teh hangat yang baru saja dihidangkan oleh pembantu rumah orang tua Anggi. "Ang, temui dia. Dia masih suami kamu." Anggi dibujuk oleh Mamanya. Namun, dia tetap tak

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 197

    Tak lama, saat mereka masih berdebar, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari balik dinding. "Hallo, Mas. Kamu udah datang?" Anggi tiba-tiba muncul saat dua orang itu tengah berdebat.Kedua mata Reno pun terbelalak. "Ang, kenapa dia ada di sini?" tanya Reno penuh rasa penasaran. "Kenapa memangnya? Bukannya kalian sering ketemuan di belakang aku?" Bagai tersambar petir, tubuh Reno gemetaran. Kepalanya mendadak berdenyut nyeri dan sudah dipastikan akan terjadi perang di ruang itu. "Ang, aku bisa jelasin. Kamu pasti salah paham." Reno mencoba menjelaskan. "Ini enggak seperti yang kamu kira.""Maaf, Mas. Aku udah tau semuanya. Aku kecewa sama kamu. Dia sendiri yang mengaku dan menunjukkan bukti padaku. Kalian memang benar-benar pasangan yang enggak punya malu." Anggi menggeleng kepalanya. Reno melangkah mendekati sang istri. Ia segera mendekap tubuh ramping Anggi tak ingin melepasnya. "Lepaskan aku, Mas. Kalian sudah berhasil membuatku mati rasa. Hatiku sudah hancur. Untuk yang k

DMCA.com Protection Status