공유

Bab 55

작가: Goresan Pena93
last update 최신 업데이트: 2024-10-29 19:42:56

"Terima kasih, Miss. Kami pergi dulu." Dave menyelesaikan pembayaran dan membuka pintu mobil untuk Indri. Mereka kembali ke jalanan yang padat. Kebetulan malam Minggu, banyak pengguna jalan yang sengaja keluar malam untuk menikmati suasana kota Jakarta.

Sampai di tempat tujuan, mereka turun. Namun, saat berjalan Indri kesusahan. High heels yang ia pakai terlalu tinggi. Memang sepadan dengan tinggi badan Dave, agar mereka terlihat serasi. Berbeda menurut Indri, ini akan sangat mengganggunya.

"Pegang!" Dave mengulurkan tangannya.

"Tapi, Pak. Kita bukan pasangan, apalagi suami istri. Saya tidak bisa berpegangan dengan anda."

Dave berdecak. "Kalau kamu jatuh, siapa yang malu?"

"Ya, saya sendiri. Memangnya siapa?" Indri menyincing gaunnya dan mulai masuk.

"Dita!" teriak Dave. Pria itu mengejarnya.

Yang dikhawatirkan Dave benar terjadi, hampir saja Indri terjungkang. Dengan sigap, tangan kekar itu menangkap pinggang ramping lalu menariknya. Mereka menjadi pusat perhatian. Sejenak bumi
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

  • Perginya Istriku    Bab 56

    Indri berlari dan memutar badannya, menghalangi pria dewasa itu dengan berpegangan pada pinggang Dave. Seseorang yang memegang gagang pisau telah menusukkan benda tajam itu hinggap mengalirkan cairan merah. Serupa dengan gaun yang baru saja melekat pada tubuh Indri."Dita," pekik Dave. Tangannya menahan tubuh Indri yang sudah tak berdaya. Pria bertopi hitam dengan jaket kulit tadi berlari dengan sangat cepat. Beberapa pengawal dan sekuriti langsung mengejar sosok misterius tadi. Orang-orang di dalam gedung mulai berhamburan melihat Indri dalam dekapan Dave. "Tolong!" Dave berteriak."Indri!" Fabian tak mau kalah. Ia membantu Dave mengangkat wanita itu dan membawanya ke dalam mobil. Ali pun yang paling panik diantara pria-pria itu segera mengejar adiknya yang sudah dibawa ke rumah sakit.Mobil-mobil hitam beriringan, melaju menerpa hujan lebat. Sang bidadari banyak kehilangan darah. Indri sudah tak berdaya lagi meski sekadar membuka mata. Bibirnya berubah putih memucat. Dave yang dud

  • Perginya Istriku    Bab 57

    "Maksud, Tuan?" Ali tak paham. Ia ingin mempertegas ucapan Dave. "Saya bingung, apa yang akan saya katakan nanti pada Ibu kalau tau kondisi Indri begini." Ali menunduk."Ya, jika dia memang akan kehilangan rahimnya, maka saya yang akan menerima dia apa adanya. Dia akan saya nikahi." Dengan mantap, Dave mengutarakan niatnya. Semua orang di sana terkejut. ***"Al, jangan bercanda kamu, benarkah Indri akan dioperasi? Indri sekarang gimana?" Rumi yang baru dijemput lagi itu, sudah tak kuasa menahan tangis. Mereka berjalan dengan langkah yang sangat terburu. Melewati pasien-pasien yang didorong di atas ranjang dan para dokter yang sibuk dengan urusan masing-masing."Tenang, Bu. Kalau Ibu panik, yang ada Ali juga ikut panik. Mana bisa Ali menikah sedangkan Indri dirawat begini?" Pria itu seperti tengah memakan buah simalakama. "Ada Nak Fabian dan Tuan Dave, di sana?" Rumi kembali bertanya. Sungguh, apa yang ada di dalam hatinya tak bisa lagi untuk terus ditahan.Ali mengajak Ibunya masu

  • Perginya Istriku    Bab 58

    Sayup-sayup bulu mata lemah terlihat bergerak. Sesekali meremas rasa nyeri dengan isyarat mata. Indri meringis karena ia tak bisa dengan mudah bergerak ke samping. Tubuhnya kaku. Saat membuka mata dengan sempurna, ia malah berbicara aneh. Seperti orang linglung, kata dokter ... itu hal biasa. Seperti pada umumnya, pasien selesai dioperasi karena pengaruh obat bius, ia menjadi tak sadar meski sudah membuka mata. Bayangan seseorang memenuhi ruangan itu hingga ia berteriak. Membuat perhatian Dave yang tadinya tertunduk mengantuk, jadi terbangun."Dita ... kau sudah bangun? Alhamdulillah, kalau sudah sadar." Menggenggam jemari lentik yang terasa dingin, Dave menggosok tangan Indri agar terasa hangat."Aku di mana?" Lemah, suara Indri terdengar lirih dan berat. Bibirnya masih pucat, menandakan betapa dia merasakan sakit yang luar biasa."Di rumah sakit. Tenang, aku ada di sini. Kau tidak sendirian." Indri tak lagi memaksakan keinginannya untuk bangkit. Ia pasrah dengan keadaan yang tenga

  • Perginya Istriku    Bab 59

    Indri mulai mengunyah, ia tidak banyak protes sebab tatapan Dave saja mampu membuatnya bungkam. Pria berwajah tegas itu meletakkan tempat makan yang sudah kosong. Ia menarik satu sudut bibirnya melihat Indri menjadi sangat penurut. Sesungguhnya, wanita yang seperti ini yang ia inginkan."Pak," panggil Indri. Dave yang pergi menatap jendela segera menjawab sekenanya. "Saya mau pulang sekarang aja, deh. Saya enggak betah, Pak." Indri menyandarkan punggungnya pada bantal yang ditumpuk. Ia tak tahan dengan bau obat-obatan."Saya mau bilang sesuatu, tapi saya harap kamu tidak marah nanti." Pertimbangan yang sudah matang telah dibicarakan oleh kedua belah pihak. Dave sempat ragu, hanya saja ia tak mau orang lain mendahuluinya."Bilang apa, Pak? Bapak, mau pecat saya?" Kening yang terlipat, iris mata yang mengecil karena prasangka yang ia rasakan, Indri tak ingin kehilangan pekerjaannya. Ia masih ingin mewujudkan impian tinggi. "Bukan. Bukan itu, bahkan nanti kamu akan menjadi salah satu o

  • Perginya Istriku    Bab 60

    Urusan kantor yang semrawut membuat Rasya malas mengerjakan tugasnya. Belum lagi mendapat teguran dari atasan kalau salah input data. Pria berkemeja putih itu semakin hari semakin lesu. Pasalnya, ia rindu dengan seseorang. "Sya, tolong berkasnya sudah ditunggu Pak Ali." Salah seorang karyawan datang."Iyaahh." Setelah menjawab, Rasya bangkit dari kursinya dan melangkah ke ruangan mantan kakak ipar. Di sana, seorang pria dengan gagahnya duduk mengetik sesuatu pada layar segi empat di meja."Ini berkasnya," ucap Rasya. Meletakkan kertas terbalut map biru di atas meja. Tak banyak bicara dan segera pergi dari sana, membuat perhatian lawan bicaranya mengerutkan dahi.Ali mendengkus kesal. Sejak pertama ia memasukkan Rasya ke dalam perusahaan itu, dia tidak melihat attitude yang baik dari mantan adik iparnya itu. Rasya semena-mena dengan adiknya, sekarang mengerjakan tugas juga sesuka hati."Hallo, kamu di mana? Aku jemput siang ini." Rasya menyandarkan tubuhnya pada dinding bercat putih d

  • Perginya Istriku    Bab 61

    "Apa? Bu, jangan bercanda!" Indri memegang kepalanya sendiri. Duduk di tepi ranjang dalam kamarnya yang sunyi."Maafkan kami, Ndri. Semua sudah terjadi. Bukan maksud kami menghancurkan impianmu menjadi wanita karir, tetapi Tuan Dave melakukan itu semata-mata karena jasamu yang telah menyelamatkan dia." Rumi mengayunkan tangannya pada pundak sang anak. Bermaksud memberi pengertian.Dalam kelam malam itu, Indri termenung hingga entah pukul berapa. Dia memang sudah sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa tetapi statusnya bukan lagi janda tetapi Nyonya Dave. Sepanjang gulita menyelimuti langit Jakarta, wanita muda dengan piyama tidur itu tak bisa menutup mata. "Kalian mengambil keputusan yang tak main-main. Sangat beresiko untukku. Bagaimana jika aku akan mendapatkan hinaan dari keluarga pria itu. Kenapa juga dengan Tuan Dave, bisa-bisanya menikahiku di waktu yang tidak tepat."Indri menilik ponselnya yang menyala. Terpampang detik waktu menjelang subuh. Kebetulan hari itu, dia sedang

  • Perginya Istriku    Bab 62

    "Udah sana! Kasihan, tuh, dianggurin." Ali menahan tawanya ketika mendapati sang adik malah mendekam dalam kamar Ibunya. Di dalam sana, Shalsabila dan Rumi ikut menahan tawa. "Gara-gara, Mas. Aku jadi harus satu kamar dengan dia. Gimana kalau dia ...." Indri berdecak. Ia malah melingkar dalam selimut dan memunggungi semua orang di dalam sana."Ndri, kamu bukan lagi anak remaja yang malu-malu ketika dijodohkan," tambah Shalsabila. Ia berdiri dan mendekat. "Kasihan suami kamu ""Tapi, aku takut, Mbak."Semua terdiam. Rumi menatap Ali dan menantunya secara bergiliran. Ia memberi isyarat dengan kerlingan mata agar mereka keluar. Setelah semua keadaan tenang dan hanya ada ibu dan anak saja dalam kamar itu, Rumi mulai mendekat."Indri ... coba bilang sama Ibu, kenapa kamu takut menemui Tuan Dave?" Rumi ingin bicara dari hati ke hati. Wanita itu menaiki ranjang tidur di sebelah Indri."Indri belum siap, Bu. Indri rela tidak menikah sampai tua bahkan kalaupun tidak bisa punya anak lagi. Buk

  • Perginya Istriku    Bab 63

    Selesai dari sana, Indri segera menunaikan kewajiban lima waktunya. Lalu, memasak air dan berbelanja di tukang sayur depan rumah. Sebagian tetangga sudah tahu kalau Indri sudah menikah lagi."Enak kamu, Ndri." Seorang ibu-ibu menoel lengan Indri. "Dinikahi konglomerat." Datang lagi ibu-ibu lain yang langsung ikut nimbrung. "Yah, jelas, dong. Nanti Indri enggak usah kerja capek-capek lagi. Mantan suami kamu biar tau rasa, Ndri."Indri tak habis pikir. Ia hanya diam sesekali menggeleng kepalanya."Mau dimasakin apa nanti suaminya, Ndri?" Suara tawa cekikikan menyampa mentari yang mulai meninggi. Mereka melirik ke arah Dave yang tengah memperhatikan Indri berbelanja di depan rumah."Saya masih bingung juga, Bu." Indri terus memilah-milah bungkusan bahan pangan. Ia tertarik dengan buah-buahan dan sayur daun melinjo."Ah, suami kamu ganteng banget. Tuh, dia lagi liatin kamu kayaknya. Istri belanja di depan rumah aja dikawal. So sweet," lirih seorang ibu lain. Ia terlihat salah tingkah. "

최신 챕터

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 205

    "Tapi nggak siang bolong begini juga Mas, nggak enak dengan tamu undangan juga keluarga yang lain. Pak penghulu aja belum pulang lo," elak Anggi beralasan yang sebenarnya dirinya masih grogi dan malu harus sekamar kembali dengan Reno."Berarti kalau sudah nggak siang boleh dong," goda Reno sambil menaik turunkan kedua alisnya."Ish ... Apaan sih, minggir mau keluar." Anggi menggeser tubuh tegap suaminya."Cium dulu," pinta Reno sambil mendekatkan bibirnya yang sengaja dimonyongkan."Mas ... Jangan ngadi-ngadi deh, minggir mau keluar dulu." Anggi kembali mendorong dada sang suami yang semakin mendekat pada dirinya."Cium dulu sekali ajaz habis itu kita keluar bareng, biar enak kalau keluarnya bareng," jawab Reno sambil tersenyum manis."Mesum ....""Eh, siapa ya mesum, kamu kali yang pikirannya udah traveling ke mana-mana. Maksudku kalau kita keluar kamar bareng kan enak dilihatnya. Masak pengantin baru keluar kamar sendiri-sendiri, apa kata mereka coba?" Reno menyentil ujung hi

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 204

    "Terima kasih sudah mau menerimaku kembali, juga sudah memberikan Rea, hingga hidupku kembali berwarna." Ungkapan tulus Reno begitu tangannya menyambut tangan Anggi untuk diajak duduk di bangku sebelahnya.Rea yang tak mau lepas dari papanya malah memeluk leher Reno dengan posesif. Mau tidak mau, acara penyematan cincin nikah yang dilanjutkan penandatanganan buku nikah, dilakukan dengan Rea tetap di gendongan sang papa. Tamu undangan, keluarga juga semua yang menyaksikan merasa terharu juga geli, baru kali ini menyaksikan acara ijab qobul dengan membawa anak mereka. Apapun keadaan mempelai, yang pasti doa restu terucap tulus dari setiap hati yang hadir dan menyaksikan bersatunya kembali orang tua Rea tersebut.Cincin berlian berwarna pink sengaja dipesan khusus oleh Reno untuk Anggi. Eternal pink, berlian langka dan termahal di dunia, menjadi simbol bersatunya kembali rumah tangga Reno dan Anggi. Cincin dengan harga lebih dari lima puluh milyar itu tersemat dengan cantik di jari Mas

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 203

    "Iya Mbak, tanpa pakai make up berlebih, wajah Mbak Anggi sudah tampak cantik dan mangglingi ," jawab perias yang masih menyapukan kuas di wajah Anggi.Rea menatap mamanya dari balik pintu. Gadis kecil yang baru sempurna berjalan sendiri itu menatap takjub pada wanita yang melahirkannya, entah apa yang dipikirkan anak anak sekecil itu. Kepalanya beberapa kali juga menoleh, memperhatikan lalu lalang orang yang mempersiapkan acara akad nikah kedua orang tuanya. Rumah yang biasanya sepi, kini terasa ramai. Anggi yang sempat melirik bayangan putri kecilnya langsung meminta perias menghentikan aktivitasnya, lalu dirinya beranjak menghampiri malaikat kecil yang garis wajahnya seperti pinang dibelah dua dengan Reno."Sayang, kenapa di sini? Nenek mana?" Anggi mengangkat tubuh Rea dalam gendongannya lalu membawanya masuk ke dalam kamar."Mbak, maaf sambil pangku anak saya nggak pa-pa kan?" Anggi meminta izin pada perias yang akan melanjutkan pekerjaannya."Nggak pa-pa Mbak, yang penting a

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 202

    Anggi yang biasanya cuek, jutek, wajahnya menghangat dan terlihat memerah. Dia tahu kalau ayah dari anaknya itu memang lelaki romantis tapi, tidak pernah menyangkan kalau akan diperlakukan seromantis ini, ya walau hanya dalam butik, bukan di suasanya makan malam yang sangat romantis tapi, cukuplan untuk bisa membuat hati Anggi semakin berbunga-bunga.Pemilik juga karyawan butik sampai menutup mulut mereka, takjub dengan keromantisan calon pengantin pria. Baru kali ini mendapatkan klien yang unik dan cukup menarik. Seorang pegawai butik, mungkin bagian marketing langsung merekam agedan tanpa rencana itu. "Jangan sembarangan rekam, nanti kalau mereka tahu bisa runyam urusannya," tergur pemilik butik sambil berbisik."Yang penting rekam dulu Bu, nanti baru minta izin pada mereka. Kalau diizinkan lumayan buat konten marketing butik. Kalau nggak diizinkan ya simpan saja dulu. Siapa tahu lain waktu mereka berubah pikiran," balas si pegawai sambil terus melanjutkan aksinya."Semoga saja

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 201

    "Sayang, aku sudah di jalan. Kamu berangkat sendiri atau sekalian aku jemput?" Reno menghubungi Anggi begitu selesai meting dengan klien. Hari ini keduanya ada janji untuk fithing baju pengantin."Aku sudah di butik, baru saja sampai," balas Anggi dengan senyum menghias wajahn cantiknya.Semenjak Anggi jujur pada Reno kalau Rea adalah darah daging mantan suaminya. Akhirnya mereka memutuskan untuk rujuk kembali, mungkin sebuah alasan klise demi anak tapi, jika ditelisik lebih dalam lagi. Orang tua Rea sebenarnya masih saling menyimpan rasa, hanya mereka masih mengedepankan ego tanpa mempertimbangkan perasaan juga kebutuhan kasih sayang putri kecil mereka.Dan di sinilah mereka, berada di butik yang dulu juga pernah membuatkan baju pengantin untuk Reno da Anggi di pernikahan sebelumnya. Pemilik butik juga pegawai butik hanya mengulum senyum ketika Anggi menceritakan secara singkat perjalan pernikahannya dengan sang mantan suami."Mbak Anggi mau pakai baju dengan model yang bagaimana

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 200

    Saat Anggi muncul dari toilet, ia melihat Mamanya sudah duduk bersama putri dan mantan suaminya. Meski sudah dua tahun lamanya, Anggi masih ingat jelas wajah itu. Wajah yang masih sangat melekat di hatinya. "Rea, ayo ikut Mama." Anggi tiba-tiba menyerobot meraih putrinya dari pangkuan Reno. "Tunggu, Anggi." Reno berdiri menyamai wanita cantik itu. Anggi terlihat tampak lebih segar dari yang dahulu. Tampak lebih bersinar setelah bercerai dengan suaminya."Aku tidak bisa lama-lama di sini. Putriku harus tidur. Juga besok aku harus kerja." Anggi masang wajah ketus. "Nak, jangan bilang begitu. Jujurlah pada Reno. Siapa Rea sebenarnya." Mama Anggi ikut berdiri. Namun, ia tak ingin mencampuri urusan mereka. "Mama ke sana dulu. Kalian bicaralah berdua. Jangan ada yang mengedepankan ego. Belajarlah kalian untuk bersikap dewasa dan tidak mengikuti hawa nafsu sendiri." Wanita tua itu lantas pergi. Meninggalkan mereka bertiga saja. Karena tak bisa mencegah lelaki itu melarangnya, maka Anggi

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 199

    "Hai, Bro!" Seorang lelaki tampan datang dari balik pintu. Ia mengulas senyuman pada Reno yang terkejut akan kehadirannya. "Wah, elu." Mereka berpelukan karena sudah lama tak bertemu. Reno menepuk punggung lelaki itu berkali-kali. Lalu, menyuruhnya untuk duduk. "Wah, udah sukses nih ceritanya." Dian tertawa. "Sukses apaan? Ya, gini-gini aja dari dulu." Reno menghela napas panjang. Mereka lantas duduk di sofa dalam ruangan itu. "Udah move on belum? Masa iya masih aja menghukum diri sendiri?" Lelaki sahabat Reno sejak masa kuliah itu memang senang sekali menyindir. Ia akan membuat lelaki di sebelahnya itu mengakhiri masa lajangnya. "Gue udah mati rasa. Cuman Anggi yang masih di dalam hati gua. Lu mau nyomblangin sama siapa aja, kagak bakal mempan." Reno tertawa. "Mending lu ikut gue. Nanti malam ada acara peresmian di gedung sebelah. Bukan sebelah elu. Sebelah kantor gue. Di sana, lu bisa pilih siapa pun yang lu mau." Dian tertawa. "Tapi, jangan harap ada Anggi di sana."Dari san

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 198

    Tak lama polisi datang beserta ambulan. Zia langsung dinyatakan meninggal dunia di tempat itu juga. Sempat warga melihat gadis itu keluar dari rumah Reno. Namun, Reno tak menanggapi apa pun. Pria itu diam saja selain mengakuo bahwa Zia hanya tetangga saja. Reno sudah tak ingin tahu lagi urusan mengenai Zia. Kematian yang tragis akibat menggoda suami orang, membuatnya binasa dengan cara menyedihkan. Reno menutup rapat semua kejadian pagi itu. Ia tahu semua itu salah dia juga, tetapi karena sudah lelah, maka pria itu hanya bisa menyesali semuanya. Pagi itu, penampilan Reno tampak rapi. Bukan ingin ke kantor, melainkan ingin pergi menemui Anggi di rumah kedua orang tuanya. Orang tua Anggi tak ingin ikut campur dalam rumah tangga anaknya. Mama Anggi menyuruh Reno masuk ke dalam. Reno duduk di sofa dengan satu gelas cangkir teh hangat yang baru saja dihidangkan oleh pembantu rumah orang tua Anggi. "Ang, temui dia. Dia masih suami kamu." Anggi dibujuk oleh Mamanya. Namun, dia tetap tak

  • Perginya Istriku    Season 2 Bab 197

    Tak lama, saat mereka masih berdebar, tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari balik dinding. "Hallo, Mas. Kamu udah datang?" Anggi tiba-tiba muncul saat dua orang itu tengah berdebat.Kedua mata Reno pun terbelalak. "Ang, kenapa dia ada di sini?" tanya Reno penuh rasa penasaran. "Kenapa memangnya? Bukannya kalian sering ketemuan di belakang aku?" Bagai tersambar petir, tubuh Reno gemetaran. Kepalanya mendadak berdenyut nyeri dan sudah dipastikan akan terjadi perang di ruang itu. "Ang, aku bisa jelasin. Kamu pasti salah paham." Reno mencoba menjelaskan. "Ini enggak seperti yang kamu kira.""Maaf, Mas. Aku udah tau semuanya. Aku kecewa sama kamu. Dia sendiri yang mengaku dan menunjukkan bukti padaku. Kalian memang benar-benar pasangan yang enggak punya malu." Anggi menggeleng kepalanya. Reno melangkah mendekati sang istri. Ia segera mendekap tubuh ramping Anggi tak ingin melepasnya. "Lepaskan aku, Mas. Kalian sudah berhasil membuatku mati rasa. Hatiku sudah hancur. Untuk yang k

DMCA.com Protection Status