Home / Young Adult / Perfect Melody / O2 - Jatuh Cinta

Share

O2 - Jatuh Cinta

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2022-06-16 18:46:33

Kicauan burung menjadi pelengkap suasana sejuk pagi ini. Embun-embun di dedaunan berangsur hilang sebagai tandai bahwa sang surya mulai menampakkan diri.

Semangat tinggi mengawali hari yang indah. Seperti Stevia, gadis berambut panjang itu bersenandung ria sepanjang koridor sekolah. Terlihat sangat cerita tanpa beban hidup.

“Raden?” gumamnya tatkala melihat Raden bermain laptop di lantai dasar.

Keberadaan Stevia yang berada di lantai dua membuat cewek itu memiliki ide jail. Lantas, Stevia mengambil buku di tasnya. Ia dengan telaten melipatnya membentuk sebuah pesawat terbang.

“Semoga kena, huh, hah!” Memberi tiupan pada bagian belakang pesawat dengan harapan hal itu akan menjadi sebuah mantra agar pesawatnya tidak melesat.

Detik selanjutnya, Stevia mulai meluncurkan pesawatnya. Meski cobaan pertama gagal, ia tidak gentar untuk mencoba lagi. “Astaga, Raden! Demi lo, nih, gue rela buku gue habis,” dumel Stevia. Kini di tangannya hanya tersisa satu pesawat.

Pesawat itu terbang dibawa hembusan angin hingga mengenai dada Raden membuat Stevia berseru gembira.

“HAI RADEN, SEMANGAT PAGI YA!” teriaknya begitu Raden mendongak, menatapnya.

****

Stevia berjalan menuju kelas dengan satu cup jus stroberi di tangannya. Ia baru saja selesai mengisi perutnya di ramainya kantin sekolah. Jika kalian mencari tempat teramai saat jam istirahat tiba, maka jawabannya adalah kantin. Sungguh, seperti perkumpulan semut yang keluar dari rumahnya.

Ketika berada di belokan tangga, tanpa sengaja seorang laki-laki menabrak bahunya hingga jus stroberi milik Stevia jatuh mengenaskan di lantai.

“RADEEEENNN!!” teriak Stevia keras. Beberapa siswa terpancing untuk menoleh ke arahnya akibat suara menggelar Stevia.

“JUS GUE NGGAK PUNYA DOSA!”

Sorry.”

Hanya satu kata yang keluar dari mulut cowok bernama Raden itu sebelum akhirnya Raden bergegas pergi. Tidak ada tindakan berbentuk tanggung jawab. Menyebalkan!

Selama pelajaran berlangsung, Stevia selalu saja melirik Raden yang berada di bangku sebelahnya. Berbeda dengan siswa lainnya, bermain ponsel diam-diam. Raden terlihat fokus dengan penjelasan guru tentang bilangan interval.

Merasa terus diperhatikan, Raden menoleh ke arah Stevia. Sontak saja Stevia menyengir menahan malu.

“Hai,” cicitnya pelan.

Raden merolling bola mata kembali fokus pada papan tulis. Sedikit risi akibat tindakan Stevia.

“Raden, lo nanti harus ganti jus stroberi gue, ya?” bisik Stevia.

Pelajaran berakhir membuat para siswa bersorak gembira. Semua lantas mengemas barang-barang mereka, lalu berdoa untuk segera kembali ke rumah masing-masing.

Setelah guru yang mengajar meninggalkan kelas. Stevia menahan tangan Raden, mencegah cowok itu agar tidak pergi.

“Gantiin jus gue dulu,” pintanya.

Sebenarnya Stevia tidak perhitungan, hanya saja ini siasat yang ia lakukan supaya bisa mengobrol dengan manusia es itu. Raden mengeluarkan uang berwarna biru. Ia memberikannya pada Stevia.

“Ambil,” katanya.

Stevia menggeleng. “Gue mau lo yang beliin ke kantin.”

Raden menghela napasnya lelah. Cobaan apalagi ini Tuhan? “Beli sendiri.”

“Tanggung jawab!” tuntut Stevia menarik lengan Raden agar mau bertanggung jawab.

Mendapati tatapan para siswa yang sangat tidak sedap, Raden akhirnya memilih menuruti Stevia. Ia berjalan menuju kantin diikuti gadis dengan rambut ekor kuda itu. Dalam hati Stevia memekik kegirangan telah berhasil membujuk Raden.

Sampai di kantin, Raden segera memesan satu jus stroberi untuk Stevia.

“Ini uangnya, nanti bayar sendiri,” ucap Raden mengulurkan uangnya tadi kepada Stevia.

“Nggak ada kembaliannya loh.”

“Korupsi,” tandas Raden. Meski begitu cowok itu memberikan uangnya pada Stevia. Hitung-hitung sedekah pada gadis itu.

“Makasih Raden,” kata Stevia. Padahal niat Stevia hanya bercanda, ternyata Raden mengikhlaskan uangnya.

Raden mengangguk, lalu melenggang pergi meninggalkan kantin. Hari ini ada jadwal les, ia tidak boleh terlambat menghadiri les tersebut.

****

Suara gesekan biola mengalun sedemikian indahnya memenuhi penjuru ruang musik. Si pemain biola memainkan alat musik itu dengan senyum yang selalu terpatri di wajah ayunya. Stevia sedang dimabuk asmara.

“Lo gila?” tanya Dilla, memperhatikan gerak-gerik sahabatnya itu.

“Bener, kayaknya gue gila.”

“Kok bisa gila? Obat lo belum lo minum?” ucap Dilla bercanda. Yang ia maksudkan dengan obat adalah dosis kewarasan untuk Stevia.

“Gue jatuh cinta, Dil, sama Raden.”

Dilla menghentikan gesekan biolanya, menoleh terkejut kepada sosok yang baru saja berbicara soal perasaan. “Hah? Serius?”

“Iya, Raden terlalu cute buat diangguri, mending diapelin.”

Dilla benar-benar dibuat terpengarah dengan pengakuan Stevia. Sejak kapan cowok dingin anti sosial seperti Raden menjadi menggemaskan di mata Stevia? Ini sangat mengerikan untuk Dilla.

“Mana bisa orang sebodoh lo dapetin Raden,” ledek Dilla.

“KADILLA!” pekik Stevia akibat perkataan Dilla. Sontak saja, semua pasang mata anggota ekstrakurikuler musik membidik ke arahnya dengan tajam. Stevia tidak marah, ia hanya kesal karena Dilla membawanya bangun dari halusinasinya tadi.

****

Related chapters

  • Perfect Melody   O3 - Karena Suka Raden

    Kedatangan Stevia si gadis periang menggemparkan teman sekelasnya. Bahkan Raden yang berada di bangku sebelahnya sampai menoleh akibat suara Stevia. Stevia membanting bukunya di atas meja.“Nanti kelompok gue presentasi. Kalau sampai ada yang tanya, gue ajak lo ke lapangan buat adu jotos,” ancamnya.Sangat menyebalkan ketika prestasi seharusnya selesai, namun temannya bertanya ini-itu. Jika pertanyaannya mudah tidak masalah. Stevia hanya takut pertanyaan dari temannya tidak bisa dijawab. Bisa jelek nilai presentasinya.“Mending bikin pertanyaan sama jawaban, Pi. Kita pura-pura tanya nanti, lumayan semua kebagian poin tambahan,” usul Alam, ketua kelas.“Sabi, tuh.”Buru-buru Stevia dan teman satu kelompoknya menyiapkan pertanyaan sekaligus jawaban. Mereka membuat sekitar 5 soal dan dibagikan pada temannya yang ingin mendapat poin tambahan.Selesai membagi soal itu, Pak Wijaya memasuki kelas dengan sebuah buku dan laptop di tangan beliau. Berdoa, lalu sapaan hangat diterima oleh para si

    Last Updated : 2022-06-16
  • Perfect Melody   04 - Formulir?

    Sudah menjadi santapan kelas 11 IPA 1 akhir-akhir ini melihat Stevia mencari perhatian kepada Raden. Penjelasan Bu Arin tentang teknik melukis saja Stevia abaikan, apalagi tatapan heran dari teman-temannya. Stevia terlalu bodo amat untuk hal-hal seperti itu.Stevia menopang dagunya, memperhatikan Raden yang fokus pada penjelasan Bu Arin. Hidung mancung serta rahang tegas Raden semakin membuat Stevia gila."Kalau ada yang bisa bikin gue berpaling dari musik, Raden Kastara jawabannya."Telinga Raden sangat sehat jika hanya untuk mendengarkan kalimat Stevia baru saja. Cowok itu menoleh ke arah Stevia. Sementara Stevia, menatapnya dengan senyum manis."Jangan berisik," tegur Raden.Jika saja Stevia memiliki kekuatan super hero yang sangat kuat. Sudah dipastikan ia akan melempar Raden ke kutub utara agar bertemu dengan kembarannya."Ibu mulai bagi kelompoknya sesuai absen ya. Satu kelompok isi empat orang."Bu Arin menarik atensi Stevia dan semua siswa. Semua sangat berharap mendapat rekan

    Last Updated : 2022-06-16
  • Perfect Melody   05 - Bau Matahari

    Sepasang netra menatap nyalang kepada ketua kelas. Stevia nyaris saja kehilangan detak jantung akibat Alam mengagetinya saat ia masuk kelas. Dengan kesal, Stevia menarik seragam Alam secara kasar.“Alam! Lo nggak kapok cari masalah sama gue?”“BERCANDA, PI!” teriak Alam tatkala Stevia menariknya kasar.“Kalau jantung gue melorot, terus jantung gue nggak bisa jedag-jedug dekat Raden gimana?”Alam mengubah raut kesakitannya menjadi datar. Ia sudah overthinking jika Stevia akan marah, namun ternyata oh ternyata gadis itu sangat membuatnya muak. Ide jail tersusun rapi di otak Alam. Cowok itu mendorong-dorong Stevia ke meja Raden.“Makan, tuh, Raden.”“A-Al-Alam!”“Ciee, otw ketemu ayang Raden.”“YOU ARE FREAK!”Hampir saja tubuh Stevia tersungkur menabrak meja akibat dorongan Alam. Beruntung Raden melindungi kepala Stevia yang hendak mencium sudut meja.Bukan merasa senang, Stevia justru terlihat lebih murka. Gadis itu mendorong Alam dengan kasar, lalu menampar cowok itu membuat warga kel

    Last Updated : 2022-06-16
  • Perfect Melody   O6 - Pahlawan Malam

    Sorot temaramnya lampu kafe menjadi saksi gesekan merdu dari biola Stevia. Tubuh terbalut dress selutut berwarna peach serta rambut panjang tergerai membuat Stevia begitu cantik malam ini. Rutinitasnya tiap malam minggu, mengisi sebuah kafe dengan instrumental biola.Seusai membawakan penampilan terakhirnya. Stevia berjalan ke arah tempat pemesanan.“Kak, milkshake strawberry satu ya,” pesan Stevia.Mata cantik itu menyapu seluruh penjuru kafe. Hanya ada beberapa orang yang tersisa, mungkin dikarenakan waktu yang sudah mulai larut.“Milkshake strawberry satu, ya?” Barista itu mengulurkan pesanan Stevia.Setelah melakukan transaksi jual beli tersebut, Stevia berjalan keluar kafe sambil menenteng biola juga milkshake-nya. Sebentar, Stevia duduk di bangku depan kafe guna meminum minumannya. Ia sangat haus.“Cantik,” panggil seorang pria berbadan kekar. Stevia yang memang dasarnya ramah pun membalas sapaan itu dengan senyumannya.“Sendiri aja?”“Iya, bang.”Masih tidak menaruh curiga sedi

    Last Updated : 2022-06-16
  • Perfect Melody   O1 - Alunan Piano

    Lelah para peserta upacara seketika lenyap tatkala seorang guru mulai mengumumkan hasil Penilaian Akhir Semester satu. Semua pasang netra tertuju kepada guru tersebut, dengan penuh harapan nama mereka menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah. Bahkan sorot surya yang sangat panas tidak lagi mengganggu mereka.“Siswa berprestasi jurusan ilmu pengetahuan alam dengan meraih rata-rata nilai ujian delapan puluh sembilan koma enam puluh dua. Selamat kepada RADEN KASTARA DARI SEBELAS IPA SATU!”Sudah tidak mengherankan lagi jika asma seorang Raden Kastara disebut sebagai peraih juara satu di SMA Garuda. Otak genius serta polahnya yang anteng patut diteladani. Pantas saja banyak guru yang menggadang-gadangnya sebagai siswa kesayangan.Suara riuh tepuk tangan terdengar sebagai apresiasi atas usaha keras Raden. Laki-laki tampan itu maju ke depan untuk mengambil sebuah hadiah.“Udah ganteng, pinter pula,” ucap salah satu siswi di barisan paling belakang.Stevia menoleh kepada sahabatnya ya

    Last Updated : 2022-06-16

Latest chapter

  • Perfect Melody   O6 - Pahlawan Malam

    Sorot temaramnya lampu kafe menjadi saksi gesekan merdu dari biola Stevia. Tubuh terbalut dress selutut berwarna peach serta rambut panjang tergerai membuat Stevia begitu cantik malam ini. Rutinitasnya tiap malam minggu, mengisi sebuah kafe dengan instrumental biola.Seusai membawakan penampilan terakhirnya. Stevia berjalan ke arah tempat pemesanan.“Kak, milkshake strawberry satu ya,” pesan Stevia.Mata cantik itu menyapu seluruh penjuru kafe. Hanya ada beberapa orang yang tersisa, mungkin dikarenakan waktu yang sudah mulai larut.“Milkshake strawberry satu, ya?” Barista itu mengulurkan pesanan Stevia.Setelah melakukan transaksi jual beli tersebut, Stevia berjalan keluar kafe sambil menenteng biola juga milkshake-nya. Sebentar, Stevia duduk di bangku depan kafe guna meminum minumannya. Ia sangat haus.“Cantik,” panggil seorang pria berbadan kekar. Stevia yang memang dasarnya ramah pun membalas sapaan itu dengan senyumannya.“Sendiri aja?”“Iya, bang.”Masih tidak menaruh curiga sedi

  • Perfect Melody   05 - Bau Matahari

    Sepasang netra menatap nyalang kepada ketua kelas. Stevia nyaris saja kehilangan detak jantung akibat Alam mengagetinya saat ia masuk kelas. Dengan kesal, Stevia menarik seragam Alam secara kasar.“Alam! Lo nggak kapok cari masalah sama gue?”“BERCANDA, PI!” teriak Alam tatkala Stevia menariknya kasar.“Kalau jantung gue melorot, terus jantung gue nggak bisa jedag-jedug dekat Raden gimana?”Alam mengubah raut kesakitannya menjadi datar. Ia sudah overthinking jika Stevia akan marah, namun ternyata oh ternyata gadis itu sangat membuatnya muak. Ide jail tersusun rapi di otak Alam. Cowok itu mendorong-dorong Stevia ke meja Raden.“Makan, tuh, Raden.”“A-Al-Alam!”“Ciee, otw ketemu ayang Raden.”“YOU ARE FREAK!”Hampir saja tubuh Stevia tersungkur menabrak meja akibat dorongan Alam. Beruntung Raden melindungi kepala Stevia yang hendak mencium sudut meja.Bukan merasa senang, Stevia justru terlihat lebih murka. Gadis itu mendorong Alam dengan kasar, lalu menampar cowok itu membuat warga kel

  • Perfect Melody   04 - Formulir?

    Sudah menjadi santapan kelas 11 IPA 1 akhir-akhir ini melihat Stevia mencari perhatian kepada Raden. Penjelasan Bu Arin tentang teknik melukis saja Stevia abaikan, apalagi tatapan heran dari teman-temannya. Stevia terlalu bodo amat untuk hal-hal seperti itu.Stevia menopang dagunya, memperhatikan Raden yang fokus pada penjelasan Bu Arin. Hidung mancung serta rahang tegas Raden semakin membuat Stevia gila."Kalau ada yang bisa bikin gue berpaling dari musik, Raden Kastara jawabannya."Telinga Raden sangat sehat jika hanya untuk mendengarkan kalimat Stevia baru saja. Cowok itu menoleh ke arah Stevia. Sementara Stevia, menatapnya dengan senyum manis."Jangan berisik," tegur Raden.Jika saja Stevia memiliki kekuatan super hero yang sangat kuat. Sudah dipastikan ia akan melempar Raden ke kutub utara agar bertemu dengan kembarannya."Ibu mulai bagi kelompoknya sesuai absen ya. Satu kelompok isi empat orang."Bu Arin menarik atensi Stevia dan semua siswa. Semua sangat berharap mendapat rekan

  • Perfect Melody   O3 - Karena Suka Raden

    Kedatangan Stevia si gadis periang menggemparkan teman sekelasnya. Bahkan Raden yang berada di bangku sebelahnya sampai menoleh akibat suara Stevia. Stevia membanting bukunya di atas meja.“Nanti kelompok gue presentasi. Kalau sampai ada yang tanya, gue ajak lo ke lapangan buat adu jotos,” ancamnya.Sangat menyebalkan ketika prestasi seharusnya selesai, namun temannya bertanya ini-itu. Jika pertanyaannya mudah tidak masalah. Stevia hanya takut pertanyaan dari temannya tidak bisa dijawab. Bisa jelek nilai presentasinya.“Mending bikin pertanyaan sama jawaban, Pi. Kita pura-pura tanya nanti, lumayan semua kebagian poin tambahan,” usul Alam, ketua kelas.“Sabi, tuh.”Buru-buru Stevia dan teman satu kelompoknya menyiapkan pertanyaan sekaligus jawaban. Mereka membuat sekitar 5 soal dan dibagikan pada temannya yang ingin mendapat poin tambahan.Selesai membagi soal itu, Pak Wijaya memasuki kelas dengan sebuah buku dan laptop di tangan beliau. Berdoa, lalu sapaan hangat diterima oleh para si

  • Perfect Melody   O2 - Jatuh Cinta

    Kicauan burung menjadi pelengkap suasana sejuk pagi ini. Embun-embun di dedaunan berangsur hilang sebagai tandai bahwa sang surya mulai menampakkan diri.Semangat tinggi mengawali hari yang indah. Seperti Stevia, gadis berambut panjang itu bersenandung ria sepanjang koridor sekolah. Terlihat sangat cerita tanpa beban hidup.“Raden?” gumamnya tatkala melihat Raden bermain laptop di lantai dasar.Keberadaan Stevia yang berada di lantai dua membuat cewek itu memiliki ide jail. Lantas, Stevia mengambil buku di tasnya. Ia dengan telaten melipatnya membentuk sebuah pesawat terbang.“Semoga kena, huh, hah!” Memberi tiupan pada bagian belakang pesawat dengan harapan hal itu akan menjadi sebuah mantra agar pesawatnya tidak melesat.Detik selanjutnya, Stevia mulai meluncurkan pesawatnya. Meski cobaan pertama gagal, ia tidak gentar untuk mencoba lagi. “Astaga, Raden! Demi lo, nih, gue rela buku gue habis,” dumel Stevia. Kini di tangannya hanya tersisa satu pesawat.Pesawat itu terbang dibawa hem

  • Perfect Melody   O1 - Alunan Piano

    Lelah para peserta upacara seketika lenyap tatkala seorang guru mulai mengumumkan hasil Penilaian Akhir Semester satu. Semua pasang netra tertuju kepada guru tersebut, dengan penuh harapan nama mereka menjadi salah satu siswa berprestasi di sekolah. Bahkan sorot surya yang sangat panas tidak lagi mengganggu mereka.“Siswa berprestasi jurusan ilmu pengetahuan alam dengan meraih rata-rata nilai ujian delapan puluh sembilan koma enam puluh dua. Selamat kepada RADEN KASTARA DARI SEBELAS IPA SATU!”Sudah tidak mengherankan lagi jika asma seorang Raden Kastara disebut sebagai peraih juara satu di SMA Garuda. Otak genius serta polahnya yang anteng patut diteladani. Pantas saja banyak guru yang menggadang-gadangnya sebagai siswa kesayangan.Suara riuh tepuk tangan terdengar sebagai apresiasi atas usaha keras Raden. Laki-laki tampan itu maju ke depan untuk mengambil sebuah hadiah.“Udah ganteng, pinter pula,” ucap salah satu siswi di barisan paling belakang.Stevia menoleh kepada sahabatnya ya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status