“Jika kalian mengenal cinta. Kalian akan menemukan banyak keajaiban,” – Perfect Mate.
Markas Besar Militer California U.S.Apukul 10.00 pagi.Dorr... dorr...suara tembakan terdengar beberapa kali ketika Delon berhasil membiarkan peluru senapan yang berada di genggamannya terkena papan latihan. Hari ini adalah hari latihan dirinya menembak di kediaman markas besar militer California.Zack hanya tersenyum sesekali melihat kakaknya ketika ia sedang memegang senapan dengan peluru yang siap melesat ke papan target berwarna merah dan berbentuk bulat di jarak sepuluh meter, ia kini hanya mampu menembakkan tiga peluru dari lima puluh peluru yang ia tembakkan hari ini dengan jarak sepuluh meter lalu gerakan manik mata miliknya melihat ke arah Delon kembali."Seperti apa kataku, jika kau kalah kau harus memberikan botol minuman yang kau beli dari Mexico itu," ucap Zack dengan dingin dan senyumnya yang menyeringai. Lirikan sinis dari Delon terlihat ketika tangan Zack menarik kembali pelatuk senapan yang berada di genggamannya dan dalam kurun waktu tiga puluh menit ia berhasil mengeluarkan tiga puluh peluru dari jarak sepuluh meter tersebut. Suara itu terdengar keras bahkan ketika Delon memperhatikan adiknya dengan manik mata dinginnya."Permainanku selalu lebih baik darimu kan?" Nada suara tersebut seketika membuat seorang Delon kembali tersenyum smirk lalu ia menggertak giginya dengan tersenyum sinis ke manik mata adiknya itu. Putra pertama dari keluarga terkaya di California itu terlihat menyungging sesekali melirik Zack ketika kedua jarinya usai melepas senapan tipe M82 dengan kaliber .50 BMG ukuran 12.7 milimeter. Delon kini menunggu adiknya itu dengan sama-sama menghentikan gerakan tangan kanannya yang sedang latihan menembak bahkan ketika pistol MAG4 dan peluru 62 KAL.9MM ia letakkan di tempatnya. Pistol tersebut sengaja ia beli dari Indonesia untuk penjagaan khusus dirinya bahkan ketika ia sedang melakukan pertemuan bisnis untuk pengamanan pribadi.Delon hanya menghempiskan napasnya sekilas lalu ia tersenyum sesekali dengan melengos melirik adiknya tersebut, "Setelah ini aku akan ke perbatasan Meksiko, aku akan membangun kota di Meksiko. ayah pasti setuju dengan keinginanku ini." ucapan tersebut kini terdengar seperti sebuah lelucon lucu terlebih dengan keinginannya yang mustahil akan terwujud. Delon pun kini merapikan senjata pribadi yang ia genggam bahkan ketika senjata yang ia genggam itu dibuat khusus dengan satu kali tembakan peluru mematikan. Ia pun kini berjalan di ujung ruangan terbuka tersebut bahkan ketika ruangan itu masih memperlihatkan Zack yang sedang merapikan senapan miliknya dengan menaruh senapan didalam sebuah kotak khusus milik markas besar militer California Amerika Serikat.Beberapa team militer yang berada di sekitar mereka pun ikut membantu meletakkan senjata yang kini mereka letakkan di kotak khusus bahkan ketika Delon meletakkan senjata pribadi di kotak khusus miliknya tersebut. Zack pun kini mengambil jaket miliknya yang berbahan kulit yang berada di atas meja dekat ransel miliknya berwarna cokelat lalu ia kenakan dengan memperlihatkan tubuhnya yang tegap dan juga berotot tersebut."Apa aku boleh ikut ke Meksiko? Hanya ikut denganku sebentar saja tidak masalah, kan! Sepertinya hari ini kau terlihat tidak ingin diganggu ya," Zack mencelos dengan nada terkekeh lalu ia berjalan dengan membenarkan ransel yang ia bawa di pundak miliknya sembaring melihat kakaknya tersebut."Zack," panggil Delon dengan memanggil adik keduanya tersebut lalu tangan kanan miliknya membawa tas berwarna hitam.Zack menoleh dengan wajah masam dan sinis lalu lirikan mata itu seakan-akan seperti mata seorang pembunuh berdarah dingin, "Ada apa?" tanyanya dengan nada ketus lalu Delon mendekat dan memegang bahu sebelah kiri Zack."Seperti katamu, aku akan memberikan minuman Blue Origin tersebut. Walaupun harganya fantastis tapi minuman itu untukmu. Kemungkinan sekarang aku akan langsung berangkat menuju Mexico," ucap Delon Matteo dengan tersenyum melirik ke arah adik keduanya Zack Matteo.Zack hanya tersenyum culas dengan tersenyum ke arah kakaknya, tubuh bidang dengan rambut berwarna cokelat burgundy tersebut hanya bersikap dingin walaupun kakaknya tersebut berbicara bahkan ketika mereka berdua melewati beberapa pasukan militer markas besar california sekarang ini.Angin berhembus dengan seiring baling-baling helikopter yang berputar di tengah lapangan markas besar militer california, Delon pun kini menaruh jaket mantel asli kulit miliknya di atas jas yang ia kenakan berwarna hitam. Sang asistant yang kini memasuki helikopter pun membawakan tas miliknya untuk bersiap menaiki helikopter JCf 87-xx1."Lain kali kau jangan terlambat, aku menunggumu sangat lama sehingga aku menemani adikku latihan menembak di markas besar militer, kau tahu jika kita akan ke Meksiko," ucapnya dengan melihat ke arah jendela helikopter bahkan ketika helikopter itu bersiap mengudara. Asistantnya pun kini hanya menyimak lalu terdiam dengan menyiapkan beberapa map untuk kebutuhan Delon di Meksiko. Bukan sifat Delon jika tidak memberikan kritik kepada karyawannya.Suara baling-baling helikopter terdengar dengan penerbangan menuju Meksiko. Ini adalah keinginannya untuk membangun kota di daratan Meksiko dengan beberapa fasilitas mewah yang menjadi keinginan dan cita-citanya.Berbeda dengan keberadaan saudara ketiga dari keluarga paling terkaya se-Amerika Serikat Keluarga Matteo, putra ketiga Keluarga Matteo saat ini berada di ruang kerja dengan memakai jas berwarna biru tua, tubuh bidang itu bersandar di salah satu kursi kerja miliknya lalu kedua jari di tangan kanan miliknya menyentuh kursor laptop dengan mengarahkan anak panah yang ada di layar laptop.Kedua manik mata miliknya itu kini segaris menatap ke arah layar dan melihat beberapa data yang memang belum selesai ia selesaikan.William kini mencoba merapikan data-data miliknya yang agak sedikit terlihat acak lalu ia pun mencoba merapikan data-data tersebut dengan penilaiannya."Laporannya sangat berantakan, bagaimana aku bisa presentasi jika seperti ini," ucap William dengan kedua matanya melirik ke kalender dekat dengan meja kerjanya. Ia pun melihat tanggal kalender yang berada di dekat meja tersebut dengan kembali melihat ke laptop miliknya. "Zack dan Delon sedang banyak pekerjaan. tidak mungkin jika aku meminta mereka membereskan data-data perusahaan ini," ucap William kembali dengan nada pelan bahkan ketika ia mencoba kembali menyelesaikan permasalahannya dengan data-data miliknya. Data-data milik perusahaannya terlihat acak dan ia membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya, William yang kini mencoba kembali mengetik data-data penting perusahaan miliknya.Kediaman Keluarga Nicole , U.S.ACharles terlihat gelisah memikirkan putrinya dengan berdiri memperhatikan beberapa lukisan yang terpajang di dinding Mansion Keluarga Nicole, hari ini adalah hari dimana satu tahun Kate berpisah dengan kekasihnya William. Masih dengan perasaan cemas Charles pun memikirkan putri kesayangannya kembali sembaring melihat lukisan yang terpanjang di dinding Mansion Keluarga Nicole, Charles pun mencoba membujuk putrinya kembali dengan memikirkan cara untuk membuat Kate kembali tersenyum saat ini.Rambut berwarna hitam dengan kulit putih kemerah-merahan dengan beberapa kulit keriputnya yang sudah menua. Tubuhnya tinggi tegap serta kekar dengan tinggi seratus delapan puluh sentimeter, Charles Nicole.Suara tangis terisak kini terdengar disalah satu ruang kamar di Mansion tersebut, dengan interior design mewah berwarna merah muda. Kate kini duduk di dekat ranjang, Kate pun masih bersedih dengan hubungannya yang terpisah bersama kekasihnya,William. Ia sangat tahu bahwa kekasihnya memiliki rupa yang sempurna hingga keputusan William ia terima, Charles yang awalnya hanya memikirkan Kate lalu ia berkeliling Mansion Keluarga Nicole dan ia memasuki ruangan kamar putrinya. Charles mendekati putrinya yang saat ini memegang foto dirinya bersama William. pandangan mata Charles tak bisa berbohong, putrinya kembali bersedih dengan memikirkan William."Kate," panggil ayahnya dengan suara pelan bahkan suara itu membuat tangisan Kate berhenti lalu ia mengusap air mata di bagian pelipis wajahnya. Charles memanggil putrinya Kate yang kini duduk di dekat ranjang dengan memegang foto dirinya bersama William.Dengan cepat Kate menaruh foto dirinya dan William di laci nakas yang berada dekat dengan ranjang miliknya lalu ia mencoba tersenyum ketika Charles memasuki kamarnya, Charles kini memperhatikan tingkah putrinya yang salah tingkah ketika Charles memasuki kamarnya dan perangai tubuhnya menyimpan perasaan sedihnya di hadapan Charles. Charles bahkan tahu jika perilaku Kate seolah-olah menunjukkan perasaan tak ingin melihat dirinya bersedih sebagai seorang ayah."Apa kau tidak ingin menambah jadwal aktifitas? Mungkin dengan menambah jadwal aktifitas kau tidak larut dalam kesedihan terus-menerus. Ayah sangat memahami kau sangat mencintai William," ucap Charles Nicole dengan duduk di sisi putrinya. dengan suara pelan dirinya mencoba menenangkan Kate. Wajah cantik itu terlihat dengan menperlihatkan kedua lesung pipit di senyuman Kate kepada Charles, Ia sangat cantik menuruni kecantikan ibunya. Tak heran jika banyak pria yang menginginkan Kate menjadi istri. Bahkan ketika Charles begitu bahagia melihat putrinya tersenyum dengan cantik, Kate memperhatikan Charles sesekali, Charles pun melihat lekat-lekat tatapan teduh ayahnya. senyuman itu tak mampu ia tahan dengan kembali menangis, Kate tak ingin berpura-pura bahagia di hadapan ayahnya saat ini. Ia kembali menangis dengan mengingat William. Pria itu begitu berharga bagi seorang Kate bahkan ketika banyak kenangan yang terlintas di pikiran seorang Kate, "maafkan aku ayah, tapi aku tidak bisa berpisah dari William. Padahal sudah setahun hubungan kami berakhir tetapi tetap saja hatiku selalu tertuju kepada William," ucap Kate dengan suara terbata-bata lalu air mata miliknya kembali terjatuh di hadapan Charles.Helaan napas Charles terlihat dengan pandangan wajah dirinya yang memahami putrinya. Yang ia inginkan adalah melihat Kate selalu bahagia, Charles pun tak bisa memaksakan perasaan Kate kepada William. Walupun banyak pinangan yang datang kepada Kate tetap saja hati Kate selalu mencintai William.Charles memeluk putrinya yang kini masih menangis. kedua matanya sembab dengan tangisannya yang lepas, di pelukan ayahnya. Kate melepas seluruh kesedihannya, bagi Kate ayahnya adalah segalanya. Sahabat terbaik yang ia miliki setelah ibunya.Saat ini istri Charles berada di Inggris untuk melihat beberapa perkebunan keluarga, hanya dalam seminggu. Charles sengaja tidak ikut ke Inggris karena memang mengkhawatirkan Kate yang saat ini bersedih. Beberapa usaha Charles membuat Kate tersenyum pun selalu gagal karena Kate selalu menangis. Begitu berharganya William dimata putrinya, Kate."Jika William menginginkanmu kembali. kau harus mengatakan iya, jangan menolak. Kau juga harus menerima jika William memiliki banyak aktifitas, ia putra ketiga di keluarga terpandang dan kau jangan bersedih lagi, ibumu akan pulang dari Inggris dan kita akan piknik bersama. Ayah ingin kau makan siang setelah itu kembalilah beraktifitas, ayah paham kau bersedih. kau sangat mencintai William, jika berjodoh ayah yakin William akan selalu menjadi milikmu, Kate." ucap Charles dengan menepuk pelan putrinya. ia melirik ke salah satu asistant nya untuk menyiapkan beberapa makan siang untuk putrinya.Charles meninggalkan Kate dengan menuju ke ruang keluarga, melihat foto Kate yang tersenyum bersama dirinya dan juga istrinya di dinding mansion lalu air mata Charles mengalir dengan ia mengingat wajah putrinya menangis sewaktu ia melihat putrinya bersedih menangisi kenangan bersama William. Charles mengusap kelopak matanya setelah melihat foto Kate di ruang keluarga lalu ia kembali berjalan melewati beberapa lukisan dan beberapa foto-foto yang terpajang di Mansion Keluarga Nicole.Dari jauh suara beberapa pria terdengar di salah satu perkebunan di wilayah inggris, suara tersebut dari karyawan Keluarga Nicole. Ladang luas dan lapang tersebut berisikan perkebunan dan ini adalah ladang kepemilikan Charles Nicole dan juga keluarga turun temurun Keluarga Nicole sebagai keturunan dari keluarga pembisnis, Nasha Nicole tersenyum dengan memetik beberapa buah, "Sepertinya aku tidak akan lama berada di sini, karena aku selalu memikirkan Kate anak perempuanku. Anak itu masih saja memikirkan William, walaupun mereka sudah berpisah tapi tetap saja Kate selalu memikirkan William dan aku harus bagaimana sebagai ibunya," ucap Nasha dengan agak sedikit mengeluarkan kesah dan pikirannya memikirkan Kate. Seketika pikirannya mengingat Kate putrinya yang selalu menangis dengan melihat foto kebersamaan Kate bersama William. Nasha pun kini menunduk lalu manik mata tersebut memperhatikan layar ponselnya ketika asistant kepercayaan Charles Nicole mengirimkan foto Kate yang menangis meli
Perbatasan Mexico. Seorang pria duduk dengan menggunakan setelan jas beserta coatnya disana. Ia justru berdiri dengan seorang wanita, setelan coat kulit dengan warna cokelat beserta wanita dengan tubuh sintal berpakaian seksi bahkan menggoda."Aku pikir sangat tidak mungkin kau bisa membangun kota di Mexico, Delon. Kau tahu kan beberapa wilayah ini adalah kepemilikanku," ucap Jeff Lincoln dengan merangkul seorang wanita kesayangannya disana bahkan dengan nada sinis tersebut Jeff hanya tersenyum sinis dengan sifat acuh.Cera tersenyum dengan tatapan sinis melihat Delon yang kini duduk dengan pandangan sinis, kening miliknya mengernyit lalu ia tersenyum tipis dengan memperhatikan wajah Delon. "Bagaimana jika aku bisa mendapatkan semua wilayah yang kau kuasai? Hati-hati dengan ucapanmu." Jeff menyeringai dengan tatapan tajam, "Cera, apa hadiahnya jika Delon berhasil menguasai wilayahku? Apa kau ingin jadi kesayangannya?" Tanya Jeff Lincoln dengan menarik dagu Cera disana, senyuman Cera
Kekecewaan Jeff begitu nyata dengan dirinya yang membanting beberapa botol minuman. Masih dengan memegang pistol di genggamannya, dirinya masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Aku memanjakanmu Luicera, aku selalu memanjakanmu selama ini dasar wanita sialan. Berani-beraninya kau menciumi tubuh pria lain. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bersamaa pria lain," Jeff Lincoln kini membanting beberapa botol minumannya lagi, dengan cepat dirinya meminum beberapa sebagian minuman wine. Hanya dalam sejam suara berat itu terlihat ketika ia bersender di kursi kerjanya, ruangan miliknya terlihat acak-acakan dengan beberapa botol kaca koleksi minuman kesayangannya ia pecahkan dengan cuma-cuma. "Dasar wanita sialan, kau masih menginginkan bersmaa pria lain. Kau pikir pria mana yang berani memberikanmu uang banyak selain aku. Cera," Jeff Lincoln teriak dengan memanggil-manggil nama Cera. Dalam keadaan mabuk berat matanya hanya terlihat samar-samar ruangan sekitarnya. Ruangan kamar mewah
Luicera berjalan memasuki ruangan kamarnya, dirinya mendekati cermin untuk melepas beberapa perhiasan yang melekat di tubuhnya. Luicera berjalan ke ruangan khusus untuk perhiasan, dengan memasukkan beberapa password menuju ruangannya, sudah ada beberapa pajangan mewah dengan banyak perhiasan disana. Ia memang sengaja mengoleksinya, Luicera berjalan menuju salah satu kotak yang masih kosong. Dengan menggunakan infra merah kotak tersebut terbuka secara otomatis. "Kalung yang sangat cantik, kau selalu membahagiakanku dengan tak pernah melupakanku walaupun kau bekerja," ucapnya dengan menaruh kalung tersebut dengan menutupnya kembali dengan sentuhan infra merah jarinya disana. Helaan napas Luicera terlihat ketika ia berjalan kembali menuju meja rias miliknya. Dengan membersihkan make up di wajahnya dirinya membuka laci, sudah ada undangan vvip platinum untuk Luicera. Kau bisa bertemu dengan beberapa pengusaha lainnya. Pelajarilah bisnis lainnya, aku mencintaimu. Jeff Lincoln.Luicera me
Dari dalam ruangan Luicera hanya memegang headset di telinga kanan miliknya. Percakapan Jeff Lincoln terdengar dengan beberapa sinyal lampu di alat penyadap tersebut. Tak lama Luicera melihat undangan acara platinum ke New York. Setelah mendengarkan percakapan Jeff Lincoln dari alat penyadap miliknya, dirinya berjalan ke ruang khusus. "Sebuah flashdisk?" Tanyanya dengan membuka sebuah kotak berisikan flashdisk. Luicera memegang flashdisk tersebut dengan tatapan mata sinis, "Dasar pria bodoh. Kau menjadi pembisnis tapi musuhmu banyak." Luicera meletakkan kembali flashdisk yang ia temukan di ruangan pertemuan Jeff Lincoln bersama Devo Van Marveen, dengan cepat dirinya menaruh beberapa pakaian dengan memasukkannya ke koper. Sebagai seorang pembisnis Jeff Lincoln memang sengaja memberikan fasilitas lengkap untuk Luicera termasuk alat penyadap pembicaraan Jeff Lincoln bersama rekan bisnisnya jika Luicera tidak ikut bersamanya. Luicera masih ingat pertama kali pertemuannya bersama Jeff Lin
Luicera masih memperhatikan gerak-gerik Jeff Lincoln, terlalu sempurna bahkan dengan kehidupan yang sempurna dimiliki olehnya, "Untuk apa aku mempelajarinya?" Tanyanya dengan memperhatikan Jeff Lincoln yang berjarak dekat dengannya. Hanya setengah meter dari tempatnya berdiri. Tak lama Jeff Lincoln pun menarik Luicera dengan memegang senapan yang ia genggam. Dorr .... dorrr ... dorrr Suara senapan keras terdengar dengan Jeff Lincoln memeluk Luicera. Wanita itu justru terfokus dengan alat penutup telinga untuk melindunginya latihan menembak, "Fokuslah, jika kau memiliki keinginan maka kau harus fokus. Fokus menjalaninya, aku mengajarimu supaya kau bisa menjadi seperti apa yang kau inginkan. Aku sangat memahaminya." Luicera tak berkutik ketika tubuhnya dalam pelukan Jeff Lincoln, aroma maskulinnya menempel pada tubuh Luicera secara tak langsung. Mendengar bisikan Jeff Lincoln, Luicera hanya tersenyum sesekali. Pria yang tak pernah ia pikirkan untuk bertemu justru melatihnya bahkan me
Chapter 7Kursi kerja berputar dengan senyuman dari seorang Ralph Barack, acara pesta ulangtahun putranya akan diselenggarakan mewah dan meriah di pusat New York, "Kuharap keamanan nya terjaga, karena yang akan datang adalah tamu-tamu penting terlebih rekan-rekan bisnis dari keluarga terdekat Barack." "Baik Tuan Ralph Barack, kami pastikan keamanan pesta ulangtahunnya sangat ketat. Tidak akan terjadi apapun di dalam pesta ulangtahun Tuan Muda El Barack," jawab salah satu asistant kepercayaan Keluarga Barack dengan menjawab ucapan Tuan Ralph Barack. Kejadian sepuluh tahun yang lalu sudah cukup untuk seorang El Barack, yang Ralph Barack ketahui adalah sosok Luicera yang menghilang tanpa jejak. Tentunya ini membuat putranya sedih akan kehilangan wanita yang ia cintai. Dan kini Ralph Barack tak akan pernah ingin melihat putra kesayangannya bersedih lagi. Langkah kaki beberapa asistant kepercayaannya terhenti ketika Ralph Barack menyuruh mereka berhenti. Tubuh mereka berbalik dengan menj
Limosin milik Keluara Matteo terlihat terparkir di depan gedung dimana pesta ulang tahun El Barack diselenggarakan. Dengan memakai jas berwarna hitam serta beberapa brand ternama yang melekat di tubuh Delon Matteo. "Seharusnya aku datang bersama William dan Zack, adikku itu senang sekali mengerjai kakaknya," bisiknya dengan menyiapkan beberapa perlengkapan miliknya termasuk alat pelacak pribadi untuk keamanan dirinya saat memasuki pesta resmi. Beberapa bodyguard Keluarga Matteo pun berjejer dengan rapi menunggu putra pertama Keluarga Matteo turun dari limosin. Delon Matteo menuruni limosin dengan menggenggam kartu undangan platinum berwarna hitam berlapis hiasan emas. Hanya tamu-tamu khusus yang di undang secara resmi dengan beberapa artis papan atas holiwood yang akan hadir, pesta ulangtahun mewah yang di selenggarakan secara tertutup dari Keluarga Barack. Di luar gedung sudah banyak reporter yang ingin meliput beberapa pengusaha yang datang, bahkan artis ternama holiwood pun datan
Seminggu berlalu dengan ucapan Luicera dengan El Barack yang memaklumi, pilihan wanita yang selama ini ia sayangi. Ada rasa tak yakin jika Jeff Lincoln bisa membahagiakan Luicera, tatapannya masih melihat ke sekitar pemandangan di atas gedung kantornya. Siang ini adalah keberangkatan dirinya ke Swiss, hampir seminggu El Barack tak makan-makanan berat, memikirkan ucapan wanita yang selama ini ia sayangi. Perjumpaan pertama kali dengan Luicera yang tak pernah terpikirkan bahwa ia akan menjalani hubungan bersamanya. Sebagai putri dari pengusaha ternama yang ia kenal, El Barack sangat tahu jika Luicera wanita yang sangat manja. Ketika cinta bertemu. KepercayaanKesetiaan KebersamaanCinta akan selalu bahagiaBersama cinta memaknai semua ceritaSukaDuka Memaknai kisah dengan segala rasaMewarnaiku akan makna sebenarnyaBersama cinta semuanya dipertemukanAku bahagia jika wanita yang kusayangi bersama pria yang bisa dan akan selalu membuatnya bahagia. Begitupun denganku.Ada perasaan
Suara ponsel terdengar dengan Luicera yang memainkan sebuah permainan di layar ponsel miliknya dengan suara permainan yang terdengar dari ponsel yang ia mainkan. Ini sudah ke dua jam ia bermain ponsel dengan menemani ayahnya di ruangan kerja. "Menurut ayah, apakah ada pria yang seperti ayah di dunia ini. Yang selalu memanjakanku," ucapnya dengan melirik ke arah Marco De'france dengan sesekali suara tertawa Marco De'france terlihat dengan mendengar ocehan dari putrinya Luicera. "Ada, ayah akan berdoa untukmu. Pria itu pasti ada," jawabnya dengan melirik ke arah Luicera. Bola mata berwarna biru dengan rambut cokelat serta hidungnya yang mancung. Tubuhnya tegap dengan tak berubah, masih tetap sama. Marco De'france masih tampan dengan usianya yang memasuki usia ke empat puluh tahun.Luicera beranjak dari kursi dengan mendekati ayahnya. Ia menemui ayahnya yang baru saja pulang dari Dubai, seusai pembangunan gedung hotel untuk project perusahaannya. "Itu foto siapa? Sepertinya aku baru m
Lima tahun kemudian. Suara biola terdengar mengalun indah dengan pemandangan dari atas gedung ternama di Perancis. Senyuman itu masih tetap sama dengan wajah yang tak berubah, dengan memakai gaun serta perhiasan yang melekat di tubuhnya Luicera menikmati makan malam dengan memegang sebuah buku menu yang ia lihat. Bibir merahnya terlihat seksi dengan lipstick yang ia kenakan. "Kupikir kau lupa denganku," ucapnya dengan memegang tangan seseorang ketika menyentuh pundak Luicera. Senyuman yang tak pernah hilang, dengan tatapan yang selalu ia lihat. "Kali ini makanan yang kupilih," ucapnya dengan cepat. Anggukan dari Jeff Lincoln terlihat dengan senyuman dari Luicera. "Tetaplah jadi wanita yang nakal untukku," jawabnya dengan memandangi wajah Luicera saat ini. Beberapa menu makanan terlihat dengan koki yang menjelaskan beberapa menu makanan. "Seperti apa yang kau ajarkan, strategi bisnis," ucap Luicera dengan melihat pria yang ia cintai dengan nada bercanda. "Kau memanfaatkanku, aku
Hari demi haripun berlalu, ini adalah minggu ketiga Luicera berada di kediaman pribadi milik Delon Matteo, tak ada hal spesial apapun selain bercanda dan juga saling bertukar cerita. Senyuman Luicera terlihat ketika ia mendengar cerita Delon Matteo. "Wanitamu akan sangat beruntung memilikimu, kuharap ia akan bahagia bersamamu," ucapnya dengan mendengar cerita Delon Matteo. Keberadaan Luicera seperti apa yang ia janjikan, tak ada siapapun yang mengetahui kecuali Delon Matteo. "Kau selalu seperti ini jika bersamanya? Melihat langit malam," tanyanya dengan memperhatikan langit di malam hari. Tak ada jawaban apapun dari Luicera. "Kau ingin tahu ya, ia selalu sibuk bekerja. Mungkin sekarang ia sedang melihat langit malam, kuharap ia menyesal tidak ada aku di sisinya," jawab Luicera dengan Delon Matteo yang terdiam. "Langitnya indah ya, jika melihat langit yang indah topik pembicaraanya harusnya jangan yang sedih, aku lagi senang melihat bintang dan bulan," jawabnya dengan melirik sesek
Wajah bersemi Luicera terlihat ketika senyumannya mengarah ke Jeff Lincoln, suara tertawanya menggema seisi ruangan dengan canda tawa bersamanya. "Jadi sekarang kau mulai berani membuka isi brankas ku," ucapnya dengan meledek kekasihnya. Jeff Lincoln mengerucutkan bibirnya dengan memegang flashdisk yang ia pegang, "Apa ini? Aku tak pernah memberikannya padamu, barang berhargamu? Apakah harganya melebihi barang yang kubeli?" Tanyanya dengan nada cemburu. Melihat hanya sebuah flashdisk dengan memakai sensor pengaman yang dibuat Luicera. "Mau sampai kapan kau memegangnya terus, kau tidak ingin menyentuhku memangnya, aku akan sarapan. Jika kau ingin sarapan bersamaku aku akan menunggumu, tak pakai lama. Sarapan dengan sentuhanku," ucapnya dengan meninggalkan Jeff Lincoln dari ruangan kamar miliknya. Helaan napas terdengar dengan jari Jeff Lincoln memijat kening dengan bersandar di kursi kerja, "Rahasia apa yang ia sembunyikan dariku sebenarnya, kupikir selama ini aku sudah sepenuhnya u
Kediaman Keluarga Nicole, U.S.ANasha melirik ke arah suaminya ketika William berbicara serius di depan Charles dan juga dirinya. Sesekali Charles melihat ke arah wajah sang istri dengan anggukan dari wajah Nasha. Hari ini William melamar Kate putrinya untuk menjadi istri William, tentu saja ini sebuah kabar mengejutkan setelah kembalinya Nasha dari Inggris menemui orangtua suaminya. "Sebentar sayang, aku akan memanggilkan Kate," ucap Nasha dengan berbisik. Tak lama Nasha melepas genggaman tangan dirinya bersama Charles dengan berjalan menuju ruangan Kate. Tatapan serius dari Charles didepan William pun terlihat, mendengar William melamar putrinya di depan Charles dan juga Nasha membuat Charles kagum terhadap putra ketiga Keluarga Matteo. "Bagaimana kabar ayahmu? Syukurlah jika kalian bersama lagi, ayah sangat menginginkan kalian bersama," ucap Charles dengan memandangi wajah tampan putra ketiga keluarga matteo. William tahu ini sangat terburu-buru untuk melamar wanita yang ia cint
Seorang wanita berjalan dengan wajah panik, tangannya memegang dahi putra keduanya yang saat ini sedang demam. "Ya Tuhan, kenapa demammu semakin tinggi sayang," ucapnya dengan sesekali air matanya menangis, tangan kiri Vigladys memegang perutnya yang saat ini mengandung ke usia sembilan bulan. "Ibu, apa kita tidak jadi kerumah opa dan oma. Ibu sudah berjanji padaku dan juga Zack," ucap suara mungil Delon yang sedang memainkan mainan pesawat terbang miliknya. Suaranya terlihat sedih dengan melihat ke arah ibunya sesekali, Delon paham ketika ibunya mengeluarkan air mata ketika adiknya sedang demam tinggi. Vigladys mengompres kening Zack dengan memegang dahinya. Wajahnya menoleh ke arah putra pertamanya dengan paham. Setelah Vigladys mengompres kening putra keduanya, ia berjalan mendekati Delon dengan menahan perutnya yang hamil besar. Vigladys memegang bahu putranya dengan mengusap rambutnya dengan rasa sayang, "Delon, Delon akan selalu menjadi putra kesayangan ayah dan ibu. Nanti set
Luicera menghentikan taxi dengan memasukinya, memberikan alamat yang sudah ia siapkan di sebuah kertas. "Apa anda tidak apa-apa nona? Sepertinya anda terluka," tanya sang supir dengan melihat kondisi Luicera yang kesakitan menahan pundak dan bahu miliknya. "Tidak apa-apa, apa kau bisa mengantarku ke alamat yang kuberikan. Jika bisa tolong di percepat karena aku terburu-buru," jawab Luicera dengan menahan bahu dan juga pinggulnya. Tak lama mobil taxi yang ia tumpangi mempercepat kecepatan seperti apa yang Luicera inginkan. Hanya dalam sejam mobil tersebut sampai di tempat yang Luicera mau, tempat keluarga matteo tinggal. Mansion mewah dengan Luicera yang menuruni taxi. "Sepertinya dari gerbang sangat jauh untuk masuk ke mansionnya, bagaimana jika saya mengantar nona masuk kedalam. Ini baru gerbang saja belum memasuki mansionnya," ucap sang supir dengan mengajak Luicera untuk memasuki gerbang dengan menggunakan taxi. "Tidak perlu, lagipula aku harus terburu-buru. Terimakasih," jawab
Suara ketukan ritme kaki Jeff Lincoln terdengar dengan pandangan tajamnya, setelah melihat beberapa rekaman cctv yang memperlihatkan Luicera dengan memasuki ruangan kerja miliknya. Tak lama Luicera pun mendekati dirinya dengan merayu seperti biasanya. Jeff Lincoln hanya menerima apa yang ia lihat. Dengan cepat dirinya membelai rambut panjang Luicera, "Kau tahu kan aku paling tidak suka di bohongi." Senyuman itu berubah setelah Jeff Lincoln membelai rambut panjangnya. Ruangan pintu pun tertutup dengan suara pelan, tak seperti biasanya kekasihnya seperti ini. penjagaan mansion semakin terlihat dengan beberapa bodyguard yang berjaga. "Aku baru saja tiba dan nada bicaramu seperti ini, aku tidak ingin ribut dan kau memulai pertengkaran lagi. Apa kau ingin aku selalu kecewa?" Ucap Luicera dengan mengibaskan tangan Jeff Lincoln. Apapun perkataannya apapun ucapannya hingga kapanpun tak mampu membuat wanita yang ia cintai benar-benar bersikap tulus kepadanya. "Aku kecewa padamu, selama sem