Happy Reading Semuanya!
Perlombaan mereka semakin dekat, dan begitu pula dengan hubungan keduanya yang semakin dekat. Eva yang tidak ingin dipisahkan dan Geo enggan untuk menjauh dari perempuan yang tengah mengandung itu. Mereka tidak peduli orang lain akan berkata apa pada mereka berdua yang terus bersama.
“Laporan kamu sudah bagus, hanya saja saat presentasi di hadapan para dosen dan juri nanti—kamu harus siap secara matang. Kemudian yang mas beri warna merah, nanti kamu ubah sesuai yang mas kasih.” Eva mengangguk mengiyakan perkataan dari sang suami barusan sembari memegang laporan tugas yang sudah ia print agar mudah dibaca oleh suaminya itu.
Tangannya menyentuh perutnya yang semakin besar dan tertutupi jaket oversize milik Geo. Baru kali ini ia merasa sangat nyaman menggunakan pakaian suaminya. Iris mata lelaki yang menjadi suami d
Happy Reading Semuanya!Davin membutuhkan pelepasan yang lebih untuk menghadapi calon ibu mertuanya, tatapan mata kebencian dari Indah masih terasa di Davin. Ia tidak ingin mengingatnya tetapi semua masih berbekas di otaknya.Langkahnya berjalan menuju apartemen yang sudah tidak asing untuknya, ia sudah sering pergi ke tempat ini. Tentu saja ini rumah orang tersayangnya, Davin membutuhkan Bella untuk melepaskan penatnya. Pekerjaannya sudah cukup menguras otaknya dan dicampur dengan ibu mertua yang membencinya. Sangat gelap sekali hidupnya.Tangannya menyentuh angka password apartemen dari Bella, perempuan itu sendiri yang membiarkan singa jantan seperti dirinya masuk ke dalam kandang rumahnya.“Bella, kamu di rumah? Aku membutuhkan kamu sekarang,” ucap Davin sembari mengganti sepatunya
Happy Reading semuanya!“Apakah kantor kamu sudah berpindah ke apartemen Bumi Kentosa?”Davin yang baru saja masuk ke dalam rumah tampak menghentikan langkah kakinya dan menatap sang ayah di depannya tampak memasang wajah datar. Lelaki berwajah tampan tersebut terlihat gugup dan tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sekarang. Sudah cukup ia mengalami berbagai macam masalah dalam waktu satu Minggu belakangan ini, semua menjadi beban bagi pikirannya saat ini.“Maksud Papa?” tanya Davin gugup.Lelaki paruh baya di depannya tampak berdecih seraya membanting koran di tangannya, rumah itu semakin terlihat suram dengan kemarahan Suwardi pada sang anak.“Jangan kamu berpikir jika papa enggak cari tah
Happy Reading Semuanya!“Kamu mau pergi kemana malam-malam begini?” Geo hanya bisa menghela nafas pelan melihat sang istri tengah membereskan pakaiannya dan memasukkannya ke dalam koper berukuran sedang, ia tidak memahami apa kendala yang sedang dihadapi. Lelaki berwajah tampan tersebut menghela nafas pelan, sepertinya Geo akan mulai menghafal kebiasaan dari istri cantiknya tersebut. Perasaan takutnya benar-benar nyata. Baru juga mereka mendapatkan kebahagiaan baru sebagai suami dan istri serta Eva yang melayaninya dengan baik, kini sudah di terpa angin kembali.“Eva, coba bilang sama mas. Kamu ini kenapa? Mas ada salah? Mas enggak tahu isi hati kamu bagaimana kalau kamu enggak jujur sama mas, kamu terluka? Apa ada sesuatu yang buat kamu bad mood? You should say something—” Geo menatap sang istri di depannya yang terlihat tidak peduli. Untuk melanjutkan kalimat saja akan menjadi sia-sia.Tidak ada jawaban dari perempuan cantik yang menjadi istri dari Gep tersebut.Tangannya masih ter
Happy Reading Semuanya!Dokter sudah memeriksa keadaan mereka. Bayi yang ada di dalam kandungan Eva dan Eva sendiri dalam keadaan baik-baik saja, hanya kram perut biasa yang dialami ibu hamil. Tetapi hal yang di wajibkan adalah ia masih harus melakukan pengecekan keesokan harinya di rumah sakit untuk mengetahui semuanya secara menyeluruh. Saat ini, bukan itu yang perempuan cantik tersebut pikirkan dan khawatirkan. Ada sesuatu yang membuat Eva sangat khawatir setelah melihat suaminya terjatuh saat ia di bawa ke dalam kamar tamu ini. Hal tersebut adalah Geo yang menderita dehidrasi, kelelahan parah, dan luka lebam akibat tinjuan dari ayahnya.Perempuan tersebut termenung, rasanya seperti kembali ke cerita masa lalu dalam ruangan. Untuk kedua kalinya Geo terbaring di kasur yang sama dengan luka yang sama seperti beberapa waktu lalu dimana Geo datang ingin mempertanggung jawabkan atas kehamilannya.
Happy Reading Semuanya!“Eva!! Kamu jangan lari-lari!”Darwin mendadak panik ketika melihat anaknya yang sedang hamil tampak berlari menyusul seseorang tengah membersihkan mobil dinas miliknya. Benar! Darwin membangunkan Geo sangat pagi untuk menyuruhnya mencuci mobil sebagai upah atas semalam lelaki itu membuatnya murka dan marah besar.Indah yang mendengar teriakan dari sang suami barusan dengan cepat berlari menghampiri sang suami, wajah panik juga terlihat sangat nyata disana. Perempuan paruh baya tersebut tampak menghela nafas pelan melihat tangan sang suami terlihat mengepal menahan amarah, seolah tidak boleh ada cinta dari keduanya.“Biar aku halangi mereka!” marah Darwin.Tangan Indah tampak menahan sang suami yang ada di depannya i
Happy Reading Semuanya!“Kita mau kemana?”Pertanyaan dari Eva barusan tidak diberikan jawaban oleh lelaki yang ada di sebelahnya, bibir lelaki tersebut hanya tersenyum tipis dengan tatapan mata fokus kearah depan. Eva bingung, sangat bingung melihat sang suami saat ini.Apakah Geo terkena sawan sampai seperti ini?Apa jangan-jangan penyakit Geo yang semula hanyalah kelelahan menjadi demam dan sekarang bertambah parah sampai membawanya ke suatu tempat yang begitu asing.“Mas, kita mau kemana? Mas masih harus istirahat,” resah Eva saat mobil sang suami terus melaju tanpa diberitahu akan di bawa kemana.“Ma—”Belum selesai ia me
Happy Reading Semuanya!Ini bukan daerah rumahnya. Perempuan yang tengah mengandung tersebut terlihat membodohi sikapnya saat ini. Tidak seharusnya ia pergi begitu saja, perempuan cantik tersebut tampak menahan tangis. Ia takut tidak bisa pulang ke rumah.“Hallo cantik,”Eva menunduk menatap jalanan yang ia lewati menuju tempat yang bisa dijajahi kendaraan umum. Ia tidak menyangka akan sampai di titik ini.“Kiw… cantik.”Suara cat calling terdengar di telinganya. Eva mendadak merindukan Geo, jika ada suaminya disini pasti ia tidak akan digoda seperti sekarang.“Cantik main sama Abang yuk,”Bulu roma Eva berdiri, langkah kakinya ber
Happy Reading Semuannya!“Mas sudah memikirkannya kalau kamu boleh pergi,”Geo memandang perempuan yang ada di depannya tengah memasang wajah kusut sehabis menangis beberapa jam lalu. Lelaki dengan wajah tampan tersebut tidak tahu, Apakah saat ini keputusannya sudah benar atau belum. Tetapi Geo sangat ingin jika istrinya kembali ke keadaan semula dan tanpa kesedihan seperti ini, hatinya jauh lebih sakit.“Karena kamu masih syok, mas ingin memberikan kamu hiburan. Terus juga— mas merasa kamu perlu untuk berbicara empat mata dengan Davin. Apalagi setelah kejadian hari ini… kenapa kamu enggak ajak dia untuk makan bersama?” Eva benar-benar tidak mengatakan sepatah kata apapun dan tentu saja hal tersebut membuat dada Geo semakin berat.“Hari ini kamu bebas Eva, kamu bisa me time dan jangan pikirkan tugas kamu sebagai istri ataupun mahasiswi. Pergilah dan habiskan uang mas, tapi janji sama mas kalau kamu pulang nantinya sudah ada senyum di wajah kamu.”Perempuan yang tengah duduk itu meman
Happy Reading semuanya!Pernikahan mereka kembali digelar dan kali ini secara mewah, banyak tamu berdatangan menyambut pernikahan mereka dengan bahagia. Aura bahagia juga terlihat dari Darwin yang pada awalnya tidak menginginkan pernikahan mereka.Sepertinya Darwin sudah belajar dari masalalu yang begitu pelik, anak mereka belum tentu bisa sebahagia ini. Mungkin jika akan terus dipaksakan justru kehidupan anaknya akan semakin buruk, Davin di copot jabatannya dikarenakan tidak memiliki tanggung jawab dan mempermalukan instansi dirinya sendiri. Dan perempuan yang menjadi pemecah belah keluarga kecil anaknya juga datang untuk meminta maaf atas semua terjadi, memang tidak salah jika anaknya menikah dengan Geo.Darwin bersyukur telah diberikan kesempatan untuk membiarkan anaknya bersama dengan orang pilihannya. “Lihat mereka! Apa akan ada Nino jilid ke-2 dalam jangka waktu dekat?” tanya Darwin yang tengah menggendong Nino di dalam dekapannya.“Mungkin,” sahut IndahPerempuan paruh baya te
Happy Reading Semuanya!Semalaman keduanya sibuk menimang Nino yang mendadak rewel, Eva sendiri semaksimal mungkin tetap dalam keadaan sadar dan bersenandung menenangkan anaknya. Geo sendiri juga sibuk mengusap bayi mereka. Sebuah pemandangan yang amat sangat di dambakan.Bibir Eva tersenyum memandang Geo yang terlelap di seberang ranjang tidurnya, mereka sama-sama berada di bawah kasur dan membiarkan anak mereka menguasai semuanya. Ia bahagia melihat Geo ada di depannya beserta Genino, anak mereka.Tangannya menggenggam erat tangannya dan perlahan memejamkan matanya, ia terasa berat untuk tetap sadar di saat anak mereka sudah semakin tenggelam dalam mimpi manisnya. Eva bisa tidur nyenyak setelah semuanya.Perlahan matanya yang terpejam kini tampak terbuka, tangannya meraba tempat tidurnya. Kosong.Kemana perginya anaknya dan Geo?Matanya terbuka memperhatikan sisi tempat tidur yang sudah sepi, tidak ada Geo lagi dan anaknya. Mereka sudah pulang? Secepat itu kah. Eva menahan tangisnya
Happy Reading Semuanya!Ini adalah pertama kalinya Nino keluar rumah selain pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin, hari ini mereka berdua memiliki tujuan untuk melangkahkan kakinya kembali ke rumah militer yang dulu sempat ia datangi untuk melamar Eva dan saksi bagaimana Geo tidak di terima di rumah ini. Rumah neraka dunia bagi Geo.Baru kali ini juga kedatangannya begitu disambut oleh keluarga Eva. Dulu ia hanya bermimpi akan disambut hangat seperti ini oleh ayah mertuanya, tapi sekarang ayah mertuanya bahkan rela menunggu di depan pintu gerbang hanya untuk menunggu kedatangan mereka berdua.Geo yang menggendong Nino dalam dekapannya tampak tersenyum tipis setelah Indah tampak berjalan menjemput merea.“Cucu nenek sama kakek sudah besar sekali, gemas sekali. Sini nenek gendong,” Tangannya memberikan Nino yang kini sudah berada di pelukan ibu mertuanya dulu, sembari memperhatikan ayah mertuanya yang menepuk pundaknya pelan.Lelaki tersebut hanya bisa tersenyum tipis, dadanya b
Happy Reading Semuanya!“Mas! Ayo kita rujuk!”Kalimat apa yang barusan dikatakan oleh Eva saat ini. Telinganya tidak salah dengar, kan? “Apa mas mau rujuk sama aku lagi? Kita mulai semuanya dari awal dan penuh dengan kata cinta. Seperti awal waktu itu, aku sudah jatuh cinta sama Mas dan sekarang bertambah semakin cinta karena kehadiran dari Nino. Mas mau, kan?” tanya Eva sekali lagi.Geo sama sekali tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, bagaimana bisa Eva mengatakan semudah itu. Perempuan yang pernah ia nikahi benar-benar sukar untuk ia pahami. Tatapan matanya mengarah pada perempuan yang ada di depannya dalam.“Mas…” panggil Eva.Kepala Geo menggeleng untuk menghilangkan pikirannya yang berkecamuk. Kepalanya mendadak pening mendengar perkataan dari Eva barusan.“Kamu kamu dengan mudahnya mengatakan seperti itu? Apa kamu menganggap enteng apa yang mas rasa sebelumnya?” tanya Geo pelan.Eva terdiam memandang lelaki yang dicintainya tersebut. Ia tidak tahu Geo akan seperti ini.
Happy Reading Semuanya!Geo sudah tidak heran lagi dengan kehadiran Eva di dalam rumah mereka, lelaki itu tahu apa yang dilakukan oleh istrinya melalui CCTV kamar Nino. Geo tidak mengerti dengan istrinya, Eva merasa seolah dirinya tidak mengizinkan untuk dia bertemu dengan Nino. Sumpah demi apapun Geo sama sekali tidak melarang perempuan yang dicintainya menemui anaknya, apalagi sampai sembunyi-sembunyi.Langkahnya berjalan menghampiri perempuan paruh baya yang tengah membersihkan rumahnya, sudah hampir satu bulan ini Geo mempekerjakannya. Jujur saja lelaki tersebut, begitu kewalahan menghadapi rumah ini dengan pekerjaan menumpuk serta bayi nya. “Bibi, kemungkinan besar saya ada jadwal mengajar sampai jam 12 nanti, setelah itu saya ada urusan sebentar di kantor sampai jam 1 siang nanti dan paling lambat sampai jam 3 sore. Saya titip Nino,” jelas Geo membuat perempuan paruh baya tersebut tampak mengangguk.“Baik tuan,”Geo menganggangguk dan berjalan mengambil tas kantor miliknya, seb
Happy Reading Semuanya!Rasanya sangat menyakitkan, Bella tidak punya tujuan apapun selain bertemu dengan ibunya yang mungkin bisa memberikan kesempatan untuknya. Bella sangat menyedihkan sekali, dirinya di buang oleh banyak orang termasuk keluarga dari ayah kandungnya sendiri dan ibunya sudah melupakannya karena kelakuannya.Bella tidak punya tempat untuk pulang dan mengadu, ia tidak bisa mempercayai siapapun bahkan Davin yang sudah menghamilinya. Baru kali ini ia melangkah kakinya dengan perut besar kehadapan sang ibu yang sedang menyiram tanaman. Langkah pelannya terlihat berhenti dan bersimpuh pada ibunya, ia tidak mampu menatap ibunya. “Ma…”“Kenapa kamu bersimpuh seperti itu? Kamu kenapa datang dan memanggilku seperti itu. Apa kamu lupa tentang apa yang kamu ucapkan kemarin?” tanya sang ibu tidak memperdulikan kehadiran Bella saat ini.Suara tangisan perlahan terdengar memenuhi telinga. Tangisan Bella sangat menyedihkan.“Jangan menangis di tempat ini, enggak akan ada orang ya
Happy Reading Semuanya!“Mas, ini ASI hari ini.”Sejak Geo mengizinkannya untuk melihat Nino, ini hal yang setiap hari Eva lakukan bahkan di jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Eva sudah berada di depan rumah Geo dengan tampilan terbaik sembari membawa cooler box berisi asi yang sudah di pumping sejak beberapa jam lalu.Geo sendiri yang melihat kehadiran Eva di depan rumahnya terlihat tidak bisa mengatakan apapun, perasaannya campur aduk antara senang, bahagia dan egois karena perkataan Eva yang lampau dalam artian tidak ingin melihat lagi. Lelaki itu senang melihat Eva dalam keadaan terbaiknya tapi perasaan sedih saat Eva mengatakan tidak menginginkannya masih terbesit dalam hatinya.“Mas kenapa melamun? Aku pegal,”Lelaki tersebut mengangguk dan menerima barang dari tangan Eva yang kini tersenyum manis memandangnya.“Kamu enggak perlu mengirimkannya setiap hari, saya masih menyimpan yang sebelumnya Kalau Nino butuh pasti saya akan langsung menghubungi kamu,” sahut Geo membuat Eva ta
Happy Reading Semuanya!“Katakan saja terus terang, Geo sama sekali enggak benci kamu. Dia hanya ingin melindungi Nino jika marah, ayo! Kita lihat Nino sekarang.”Eva hanya mengangguk mendengar perkataan dari sang ibu, dadanya berdebar dan berdegup sangat cepat. Dirinya seperti menjilat ludahnya sendiri, bayangan dimana ia melontarkan kalimat kasar masih terngiang dalam ingatannya. Tapi sekarang demi bertemu anaknya ia harus melakukan ini, rasa rindunya membuncah dalam dadanya.Mobil hitam milik ayahnya membelah jalanan dan seolah sudah mengetahui setiap denah yang mereka lewati, Eva sendiri terasa asing dengan jalanan ini. Apalagi saat mereka memasuki kawasan rumah elite, apakah anaknya hidup dengan layak di daerah tempat tinggal yang seperti ini. Geo benar-benar tidak akan membuat kehidupan anaknya melarat.Dugaan Eva selalu salah.“Nino dan Geo tinggal di kawasan ini, kamu tahu sendiri kan mertua kamu sangat kaya dan konglomerat. Geo memberikan kehidupan yang sangat layak untuk Nin
Happy Reading Semuanya!Tidak ada yang bisa Eva lakukan saat ini selain bekerja dan menghabiskan waktu dengan melamun memikirkan bagaimana kedua orang yang sudah jauh dari dirinya, rumahnya sepi dan hanya ada dirinya seorang diri. Eva tahu kemana perginya kedua orang tuanya belakangan ini dan perempuan cantik tersebut hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata apapun ketika ibunya bercerita tentang anak kecil yang katanya semakin gembul saat ini. Eva menerima segala resiko yang ia ambil sendiri. Sekarang yang bisa ia lakukan ketika tidak bekerja adalah berjalan di sekitar rumahnya seolah tidak terjadi apapun dalam hidupnya, mencoba untuk melupakan segalanya. Eva sudah tidak peduli orang ingin membicarakan apa pada dirinya, bahkan berita tentang ia melahirkan dan hamil di luar nikah sudah tersebar. Mungkin saja. Eva menerima semua itu dan memilih untuk menutup telinga, lagian tidak banyak yang menggunjing juga karena ayahnya memiliki jabatan yang tinggi di lingkungan komplek tempatnya