Happy Reading Semuanya!Geo tidak mengatakan sepatah kata apapun selepas Davin pergi meninggalkan mereka dan itu membuat perempuan yang tengah mengandung sedikit merasa khawatir atas perubahan dari suaminya. Ia tidak ingin Geo ngamuk untuk kesekian kalinya karena kesalahan dirinya. Lagian Eva sangat heran pada Geo, apakah lelaki tersebut tidak mengeluarkan sepatah kata amarah sedikit? Ia tidak bisa hanya begini.“Bapak... saya mau makan,” ucap Eva“Kamu baru makan tadi dan mana mungkin kamu lapar. Apakah tunangan kamu enggak kasih kamu makan? Kasihan,” sahut Geo ketus.Eva tampak mempoutkan bibirnya mendengar perkataan dari sang suami barusan. Angin pantai yang meniup tampak membuat mereka terasa lebih segar dari rasa panas di cuaca seperti ini. Rambut Eva yang dibiarkan tergerai tampak tertiup angin, biasanya sang suami akan langsung mengikat rambutnya tapi kenapa Geo hanya diam dan tidak melakukan apapun.Keduanya berjalan menyusuri jalanan menuju kamar hotel yang sudah disewa ole
Happy reading semuanya!“Ini adalah pernikahan kita yang ke 3 bulan dan mas ingin memberikan hadiah untuk kamu. Sampai di pernikahan kita yang keberapapun akan mas rayakan untuk kamu,”Suaminya memang sangat sulit untuk ditebak, tetapi ini membuatnya senang. Tatapan mata Eva hanya mengarah pada sang suami yang terlihat sangat tampan dengan kemeja berwarna navy dengan cake di tangannya bertuliskan 3 month disana. Geo dengan segala effortnya memberikan semua perayaan untuknya. Dulu ia berpacaran dengan kekasihnya tidak pernah sampai sebegininya. Laki-laki yang penuh effort.“Bapak ke kanak-kanakan, kenapa baru 3 bulan saja sudah di rayakan? Kalau anak kecil tahu mungkin bapak akan disangka lebay,” ungkap Eva.“Enggak masalah kalau mas harus di katakan kekanak-kanakkan. Mas selalu ingin merayakan apapun dengan kamu, setiap bulan kebersamaan kita… akan mas rayakan meskipun hanya candle light dinner. Mas sangat ingin merayakan apapun dengan kamu dan an
Happy Reading Semuanya!Kemarahan terlihat sangat jelas. Perempuan dengan nama Bella itu benar-benar murka pada lelaki yang dulu pernah menyukainya bahkan mencintainya, penyesalan tentang dirinya pergi dulu sangat ketara.Sekarang ia penasaran bagaimana perempuan picik seperti istri dari Geo tersebut jatuh cinta pada kekasih tercintanya yang kini diambil orang. Sepertinya menggunakan pelet. Sumpah demi apapun Bella benar-benar murka, sejak dari dulu sampai sekarang bahkan nanti—Geo hanya miliknya dan tidak akan berubah, tetapi kenapa saat ini sangat terlihat sukar untuk ia dapatkan. Lawannya hanya perempuan kecil macam itu, kenapa ia kalah.Tangannya menggebrak meja di depannya dengan nafas memburu.“Sialan! Geo itu cuman punya gue!! Kenapa dia bertingkah-tingkah seolah sangat menyukai bahka
Happy Reading Semuanya!Geo bahagia. Tangannya mengusap lembut kepala perempuan yang tertidur dalam keadaan memeluknya, ia tidak tahu kenapa istrinya melakukan ini. Tatapan matanya mengarah pada jam yang ada di kamar saat ini, masih menunjukkan pukul 6.00 pagi dan belum ada tanda-tanda istrinya akan bangun.Lelaki itu sangat ingat semalam dimana sang istri sudah merubah panggilannya dari ‘Bapak’ menjadi ‘Mas’ yang sekarang menjadi hak paten untuknya. Bibirnya tidak bisa berhenti untuk tidak tersenyum, tangannya mengambil ponselnya dan memperhatikan notifikasi ponselnya. Ibunya lagi-lagi mempertanyakan perasaannya saat ini.“Mas, kenapa peluk-peluk aku? Lepas mas, aku pengap.”“Kenapa? Apa mas enggak boleh peluk kamu?” tanya Geo membuat Eva menggeleng tetapi sema
Happy Reading Semuanya!“Apa Eva bersikap baik sama kamu?”Mereka selepas proyek kelompok beberapa waktu lalu menyempatkan diri untuk menginap, itu semua karena Eva yang tiba-tiba mengidam ingin tidur di rumah orang tuanya. Meskipun Geo dengan istrinya berbeda posisi, ia tetap di lantai dan Eva berada diatas kasur. Tidak masalah. Geo menerima semuanya.“Ya… dia anak yang baik, semua aman. Mama jangan khawatir,” sahut GeoKepala Indah menggeleng, ia meragukan perkataan menantu nya saat ini. Bagaimana mungkin anaknya bersikap baik pada Eva dalam jangka waktu sesingkat itu.“Kamu jangan berbohong, mama tahu semua sikap Eva.”Lelaki yang masih menjadi menantu dari keluarga D
Happy Reading Semuanya!Tangan Eva bersedekap sembari memperhatikan Geo tengah melipat pakaian di ruang tengah selepas mereka kembali dari rumah ayahnya, lelaki yang menjadi suaminya sepertinya tampak aman karena sang ayah sedang ada urusan di kantor.“Mas bicara apa tadi sama Mama?”“Kenapa kamu tanya?” Geo menatap sang istri yang kini tampak menggaruk belakang kepalanya dan menggeleng.“Saya hanya penasaran sedikit, soalnya tadi saya tanya sama mama… beliau cuman bilang hanya membicarakan yang enggak penting. Saya penasaran!”Geo tampak menghela nafas pelan, “Yang dibilang sama mama kamu benar. Kami berdua memang nggak membicarakan apapun, kamu penasaran tentang apa? Tentang menanam cabai atau menanam bayam?&rdquo
Happy Reading Semuanya!“Mas, ayo ke mall! Saya mau beli buku disana dan ngidam steak 45 itu. Mau ,ya?”Kepala Geo mengangguk mengiyakan perkataan dari istrinya barusan, lelaki tersebut benar-benar masih tidak menyangka jika mereka melakukan hubungan suami istri untuk kedua kalinya. Bahkan Eva tidak membahas lagi tentang beberapa waktu lalu dimana mereka menghabiskan waktu panas berdua.Geo tidak marah sama sekali, ia justru bahagia dengan Eva yang saat ini.Tangannya merapihkan pakaian yang dikenakannya dan memperhatikan sang istri tengah memakai riasan tipis di depannya. Secepat kilat itu istrinya berdandan dan berganti pakaian.“Mas kenapa diam saja? Apa aku salah lagi? Maaf aku belum terbiasa panggil ‘aku’ seperti yang mas inginka
Happy Reading Semuanya!Geo bisa menghela nafas lega setelah dokter mengatakan jika kehamilan Eva saat ini tidak berpengaruh apa-apa setelah kejadian beberapa waktu lalu. Rencana mereka gagal untuk pergi ke mall dan rasa khawatir Geo masih tetap ada meskipun sedikit.Tangannya mengusap kepala Eva yang kini tertidur di sebelahnya, mereka memilih untuk kembali ke rumah saja. Memasak makanan yang tersisa dan lebih cepat agar Eva bisa beristirahat dengan nyaman.“Mas, aku mau makan nasi goreng.”“Iya, nanti akan mas buatkan. Kita sebentar lagi sampai rumah,” sahut Geo sembari memarkirkan mobilnya di garasi rumah mereka.Eva lebih dulu meninggalkannya dengan wajah bantalnya sehabis tertidur, kepala Geo hanya menggeleng melihat kelakuan dari sang istri saat ini. L