Happy Reading Semuanya! “Apa kamu pikir bisa melewati hari dengan mudah kalau berada disini? Sampai kapanpun kamu akan menjadi pantauan saya dan enggak akan pernah lepas begitu saja.”Geo tertunduk, ia kalah dan tidak bisa melawannya sama sekali. Percuma mengadakan perang dengan Darwin jika ia selalu kalah. Ah—ia memang harus banyak mengalah. Bagaimanapun lelaki di depannya adalah ayah dari istrinya dan mertuanya sendiri. Jujur saja rasanya seperti hukuman yang sangat berat, bahkan Geo merasa jika jam berlalu dengan lambat. Ia pikir, cukup sehari mereka berada di rumah ini tapi ternyata tidak. Mereka seperti di penjara.“Heh! Malah ngelamun! Jawab kalau saya bilang!”Geo mengangguk cepat, “Iya,” sahut Geo pendek. Dadanya terasa sesak dan ia membutuhkan istrinya sekarang ini.“Dengar! Jangan kamu berpikir saya cuma diam dan saya enggak tahu apapun. Saya tahu apa yang kamu lakukan dan apa yang terjadi,” ungkap Darwin.Seperti berada di puncak kesakitan, Geo hanya bisa memandang lelaki
Happy Reading Semuanya!Iris matanya memperhatikan lelaki yang menjadi suaminya itu, sangat membuat perasaannya dongkol di pagi buta melihat pemandangannya saat ini. Sang suami alias makhluk tampan bernama Geo dengan kesibukannya memakai kemeja berwarna navy dengan celana bahan hitam. Pakaian setelan formal yang biasa suaminya kenakan ketika berurusan dengan kampus.Perempuan cantik yang tengah duduk di sofa kamar hanya menggaruk kepalanya pelan dan merasa gemas sendiri, ia tidak habis pikir dengan lelaki yang menikahinya beberapa bulan lalu. Ini adalah weekend yang sudah ditunggu dan sekarang dirinya di tinggal pergi.Apakah selama seminggu kemarin suaminya tidak bosan melakukan sesuatu seperti bekerja?Argh—menyebalkan sekali. Kemarin sudah banyak sekali masa mereka berduaan terlewat begitu saja dan sekarang weekend ia harus menghabiskan waktunya sendiri. Ah—yang benar saja. “Mas mau kemana? Rapih banget. Mau ke panti lagi?” tanya EvaGeo menggeleng pelan, “Ke Kampus sayang,” sahut
Happy Reading Semuannya! Ibu hamil itu juga tidak mengerti kenapa ia melakukan ini hanya karena melihat status dari sosial media orang lain yang caper pada suaminya, Eva benar-benar datang ke tempat dimana suaminya berada dan menunggu sampai kedua orang tersebut selesai.Tidak. Sebenarnya suaminya juga pergi dengan dua dosen lainnya, tetapi mereka memisahkan diri. Eva mengenal para dosen di fakultasnya. Mereka sepertinya kompak janjian melakukan bimbingan mahasiswa disini, ah—andai Eva tidak memiliki previlage suaminya mungkin ia juga akan menghabiskan waktu diluar menjadi manusia ambis menyelesaikan skripsinya. Tangannya mengepal dan memukul meja di depannya pelan, ia tengah melampiaskan perasaan kesalnya melihat perempuan tersebut tampak menempel pada suaminya.“Apa-apaan sih tuh cewek! Suami gue enggak budek kali! Ngapain deket-deket! Genit banget kaya enggak ada laki-laki lain aja,” gerutu Eva sembari menatap geram perempuan tersebut yang masih berusaha untuk lebih dekat dengan
Happy Reading Semuanya!“Hari ini kamu sangat cantik,”Pujian tersebut tidak luput dari perhatian Geo. Tatapan mata lelaki tersebut mengarah pada lelaki yang ada di depan pintu rumah mereka untuk menjemput Eva. Benar, orang gila mana yang berani menyusul seorang istri tepat di hadapan suaminya sendiri. Geo benar-benar tidak habis pikir dengan mertuanya, memang sangat sulit untuk menaklukan lelaki paruh baya tersebut.Davin dengan terang-terangan menjemput Eva di depan rumah mereka dengan dalih ingin mengajak lebih jauh dan mereka semakin dekat tanpa peduli Eva mempunyai suami. Perempuan yang diajak pun tampak pasrah karena itu semua ancaman dari Darwin. Lelaki paruh baya tersebut mengancam jika Eva tidak pergi, maka ia akan dihabisi tanpa ampun. Sangat salah sekali mempunyai menantu sepertinya.“Mas, aku pamit.”Geo hanya mengangguk dengan mata fokus pada istrinya yang kini telah pergi masuk kedalam mobil milik Davin, sejujurnya Geo tidak peduli jika ayah mertuanya akan meninjunya bah
Happy Reading Semuanya!Suaminya sepertinya dirundung cemburu yang sangat besar, bahkan saat ini jam yang sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Tidak ada tanda-tanda suaminya akan keluar, ia juga baru selesai mandi setelah sibuk membuat masakan sederhana untuk mereka makan malam nanti. Eva berpikir jika ia bisa menebusnya dengan membuatkan makanan sehat untuk suaminya.Tangannya mengetuk pelan pintu ruang kerja milik suaminya itu, memperhatikan Geo dengan kacamata baca dan buku ditangannya. Apakah suaminya itu sangat menikmati buku sampai tidak mengetahui sudah berapa lama ia memasak.“Kenapa? Kamu mau tidur bersama? Atau kamu mau mengeluh kelaparan?”Geo memperhatikan istrinya yang sudah seperti terkena banjir dengan rambut basah dan handuk di tangannya, sepertinya perempuan cantik tersebut baru saja melakukan sesuatu sampai baru sempat mandi di jam sekarang ini.“Enggak, aku cuman khawatir sama mas. Dan sekarang sudah waktunya makan malam,” ucap Eva sembari menahan takut.“Terus kena
Happy Reading Semuanya!“Mas ingin seperti di sinetron,”Perempuan cantik tersebut terlihat memasang wajah bingung pada sang suami yang kini tampak tersenyum manis. Ayolah sinetron macam apa yang ditonton oleh suaminya sampai ia datang pagi-pagi buta ke tempat yoga. Ah—tidak seharusnya Eva mengajak suaminya menonton drama korea.Entah ide apalagi yang Geo inginkan sekarang ini. Eva sangat tidak habis pikir dengan suaminya tersebut.Tangan Eva bergerak menggaruk lehernya yang terasa gatal, ia tidak tahu apakah perkataannya nanti akan membuat semangat suaminya down atau tidak. Tatapan matanya mengarah pada Geo yang sudah sibuk melihat perlengkapan yang lelaki itu siapkan sendiri sejak pagi-pagi buta.“Mas, yang benar saja! Sekarang aku tanya sama mas, orang gila mana yang mau olahraga yoga di jam segini? Ini baru jam 06.00 pagi, mas. Instruktur juga pasti baru bangun atau bahkan masih nempel sama kasurnya, ini terlalu pagi. Kalau aku tahu akan di bawa kesini, pasti aku akan memilih lebi
Happy Reading Semuanya!Hueeek!Rasa mual terus kembali terasa selama beberapa waktu ini. Tidak, sebenarnya sudah 3 hari Bella seperti sekarang. Dan kini ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi dan perempuan tersebut sadar jika dalam dua minggu ini dirinya belum masa haidnya. Ini adalah masalah yang sangat besar untuk kehidupannya. Perasaan takut menyergap perasaannya, tidak mungkin hal yang ada dipikirannya saat ini benar terjadi. Bella dan Davin sudah sangat yakin jika mereka bermain dengan aman.Jam baru menunjukkan pukul 08.00 pagi dan kini ia sudah rapih dengan kacamata serta dress yang menampilkan lekuk tubuhnya. Mendatangi tempat yang seharusnya tidak ia kunjungi.“Baik nona, apakah anda memiliki pendamping yang bisa di jadikan wali?” tanya petugas di depannya “Saya cuman mau pemeriksaan fisik, bukan mau rawat inap. Hal yang seperti itu enggak perlu dilakukan,” ketus Bella.Petugas di depannya hanya mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya saat ini.“Silakan, nona bisa menunggu
Happy Reading Semuanya!“Davin, maaf aku harus datang kemari. Kepala aku pusing—terus juga ada yang mau aku sampaikan sama kamu,”Lelaki bernama Davin tersebut tampak terkejut dan mendadak gelisah melihat kehadiran perempuan yang ada di depannya itu, ia tidak menyangka jika Bella akan hadir ke rumahnya tanpa pemberitahuan lebih awal. Masalah menjadi berantakan, tatapan matanya tidak lepas dari sang ayah yang terus mengawasinya. Ini darurat dan Bella dengan seenaknya datang ke rumahnya.“Kan aku udah pernah bilang sama kamu, jangan ke rumah. Kalau kamu butuh bantuan kamu bisa lewat telepon, aku enggak mau orang lain tahu. Ayah ada di rumah dan aku mau kedatangan tamu, kamu mau mati di rumah aku?” tanya Davin dengan nada penuh emosi.Tangannya meremas dress yang dikenakannya saat ini. Ia tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun, saat ini yang ada di perasaannya adalah bagaimana mengatakan jika ia sedang hamil. Perempuan cantik tersebut mengigit bibirnya, sangat menandakan keraguan.“Ap