03. KALIAN BESANAN, AKU TIDAK TERKESAN!
Keluarga besar suaminya memang benar-benar iblis berwujud manusia.
Mereka tidak peduli dengan perasaannya sebagai istri yang akan dimadu oleh suaminya.
Walaupun Christine tidak memberikan ijinnya, Karel tetap bersikukuh pergi melamar Bella yang masih kerabat dekat dari pihak ibunya.
Bahkan gilanya, keluarga besar suaminya ikut pergi melamar wanita bernama Bella itu tanpa memikirkan perasaannya sama sekali.
"Sabar Christine, kamu masih mempunyai bayi yang perlu perhatianmu!" katanya dalam hati.
Kesabaran Christine sudah tidak bisa dibendung lagi. sakit hati bercampur kemarahan mengerogoti hatinya yang sudah terluka ini akibat perlakuan suaminya.
Hanya dua anaknya yang masih kecil, mengingatkan dirinya tidak berbuat sesuatu yang akan dia sesali seumur hidupnya, serta memberi semangat padanya untuk berjuang di luar lingkaran keluarga iblis suaminya ini.
"Kalian besanan sesuka hati kalian, tapi aku tidak terkesan sama sekali. Biar saja aku tidak menjadi bagian dari keluarga kalian lagi!" tegas Christine dalam hati.
Christine sudah memutuskan akan minggat dari rumah mertuanya ini setelah ijasahnya dikembalikan oleh suaminya.
"Memang bangsat kamu, Mas!" gerutunya.
Sebuah pesan notifikasi WA masuk ke hapenya.
[ Chris, aku terpaksa menuruti kemauan ibu untuk melamar Bella ]
[ Maafin aku ya, nanti aku jelasin kalau sudah pulang ]
"Tidak perlu pulang lagi kamu, Mas! Dasar lelaki tidak berguna! Jangan-jangan kamu yang ingin nikah lagi dengan Bella!" katanya dalam hati.
Christine pernah bertemu Bella yang masih termasuk sepupu jauh dari Karel, suaminya.
Bella masih sangat muda, baru menginjak umur 21 tahun, tapi prestasinya di bidang akademik sangat luar biasa di usianya yang masih sangat muda ini.
Mertuanya sangat menyukai Bella yang langsing dan cantik, bahkan cerdas di usianya yang masih sangat muda ini.
Christine tidak habis pikir. Kenapa gadis secerdas dan secantik Bella menerima lamaran dari Karel yang sudah jelas berumur jauh di atasnya.
"Ada yang tidak beres dengan pernikahan Karel ini!" pikr Christine.
Ponselnya berbunyi lagi.
Kali ini pesan dari mertuanya.
[ Awas saja kalau kamu berani mengacaukan lamaran dari Karel terhadap Bella! ]
[ Aku dan seluruh Keluarga Smith tidak akan mengampunimu dan akan membuat hidupmu sengsara! ]
[ Camkan itu! ]
"Nenek lampir sialan! Sudah bagus aku tidak melabraknya, sekarang dia mengancamku lewat pesan di ponsel? Dasar keluarga sialan ...!!!"
Christine berteriak sejadi-jadinya. Keluarga Smith malahan menganggapnya sebagai penganggu acara lamaran Karel terhadap Bella, padahal dia adalah istri sah dari Karel. Tapi bagi Keluarga Smith yang terhormat itu, dia hanyalah sampah dan benalu yang bisa membatalkan acara lamaran itu.
"Brengsek kamu Karel! Di mana tanggung jawabmu sebagai suami? Hanya karena takut terhadap ibumu, kamu campakkan aku begitu saja!" gerutu Christine yang menahan amarah yang besar yang siap meledak dari dalam tubuhnya.
Christine mengambil ponselnya dan membalas pesan dari Karel tadi.
[ Aku tidak merestui lamaranmu terhadap Bella, Mas! ]
[ Sampai matipun aku tidak terima diperlakukan bagaikan sampah olehmu dan keluarga besarmu! ]
[ Brengsek kamu, Mas! ]
Puas memaki-maki suaminya lewat pesan ponsel, Christine memutuskan untuk pergi ke acara lamaran suaminya ini.
Hatinya sudah tidak tahan untuk melabrak suaminya yang tidak berperasaan, apalagi mertuanya yang tidak menyukainya sama sekali.
Christine tidak ingin memaki mertuanya karena tahu Keluarga Smith akan melaksanakan ancamannya apabila dia memaki-maki nenek lampir itu.
Tapi yang menjadi masalahnya adalah tidak ada yang enjaga Cindy, putinya yang baru berumur 5 tahun. Juga putranya yang masih bayi, Jason.
"Cindy ... Nak, mau mama ajak jalan-jalan?' tanyanya kepada putri kecilnya yang sedang tidur ini.
"Mau, Ma!' jawab Cindy.
"Ayo kamu ganti pakaian! Kita jalan-jalan ke pantai, mau?' bujuk Christine lagi.
"Mau banget Ma!' jawab Cindy kegirangan.
"Tapi, kita mampir sebentar ke rumah Tante Bella ya?" ujar Christine lagi.
"Memangnya ada apa di rumah Tante Bella, Ma? Kenapa kita harus mampir dahulu ke rumah Tante Bella?" kata Cindy yang masih bawel-bawelnya ini.
"Mama ada keperluan sebentar ... nanati dari sana kit alangsung ke pantai, ajak dede juga yang lagi tidur," jelas Christine.
"Ooh ... bilang Ma dari tadi, ada perlu sama Tante Bella!" sahut Cindy.
"Ya sudah, kamu ganti pakaian sana! Sudah bisa kan ganti pakaian sendiri?" tanya Christine lagi.
"Sudah, Ma! Kan Cindy sudah jadi kakak, jadi harus bisa apa-apa itu sendiri!" ujar Cindy.
"Anak pintar!" kata Christine sambil tersenyum melihat tingkah Cindy.
Andaikan saja Karel tidak menghianatinya dengan melamar Bella, tentu mereka akan menjadi keluarga yang bahagia.
"Aku sudah siap, Ma!" teriak Cindy yang sudah berpakaian rapi.
Christine menyambar kunci mobilnya di atas meja, kemudian memakaikan safety belt bayi kepada Jason di kursi belakang.
"Cindy jaga dede ya ...!" pesan Christine.
'Baik, Ma!' jawab Cindy.
Christine menyetir perlahan ke arah rumah Bella yang terletak di utara Jakarta.
"Akan kukacaukan lamaran terhadap menantu idamanmu, nenek lampir!" ujar Christine yang sudah tidak menaruh hormat lagi kepada mertuanya setelah ancaman yang diterimanya lewat pesan ponselnya.
Mobil Christine mmembelah jalanan Jakarta dengan perlahan.
Christine tahu, dia tidak boleh emosi membawa mobilnya, karena ada dua anaknya yang memerlukan perhatiannya sekarang.
Ponselnya berbunyi lagi.
"Jangan-jangan dari nenek lampir itu lagi, mengancamku lagi!" pikirnya.
Christine meminggirkanmobilnya terlebih dahulu, karena menyadari kalau membaca pesan di ponsel sambil menyetir akan membahayakn dirinya dan kedua anaknya ini.
[ Kamu harus menerimanya, Chris! Bella sudah menerimamu! ]
[ Jangan terlalu berlebihan Chris! Aku hanya menikah lagi! Itu biasa! ]
"Bella sudah menerimu! Brengsek kamu, Mas! Dasar laki-laki biadab!" seru Christine yang geram terhadap jawabannya suaminya yang tidak berperasaan ini.
Ponselnya dilemparkannya ke kursi mobil di sampingnya saking kesalnya dia terhadap perlakuan suaminya yang sangat tidak memperhatikan perasaannya.
"Mama, kenapa?' tanya Cindy.
Beruntung Jason tidak terbangun oleh teriakannya. Bayi ini masih tertidur lelap di samping Cindy yang menjaganya.
"Tidak apa-apa, Nak! Mama lagi pusing saja! Nanti kita refreshing ke pantai ya," ujarnya kepada Cindy sambil menjalankan mobilnya lagi.
"Ma .. kalau pusing berhenti dahulu Ma! Bahaya kalau menyetir dalam keadaan pusing!" seru Cindy yang menyadarkannya kalau dia tidak boleh hanyut terbawa perasaan sakit hatinya yang membuat kepalanya sakit.
"Iya Nak ... Mama tahu! Ya sudah, kita mampir dahulu di tempat makan ya ... biar Cindy makan dahulu!" ujar Christine yang tidak tega terhadap anaknya, juga dia perlu menenangkan diri dahulu agar tidak mencelakakn kedua anaknya.
*****
Mobil Christine perlahan memasuki kompleks perumahan di utara Jakarta ini.
Rumah Bella tidak jauh dari jalan masuk kompleks.
Setelah merasa tenang, Christine memutuskan untuk menyelidiki terlebih dahulu dan tidak langsung membuat kekacauan di rumah orang, yang bisa berakibat dirinya diusir oleh satpam kompleks perumahan ini.
Mobil diparkir oleh Christine tidak jauh dari rumah Bella, agar suaminya tidak mengenali mobilnya apabila dia berhenti tepat di depan rumah Bella.
Tidak tampak adanya keramaian di rumah Bella.
Suasana sepi-sepi saja.
"Apa lamarannya tidak diadakan di sini ya? Atau sudah selesai?" pikir Christine.
Christine terus mengamati rumah Bella dari balik kaca mobilnya, tapi tidak tampak seorangpun yang keluar masuk rumah ini.
Bahkan Christine tidak melihat mobil Karel ataupun mobil orang tuanya terparkir di depan rumah Bella.
Christine mulai ragu untuk mendatangi langsung rumah Bella ini, tapi rasa penasaran membuatnya ingin memastikan kebenaran lamaran suaminya ini terhadap Bella.
*****
Bersambung .....
04. KELUARGA SADIS Keluarga Smith memang terkenal keluarga yang tidak peduli dengan perasaan orang lain.Keluarga ini sudah kaya turun temurun dari kakek moyang mereka yang hartanya tidak habis-habis.Tapi bukan harta yang mendasari Christine memutuskan menikah dengan Karel Smith.Christine sangat terkesan dengan Karel yang menurutnya sangat baik hati dan suka bersenda gurau yang bisa membuat hidupnya penuh warna."Christine Taylor .... kamu sungguh wanita yang bodoh sekali!" teriaknya dalam hati.Tanpa menyelidiki keluarga Smith terlebih dahulu, Christine begitu saja menerima lamaran dari Karel, padahal saat itu karirnya di perusahaan konstruksi sedang menanjak naik dengan gaji fantastis.Ibu Karel awalnya sangat ramah terhadap Christine, membuat dirinya seakan menemukan keluarga baru yang hangat yang diyakininya bisa membawanya menuju kebahagiaan.Sifat mertuanya mulai kelihataan aneh saat dia melahirkan Cindy, anak pertamanya.Mertuanya sama sekali tidak mau memegang cucunya ini
05. LAMARAN YANG MENYAKITKAN Christine masih berada di dalam mobilnya mengamati rumah Bella yang kelihatan sunyi sekali.Rumah yang sangat megah untuk perumahan di kompleks perumahan ini."Apa nenek lampir itu melihat kekayaan Keluarga Jones ya? Bukannya keluarga mereka juga sudah sangat kaya, buat apa lagi besanan dengan keluarga kaya lainnya. Apa sebenarnya kesalahanku sehingga mertuaku saangat tidak menyukaiku, padahal awalnya dia senang punya menatu seperti diriku?"Pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk di dalam pikiran Christine. Sampai sekarang dia tetap tidak mengetahui alasan mertuanya tidak menyukai dirinya, bahkan menurun ke cucu-cucunya yang juga darah daging Karel, mertuanya ini tetap tidak menyukainya."Jangan-jangan lamaran terhadap Bella tidak dilakukan di rumah orang tuanya ini!" pikir Christine.Tidak salah Christine berpikiran seperti itu, karena Bella yang mandiri sudah sanggup membeli rumah sendiri.Untuk menepis keraguannya, Cindy keluar dari mobilnya me
06. KAMU MENIKAH, AKU MINGGAT! Sejak lamaran terhadap Bella dilakukan, gadis cantik ini sering datang ke rumah mertuanya.Bahkan Bella sangat akrab dengan Cindy, anak gadisnya."Tante Bella kok sering-sering datang ke rumah?" taya Cindy suatu hari saat Bella datang berkunjung di saat suaminya Karel sedang bekerja."Tante mau biasain dulu dengan suasana rumah ini," jawab Bella."Maksudnya apa ya dengan menyesuaikan diri?" pikir Christine dalam hati, tapi dengan rasa penasaran yang tinggi.Christine tidak berani menanyakan apapun kepada Bella karena mertuanya ini melarangnya bicara dengan Bella.Apabila dia nekad melakukannya maka anaknya Cindy selalu menjadi sasaran ejekan mertuanya ini yang membuat Cindy terkadang depresi berat.Entah apa yang dikatakan nenek lampir itu pada putrinya, tapi yang pasti Christine sudah tidak tahan tinggal bersama mertuanya."Cindy! Ke sini!" panggil Christine dari balik pintu kamarnya."Mama kenapa ngumpet sih! Tante Bella tanyain mama ada di mana
07. KEMURKAAN ANDREW SMITHKeluarga Smith mengetahui pelarian Christine ini setelah mereka pulang dari acara pernikahan Karel dengan Bella.Christine memang dilarang mertuanya ikut dalam pesta pernikahan karena dianggap bisa mengacaukan pernikahan Karel dan Bella.Pemberontakan Christine yang tidak menerima pernikahan Karel dengan Bella ini juga menjadi pertimbangan untuk merumahkan Christine.Rumah yang kosong melompong membuat Heather Smith, mertuanya Christine marah besar.Sejak Karel menikahi Christine, pembantu di rumah Keluarga Smith diberhentikan oleh Heather tanpa alasan yang jelas.Christine diperlakukan sebagai pembantu Keluarga Smith, dan diwajibkan untuk mengerjakan semua pekerjaan yang dilakukan pembantu sebelumnya.Alasannya klise, ingin menghemat uang warisan dari kakek moyang mereka.Bagi Haether Smith ini, menantu perempuan harus bisa mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga seperti yang dia lakukan dahulu. Tapi sebenarnya bukan alasan ini yang membuat Heather memper
08. PERKENALKAN, ALICE SMITH! Alice Smith yang disebit-sebut oleh Andrew Smith ini merupakan sepupu Karel yang masih muda, sepantaran dengan umur Bella.Keseharian Alice, hanyalah gadis muda yang menyukai game dan suka berbelanja.Tapi apabila sudah menyangkut pekerjaan, gadis berumur 21 tahun ini akan menjelma menjadi sosok yang menakutkan.Pandangannya yang dingin serta sifatnya yang kejam akan membuat lawannya lebih baik dibunuh daripada disiksa oleh gadis ini.Alice Smith tergabung ke dalam organisasi hitam yang khusus melindungi pengusaha, terutama pengusaha yang berkecimpung di dalam dunia hitam.Selain ahli sniper (penembak runduk) dan menembak, Alice juga memiliki kemampuan ilmu bela diri yang cukup hebat.Gadis ini selaalu berpakaian serba hitam dan mengenakan kaca mata hitam saat melaksanakan tugasnya.Tapi kesehariannya sama dengan gadis biasa, sehingga tidak ada yang menyangka kalau gadis muda ini adalah salah satu pembvuru dan pembunuh terbaik yang pernah ada.Sekar
09. SIAPA SEBENARNYA KAMU, ALICE? Alice Smith.Mendengar namanya saja sudah membuat Keluarga Besar Smith gemetaran.Tidak hanya di Keluarga Smith saja, Alice juga dikenal di Keluarga Besar lainnya dan juga sangat disegani.Suatu hal yang aneh, karena Alice baru menginjak usia 21 tahun.Alice Smith merupakan putri dari Alistair Smith yang merupakan adik kandung dari Andrew Smith.Berbeda dengan Andrew yang medalami ilmu bisnis di usia muda, sehingga berhasil mendirikan Smith Industries, Alistair lebih banyak berkecimpung di dunia hitam pada masa mudanya.Bahkan Alistair menikahi putri satu-satunya dari pemimpin Mafioso terkenal saat itu yaitu Gianluca Bellini, yang menguasai banyak kota.Jiwa bisnis Alistair juga tidak luntur, dengan mendirikan Smith Corporation yang lebih banyak bergerak di bidang perdagangan.Namun bisnis Alistair ini lebih banyak terkait dengan dunia hitam tempatnya bergabung.Bahkan dia memiliki organisasi pembunuh dan pemburu bayaran yang disebut Shadow Heaven,
10. ALICE YANG KEJAM Alice santai saja mandi menggunakan shower yang kamar mandinya berada di dalam kamarnya yang besar. Bahkan setelah itu, gadis ini masih sempat berendam di bathup sambil mendengarkan musik layaknya gadis biasa seusia dirinya. Alice seakan yakin akan menemukan Christine dengan cepat tanpa khawatir buruannya ini akan kabur keluar kota sehingga sulit dilacak olehnya. Tok ... Tok ... Tok ... Suara ketukan di pintu kamarnya terdengar oleh Alice saat dia keluar dari kamar mandi hanya dengan tubuhnya dibalut handuk putih saja. Tanpa mengenakan pakaian terlebih dahulu, Alice membukakan pintu kamarnya, yang ternyata Adam yang mengunjunginya. "Maaf Nona! Kata Nyonya tadi, Nona Alice memanggil saya?' tanya Adam sambil menelan ludah melihat kemulusan tubuh Alice yang hanya dibalut handuk saja. "Kamu tunggu dahulu, aku mau mengenakan pakaian dahulu!" kata Alice sambil menutup pintu kamarnya. ***** Setelah beberapa saat, Alice membuka pintu kamarnya kembali. "Silahka
11. PENCARIAN Christine terbangun pagi-pagi sekali saat bayinya menangis dengan suara yang sangat keras. Dia baru menyadari kalau sudah tidak berada di rumah mertuanya lagi, dan saat ini berada di ruangan belakang restoran kecil atau kedai makanan 24 jam yang masih terdapat di kota London pinggiran. Cindy, anak gadisnya masih tertidur lelap. Tidak terganggu sama sekali oleh tangisan adik bayinya yang terus menerus disertai jeritan yang melengking. "Kasihan sekali kalian, Nak! Sabar ya ... mama akan berjuang agar kehidupan kalian kembali normal seperti semula!" tekad Christine dalam hati. Dia harus berjuang keras demi masa depan anak-anaknya yang tidak dipedulikan ayahnya sama sekali, padahal Karel berasal dari keluarga kaya raya. Jason juga mulai reda tangisannya setelah Christine menyusuinya. Pemilik kedai makanan masuk sebentar untuk melihat keadaan Christine. "Bagaimana kalau untuk sementara kamu bekerja di sini? Siapa namamu?" tanya pemilik kedai makanan. Christine yang ti
Kematian Alice yang cukup tragis membuat semua anak buahnya ketakutan dengan kekejaman seorang William Shatner.Padajhal yang sebenarnya terjadi tidaklah demikian, tapi orang hanya inigin melihat sesuai pikirannya saja.Pemuda yang tampak diam dan tidak berbahaya ini ternyata pewaris tunggal dari Keluarga Shatner yang kelasnya berada jauh di atas Keluarga Smith.Kekejaman Keluarga Shatner dalam bisnis jauh melampaui kekejaman Keluarga Smith.Demi melindungi seorang Christine yang sedari awal sudah disukainya ini, William terpaksa meminta bantuan keluarganya untuk mengirim pasukan ke apartemnnya di Wiltshire.Hanya dalam waktu sebentar saja pasukan yang diminta oleh William tiba di apartemennya dan membantai habis sisa anak buah Alice yang masih tertinggal di sana.Christine meringkuk ketakutan melihat kehebatan seorang William Shatner yang tadinya disangkanya adalah pria brengsek yang tidak bisa apa-apa dan penyendiri saja."Jangan takut ... aku tidak seperti yang terlihat olehmu!" sa
Bagaikan cerita di film aksi, apartemen kumuh yang semula sepi dan diabaikan orang yang lalu lalang kini menjadi pusat perhatian karena adanya pengepungan yang dilakukan Alice bersama anak buahnya. Aparat setempat memilih diam terlebih dahulu karena menganggap pengepungan yang dilakukan Alice adalah perang antar geng atau klan yang hendak menguasai daerah tertentu untuk transaksi ilegal yang dilakukan mereka. Penduduk setempat juga tidak berani terlalu dekat karena Alicedan beberapa ank buahnya bersenjata otomatis yang sangat berbahaya. "Aku peringatkan untuk terakhir kalinya! Keluar dari apartemen ini dan serahkan Christine beserta kedua anaknya! Aku hanya ingin membawa pulang mereka ke keluarga Smith!" Alice kembali mengancam William yang berada di dalam apartemen, karena dia sendiri masih ragu untuk menerobs masuk. William yang pernah mendapat pelatihan militer dan menjadi andalan Keluarga Shatner ini sangat menakutkan bagi Alice walaupun dia berusaha mengatasinya. "Apa kita
"Tenang saja ... aku akan mengatasi gadis pembunuh itu!" ujar William Shatner menenangkan Christine dan Abigail, setelah pria ini mulai bisa menenangkan dirinya sendiri.Alice akhirnya mengetahui tempat persembunyian Christine di apartemen kumuh William."Aku tidak ada urusan denganmu, William! Berikan apa yang kuminta maka kita akan baik-baik saja!" seru Alice."Kenapa gadis ini bisa mengenalmu, Bill?" tanya Abigail lagi, padahal sebelumnya William Shatner sudah menunjukkan kalau pria ini kenal dengan Alice."Aku juga bingung, Abs!" ujar Christine."Pulanglah, Alice! Aku tidak ingin membunuhmu!""Membunuhku? Kau terlalu percaya diri, William! Aku tidak ingin permusuhan keluarga besar kita semakin parah dengan kematianmu!" "Memangnya kamu tahu kalau ada permusuhan keluarga besar Smith dengan Shatner ini, Chris?" tanya Abigail."Aku baru saja tahu dari Alice sekarang ini! Aku juga jarang bertemu Alice!" sahut Christine."Aku kira aku kenal baik dengan Bill tapi ternyata aku salah! Aku
"Chris, lebih baik kamu tinggal untuk sementara di apartemen Albert ini dengan anak-anakmu!" ujar Abigail. "Jangan keluar dahulu dari apartemen. Aku sudah minta ijin Bill untukmu tinggal sementara di sini!" Christine tentu saja bingung dengan sikap Abigail yang misterius. Kalau dia berpikiran jelek, mungkin Abigail sedang mengusirnya secara halus dari rumah orangtuanya. "Ada apa Abs, tidak biasanya kamu begini?" tanya Christine. Abigail terdiam dengan wajah yang agak pucat dan tubuh gemetaran. "Kalau kamu tidak suka aku dan anak-anak tinggal di rumahmu, aku akan cari apartmen, Abs!" sahut Christine. "Bukan itu masalahnya, Chris!" seru Abigail. "Jadi, apa masalahnya?" tanya Christine. "Aku dengar ada gadis dari kota yang sedang mencarimu! Ternyata setelah aku memastikannya, gadis itu adalah Alicie!" sahut Abigail. "Alicie ke sini? Kenapa dia bisa tahu kalau aku ada di sini?' tanya Christine. "Mungkin dia hanya menduga-duga saja! Aku khawatir dia ke rumah dan menemukan anak-an
Pria penyendiri bernama William Shatner masih terlihat asyik dengan kesendiriannya di pojok taman depan apartemen tempat Abigail bekerja.Bahkan pria ini tampak tidak peduli saat Abigail dan Christine mendekatinya."Kamu yakin tidak salah orang, Abs?" tanya Christine."Kenapa?" tanya balik Abigail."Kelihatannya dia tidak menghiraukan kita sama sekali!' ujar Christine."Kalau kamu mau bekerja padanya, kamu harus pahami sifatnya, Chris!" seru Abigail."Bagaimana aku tahu apa yang harus dikerjakan kalau berbicara denganku saja tidak mau!" sahut Christine."Sabar, Chris! Belum bekerja padanya saja, kamu sudah bawa perasaan begini!" ujar Abigail."Aku sulit bekerja dengan majikan sombong seperti dia!" seru Christine."Tidak mau bicara dan sombong itu hal yang berbeda, Chris! Kamu mau tidak pekerjaan ini?" tanya Abigail.Christine hanya menaikkan bahunya saja.Abigail mendekati William Shatner untuk bicara dengannya."Bill ... kamu jadi tidak menyewa orang untuk bersih-bersih?" tanya Abiga
"Apartemen tempat kerjamu tadi bagus juga ya, Abs!' ujar Christine yang sudah reda marahnya dan tampak menikmati perjalanan ke pusat kota."Apartemennya atau pria yang sedang duduk menyendiri di depan apartemen?' ledek Abigail.'Kamu gila, Abs! Aku belum cerai dari Karel!" seru Christine. "lagian siapayang bisa tertarik dengan pria yang menyebalkan seperti itu?""Tapi kan kamu ingin cerai kan?" tanya Abigail."Keluarga Smith tidak akan membiarkanku bercerai denga Karel!" ujar Christine."Jadi statusmu nanti bagaimana, Chris?" tanya Abigail lagi."Aku tidak tahu, Abs! Aku bingung! Aku akan fokus cari kerja untuk menghidupi anak-anak dahulu, urusan lain tidak penting bagiku sekarang. Tidak mungkin aku menumpang terus di rumahmu, Abs!" ujar Christine."Aku sih tidak masalah, Chris! Rumah orang tuaku cukup besar!""Aku harus mandiri, Abs! terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa hidup menumpang terus!""Terserah kamu saja, Chris! Pintu rumahku selalu terbuka untukmu!" "Aku tahu,
Christine sangat bersyukur Abigail tulus membantunya, walaupun dia sudah lama tidak berhubungan dengan sahabatnya ini."Kamu ada rencana kerja apa di Wiltshire ini, Chris?" tanya Abigail saat mereka sedang duduk di taman belakang rumah Abigail."Aku belum tahu, Abs! Ijasahku ditahan Karel, jadi aku tidak bisa kerja kantoran lagi!" ujar Christine."Bagaimana kalau aku carikan kamu pekerjaan? Tapi kamu tahu sendiri bagaimana kerja di kota kecil," ujar Abigail."Aku tidak keberatan kerja kasar, Abs! Asalkan bisa mencukupi hidupku dan kedua anakku, itu sudah anugrah bagiku!" "Kalau kamu kerja di mana, Abs?" tanya Christine."Aku hanya menjadi petugas penjaga apartemen yang berada di ujung kota ini!' jawab Abigail."Ada apartemen kosong di tempatmu bekerja, Abs? Mungkin kalau aku sudah kerja, aku pindah saja ke apartemen itu! Kan setiap hari bisa bertemu kamu, Abs!' ujar Christine."Kamu mau melihat apartemen tempatku bekerja? Anak-anak bisa kamu titipkan ke mamaku! Dia suka menjaga anak
13. MENUJU WILTSHIRE Bus yang ditumpangi Christine melaju dengan tenang di jalan raya.Butuh waktu sekitar jam untuk perjalanan bus dari London menuju Wiltshire.Christine merasa tenang telah berhasil lolos dari kejaran Keluarga Smith untuk sementara ini.Mengunjungi Abigail di Wiltshire merupakan pilihan terbaik bagi Christine karena Keluarga Smith tidak pernah mengetahui keberadaan Abigail yang pada saat pernikahannya tidak datang.Abigail yang merupakan sahabat terbaiknya marah besar saat Christine memutuskan meninggalkan pekerjaan dan karirnya yang sedang menanjak demi menerima lamaran Karel yang juga tidak disukai Abigail.Menurut Abigail saat itu, Karel bukanlah tipe suami yang setia dan bisa bertindak tegas karena selalu di bawah bayang-bayang ibunya, tapi Christine tidak mau mendengarkan nasehat Abigail yang membuat sahabatnya ini pergi meninggalkannya dan pulang ke kota kelahirannya di Wiltshire.Christinee tidak pernah mendengar kabar sahabatnya ini lagi sejak dia menika
Ternyata dugaan Samantha ada benarnya.Adam menunggu di depan kedai makanan ini sambil menelepon Alice untuk memberitahukan gadis ini kalau dia sudah menemukan Christine.Sikap Samntha yang dianggap aneh oleh Adam sudah cukup baginya untuk meyakinkan dirinya kalau dia sudah menemukan Christine yang ada di dalam kedai makanan ini setelah mengunjungi beberapa kedai makanan sebelumnya.Hanya saja dia tidak bisa bertindak saat itu karena ada beberapa penegak hukum yang sedang menikmati pagi mereka di kedai makanan itu.Alice tiba tidak lama kemudian."Bagaimana? kamu melihat Christine keluar dari dalam kedai makanan ini?" tanya Alice."Aku tidak melihatnya keluar! Masih ada beberapa penegak hukum berlencana di dalam kedai makanan ini. Kalau aku membuat keributan, khawatir kejadian ini akan terekspos keluar sehingga mengacaukan segala-galanya.""Tindakanmu sudah benar, Adam! Hanya saja, seharusnya kamu segera pergi dari sini begitu kamu yakin sudah menemukan Christine!" ujar Alice."Kalau