Beranda / Pernikahan / Perempuan Yang Terbuang / 05. Lamaran Yang Menyakitkan

Share

05. Lamaran Yang Menyakitkan

05. LAMARAN YANG MENYAKITKAN   

Christine masih berada di dalam mobilnya mengamati rumah Bella yang kelihatan sunyi sekali.

Rumah yang sangat megah untuk perumahan di kompleks perumahan ini.

"Apa nenek lampir itu melihat kekayaan Keluarga Jones ya? Bukannya keluarga mereka juga sudah sangat kaya, buat apa lagi besanan dengan keluarga kaya lainnya. Apa sebenarnya kesalahanku sehingga mertuaku saangat tidak menyukaiku, padahal awalnya dia senang punya menatu seperti diriku?"

Pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk di dalam pikiran Christine. 

Sampai sekarang dia tetap tidak mengetahui alasan mertuanya tidak menyukai dirinya, bahkan menurun ke cucu-cucunya yang juga darah daging Karel, mertuanya ini tetap tidak menyukainya.

"Jangan-jangan lamaran terhadap Bella tidak dilakukan di rumah orang tuanya ini!" pikir Christine.

Tidak salah Christine berpikiran seperti itu, karena Bella yang mandiri sudah sanggup membeli rumah sendiri.

Untuk menepis keraguannya, Cindy keluar dari mobilnya menuju rumah Bella.

Cindy dipesan untuk mengunci pintu mobil. Posisi kaca mobil dibiarkan sedikit terbuka, karena Christine mematikan mesin mobil dan tidak menyalakan AC mobil.

Rumah orang tua Bella tampak sepi sekali dan tertutup rapat saat Christine berada di depan pagar rumah ini.

"Ibu cari siapa?" tanya satpam yang kebetulan berkeliling.

"Kebetulan Pak! saya mencari orang tua Bella! katanya ada lamaran yang diadakan di rumah ini!" ujar Christine.

"Tadinya begitu Bu ... tapi mereka membatalkan acara di rumah ini dan melanjutkannya ke tempat lain!" jelas satpam kompleks. "Apa ibu tidak diberitahu kalau ada perubahan? Ibu siapa ya, biar bisa saya  sampaikan kalau keluarga Jones sudah pulang."

"Tidak apa-apa, Pak! Saya susul saja ke sana!" kata Christine yang tidak ingin kehadirannya diketahui oleh keluarganya Bella ini.

Christine tidak tahu rumah Bella yang baru dibelinya ini. Dia hanya mendengar mertuanya membanggakan calon mantunya yang sudah memiliki rumah sebelum menikah dengan putra kesayangannya ini.

Isabella Jones, nama lengkap dari calon madunya ini yang tidak sudi diterima olehnya.

Hufh!

"Gagal aku membuat malu nenek lampir itu!" gerutu Christine.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukannya selain pulang kembali ke rumahnya, berharap lamaran ini tidak pernah terjadi sehingga tidak akan ada pernikahan yang dilakukan suaminya ini.

*****

Christine yang protes keras terhadap suaminya Karel mengenai lamaran yang dilakukannya terhadap Bella, tidak digubris sama sekali oleh suaminya.

Karel malahan menyarankan dirinya untuk coba hidup dengan madunya ini dalam satu atap, yaitu rumah mertuanya.

Alasan Christine yang disampaikan kepada Karel dianggap suaminya ini mengada-ngada dan hanya dianggap sebagai rencana Christine untuk menggagalkan pernikahannya.

Karel juga ingkar janji untuk menceraikannya, dengan alasan ibunya tidak setuju dengan perceraian yang akan membvuat keluarga Smith malu di hadapan keluarga besar lainnya.

Bahkan ijasah sarjananya juga tidak diberikan oleh Karel.

"Mas ... mana janjimu untuk mengembalkikan ijasahku!" tegur Christine yang tidak kunjung mendapatkan ijasahnya.

"Ijasahmu tersimpan di brankas Bank atas nama ibu, jadi aku tidak bisa mengambilnya tanpa persetujuan ibuku!" kata Karel memberikan alasannya.

"Kamu mintalah segera! Aku lebih baik kerja di kantoran daripada harus kerja sebagai pembantu di rumah ini!" tegas Christine.

"Terus anak-anak siapa yang akan merawat, kalau kamu kerja?" tanya Karel.

"Memangnya kamu peduli dengan kehidupan anak-anakku? Sayang saja tidak, belagak peduli lagi!" tegur Christine dengan perasaan kesalnya.

"Mereka juga anak-anakku, Chris! Jangan pernah kamu tidak mengakuinya!" seru Karel tidak mau kalah.

"Anak-anakmu? Memberi kasih sayang juag tidak pernah, tapi mau mengakui mereka sebagai anak-anakmu? Mimpi kamu, Mas!" ujar Christine yang sudah marah besar terhadap suaminya.

"Terserah kamu sajalah! Capek aku bicara denganmu! Lebih enak bicara dengan Bella!" tutur Karel yang membuat Christine makin naik pitam.

"Pergi sana dengan selingkuhanmu itu!" seru Christine.

Karel berbalik lagi mendekati Christine dengan wajah penuh amarah.

"Jangan sembarangan bicara kamu, Chris! Bella akan resmi menjadi istriku, jadi senang atau tidak, kamu harus menerimanya!"

"Bella lagi ... Bella lagi .... Muak aku rasanya!" ujar Christine sambil masuk membanting pintu kamar.

*****

Bersambung .....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status