Share

18. Gara-Gara Cincin

Harus kuakui, dari pada menaiki motor besar milik mas Jeremy, membonceng motor matik milik Adrian jauh lebih nyaman bagiku. Meskipun tentu saja di sepanjang perjalanan bocah cerewet itu terus berceloteh tanpa henti, bercerita dan bertanya banyak hal, juga terkadang mencuri kesempatan mengelus lenganku yang melingkar di perutnya. Dia baru akan berhenti setelah kucubit, padahal sudah berkali kali kuperingatkan agar tak nakal, tapi tetap saja diulangi tanpa ada kapoknya.

Teringat kejadian tadi, aku kembali melamun. Tanpa sadar mengeratkan pelukan dan menyenderkan kepala pada punggung Adrian.

Aku masih tak percaya mas Jeremy menyukaiku. Dan aku meninggalkannya begitu saja setelah pernyataannya.

Saat itu aku sangat terkejut. Aku kebingungan. Aku tak bisa berpikir jernih dan tau tau sudah berlari menuju motor Adrian dan berakhir memboncengnya.

Apakah aku jahat? Aku pergi dengan mas Jeremy tapi malah meninggalkan pria itu dan memilih bersama orang lain.

Aku pusing sekali memikirkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status