Home / Romansa / Perempuan Bermahar Lima Miliar / Bagian (59) : Rencana Menggapai Impian

Share

Bagian (59) : Rencana Menggapai Impian

Author: David Khanz
last update Last Updated: 2023-08-28 22:19:27

PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIAR

Penulis : David Khanz

Bagian (59)

Episode : Rencana Menggapai Impian

Arumi memandangi wajah suaminya dengan lekat. Kabar tentang kegagalan dalam perekrutan tim khusus yang disampaikan, sedikit membuat perempuan tersebut turut merasa kecewa. Namun mau bagaimana lagi, semuanya memang harus terjadi dan mau tidak mau mesti diterima dengan lapang dada.

“Gak apa-apa, Mas, mungkin memang bukan rezeki kita,” ujar Arumi mencoba menenangkan hati sang suami. “Insyaa Allah, kalo kita mau bersabar dan tetap berusaha dengan baik, Allah akan memberikan jalan terbaik bagi kita.”

Hamizan manggut-manggut. Lalu balik menatap istrinya.

“Maafin aku ya, Dik. Aku masih belum bisa memperjuangkan impian kita ini,” ujar lelaki tersebut dengan nada lirih. “Tapi aku yakin,” imbuhnya kembali dengan nada optimis, “Allah itu Maha Kaya. Gak ada sesuatu pun yang mustahil bagi-Nya. Jika Allah berkehendak, kun fayakun … pastilah akan terjadi dengan izin-Nya. Insyaa Allah … Insyaa Allah.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (60) : Perjalanan Meraih Impian

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (60)Episode : Perjalanan Meraih Impian“Assalaamu’alaikum,” ucap Hamizan uluk salam begitu tiba di rumah bersama Ammar. Tidak lantas membuka pintu rumah, tapi menunggu hingga Arumi sendiri yang bergegas menyambut.Tidak berapa lama, terdengar jawaban dari dalam rumah dari sosok istri Hamizan tersebut.“Wa’alaikumussalaam ….,” jawab Arumi dari dalam rumah. “Tunggu sebentar!” serunya kemudian. Kemudian pintu pun terkuak, disusul dengan seraut wajah cantik berhijab, muncul berseri-seri. “Mas Izan, ayo masuk.”Tidak lupa, Arumi meraih tangan suaminya dan menyalaminya dengan takzim. Berlanjut pada peluk-cium hangat menyertai.“Ini … Pak Ammar. Temen yang aku ceritain tadi, Dik,” kata Hamizan memperkenalkan teman kantornya pada Arumi.“O, iya … saya istrinya Mas Izan, Pak,” kata Arumi memperkenalkan diri, seraya menghaturkan salam dari kejauhan tanpa men

    Last Updated : 2023-08-29
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (61) : Sosok Tua Bergelung Rambut Memutih

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (61)Episode : Sosok Tua Bergelung Rambut MemutihMenjelang siang, Ammar sudah tiba hendak menjemput Hamizan di rumah kontrakan dengan membawa sepeda motor. Sebelum masuk, terlebih dahulu menelepon untuk memastikan bahwa temannya tersebut tidak sedang melakukan aktivitas pribadi.“Masuk saja, Mar. Kami berdua sudah siap-siap, kok,” jawab Hamizan melalui sambungan telepon.Tidak lama setelah itu, suami Arumi tersebut tampak keluar dari dalam rumah. Dia melambaikan tangan memanggil Ammar yang berada agak jauh dari pekarangan rumah.“Mau masuk dulu atau ….” Belum selesai Hamizan berkata, langsung dipotong oleh teman berkacamata minusnya itu.“Saya nunggu di luar saja deh, Zan. Kalian berdua sudah pada siap-siap ini, ‘kan?” tanya Ammar usai menyalami Hamizan.“Seenggaknya minum dululah,” ujar Hamizan setengah meminta. “Masuk, yuk.”Balas Ammar bersikukuh, “Gak usah. Saya nunggu di sini saja. Lebih adem. He-he.”Hamizan pun akhirny

    Last Updated : 2023-08-30
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (62) : Antara Percaya Atau Tidak

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (62)Episode : Antara Percaya Atau TidakArumi mencekal lengan suaminya dari belakang. Sorot mata serta wajah sosok wanita tua di hadapan mereka, sungguh tidak nyaman dipandang mata.“Tenang saja, Dik. Mungkin Nenek ini yang dimaksud sama Ammar itu,” ujar Hamizan dengan nada berbisik, mencoba menenangkan istrinya. “Dia kerabat dari istrinya Ammar itu, kok.”Arumi tidak ingin beradu tatap dengan sosok yang dimaksud tadi. Saat berbicara pun, sengaja memalingkannya ke arah lain.“Apa kita enggak salah mendatangi orang, Mas?” tanya Arumi berbisik di dekat daun telinga Hamizan. “Aku merasa ada yang aneh dengan Nenek itu.”“Ssttt …,” Hamizan mendesis. “Jangan suudzon dulu. Kita tunggu saja sampai Ammar selesai sholat, Dik.”Mereka menoleh ke arah beranda rumah, dimana pada saat itu Ammar baru saja menyelesaikan ibadah salat Zuhur. Laki-laki berkacama

    Last Updated : 2023-08-31
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (63) : Hampir Tersesat

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (63)Episode : Hampir TersesatArumi keluar dari kamar khusus Mbah Wening dengan raut wajah penuh amarah.“Kita pulang sekarang juga, Mas!” ujar perempuan tersebut pada Hamizan yang sedang duduk mengobrol bersama Ammar di balai beranda depan.Percakapan kedua lelaki itu sontak terhenti. Lantas spontan sang suami menoleh dan bertanya, “Kenapa, Dik? Ada apa? Pengobatannya sudah beres?”Bukannya menjawab, Arumi malah bergegas turun dari atas panggung rumah. Dia memburu kendaraan bermotor yang diparkir tidak jauh dari sana.“Sebentar ya, Mar,” ucap Hamizan pada temannya, lalu ikut turun dan mengikuti Arumi. “Ada apa sih, Dik?” tanya lelaki tersebut kemudian. “Kamu diapain sama si Mbah itu?”Arumi mendengkus. Masih juga tetap tidak menjawab pertanyaan suaminya seperti tadi. Terkecuali merengek untuk meminta pulang pada saat itu pula.Hamizan bingung. Namun di dalam hatinya berbisik bahwa—sesuatu pasti—telah terjadi sesuatu di dala

    Last Updated : 2023-09-02
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (64) Iktibar

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (64)Episode : Iktibar"Astaghfirullāhal'adzīm ….," ucap Ammar begitu mendengar penjelasan dari Hamizan, terkait pertemuan mereka dengan Mbah Wening pada hari Sabtu sebelumnya. "S-saya pribadi minta maaf, Zan, atas keteledoran saya itu." Dia menarik napas panjang sejenak. "S-saya … sama sekali gak nyangka, kalo pengobatan yang dilakukan oleh Mbah itu, justru di luar syari'at." Kemudian menunduk dengan tangan kanan menopang kepala di kening.Hamizan megerutkan kening melihat reaksi teman kantornya tersebut."Masa sih, kamu gak tahu sama sekali, Mar?" tanya suami Arumi itu. "Selama ini … apa gak pernah denger atau ngelihat Mbahmu itu ngelakuin hal begituan?"Ammar menggelengkan kepala, masih dengan kondisi wajah tertunduk sedih."Terus … setelah kami pergi, kamu 'kan pulang belakangan, Mar. Apa Mbahmu itu gak juga nyeritain apa yang terjadi pada Arumi selama berada di kamar kemarin?" Kembali Hamizan bertanya.Kali ini Ammar men

    Last Updated : 2023-09-03
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (65) Kabar Menggembirakan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (65)Episode : Kabar MenggembirakanTernyata Pak Yogi dan Pak Andara membawa kabar mengejutkan bagi Hamizan. Dalam pertemuan mereka bertiga siang itu, ada hal yang teramat menggembirakan suami Arumi tersebut."Jadi … mulai besok, Pak Izan akan dipindahtugaskan menjadi salah satu staf di bawah saya," kata Pak Andara disertai senyuman. "Selamat ya, Pak Izan."Mulanya, Hamizan tidak begitu percaya. Namun setelah Pak Yogi menambahkan, akhirnya dia yakin sekali jika hal tersebut memang benar adanya.'Yaa Allah … ini seperti mimpi. Alhamdulillah sekali, Yaa Allah.' Berkali-kali Hamizan mengucap syukur atas kabar itu. 'Padahal sebelumnya, aku sudah berburuk sangka pada-Mu, Yaa Rabb.'"Mohon maaf, bukankah sebelumnya saya dinyatakan gagal mengikuti seleksi tim khusus, Pak?" tanya Hamizan sedikit masih merasakan penasaran.Pak Andara melirik sejenak pada Pak Yogi, lantas keduanya saling melempar senyum satu dengan lainnya."Sebenarnya

    Last Updated : 2023-09-03
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (66) Mempertahankan Prinsip

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (66)Episode : Mempertahankan PrinsipHamizan keluar dari lift dengan perasaan tidak menentu. Jantungnya berdegup lebih kencang sejak ditemui Andara, untuk menghadap Bella di ruang kerjanya di lantai atas.“Mari ikuti saya, Pak Izan,” kata Andara, terlebih dahulu keluar dari dalam lift tadi.“Baik, Pak,” balas Hamizan seraya membungkukkan badan. Lantas mengikuti langkah sosok lelaki tersebut memasuki sebuah koridor pendek dan berakhir di depan ruangan berpintu kaca besar.Baru saja hendak mengetuk, seorang pekerja lain keluar dari dalam sana disertai senyuman ramah.“Oh, syukurlah … Pak Anda ternyata sudah di sini,” kata sosok tersebut seraya menatap Andara dan Hamizan secara bergantian. “Tadinya saya bermaksud menyusul ke bawah. Ibu Bella sudah menunggu di dalam, Pak.”Balas Andara berlanjut, “Baik, terima kasih, Bu Indry. Saya tadi berbicara sebentar dengan Pak Izan ini.” Dia menunjuk Hamizan dengan kelima jemari tangan kan

    Last Updated : 2023-09-04
  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (67) : Kabar Kehamilan Azizah

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (67)Episode : Kabar Kehamilan Azizah“O, iya? Beneran, Dik?” tanya Azizah melalui percakapan telepon dengan Arumi bakda Isya. “Masyaa Allah … Alhamdulillah banget kalo begitu. Kakak ikut seneng di sini loh, Dik,” imbuhnya kembali dengan nada bersukacita.Menjawab Arumi di samping suaminya, Hamizan, “Iya, Kak Izah. Ternyata bener juga, ya? Kita itu gak boleh suudzon sama Gusti Allah. Ketika satu kegagalan menghampiri kita, hendaklah selalu berhusnudzon … yakini diri bahwa Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang jauh lebih baik dari sekedar keinginan kita. He-he.”Hamizan melirik, menatap istrinya yang asyik berbicara dengan Azizah. Raut semringah itu terpancar nyata dari Arumi, setelah kabar menggembirakan terkait pekerjaan suaminya disampaikan tadi.“Nah, termasuk … harapan kamu buat punyai momongan, Dik. Bersabarlah dulu,” timpal kembali istri Muzakir tersebut memberi petuah. “Yakinkan hati kamu bahwa Gusti Allah bukan gak

    Last Updated : 2023-09-05

Latest chapter

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (123) : Akhir Dari Sebuah Misteri (TAMAT)

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (123) Episode : Akhir Dari Sebuah MisteriBeberapa hari setelah Arumi melahirkan, Hamizan kedatangan seorang tamu spesial. Dia tiba di sana menjelang siang, bersama dua orang lelaki berbadan tegap, untuk menemui menantu Abah Bashori tersebut sambil membawa sesosok bayi mungil di dalam dekapan. Sosok khusus itu tidak lain adalah Pak Waluyo, bapak kandung Bella Aurora."Pak?" ucap Hamizan kaget bercampur heran. Seolah-olah tidak percaya melihat ketibaan orang tua tersebut di Tasikmalaya. Yang lebih menarik perhatian adalah tentang bayi mungil itu. 'Anak Bella-kah dia?' tanyanya seketika menduga-duga. "Silakan masuk, Pak."Hamizan menyalami ketiganya dan mengajak Pak Waluyo serta kedua orang itu tadi masuk ke dalam rumah."Ada apa ini, Pak? Bagaimana bisa tahu kalo saya ada di sini?" tanya Hamizan masih merasa heran dan bingung dengan kedatangan Pak Waluyo. Lanjut bert

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (122) : Arumi Melahirkan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (122)Episode : Arumi MelahirkanBelum habis memikirkan kejadian misteri penabrakan tadi, tiba-tiba Arumi meringis kesakitan. Perempuan cantik berkulit putih bersih itu menyeringai sembari pegangi perut."M-maasss ….," lenguh Arumi memanggil suaminya.Hamizan menoleh dari arah pandangan pada sosok kendaraannya yang ditabrak tadi."Sayang? A-ada apa, Sayang?" tanya lelaki itu gelagapan. Dia memperhatikan raut wajah Arumi dan elusan di perut buncitnya. "Yaa Allah … k-kamu mau melahirkan?"Arumi menggelengkan kepala dengan bibir tidak berhenti mendesis. "Gak tahu, Mas. Perutku mules banget ini. Aduuhh … aashhh!" jawab Arumi kian menghebat serangan rasa sakit yang mendera perut. Seketika raut wajah perempuan itu berubah memucat disertai keringat mengilap di wajah."Yaa Allah ….!" seru Hamizan mulai panik dan segera memanggil Muzakir. "Kang, s-

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (121) : Arumi Terancam

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (121)Episode : Arumi TerancamHamizan tidak pernah tahu, ada persoalan apa di antara Bella dan Pak Waluyo. Sementara orang tua itu sendiri belum mau terbuka padanya.Timbul pertanyaan baru, jika saja benar seorang Bella telah berubah, lantas mengapa hubungan dengan bapaknya sendiri justru terkesan tidak harmonis? Bukankah sebelum itu mereka berdua terlihat akur. Setidaknya itulah yang dinilai di mata Hamizan. Namun suami Arumi tersebut tidak ingin mencampuri urusan internal keluarga Pak Waluyo. Terpenting sekarang, sikap Bella sendiri memang tidak seperti beberapa bulan sebelumnya.Baru saja babak kedamaian itu dirasakan oleh keluarga Hamizan, suatu ketika dia menerima sebuah panggilan telepon."Pak Waluyo ….," gumam Hamizan begitu memperhatikan nomor kontak yang tertera di layar. "Assalaamu'alaikum, Pak," ucapnya usai menekan ikon berwarna hijau."Wa'alaik

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (120) : Bella Berubah?

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (120)Episode : Bella Berubah?Semenjak pembicaraan mereka di pagi hari tersebut, sikap Bella terhadap Hamizan sedikit berubah. Tidak lagi mendayu-dayu sebagaimana biasa, tapi lebih lembut dan santun dalam bertutur kata serta sikap."Maaf, selama ini sikap aku mungkin gak berkenan buatmu, Hamizan. Saya sadari itu dan pastinya justru akan membuatmu makin merasa gak suka sama aku,'kan?" ucap Bella dengan suara datar. "Aku minta maaf. Itu semata karena aku terlalu menuruti kata hati. Terkadang, aku gak ngontrol tentang itu."Hamizan memang merasakan hal demikian, walaupun tidak sepenuhnya perempuan tersebut berubah drastis. Namun setidaknya, kini dia bisa sedikit bernapas lega dan tidak lagi harus didera ketakutan akan perilaku Bella yang sering terlewat batas.'Apakah benar Bella telah berubah? Apa karena ucapanku tempo hari itu?' Benak Hamizan pun dilanda tanda tanya

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (119) : Perlawanan Hamizan

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (119)Episode : Perlawanan HamizanSesuai perkiraan, ternyata memang benar adanya bahwa pada hari itu Azizah telah melahirkan seorang bayi mungil berjenis kelamin laki-laki."Maaf, Zakir gak sempet ngasih kabar ke rumah, Umi," kata Muzakir saat ditanyai oleh Umi Afifah. Dia ikut sibuk menemani dan mengurus kelahiran istrinya saat Arumi menelepon. "Baru mau dihubungi, eh … ternyata Umi sudah datang," lanjutnya kembali berkata sambil menatap Hamizan dan Arumi yang turut datang bersama-sama."Iya, gak apa-apa, Nak. Terpenting … Alhamdulillah … akhirnya Azizah sudah melahirkan dengan selamat," timpal Umi Afifah seraya tersenyum bahagia melihat cucu ketiganya.Sementara Azizah sendiri masih tergolek lemas di atas ranjang di samping Muzakir suaminya.Hamizan langsung mendekat dan memperhatikan bayi mungil yang sedang terbari

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (118) : Kecurigaan Seorang Istri

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (118)Episode : Kecurigaan Seorang IstriKini perasaan Hamizan sedikit agak lega setelah mencurahkan permasalahannya pada sang Mertua, Abah Bashori. Tidak lupa, dia juga menceritakan kepada orang tua tersebut bahwa khusus tentang kedua video yang dimaksud, belum akan diberitahukan kepada Arumi dengan alasan yang mendasari."Ya, Abah paham maksudmu, Nak. Tapi bukan berarti Abah mendukung usahamu itu," timpal Abah Bashori lebih lanjut. "Sebagai manusia, terkadang kita dituntut untuk gak terlalu jujur dalam bersikap. Abah ngerti kok, kamu ngelakuinnya karena satu sebab. Itu bagus. Hanya saja, suatu saat … kamu harus selalu terbuka pada keluargamu."Hamizan mengangguk pelan mendengarkan petuah mertuanya. "Satu hal lagi yang harus kamu tahu, Nak," imbuh kembali Abah Bashori, "Arumi itu … suka mencari-cari jalannya sendiri jika hendak mengetahui sesuatu. Dia anak pintar.

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (117) : Lelah Dalam Pasrah

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (117)Episode : Lelah Dalam PasrahTampak jelas sekali jika diperhatikan, sudut kamera yang bergerak-gerak mengambil gambar, itu—pasti—dilakukan oleh pihak orang ketiga. Tidak mungkin Bella melakukannya sendiri, karena posisi dia saat itu sedang (maaf) menindih tubuh Hamizan. Bahkan dengan sengaja mengarahkan mata lensa tepat pada pertautan area aurat inti mereka berdua.Hamizan langsung merasa syok. Tubuhnya gemetar dan langsung menutup layar ponsel.'Tidak mungkin, Yaa Allah. Ini tidak mungkin!' jerit lelaki tersebut pilu. Napasnya sampai terengah-engah sesak. Menyayangkan serta menyesali jika di antara dia dan perempuan tersebut, benar-benar telah terjadi perzinaan farji.Jadi benarkah akibat terjadinya aksi persebadanan tersebut, Bella mengalami kehamilan? Pikir Hamizan.'Dia benar-benar mengandung anakku ….,' membatin kembali suami Arumi tersebut.

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (116) : Teror Kedua

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (116)Episode : Teror Kedua"Kak Izah sudah harus tinggal di sini, Mas. Baru pembukaan tiga," kata Arumi begitu keluar dari ruang pemeriksaan, usai mengantar Azizah ke dalam. "Kita sendiri bagaimana sekarang? Apa ikut menunggu—""S-sebaiknya kita pulang saja sekarang, Dik," tukas Hamizan tampak gagap. Hal tersebut baru disadari oleh istrinya setelah posisi mereka berdua berhadap-hadapan.Sesaat Arumi mengamati raut wajah suaminya, di bawah terpaan cahaya lampu neon di ruang tunggu. Terlihat agak pucat dan tidak tenang berdiri menyandar di dinding."Kamu kenapa, Mas? Ada apa?" tanya perempuan itu ikut merasakan kekhawatiran atas sikap laki-laki yang teramat dia cintai tersebut. Sebentar Arumi menyapu pandangan ke sekeliling tempat. Tidak ada siapa pun terkecuali mereka berdua di sana. "Ada apa sih, Mas? Kamu melihat sesuatu?"Hamizan melirik, tapi hanya sesaa

  • Perempuan Bermahar Lima Miliar   Bagian (115) : Hubungan Hamizan dan Kiai Bashori Membaik

    PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (115)Episode : Hubungan Hamizan dan Kiai Bashori MembaikSelama berada di tengah-tengah keluarga Pondok Pesantren Al Ardul Basyariyah, sesekali Hamizan suka ikut terjun membimbing para santri. Hal tersebut sering diperhatikan oleh sang Mertua Kiai Haji Bashori, secara tidak sengaja pada awalnya. Sampai kemudian menyengaja mengintip serta mengawasi kegiatan menantunya itu. Bahkan pernah beberapa kali, suami dari Arumi tersebut didaulat untuk menjadi imam pada saat shalat Maghrib.Kiai Haji Bashori yang pada saat itu baru saja tiba dari bepergian di luar, sesaat terhenyak mendengar lantunan indah suara milik Hamizan membacakan kalam Ilahi.‘Masyaa Allah … sepertinya aku kenal sekali suara imam itu. Hamizan-kah?’ tanyanya di dalam hati. Sejenak laki-laki tua tersebut menajamkan telinga di antara barisan jamaah shalat. ‘Ah, benar … itu memang Hamizan menantuku.’Lantas

DMCA.com Protection Status