PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIAR
Penulis : David KhanzBagian (106)Episode : Aib TerberatPLAK!Suara tamparan menggema di dalam ruangan. Hamizan mengaduh dan meringis, kemudian memutar kembali kepala untuk menatap wajah Pak Waluyo.Lelaki tua tersebut tampak melotot garang dengan telapak tangan gemetar setelah menghajar pipi sosok di depannya tersebut.“P-paakkk ….,” sebut Hamizan terkaget-kaget. Dia mengusap pipi bekas tamparan Pak Waluyo baru saja. “A-apa yang Bapak lakukan? Kenapa? Ada apa, Pak?” tanyanya kebingungan.Pak Waluyo tidak lekas menjawab. Namun gemeretak gigi laki-laki tua tersebut memberi pertanda bahwa dia masih dalam pengaruh besar amarahnya.“Munafik!” seru sosok ayahnya Bella itu mengentak. “Saya pikir kamu ini benar-benar lelaki yang alim, Hamizan! Tapi ternyata, kamu gak ada bedanya dengan pria-pria mesum yang selalu mengumbar syahwat di luar sana!” Pak Waluyo menunjuk kePEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (107)Episode : Bertahan Dalam Diam“Jadi hanya itu yang kalian bicarakan tadi?” tanya Arumi sambil melipat kain mukena. Dia masih duduk di atas hamparan sajadah, usai melaksanakan shalat Isya. “Iya, Sayang. Hanya itu,” jawab Hamizan yang saja tiba di rumah. “Pak Waluyo cuma ingin mastiin, kalo antara aku dan Bu Bella, gak ada hubungan apa pun.”Perihal tamparan yang diterima serta kiriman video dari Bella yang ditunjukkan pada Pak Waluyo, sengaja tidak disampaikan pada Arumi. Hamizan harus tetap merahasiakannya untuk sementara waktu. Bersifat temporer? Kemungkinannya seperti itu, sampai kelak sang istri melahirkan.“O, iya … tadi aku menghubungi Umi, Mas,” ucap Arumi kemudian. “Kemungkinan besar, masa kelahiran Kak Izah tinggal beberapa hari lagi.”Hamizan menengok. “Kamu ingin segera ke sana, Sayang?” tanyanya langsung teringat pada ucapan
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (108)Episode : Pengakuan Tak TerdugaSungguh, jika saja mau jujur, sebenarnya Hamizan sudah tidak lagi betah bekerja di kantor tersebut. Itu pun karena keberadaan sosok Bella di sana dan—sekaligus—menjadi atasan lelaki itu. Namun mau bagaimana lagi, fakta lain berkata bahwa dia masih memiliki angsuran pinjaman keuangan yang harus dikembalikan dalam jangka waktu yang tidak sebentar.Alasan utama bagi seorang Hamizan untuk bisa segera mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja selama ini, karena sikap Bella yang dirasa sudah semakin berani mempertontonkan kemesraan secara sepihak. Bahkan tidak tanggung-tanggung di depan Indry sekalipun. Maka dari itu tidaklah heran, jika kemudian kabar tidak sedap pun segera menyebar dengan cepat di kalangan para pekerja. Termasuk sosok Ammar sendiri, mantan rekan Hamizan dulu di divisi lamanya.“Serius k
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (109)Episode : Misteri Yang Sudah Mulai TerbukaAmmar mengaku pada Hamizan bahwa Bella pernah menanyai dirinya perihal keluarga Arumi di Tasikmalaya.“Saya gak tahu sama sekali tujuan Bu Bella nanya-nanya tentang keluarga istrimu itu, Zan,” ungkap Ammar bersedih hati. “Saya bilang saja apa adanya. Tapi … gak tahu kalo dia sampe mengutus seseorang ke Tasik buat nyari-nyari kabar tambahan.”“Kapan itu terjadi, Mar?” tanya Hamizan sudah merasa terlanjur membuka semua permasalahan, termasuk sahabatnya itu sendiri. “Maksud saya … bagaimana kamu tahu kalo Bu Bella ngutus seseorang ke sana? Siapa dia?”Sebentar laki-laki berkacamata minus tersebut mengingat-ingat, lantas menjawab dengan sedikit keraguan, “Kalo gak salah … waktu itu … sehari sebelum kamu dan Bu Bella pergi keluar bareng dan malemnya … o, iya … malemnya seperti yang kamu bilang tadi itu, kejadian di penginap
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (110)Episode : Godaan Hasrat BellaHari berikutnya, Hamizan sengaja menghadap Bella. Dia hendak mengajukan izin cuti untuk beberapa hari ke depan. Sesuai dengan janjinya pada Arumi pada beberapa waktu lalu.“Apa? Kamu mau mengajukan cuti kerja, Sayang?” tanya perempuan tersebut dengan tatapan mata sayu. Lantas berlanjut disertai nada serta gaya penuh kemanjaan. “Mau ke mana kamu ini, Sayang? Hhmmm? Sengaja ingin menjauh dariku juga, ya?”Bellanca Aurora bangkit dari kursi, lalu berjalan mendekati Hamizan Rabbani. Dia hendak menjamah pundak lelaki tersebut secara perlahan. Tentu saja suami Arumi itu pun spontan menghindar.“Maaf, Bu. Tolong jangan sentuh saya,” pinta Hamizan mulai merasa risi dan ketakutan.Bukannya mendengarkan dan menurut, sosok atasannya itu malah terkikik sendiri di belakang Hamizan.“Kenapa, Sayang? Kamu tidak mau aku sentuh?
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (111)Episode : Masa Kelam Yang TenggelamSetelah diperiksa secara intensif, diperkirakan Hamizan mengalami gejala takikardia.“Mungkin karena mengalami tekanan batin atau stres yang berlebihan,” kata salah seorang dokter dari tim medis tersebut menjelaskan. “Takikardia ini disebabkan karena detak jantung yang terlalu cepat. Sehingga bisa menyebabkan aliran darah yang masuk ke organ jantung menjadi berkurang. Nah, karena hal itulah, maka jantung jadi tidak memiliki cukup darah untuk dialirkan pada seluruh tubuh. Akibatnya, organ-organ atau jaringan-jaringan yang ada di dalam tubuh, mengalami kekurangan oksigen.”Dari keterangan Bella, gejala-gejala yang timbul dari serangan takikardia adalah rasa cemas atau takut, keringat dingin, lemah, dan bisa berefek pingsan.“Buat sementara, pasien perlu diberikan istirahat yang cukup serta pola hidup teratur dan makan
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (112)Episode : Rencana Terkendala LaraSementara itu Hamizan dan Arumi yang sedang berada di Tasikmalaya, menikmati kebersamaan mereka dengan keluarga Kiai Haji Bashori di lingkungan pondok pesantren. Sambil menunggu masa lahiran Azizah, sesuai rencana semula, Hamizan berbicara dengan Muzakir perihal kedatangan sosok Pak Yono beberapa waktu sebelumnya.“Ya, sesuai dengan apa yang kita obrolkan sebelumnya, Zan,” kata Muzakir menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh suami dari adik iparnya tersebut. “Tapi … sampai sekarang, Pak Yono gak dateng-dateng lagi tuh. Tahu kemana.”Hamizan melenguh pelan. Dia sudah paham, setelah mendapatkan informasi mengenai dirinya serta keluarga besar Arumi di pondok pesantren, tentulah Pak Yono tidak akan datang kembali ke sana. Karena tugasnya dari Bella sudah selesai dijalankan.“Sebenernya ada apa, Zan? Kamu lagi ada masalah besar?” tanya Muzakir kemudian seraya mendekatkan duduk. Dia me
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (113)Episode : Bella Semakin MenggilaSepagi itu, Bella menghubungi Hamizan melalui panggilan video. Tampak di layar, perempuan tersebut tidak sedang berada di ruangan kantor kerja, tapi ….“Iya, Sayang. Aku ada di rumah, nih. Di kamarku sendiri,” ucap Bella menjawab pertanyaan laki-laki yang dia gilai tersebut, “aku lagi males ngantor. Gara-gara kamunya sih, cuti panjang. He-he.”Agak jengah juga Hamizan melakukan percakapan. Terlebih lagi, kondisi perempuan tersebut tidak mengenakan hijab sebagaimana biasa. Hanya berupa kaos yang serba terbuka di bagian pundak dengan belahan rendah di area dada.“Ada apa, Bu? Mohon langsung saja ke pokok bahasan,” pinta Hamizan tercekat.Bella malah terkikik menyebalkan. “Kenapa? Gak salah ‘kan, kalo aku meneleponmu? Aku kangen sama kamu, Hamizan sayang,” ucap perempuan itu semakin menjadi-jadi. “Ayo, tataplah aku. Jangan kayak ‘gitu. Aku tahu, kamu juga pasti lagi memikirkan aku juga, ya
PEREMPUAN BERMAHAR LIMA MILIARPenulis : David KhanzBagian (114)Episode : Praduga Seorang IstriPerlahan-lahan Hamizan mendekati istrinya, duduk di tepian ranjang dan menyentuh bahu perempuan tersebut.“S-sayang … maafin aku,” ucap laki-laki itu dengan suara selembut mungkin. “Kamu jangan terlalu mempercayai apa yang diucapkan Bu Bella tadi. Wallahi, aku gak pernah sekalipun menghubungi dia. Bu Bella sendiri yang pertama kali nelepon aku, Sayang. Demi Allah,” imbuhnya kembali disertai dua kali penyebutan kata sumpah.Arumi tidak bergerak sama sekali. Masih dalam posisi menelungkup diiringi isak tangis di balik wajahnya.“Sungguh … aku sendiri bingung, Sayang. Entah harus bagaimana atau dengan cara apa aku harus menghindari diri dari Bu Bella,” ujar lagi Hamizan lirih, lalu menghela napas panjang dan dalam-dalam. Sekadar ingin melegakan ruang paru-paru yang mendadak menyempit dan sesak.Hamizan pikir, keputusannya u