Share

Tamu Istimewa

Author: Shilla07
last update Last Updated: 2025-02-11 23:57:21
Seminggu sudah Sekar berada di rumah, ia berniat untuk kembali berkuliah keesokan harinya. Hari-hari di kampung halaman ia lalui dengan penuh banyak pikiran sebab ia mulai menyadari sudah saatnya ia memilih antara Aryo dan Galih. Dalam masa kebimbangan itu, ia menghindari pesan dan telepon dari kedua lelaki yang teruji tulus mencintainya.

Terdengar suara mobil yang diparkir di depan halaman rumah Sekar. Lalu ketukan pintu berulang, menunjukkan ada seorang tamu yang hendak berkunjung ke rumah yang nampak sederhana itu. Sang ibu nampak tengah sibuk memasak makanan untuk makan malam hingga ia seolah tak mendengar ketukan pintu. Sekar yang mulai menyadari hal tersebut bergegas mengintip dari jendela.

Sekar terkejut melihat siapa lelaki yang kini berdiri di balik pintu luar rumah. Mulutnya menganga kemudian ditutup dengan kedua tangannya seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Untuk memastikan penglihatan itu ia membuka pintu dan mencoba menutupi keterkejutannya dengan senyum ram
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Teror Mengerikan

    Aryo terlihat mencoba memendam amarahnya, ia tak ingin terus menerus dibakar api cemburu mengingat kebersamaannya dengan sang dosen. Ia mulai memikirkan perjodohan yang ditawarkan padanya, tak ada salahnya membuka hati pikirnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang dan mulai memasuki area halaman rumah. Aryo memarkirkan mobilnya ke garasi lalu membantu sang ibu membawa beberapa makanan yang diperoleh dari rumah kades desa seberang. Adzan maghrib mulai berkumandang, Aryo bergegas mandi untuk melaksanakan sholat. Tak lupa ia panjatkan doa-doa setelah menyelesaikan ibadah wajibnya. Sebenarnya hatinya masih bimbang, ia tak yakin dengan keputusannya untuk menerima perjodohan itu. Ditengah lamunannya, ia mendengar jendela kamarnya diketuk beberap kali, awalnya ia mengabaikan karena mungkin itu orang iseng. Ketukan itu semakin keras, hingga membuat Aryo penasaran, ia mulai menyibak gorden untuk melihat siapa pelakunya namun nihil. Tak ada seorangpun disana. Terdengar ketukan pintu d

    Last Updated : 2025-02-12
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Sebuah Keputusan

    Ibu Sekar tengah memotong sayur, ia nampak bersemangat untuk menyuguhkan sarapan pada tamu istimewa yang tak diundang. Senyumnya mengembang saat melihat perhatian dari lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu. Ekspektasinya tinggi, berharap sang dosen kelak berjodoh dengan anaknya agar status sosial mereka dapat meningkat. "Ibu, aku ingin bicara," ujar Sekar sambil membantu sang ibu yang tengah sibuk memasak di dapur. "Ada apa, Nak? katakan saja," jawab sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya, ia nampak fokus memotong sayuran. "Aku akan kembali dengan Pak Galih hari ini, aku berencana akan ikut proyek penelitian dengannya. Hasilnya lumayan untuk biaya hidup selama aku berkuliah di kota," ujar Sekar sambil memandangi sang ibu, ia khawatir tidak mendapat persetujuan darinya. "Pergilah, Nak. Dosen itu sepertinya orang baik, dia tidak mungkin aneh-aneh," sahut sang ibu sambil beranjak menuju kompor, ia mulai mengecek terkait tingkat kematangan nasi. Sekar tersenyum melihat reaksi

    Last Updated : 2025-02-13
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Permohonan

    Ki Arjuno menghela nafas panjang, masalah yang dihadapi keluarga itu nampak kompleks, tidak sesederhana mengusir gangguan demit dari rumah, tapi juga melepaskan jiwa aryo yang sedang terbelenggu oleh perjodohan yang membawanya menjadi tumbal desa sesat. "Apa bapak melakukan perjanjian dengan kades desa seberang?" tanya Ki Arjuno sambil mengelus-elus jenggotnya yang panjang, usia jelas nampak tak muda tapi kesaktiannya bisa diadu sebab dia adalah satu-satunya keturunan dukun sepuh yang tersakti pada masanya. Kedua orang tua itu saling pandang, mereka nampak ingin menjawab namun masih takut-takut, ia khawatir kejujurannya akan menjadi sebuah kesalahan besar yang sulit termaafkan. Dengan penuh kebimbangan, akhirnya sang ibu mulai bersuara. "Kami berjanji dengan kades desa seberang akan melakukan pertunangan dua minggu lagi dan pernikahan sebulan setelahnya," jawab sang ibu dengan ragu-ragu, ia merasa bersalah sebab menyebabkan sang anak dalam kondisi bahaya. "Kalian sungguh cerobo

    Last Updated : 2025-02-14
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Mencari Pertolongan

    Pak Wiryo bergegas menuju rumah Sekar, waktunya tentu tidak banyak, ia harus bergegas mencari pertolongan dalam rangka upaya penyembuhan sang anak. Ia mengendari motor butunya dengan kecepatan tinggi, berharap masih ada waktu bertemu dengan Sekar yang sebenarnya telah pergi selama dua jam yang lalu. Ia segera memarkinkan motornya lalu mengetuk pintu beberapa kali dengan keras, berharap ada yang segera membukanya. "Pak Wiryo, ada perlu apa ke sini?" ungkap Surti, Ibu Sekar. Ia sangat terkejut melihat pria tua yang kini berada dihadapanya nampak gelisah. "Surti, ijinkan aku masuk dan menjelaskan semuanya," Pinta Wiryo dengan sopan, ia merasa harus melakukannya demi sang anak, Aryo. "Iya Pak, silahkan masuk." ucap wanita tua itu, ia merasa kaget atas kehadiran yang pria yang pernah dicintainya di masa lalu. "Kedatanganku ke sini adalah memohon bantuan Sekar atas kemalangan yang menimpa Aryo, pacarnya," ujar Wiryo dengan tatapan sedih, seolah ia tak mampu lagi menutupi perasaanny

    Last Updated : 2025-02-15
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kabur

    Sekar mengatakan pada Galih sebaiknya mereka segera pergi dari rumah makan tak biasa ini. Gadis itu merasa ada yang janggal dari rumah makan itu. Namun, ia tak dapat mengatakannya sebab itu hanya berdasarkan firasatnya saja. Mata batinnya belum terbuka sebab sosok khodam itu masih pergi entah kemana. "Pak, sebaiknya kita pergi dari tempat ini, firasatku mengatakan tempat ini menganut pesugihan, coba minta mereka bungkus makanannya," bisik Sekar danp berharap sang dosen mau mendengar permintaannya. Galih yang sudah terlanjur bucin, meski kelaparan akhirnya nurut saja, ia berjalan ke meja kasir dan meminta makanan yang sudah dipesan sebaiknya dibungkus saja. Ketika ia hendak membalikkan badannya, ia dikejutkan dengan penampakan khodam yang selalu mengikutinya. Sang khodam menutup mata Galih dengan tangannya sepersekian detik lalu membukanya. Galih terkejut saat melihat beberapa pocong tengah berdiri di depan pintu, ada juga yang meludah ke beberapa makanan yang sedang di santap ol

    Last Updated : 2025-02-17
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Teman Baru

    "Jadi kamu, perempuan yang akan kos di kamar Putri?" tanya ibu kos yang bertubuh langsing bak model, ia beda dengan pemilik kos lain yang biasanya berbadan tambun atau gendut. "Iya bu, perkenalkan saya adalah Sekar, mahasiswa semester lima," ujar gadis berkuncir kuda sambil menundukkan kepala, ia sudah mengulurkan tangan tapi tidak digubris. "Iya, biaya sewanya dua ratus ribu perbulan, bebas biaya lain-lain dan aturan di kos ini adalah maksimal jam 10 malam, jika lewat dari itu maka tidur saja diluar. Tamu cowok hanya boleh sampai ruang tamu, tidak boleh masuk kamar, dapur digunakan bersama, bisa dipahami?" tanya ibu kos dengan wajah juteknya, ia nampak kurang bersahabat dengan penghuni baru. "Iya bu, saya paham, terima kasih," jawab Sekar mencoba tersenyum ramah, ia tidak punya pilihan lain sebab belum menemukan kos yang cocok. Putri mengajaknya masuk ke kamar yang akan mereka tempati bersama. Kamar itu berada di pojok nomor dua yang berada di lantai dua. Kos itu memiliki tig

    Last Updated : 2025-02-18
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Ayam Kampus

    Mila masih tertidur akibat kelelahan, ia baru saja bertransaksi dengan salah satu dosen muda di kampusnya. Ia mulai terjebak pada dunia kelam saat ia pindah dari kosan. Pilihan hidupnya ini bukan tanpa alasan, sang ayah tak bisa bekerja karena sakit sedangkan sang ibu harus merawatnya dan mengurus keperluan adiknya, sekarang Mila telah menggantikan ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Malam sebelumnya .... Malam itu, di sebuah kafe remang-remang di sudut kota, seorang gadis sedang duduk sendiri di sudut ruangan. Dialah Mila, seorang mahasiswi semester lima yang dilabel banyak orang sebagai "ayam kampus." Julukan itu melekat padanya bukan tanpa alasan, ayahnya sakit dan ibunya tidak bekerja sebab harus merawat sang ayah dan menjaga adik-adiknya, kini tulang punggung beralih padanya. "Kamu yakin nggak mau cari kerja yang lebih baik, Mil?" tanya Sarah, sahabatnya, yang duduk di hadapannya. Matanya penuh keprihatinan. Mila tersenyum tipis, mengaduk kopinya dengan malas. "Aku

    Last Updated : 2025-02-19
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Tak Terduga

    Sekar mencoba memejamkan mata, ia nampak kesulitan untuk tidur, dilihatnya teman sekamarnya yang telah lelap berselimut malam. Terdengar suara notifikasi pesan dari gawainya, ada sebuah pesan dari sang dosen. "Besok kita bertemu di saat makan siang, aku tunggu kamu di foodcourt kampus, kita akan membicarakan proyek riset dengan tim." Sekar tersenyum membaca pesan itu, ia sudah tidak sabar untuk segera mengikuti proyek itu. Terdengar seseorang tengah memanggilnya, "Sekar... Sekar...." suara itu terdengar lirih seolah mengandung banyak kesedihan. Sekar terkejut dan segera bangun dari tidurnya. Ia menoleh melihat jam di dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi. Ia melihat ke sekeliling kos, sepi. Tak ada seorangpun disana dan hari masih gelap. Ia mulai berpikir, ini jam 6 pagi atau 6 sore? masih dalam kebingungan, ia terus memanggil nama teman kosnya, "Putri... Mila...." berkali-kali terus memanggil teman-temannya tapi tidak ada jawaban. Ia melangkahkan kaki perlahan menuju lan

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Siapakah Seruni? (1)

    "Seruni, rencanamu berapa lama di desa ini, aku tidak menyangka ternyata kita berada di desa yang jaraknya berdekatan!" ujar Sekar yang merasa senang karena memiliki teman baru.Sekar yang telah lama berada di kota tentu tak memiliki banyak teman desa, kalaupun ada, rata-rata sudah menikah dan pindah ke kota atau desa lain."Aku resign dari pekerjaan di kota karena sedih atas kematian Mas Setyo, pertemuan kami berawal dari kedatangannya ke desaku, dia adalah anak kuliahan yang sedang mengerjakan skripsi. Temanya tentang ekonomi masyarakat desa. Desaku terkenal dengan kesuburannya, tidak pernah mengalami gagal panen walau kemarau," sahutnya dengan senyum manis."Kalau boleh tahu, apa yang membuat pacarmu meninggal?" tanya Sekar merasa penasaran."Dia sakit-sakitan semenjak aku meminta restu keluargaku, aku tidak ingin berprasangka tapi semua terjadi begitu cepat dan sulit untuk mempercayai jika ini adalah sebuah kebetulan," balasnya sambil menatap jalanan dengan tatapan kosong.Tiba-ti

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terjebak Bus Malam (2)

    "Mbak, aku melihatnya pergi dengan tenang, mungkin pacarmu sudah lega setelah mengungkapkan semuanya, dia sedih saat melihatmu kacau seperti ini," ujar Sekar yang terlihat mencoba menguatkan gadis tersebut. Sang gadis mencoba tersenyum, ia nampak lebih baik. Hawa yang semakin dingin membuat Sekar bergidik, ia bergegas ke toilet untuk buang air kecil. Saat ia berjalan ke belakang dan memperhatikan sekitar, terlihat puluhan makhluk berpakaian hitam sedang duduk di sebelah penumpang yang tengah tertidur. Saat ia memasuki toilet, tiba-tiba Sulastri berbisik,"kau harus keluar dari Bis ini jika masih ingin hidup." Gadis itu terkejut mendengar penuturan sang khodam. Ia bergegas keluar toilet bis. Matanya melotot melihat makhluk berpakaian hitam semakin banyak, terdesak. Ia meminta sopir untuk segera menghentikan Bis karena hendak turun. "Pak! Tolong berhenti di pom bensin depan ya!" pinta Sekar yang mulai panik. "Mbak mau ke toilet atau bagaimana?" tanya sopir. "Saya ingin turun

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Terjebak Bus Malam (1)

    Pov Sekar Aku yang sudah sangat kelelahan terpaksa mendengarkan pria misterius itu bercerita tentang kisah hidupnya yang tragis. Memang menyakitkan untuk mengikhlaskan sesuatu yang masih mengisi hati. "Kenapa kamu tidak berbicara sendiri padanya? Kenapa melibatkanku?" tanyaku ketus, kehidupan asmaraku kacau, buat apa juga repot-repot mengurusi masalah orang lain. "Aku ingin meminjam ragamu agar aku bisa menyampaikan pesan padanya," ujar pria itu lalu merasuki tubuhku secara tiba-tiba. Aku yang hanya seorang diri tanpa Sulastri sudah seperti wadah kosong. Melalui tubuhku, dia berjalan ke depan menghampiri wanitanya. "Seruni," sapanya. "Maaf Mbak, siapa ya?" tanya gadis itu dengan wajah kebingungan. "Aku Setyo, pacarmu!" jawabnya dengan tegas. "Mbak, siapa? Kok bisa tahu nama pacarku? Jangan bercanda ya!" bentak gadis itu marah, ia bahkan berpindah tempat duduk, merasa risih. Arwah pria itu sedih, ia keluar dari tubuhku, ingin kumaki rasanya pria bodoh itu. "Hai, pri

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (10)

    "Bu, Galih juga mengetahui rahasia persekutuanmu dengan Khodam Ratu Jawa! Dia sangat terluka dan kecewa! Aku bisa merasakannya!" teriak Sekar, mencoba mempengaruhi Kinanti. Tiba-tiba petir menyambar, hujan turun dengan deras. Angin berhembus kencang hingga mampu menyibak jendela-jendela yang awalnya tertutup rapat. Tetesan air hujan dari genting yang rusak membuat ruangan itu menjadi basah dan lembab. Sekar tiba-tiba terbangun dari tidurnya, tubuhnya melayang-layang seiring dengan hembusan angin yang semakin kencang. "Aku Sulastri adalah khodam pelindungnya, meski aku bukanlah makhluk yang baik tapi aku tidak sampai hati mengorbankan darah dagingku sendiri!" teriak Sulastri. Khodam Pesinden itu menyentuh pundak Kinanti, seketika muncul penglihatan semasa Galih hidup, betapa pria malang itu sangat menyayangi keluarganya terutama sang ibu! Malam terakhir saat ia melihat sang ibu bersetubuh dengan pria muda adalah saat paling menyakitkan dalam hidupnya! Tubuh wanita tua itu mel

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (9)

    Sekar segera terbangun dari tidurnya, tak menyangka jika dalang di balik menghilangnya pemuda desa adalah ulah dari Ibu Galih! Semua sudah terlambat, sebab kini dia berada di pabrik terbengkalai tempat Ibu Galih melakukan ritual sesat itu. "Sekar! Bukankah khodammu sudah mengingatkan agar kau tidak datang ke desa ini, kenapa kau masih nekat?" tanya Ibu Galih yang kini berdiri dengan tatapan mengintimidasi. Sekar yang tergelatak di lantai hanya beralaskan tikar, mencoba membuka ikatan tali yang membuat tubuhnya sulit digerakkan, kepalanya terasa pusing. "Ibu, kenapa anda tega menumbalkan anakmu sendiri? Galih meninggal karena ingin menyelamatkanku dan dia menutup mulutnya meski mengetahui bahwa anda adalah dalang di balik kekacauan ini?" tanya Sekar penasaran. "Aku tidak pernah menumbalkan anakku! Dia hanyalah anak bodoh yang merelakan nyawanya untuk gadis murahan sepertimu!" sanggahnya dengan mata yang memancarkan sinar merah. "Ibu, mengapa anda mengkhianati Ayah Galih? Buka

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (8)

    Kejadian pertama hilangnya warga desa. "Pak Kades baik ya, hampir tiga bulan sekali selalu mengadakan hajatan," ujar pria berkaos hitam, sambil menghisap rokoknya yang tinggal sebatang."Iya, bahkan bu kades sering datang ke rumahku untuk membagikan sembako," sahut Udin, pemuda desa yang cukup tampan tapi memilih untuk menikah muda."Masak sih? Kok ke rumahku enggak ya?" sahut Suro, pria yang berusia sekitar tiga puluh tahun."Ah ... Kamu kan memang jarang di rumah, tau dari mana kalau bu kades bagi-bagi sembako," ujar Udin diiringi dengan gelak tawa meremehkan.Ketiga pria itu sedang asyik menyantap berbagai cemilan yang tersaji di depannya. Mereka terlihat tidak memperdulikan istrinya yang mengajak pulang. Terlalu asyik dalam iringan musik dangdut.Hajatan di desa itu berlangsung selama dua hari, hari pertama diisi dengan pengajian yang mendatangkan seorang penceramah dari desa lain. Sedangkan hari kedua diisi dengan konser musik dangdut yang sangat meriah karena menghadirkan bidua

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (7)

    Pov Sekar "Aku juga nggak suka dengan dia! Cewek gampangan banget! Belum nikah sudah mau tinggal seatap! Benar-benar nggak tahu malu!" sambung Gina, kakak perempuan Galih yang sejak awal memang tidak menyukaiku. Aku bisa melihat Galih tengah menahan amarah, wajahnya memerah, menatap tajam ke arah ibu dan kakak perempuannya. "Bu, sudahlah! Galih sudah dewasa, dia tahu apa yang diperbuat, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri! Gina, kamu tidak boleh menuduh orang sembarangan!" bentak Ayah Galih sambil melotot ke arah istri dan anak perempuannya. Dibentak sang ayah, Gina memilih diam. Ia melanjutkan makannya sambil melirik tajam ke arah Galih. "Ayah! Bukankah kamu tahu bahwa hidup kita berkecukupan sampai saat ini karena Khodam Raja Jawa selalu bersama kita! Artinya jika Galih melanggar perjanjian dengan menikahi gadis yang berbeda khodam dengan kita maka hidup kita akan sengsara! Aku tidak mau kita miskin, Yah!" sanggah Ibu Galih. Aku hanya menjadi penonton dalam perdeb

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (6)

    Pov Sekar Tidak terasa aku telah seminggu berada di rumah Galih. Sulastri tak pernah muncul semenjak pertengkaran kami. Tidak ada luka serius dalam tubuhku hanya saja rasanya susah sekali untuk sekedar menggerakkan badan. Aku tersadar dua hari kemudian pasca kecelakaan tunggal, itulah yang kudengar dari anggota keluarga Galih. Hari ketiga aku mulai bisa membuka mataku, yang tentu disambut gegap gempita oleh anggota keluarga ini terutama sang ayah. Aku bisa melihat senyuman manis di wajahnya yang mengingatkanku pada Galih, orang yang telah tiada tapi jiwanya seolah tetap berada di sisiku. Hari selanjutnya, aku mulai bisa menggerakkan tubuhku hingga kini tepat seminggu, aku telah duduk di meja makan ini, bersama keluarga Galih. "Bagaimana kondisimu Sekar? Apa perlu kita ke kota untuk mencari dokter terbaik? Selama ini kami hanya bisa memanggil bidan desa untuk memeriksa kondisimu?" tanya Ayah Galih yang perhatian padaku seperti biasanya. "Aku baik-baik saja Pak, terima kasih s

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Rahasia Keluarga Galih (5)

    Pov Sekar Aku merasakan sakit di sekujur tubuhku. Meski aku dapat merasakan kasur empuk telah menopang tubuhku yang mati rasa. Perlahan aku mulai membuka mata meski terasa berat. Samar-samar aku mendengar percakapan dua pria yang berada di dekatku. "Bagaimana kondisinya, apakah dia baik-baik saja? Warga menemukannya pingsan di jalanan dekat pabrik terbengkalai. Dia seperti mengalami kecelakaan tunggal dengan menabrak pohon besar yang berada di pinggir jalan dekat pabrik tua itu," ujar pria dengan suara beratnya. "Dia baik-baik saja, hanya sedikit luka di bagian kepala akibat benturan kepala, mungkin dia hanya kelelahan," sahut pria lain. "Jika baik-baik saja mengapa tak kunjung sadarkan diri sejak kemarin? Dia sudah pingsan selama dua hari!" Aku terkejut mendengar pernyataan pria dengan suara berat itu, sepertinya aku mengenal suaranya! Tidak salah lagi, dia adalah Ayah Galih! lalu dengan siapa ia berbicara? Aku yang sebenarnya mulai perlahan tersadar dari pingsanku, mencoba unt

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status