Floryn meringis menahan pusing yang berdenyut di ujung matanya, pandangan matanya beberapa kali mengabur membuatnya harus mencari-cari keberadaan keran air diantara bayangan.Sekuat tenaga Floryn berusaha untuk tidak menangis, tangannya yang ternoda darah tidak akan mampu menyeka air matanya. Suara gemercik air keran mulai terdengar, tetesan darah yang berjatuhan bergabung di genakan air mengalir. Bibir mungil Floryn terbuka mengambil napas dengan tersendat-sendat, saluran pernapasan di hidungnya terhalang oleh darah yang masih mengucur tidak terhenti.Suara ringisan kembali terdengar, nadi di leher Floryn menegang bermunculan, gadis itu tertunduk berpegangan erat pada sisi wastafel menunggu tubuhnya kembali tenang dan darah dari hidungnya berhenti keluar.Setelah terdiam dalam beberapa menit, tetesan darah berhenti berjatuhan.Perlahan Floryn mendapatkan kembali kekuatannya untuk membasuh hidung dan permukaan seragam perawatnya yang ternodai oleh darah.Floryn harus segera kembal
Sepuluh menit telah berlalu, tidak ada tanda-tanda bahwa Floryn akan segera kembali.Kenapa dia pergi lama sekali?Apa jangan-jangan, Floryn sakit serius dan terjadi sesuatu padanya? Alfred melihat Nara yang tengah menunggu barang-barangnya dibungkus, dilihatnya lagi ke arah pintu, namun Floryn masih belum muncul.Kekhawatiran mendorong Alfred beranjak pergi, dia harus memastikan keadaan Floryn.Tidak membutuhkan waktu lama, begitu Alfred melihat pintu toilet berada di depannya, dia langsung menemukan keberadaan Floryn yang berjalan pergi menuruni tangga lantai satu dengan langkah tergesa seperti telah terjadi sesuatu kepadanya.“Mau kemana dia?” bisik Alfrd bertanya-tanya.Floryn terus berjalan melewati pintu keluar, gadis itu memutuskan berdiri menunggu di depan mobilnya.Gerak-gerik aneh Floryn sedikit membingungkan, dan kebingungan Alfred langsung terjawab begitu dia melihat Melisa menyusul keluar dari toilet dengan wajah yang suram.Alfred yakin, pasti telah terjadi sesuatu d
Floryn meringkuk tertidur lelap dibawah selimut, menghabiskan waktunya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah.Sekujur tubuhnya terasa cukup sakit…Semenjak keluar dari penjara, Floryn tidak mendapatkan kesempatan untuk bisa menjalani kehidupan barunya dengan tenang. Siang dan malam dia harus bergerak mencari uang dan makanan agar bisa bertahan, bahkan setelah mendapatkan pekerjaan, hari-hari yang dia jalani masih penuh dengan rintanga hingga Floryn tidak sadar beban yang terus dia pikul hampir membuatnya tumbang.Ketika matahari sudah berada di puncak langit dan suhu panas sedikit meningkat, Floryn terbangun dengan keadaan tubuh yang lebih ringan dari biasanya.Floryn tidak bisa terus bersantai-santai, dia harus pergi keluar dan melakukan sesuatu untuk memulai balas dendamnya kepada keluarga baru Emier.“Julie,” panggil Floryn begitu melihat temannya keluar pintu, “kau mau pergi kemana?”Julliet tersenyum kaku, dia terkejut melihat Floryn telah kembali pulang lebih a
Suasana sore ibukota kian ramai, para pejalan kaki memadati terotoar, mereka pergi menuju stasiun kereta dan mengantri di halte bus. Beberapa restaurant mulai dipadati pengunjung mencari makan malam.Floryn berjalan meninggalkan keramaian.Suara tawa dan teriakan senang terdengar di sudut tempat.Bayangan tubuh Floryn terlihat bawah cahaya kuning matahari sore, gadis itu berdiri didepan sebuah pagar berkawat, memperhatikan sekelompok anak remaja yang tengah menghabiskan sisa sore mereka dengan bermain basket.Floryn termangu mengusap permukaan pagar, keramaian yang ada disekitarnya berubah menjadi kehampaan yang menyesakan.“Dulu, aku juga pernah sebahagia itu,” bisik Floryn dengan mata berkaca-kaca, tenggelam dalam sebuah kerinduan yang tidak akan pernah bisa terobati oleh siapapun, Floryn rindu bermain, dia rindu belajar, dan dia rindu kue ulang tahun buatan ibunya..Besok adalah hari ulang tahunnya, Floryn ingin merayakannya dengan sepotong kue setelah lima tahun lamanya tidak per
‘Putrimu membayarku untuk mencaritahu apakah kau memiliki pria idaman lain.’Serangkai kalimat dalam sebuah pesan dibaca Issabel, kalimat yang sederhana namun berhasil membuatnya langsung berdiri dari kursi dan bergerak kesana-kemari dengan gelisah.Issabel menggenggam erat handponenya. “Apa Dany memberitahu rahasiaku pada Rachel?” bisik Issabel bertanya-tanya. Tidak ada satu orangpun yang tahu tentang rahasianya selain Dany, namun jika memang Dany orang yang memberitahu Rachel, itu suatu perkara yang mustahil terjadi.Dibandingkan membagi rahasia Issabel pada Rachel, Dany yang mata duitan pasti akan terlebih dahulu memeras Issabel sampai uangnya terkuras habis.Namun, jika memang benar Rachel sedang mencaritahu hubungannya dengan Nolan, lantas darimana Rachel bisa tahu?Ataukah, Rachel sengaja membayar seseorang untuk mencari-cari keburukan Issabel untuk bisa mengancamnya agar Issabel tutup mulut mengenai kasus pembunuhan yang Rachel lakukan?Ini tidak begitu mustahil bila terjadi,
Aroma alkohol tercium begitu Floryn melangkah masuk ke dalam ruangan Samantha. Samantha tersenyum ramah melihat kedatangan Floryn yang sudah berpenampilan cantik mengenakan gaun yang dia kirimkan. Penampilan Floryn semalam mendapatkan respon baik dari pengunjung,. Samantha mengharapkan jika kedatangan Floryn akan membawa angin segar untuk bisnis rumah bordilnya. Floryn bisa dijadikan penari ekslusif yang bisa menarik rasa penasaran para pengunjung, dilihat dari penampilannya yang cantik gadis itu memiliki daya pikat yang kuat meski sedang tdiak melakukan apapun. “Ada apa?” sambut Samantha tengah yang menaburkan beberapa bubuk putih di atas tembakau, dengan berhati-hati dia melintingnya dengan selembar daun. Floryn melangkah ragu, semakin dia mendekat, tenggorokannya semakin gatal menahan batuk. Dilihat dari asbak yang sudah ditumpuki puntung rokok yang sama, sepertinya, Samantha adalah perokok berat, juga kecanduan obat-obatan. “Saya ingin berbicara dengan Anda,” jawab Flor
Begitu Issabel memasuki ruangan Samantha dan pintu ruangan tertutup, dengan terburu-buru Floryn melepaskan pelukannya dan mundur. Ini waktu yang tepat untuknya meminta maaf apalagi menjelaskan situasi yang terjadi, Floryn harus segera pergi sebelum Issabel menyadari keberadaannya.Diraihnya tangan Alfred, Floryn berlari menariknya pergi meninggalkan tempat itu.Sekilas Alfred melihat ke arah pintu, wajah wanita yang tengah Floryn hindari cukup familiar dalam ingatannya. Alfred sadar, wanita itu adalah ibu tiri Floryn dan dia adalah orang yang pernah mendatangi Kjanet dan menawarkan uang seratus ribu dollar agar Kjanet mundur menjadi pengacara Floryn.Beruntungnya, Kjanet yang sudah lebih dari kata berkecukupan tidak terpengaruh dengan tawaran Issabel.Lima tahun yang lalu, ada sebuah perdebatan yang sengit terjadi sebelum satu minggu persidangan keputusan hukuman untuk Floryn berlangsung. Tanpa Floryn ketahui, Issabel bersikukuh memperjuangkan agar Floryn dipenjara seumur hidup atau
“Dasar bajingan!”Teriakan memaki Floryn terdengar diantara suara letupan jantung Alfred yang berdebar kencang. Pipi Alfred merah bersemu, hangat dan lembut bibir Floryn masih menempel di bibirnya.Respon marah Floryn berlawanan dengan Alfred yang kini bergerak tersipu malu akan tindakan yang dia perbuat sendiri.Alfred sama sekali tidak bermaksud akan mencuri sebuah ciuman dari Floryn, namun saat dia melihat kilatan marah mata Floryn diantara topengnya, bibir mungilnya yang mencebik menahan kesal, Alfred terpanah, dia tergoda dengan marahnya. Alfred tidak dapat mengontrol diri hingga akhirnya melakukan sesuatu yang selama ini ingin dia lakukan pada gadis itu.Alfred mengusap bibirnya, dia menatap polos Floryn tanpa rasa bersalah. “Bisakah kita melakukannya lagi?” tanya Alfred dengan serius.Floryn tercengang tidak menduga Alfred Morgan akan mengatakan sesuatu yang lebih tidak tahu malu setelah bertindak tidak bermoral kepadanya. “Enyahlah!” Floryn kembali memaki dan tidak lagi ber