“Aku ke toilet dulu,” pamit Rachel beranjak dari duduknya setelah mengetahui Floryn pergi meninggalkan meja sekitar satu menit yang lalu.“Aku tidak mau Rachel mengganggunya di tempat umum seperti ini, kau harus memperingatkannya agar bertindak hati-hati,” nasihat Emier bisa langsung memahami kemana perginya Rachel saat ini.Issabel mendengus tidak suka. “Biarkan saja, Rachel sudah dewasa.”“Justru karena Rachel sudah dewasa, dia harus berpikir dua kali disetiap tindakannya.”“Kenapa kau berbicara seperti sedang membela pembunuh itu?” bisik Issabel dengan geraman. “Wajar saja jika Rachel mengganggu, mantan putri kesayanganmu itu telah membunuh adik Rachel!”“Justru karena dia pembunuh, aku tidak ingin siapapun tahu anak itu pernah menjadi bagian dari keluarg kita,” jawab Emier penuh tekanan.“Aku tidak peduli Emier! Selama anak itu masih berada disekitar kita, aku dan Rachel akan tetap mengganggunya sampai dia pergi. Rasa sakit hatiku tidak akan pernah sebanding dengan kematian Abdra
Floryn menyusut sisi lehernya yang tergores, gadis itu menatap cermin melihat ada lebam di dekat matanya akibat pukulan Rachel. Floryn menyisir rambutnya yang berantakan, beberapa kali mengatur napas sebelum memutuskan pergi keluar toilet meninggalkan Rachel yang kini berusaha bangun tidak tahu harus membereskan dirinya dari mana.Rachel masih shock, kejadian yang dialaminya berjalan begitu cepat tidak terduga, semua kekasaran Floryn sangat mengejutkan. Kini Rachel tahu, mengapa Dany bisa sampai harus kehilangan kakinya karena Floryn.Floryn telah berubah, dia menjadi lebih kejam dan tidak lagi sepolos dulu.Saat akan kembali ke ruangan makan, tidak sengaja Floryn berpapasan dengan Issabel yang datang menyusul hendak ke toilet karena putrinya pergi terlalu lama.Pertemuan diruang sepi itu menciptakan ketegangan yang kuat, keduanya saling menatap seakan sedang mengukur kemampuan masing-masing.Perasaan Issabel mendadak tidak begitu baik melihat wajah berantakan Floryn sementara Rachel
“Angkat tanganmu! Jangan bergerak!”“Flo, ada apa ini?” bisik Roan kebingungan, dia tidak mengerti mengapa Emier sampai menodongkan senjata seakan Floryn telah berbuat kesalahan yang fatal. Disisi lain, Floryn yang berdiri dalam ketenangan sangat meyakinkan Roan jika gadis itu tidak melakukan hal buruk apapun.“Aku tidak apa-apa Roan, ini tidak akan berlangsung lama,” jawab Floryn menenangkan.“Tiarap ditempat!” titah Emier seraya mendekat dan terus menodongkan senjatanya, “kau ditangkap atas tindak kekerasan dan percobaan pembunuhan!” geram Emier marah.Roan terperangah kaget mendengar ucapan Emier, sontak saja dia menghalangi Floryn agar berdiri di belakang punggungnya. “Anda tidak bisa menangkap seseorang begitu saja tanpa bukti jika dia melakukan tindak pidana Pak.”“Dia sudah melukai putriku hingga wajahnya babak belur, apa itu bukan bukti?” jawab Emier menggeram penuh tekanan.“Apa ada saksi jika Flo yang memulai duluan dalam pemukulan? Flo juga terluka, Anda tidak bisa menangka
Emier mengusap keningnya dengan pijatan, amarah dan kekhawatiran begitu jelas dimatanya melihat Rachel kini terbaring dengan wajah babak belur, ada luka yang cukup dalam dibagian tulang rahangnya yang mungkin saja harus mendapatkan satu jahitan.Keadaan Rachel cukup parah.Issabel begitu panik, begitupun dengan Rachel yang berbicara sumpah serapah mengutuk perbuatan kejam Floryn, dia terus menangis mengkhawatirkan wajahnya kini akan menjadi rusak. Mereka tidak menerima perbuatan jahat Floryn.Anehnya, mengapa mereka berdua kompak tidak setuju untuk membawanya ke ranah hukum padahal akan sangat mudah menjerat Floryn dan kembali memasukannya ke dalam penjara.Anehnya, Rachel tidak melakukan hal itu, untuk melakukan visumpun tidak melakukannya sama sekali.Sekalipun Rachel yang salah karena telah menyerang duluan, Rachel tetap diuntungkan karena dia yang paling mendapatkan banyak kerugian dan Floryn seorang mantan narapidana yang baru bebas satu bulan.Emier semakin merasakan ada sesuatu
Emier berjalan dengan hati bimbang, pikirannya berkelana terjebak dalam banyak pertanyaan yang semakin tidak dia mengerti apa jawabannya.Emier masih tidak memahami jalan pikiran Issabel dan Rachel, semakin keras mereka berusaha memberi alasan, justru Emier menjadi semakin penasaran dan curiga.Membawa kembali Floryn kebalik jeruji tanpa diketahui media adalah hal yang mudah, Emier hanya perlu memerintahkan pihak berwenangan melakukan tugas mereka secara rahasia dan masalah akan beres, lalu Floryn akan berhenti berkeliaran mengotori kehidupan keluarga Emier yang kini telah berbahagia.Emier hanya menginginkan keluarganya baik-baik saja, cukup dulu dia tidak mampu menjaga Abra, dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dan berakhir di tangan yang sama.Emier mengusap wajahnya dengan kasar. “Mengapa semua hal yang berurusan dengan anak sialan itu selalu tentang hal yang buruk mengganggu kehidupanku,” geram Emier memaki.Langkah Emier memelan begitu tidak sengaja melihat Floryn sed
Emier kembali ke dalam ruangan tempat dimana Rachel tengah dirawat ipan. Dokter menyarankan agar Rachel dirawat semalam karena kondisinya yang tidak begitu baik.Kali ini Emier tidak banyak berbicara dan bertanya sesuatu, segala kecurigaan yang semakin membesar akhirnya dia simpan dalam diam. Tidak ada gunanya untuk mendesak, Emier harus mencari tahu sendiri jawabannya. “Ayah pulang saja, bukankah besok harus pergi bekerja? Biar Ibu yang menemaniku disini. Aku tidak ingin membebani Ayah,” ucap Rachel terdengar cukup tulus tanpa menunjukan tanda-tanda bahwa dia mengusir.“Ayah akan menemanimu Rachel. Ini bukan masalah yang besar,” jawab Emier.Issabel dan Rachel saling melempar pandangan mata, mengisyaratkan jika memang Emier harus pergi karena ada urusan penting yang harus mereka selesaikan.“Rachel benar Emier. Sebaiknya kau pulang karena Erika sendirian di rumah, dia pasti menangis mencariku,” kata Issabel mempengaruhi.Pada akhirnya Emier mengangguk setuju dan segera beranjak dari
Di dalam kamar pribadinya, Emier tengah membuka sebuah tas yang sengaja dia pesan dari bawahannya. Ketidak beradaan Issabel membuatnya menjadi leluasa untuk mencari tahu banyak hal yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Emier menelusuri setiap sudut kamar tanpa celah, dia meletakan beberapa buah kamera kecil disudut tempat bersama dengan alat perekam di dalam tas yang paling sering Issabel gunakan setiap kali bepergian.Emier tidak ingin menduga-duga dengan perasaan gelisah, dia harus memastikan segalanya agar kehidupan keluarganya kembali harmonis.Kecurigaan Emier memuncak begitu dia menemukan dua buah rekening pribadi atas nama assistant rumah tangga dikediamannya. Buku rekening itu disimpan di bawah tumpukan pakaian seperti sengaja disembunyikan.Dan betapa terkejutnya Emier saat dia melihat isi di dalam rekening itu, terdapat beberapa catatan transaksi besar untuk membayar apartement, transaksi di kasino hingga uang masuk ke dalam rekening Nolan, dan lebih mengejutkannya lagi
Deringan telepon masuk terdengar dikesunyian, mengusik tidur lelap Floryn yang tengah tenggelam dalam kedamaian istirahatnya. Satu panggilan terlewatkan dan tidak berapa lama suara deringan telepon kembali terdengar, memaksa Floryn untuk bangun. Dengan lemah akhirnya Floryn membuka mata dan bergerak dari tempatnya, mengumpulkan kesadarannya sebelum beranjak mengambil handponenya di dalam tas. Malam masih sangat gelap, jam menunjukan pukul tiga pagi, siapa orang gila yang menghubunginya diwaktu sepagi ini? “Siapa yang menghubungiku?” bisik Floryn menatap layar dengan curiga. Handponenya masih baru, sampai sejauh ini hanya ada tiga orang yang mengetahui nomer teleponnya. Layar di hanpone akhirnya menggelap menandakan jika Floryn telah melewatkan dua panggilan telepon masuk. Dan tidak berapa lama, handponenya kembali berbunyi memaksa Floryn untuk mengangkatnya. “Halo,” panggil Floryn dengan suara serak. “Kenapa tidak mengangkat teleponku dengan cepat? Apa kau tidak tahu wak