Amanda mengintip sedikit dan menyadari kalau dirinya saat ini sedang ada di dalam mobil yang sedang melaju. Ia pasti sedang dipindahkan lagi karena berusaha kabur dan membujuk bibi yang menjaganya. Atau William telah datang untuk menyelematkannya.
Pilihan terakhir membuatnya tergoda untuk bangun dan mencoba mencari tahu siapa yang tengah menyetir. Namun, ada dua orang yang tidak dikenalinya ada di bangku kemudi dan bangku penumpang di sebelah kemudi.
“Pasti melelahkan menjadi penjaga di rumah besar itu, ya?”
Suara seorang waanita yang lebih menyapa pendengaran Amanda. Ia yakin begitu mengenal suara tersebut tetapi tak mengingat pemilik suara. Siapa? Entah kenapa Amanda begitu merindukan si pemilik suara.
“Yah, tapi aku senang kalian datang menjemputku! Apa Amanda rewel!”
Bahkan lelaki yang menyebut namanya membuat Amanda ingin menangis. Padahal ia jelas tak ingat siapa kedua orang yang tengah berada di bangku depan.
&
Sarapan yang terkesan mewah dan sangat elegan ini menekan. Amanda tidak bisa menelan makanan tanpa tersedak. Setiap kali membuat kesalahan seperti itu, Wyatt melotot padanya. Benar-benar waktu panjang yang membuat Amanda nyaris pingsan karena menahan sakit perut.Ketika Wyatt akhirnya melap mulut mengunakan serbet, Amanda berhasil bernapas lega sehalus mungkin. Ia tak mau membuat salah satu dari dua orang yang mengawasinya menyadari kalau dirinya sama sekali tidak menikmati sarapan. Ia menunggu sampai wanita kurang akal yang menganggap dirinya sebagai itu berdiri dengan membawa sisa lauk ke belakang dan berdiri juga. Lebih tepatnya Amanda menyusul Wyatt yang bergegas pergi.“Anda bilang akan menjelaskan pada saya apa yang sebenarnya terjadi!” teriak Amanda selepas keluar dari ruang makan. “Dia menyebut saya Anna dan mengatakan kalau saya sedang hamil!”Wyatt berhenti. Amanda sama sekali tidak tahu bagaimana reaksi Wyatt kini karena pria itu membelakanginya. Karena tidak sabar mendapa
Annastasya pindah ke depan rumah Wyatt saad dirinya dan wanita itu berusia 15 tahun. Anna adalah gadis cantik yang tahu akan keunggulan kecantikannya. Bagi Wyatt, Anna berhak sombong karena dirinya memang cantik dan tidak hanya mengaku-ngaku saja. Akan tetapi, Anna lekas dengan Wyatt yang merupakan orang pertama yang menyapa saat dirinya pindah. Mereka berteman baik dan akrab.Yang tidak diketahui Anna hanya Wyatt ternyata tidak menganggapnya sebagai teman saja. Sebab bagi Wyatt Anna adalah masa depan yang indah. Ia mempersiapkan diri sebagai satu-satunya anak dari ibunya dan juga cucu lelaki satu-satunya untuk mempersunting Anna.Namun, Anna jatuh cinta pada ayah William, Orion, pria yang muncul di akhir usia 20 Anna. Bukan hanya cinta seperti itu saja. Anna tergila-gila pada sikap Orion yang dingin berusaha dengan segala cara untuk membuat Orion menoleh padanya. Bahkan Anna sampai hamil entah oleh siapa hanya untuk mendapatkan Orion.Wyatt yang t
“Apa Amanda sayang sama Mama dan Papa?”Pria itu melambai dikejauhan, begitu juga dengan wanita cantik yang tersenyum lebar. Walau Amanda berusaha berteriak memanggil keduanya pria dan wanita yang dilihat tetap berbalik dan pergi. Amanda terus berteriak, tetapi keduanya seolah-olah tak peduli. Ketika ia berusaha berjalan untuk mengejar, tangan-tangan hitam muncul dari bawah dan atas, kiri dan kanan menghentikannya, membuat Amanda tetap berada di tempat.“Mama-Papa!” Ia berteriak hingga tenggorokannya sakit.Akan tetapi, hanya langit-langit kamar berkelambut kuning pucat yang dilihatnya sekarang. Amanda menyeka air mata yang mengalir di pipinya, ia beringsut pelan untuk bisa duduk dan memeluk lutunya dengan cepat.“Aku jahat!” gumamnya pelan sekali.Bagaimana mungkin ia melupakan kedua orang tuanya selama ini?Amanda semakin memeluk dirinya sendiri. Seluruh tubuhnya berguncang karena menangis. Baga
Eren mengigiti kukunya karena khawatir. Dengan sigap Wyatt mendekati wanita itu dan menarik tangan Eren yang menempel ke mulut. Wanita itu tersentak, menoleh pada Wyatt dan kemudian menangis.“Aku benar-benar tidak bermaksud untuk membuatnya terluka! Aku benar-benar tidak bermaksud begitu!” kata Eren di tengah-tengah isaknya.Wyatt menepuk-nepuk pundak Eren. Mereka berdua ada di depan kamar menanti dokter keluar untuk memberikan diagnosis keadaan Amanda yang tidak sadarkan diri setelah dicekik Eren. Untung saja Amanda tidak tewas dan hanya pingsan.“Apa … dia akan meninggalkanku setelah ini? Apa dia akan meninggalkanku lagi?” Eren menatap Wyatt dengan mata berkaca-kaca sedih.Wyatt menatap pintu kamar yang di sisi kiri dan kananya berdiri seorang pria bertubuh kekar. “Dia tidak akan pergi, tenang saja!” kata Wyatt dengan yakin.Ia benar-benar memiliki alasan yang kuat kenapa sangat yakin Amanda tidak akan
Sakit!Seluruh tubuh Amanda terasa sakit. Tangannya, kaki, pinggang, seluruhnya serasa mau terlepas. Tenggorokannya juga sakit. Ia beringsut dengan segala tenaga yang dimiliki, tetapi tidak berhasil. Ia hanya bisa mengangkat tangannya dan kemudian menatap langit-langit kamar.“Kamu bangun?”Gemetar. Perasaan takut yang menjalar membuat seluruh tubuh Amanda gemetar. Ia kenal pemilik suara yang memukulinya karena kehilangan akal sebelum pingsan dan terbaring di ranjang seperti ini.Amanda berusaha untuk bersuara, tetapi tidak ada satu pun bunyi yang keluar. Napasnya tersengal-sengal. Ia memaksa dirinya untuk berdirinya untuk pergi segera. Rasa sakit yang menyengat seluruh tubuhnya sejak tadi tak dihiraukan. Amanda berhasil, tetapi ia berguling begitu berusaha mengangkat kaki ke lantai.“Anna!” pekik Eren keras.Ia tergopoh-gopoh membantu Amanda untuk duduk di lantai. Amanda semakin takut saat pintu
“Tangkap dia! Tangkap dia!” suruh William. Ia sendiri berusaha melepaskan diri dari pelukan Azzar. Tetapi, pria tua itu sama sekali tak memberinya peluang melakukan itu. Alih-alih diantar ke mobil yang akan mengejar Wyatt, William dimasukan ke mobil lain yang akan keluar dengan mobil pengejar tetapi berbelok ke arah lain. “Kita harus menangkapnya, Azzar! Kejar dia!” William marah, menarik kerah baju pria tua tersebut. Menumpahkan segala kekesalannya yang tak bisa berbuat apa-apa dan memperoleh tatapan kosong Azzar sebagai balasan. “Kenapa kamu melakukan ini padaku? Kenapa?” “Karena Anda adalah tuan saya. Keselamatan Anda adalah prioritas saya!” Azzar berkata dengan suara datar. William merasa kalau Azzar bukanlah manusia, tetapi mesin yang memiliki daging, tulang, dan akal. “Biarkan aku menyelamatkan Amanda!” seru William. Ia mengapai gagang pintu dan berusaha membukanya, padahal mobil sedang melaju cepat membelah jalanan. Tentu saja Azzar menghentikan William segera. Ia menyamba
Kepala Amanda berdengung. Seluruh tubuhnya hampir-hampir mati rasa. Namun, otaknya mengirim sinyal kalau harus berhasil untuk menyelamatkan diri apapun yang terjadi. Karena itu, Amanda tetap berdiam diri di bangku belakang, merasakan kendaraan yang ditumpangi membawanya semakin jauh. Sesekali Amanda mendengar desauan angin yang sangat keras di luar sana. Intuisinya memberitahu kalau mereka baru saja berpapasan dengan truk.Amanda muntah sangat banyak. Eren meminta orang-orang itu berhenti tetapi tak dihiraukan. Karena itu entah dengan keberanian apa, Eren melompat dan menjambak kepala sopir, berteriak-teriak meminta untuk berhenti.“Hentika! Hentikan! Kamu melukai putriku! Hentikan!” teriaknya.Mobil berputar 360 derajat. Kendaraan yang ada di belakang mereka menekan rem mendadak, tak mau terlibat kecelakaan dan terluka. Membiarkan mobil tersebut menghantam pembatas jalan dan terperosok ke lubang.Amanda meringkuk melindungi kepalanya dari puk
Amanda melambai sambil tersenyum. Melihat itu William melotot tak terima. “AMANDA! BERHENTI! AMANDA!” teriak William sampai kerongkongan William sakit. Akan tetapi, sialnya Amanda malah tertawa dan langsung menoleh ke arah lain. Marahkah wanita itu pada William hingga tak mau lagi melihat wajahnya? Tapi, William melakukan semua itu untuk Amanda, supawa wanita itu tak kesusahan. Karena itu William berdiri dan mulai mengejar Amanda. Ia yakin kalau wanita itu akan segera berhasil disusulnya. Semakin William mengejar sekuat tenaga, semakin jauh jarak antara dirinya dan Amanda. “SIAL ... AMANDA!” teriak William sebelum wanita itu menghilang. Napasnya sesak saat berhenti dan berusaha mencari arah di mana Amanda menghilang tadi. Ada yang salah. Pemandangannya terlalu jelas sehingga tak mungkina Amanda menghilang begitu saja. Samar-samar setelah tidak lagi bergerak, William mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh, tapi tak ada siapa-siapa. Nam
Kuburan Wyatt terletak di dekat makan Anna. Nama Wyatt terpampang jelas di sana. William sangat keberatan dengan kedatangan William ke makan Wyatt. Menurutnya tak perlu melakukan hal yang berlebihan menunjukkan rasa hormat yang tak seharusnya tak diterima Wyatt. “Usia kandunganku sekarang tiga bulan! William sangat tidak suka saat aku mengusulkan ke sini! Tapi, aku harus pergi ke sini!” Amanda bermonolog sendiri. Ia berhenti dan menoleh ke arah jalan masuk tempat ia datang. Ada Azzar di sana dan juga Inel. Ia berhasil menyuruh dua orang itu berhenti di pintu masuk. Jadi ia bisa mengatakan apa yang ingin dikatakan di sini. “Aku sama sekali tidak merasa sedih karena kematianmu! Hubungan kita tidak sampai seperti itu, bukan! Kamu tidak menyukaiku, aku juga tidak!” Ia lalu meletakan salah satu buket bunga yang dibawa di makam Wyatt dan satunya lagi di tempat Anna. “Ibu menceritakan padaku seperti apa Anna. Kami berhasil menemukan salah satu foto tua wanita yang kamu cintai itu. Dia .
“Kenapa kamu muncul di sini lagi? Astaga!” Stefani terpekik di depan pintu. Kepala William muncul kembali. Kalau Amanda tak salah hitung itu sudah terjadi sebanyak tiga kali dengan intensitas sepuluh menit sekali. Amanda yang mengetahui perbuatan William hanya berpura-pura saja tak mendengar dan tetap fokus pada riasannya yang sedang dikerjakan. “Apa riasannya sudah selesai?” tanya William datar. “Kalau dia sudah selesai, aku akan mengantarnya ke depan pintu! Pergilah dari sini atau aku akan membawa kabur istrimu!” Ancaman keluar dari mulut Stefani. Saat wanita yang menjadi perancang busana itu menutup pintu dengan dibanting keras, ia masih saja merungut panjang pendek. “Lihat bagaimana pria menyebalkan itu menjadi posesif pada apa yang dimilikinya!” tambahnya sambil menyentak-nyentak ujung gaun Amanda sehingga semakin cantik jatuhnya. “Maafkan dia!” pinta Amanda mewakili William. “Pastikan dia membayar dua kali lipat. Biaya jasa dan permintaan maaf karena sudah menganggu!” seru
Amanda memandangi bayangannya di cermin. Tak menyangka akan bersama William semalam. Mereka berdua bahkan melupakan makan malam. Lalu pagi tadi, William bangun di sampingnya tersenyum dan mengucapkan kata “pagi” dengan senyum cerah.“Jantungku tidak akan kuat!” keluh Amanda.Mengingat bagaimana William begitu menginginkannya saja sudah membuat Amanda meledak karena senang. Benar seperti ini, kan, rasanya dicintai?” Tanya Amanda di dalam hati.Suara ketukan di pintu kamar menyentak lamunan Amanda. Ia menoleh. “Siapa?” tanyanya. Dalam hati ia menebak, Jangan-jangan itu William?Setelah selesai mandi, William bergegas pergi. Amanda sempat melihat Azzar ada di pintu tadi. Ia akan memarahi Azzar nanti saat hanya ada mereka berdua saja.“Ini Inel, Nyonya! Sarapannya mau di kamar atau di ruang makan saja?” tanya Inel.“Ruang makan saja!” seru Amanda.Ia benar
“Astaga ... Pak Azzar! Kenapa berdiri di depan pintu!” seru Amanda kaget.Ia menutup pintu dengan sangat hati-hati supaya tidak terdengar sampai ke dalam kamar mandi. Tetapi, malah hampir menabrak Azzar yang entah bagaimana telah berdiri di sana. Amanda yakin kalau saat ia masuk beberapa saat lalu, tidak ada siapapun di sana. Bahkan saat Inel pelayan yang membantu Amanda membuka pintu, masih tidak ada siapa-siapa.“Tuan William mengirimi saya pesan untuk berada di sekitar sini jika ada apa-apa!” Setelah mengatakan itu Azzar berdehem. Ia sepertinya sedikit malu dengan perintah yang diberikan padanya. Amanda jadi penasaran apa isi perintah sebenarnya. “Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanya Azzar pada Amanda.“Prisilla sebentar lagi akan datang!”Jika William bahkan menempatkan Azzar di depan pintu, maka sepertinya pembicaraan yang akan dilakukan suaminya itu begitu penting.“Jadi?” tanya
“Maafkan aku!” Esme hampir terjatuh karena membungkuk untuk minta maaf pada Amanda.Sementara itu Amanda sama sekali tidak mengerti kenapa wanita yang menjadi ibu suaminya itu minta maaf. Tetapi, Amanda berhasil menyambut tubuh Esme dan membantunya duduk dengan benar kembali.“Jangan lakukan hal yang berbahaya, Bu!” William terdengar memperingatkan dengan kesal.Di telinga Amanda walau terdengar ketus, peringatan William terdengar tulus. Suara dingin setiap kali berbicara pada ibunya yang keras didengar Amanda sudah tidak lagi ada. Ia benar-benar senang mendapati perubaha selama dirinya tak ada.“Ibu mau minum teh denganku di taman?” tanya Amanda.Ia telah banyak tidur di atas pesawat dan penerbangan yang tak sampai dua jam tersebut sama sekali tidak memberinya efek buruk seperti mabuk. Dilihatnya Esme menoleh dahulu pada William.“Tidak ....”Sebelum William selesai mengatakan penolakan
Amanda menatap awan-awan tipis yang ada di bawahnya. Beberapa saat lalu ia melihat hamparan berwarna biru yang diyakini sebagai laut. Kini ada pepohonan dan rumah-rumah yang seperti kotak korek api. Walau Amanda tidak pernah suka dengan getaran yang dirasakan saat pesawat pertama kali naik dan mendarat. Semua terbayarkan dengan apa yang dilihat sekarang.“Kamu menyukainya?” tanya William.Amanda menoleh dan mengangguk senang. Sejak tadi pipinya ia tersenyum dan rahangnya akan mencapai batasnya sebentar lagi. Ia bisa merasakan sentakan rasa ngilu pada persendian rahang. Akan tetapi, ia merasa sangat senang bisa bersama William, bergenggaman tangan, dan tak harus bersikap tak tertarik pada pria yang menjadi suaminya itu. Ia bahkan siap membayar dengan apapun yang dimiliki karena sudah melangar kontrak.“Apa lagi yang kamu sukai?” tanya William selanjutnya.Senyum Amanda tak lantas menghilang walau saat ini ia sedang berpikir. “
Mobil-mobil berhenti tepat di depan rumah sederhana terbuat dari bata merah dan belum d plester. Terasnya cukup lebar dan ada bale-bale bambu di depan sana. Dua wanita berbeda usia keluar dengan tergesa-gesa dari pintu dan tampak terkejut menatap dua mobil yang berhenti di halaman yang rapi. Satu mobil lagi parkir di tepi jalan karena tidak muat di halaman.Ketika para lelaki yang ada di dalam mobil keluar, kedua wanita yang berbeda usia tersebut mundur. Yang lebih muda melindungi wanita yang lebih tua yang berada di belakangnya.“Maaf mengagetkan kalian berdua!” kata William lekas.Begitu turun ia bergegas menghampiri kedua wanita yang berdiri dan menatap takut ke arah mobil-mobil yang datang.“Kalian siapa? Ada urusan apa kemari?”Ada getaran yang jelas-jelas didengar William tanpa usaha. Datang dengan tiga mobil sekaligus ternyata adalah pilihan yang buruk. Ia mendesah dan sekali lagi mengumamkan kata maaf.“
“Aku akan ikut untuk menjemput Amanda!” Keputusan bulat itu mendadak muncul di kepala William dan lekas disuarakan.Mata-mata yang tidak setuju milik Esme dan Azzar langsung terlihat. William sama sekali tidak peduli. Kalau ia mengutus orang lain maka akan butuh waktu untuk bisa melihat Amanda. Waktu yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat dihitung saat keberangkatan dan saat pulang.“Ada banyak yang harus kamu urus di sini, Wil!” ingat Esme.“Semuanya bisa diurus atau kalau benar-benar membutuhkanku bisa dipending! Aku akan pergi dengan mereka juga!”Azzar dan juga Esme tahu kalau William sudah mengambil keputusan maka tidak ada seorang pun yang bisa mengubahnya. Mereka berdua hanya bisa menghela napas.“Berhati-hatilah dan bawa istrimu pulang dengan selamat!” Pesan Esme pada akhirnya.Ia mengangat tangan dan seorang pelayan datang lalu mendorong kursi roda milik Esme. Mereka berdua keluar dari
“Kami berhasil membawa wanita yang disebut-sebut dokter itu, Tuan!” kata Azzar memberitahu William.William duduk dengan wajah tegang. Tetapi ia benar-benar sangat bahagia. Akhirnya setelah sebulan lebih pencarian, ia menemukan titik terang ke mana Amanda di bawa oleh Wyatt. Pantas saja tak ada kabarnya kalau Amanda disembunyikan di tempat kecil begitu.“Apa wanita itu mencoba melarikan diri?” tanya William.“Tidak, Tuan, malahan ia langsung pergi saat kami mengatakan kalau merupakan utusan Anda dan memperlihatkan foto pernikahan Anda!” kata Azzar.Ia pikir komplotan Wyatt yang kali ini lumayan bodoh. Atau ia tahu kalau Wyatt sudah tewas dan makanya berpendapat sudah tak ada gunanya membantu. Semakin lama bersama Amanda kemungkinan terciduk juga akan semakin besar.“Bawa dia kemari!” suruh William.Ia ingin mendengar wanita yang sudah menyembunyikan istrinya memohon dan meminta ampun untuk tida