Setelah lelah marah-marah, akhirnya Ariel pun terlelap tanpa tahu ada yang sedang uring-uringan di kamar sebelah tidak bisa tidur. Drago benar-benar gemas dengan istrinya yang tanpa sadar membangkitkan gairahnya seharian ini hingga harus bermain solo beberapa kali namun tetap saja dia tdiak merasa puas. Memang berbeda jika melakukannya dengan wanitanya. Sayangnya, dia masih mode jauh tergapai - batin Drago. Mata abu-abunya masih tetap nyalang hingga pukul empat pagi. Drago pun memutuskan melakukan ibadah subuh dan berolahraga saja. Pria itu pun memilih untuk pergi keluar dan mengenakan baju olahraganya lalu melakukan jogging di sekeliling rumahnya yang masih terdapat hutan pohon pinus dan dirinya bersyukur tanah sekitarnya termasuk subur daripada tempat lain. Ariel terbangun setelah wekernya berbunyi dan merasakan dirinya mengalami disorientasi tempat karena tidak berada di kamarnya meskipun suasanaya mirip dengan miliknya di istana. Gadis itu pun terduduk untuk menyatukan ny
Ariel menatap wajah Bahar dan Hamzah yang tampak terkejut dengan sikap princess Yordania itu muncul gaya dan aura tidak bisa ditolak. "Apa yang ingin anda ketahui, tuan putri?" tanya Bahar yang tahu percuma akan berbohong karena Ariel memiliki banyak koneksi dari keluarganya yang bisa tahu kebenarannya. Bisa saja Ariel menggunakan koneksinya ke Opa nya yang di FBI, MI6 atau sepupunya yang juga bekerja disana. Tapi ini tidak! Ariel lebih suka konfrontasi face to face dengan Bahar dan Hamzah. Ayah dan anak itu salut dengan keberanian putri cantik tersebut. "Semua tentang Naga Jelek!" jawab Ariel cuek. Oh ya ampun. Yang mulia Drago dibilang naga jelek? - batin Hamzah. Ya tidak heran sih kalau tuan putri marah karena memang caranya salah. "Anda mau tahu dari mana tuan putri?" Bahar menatap lembut dan nadanya terdengar sabar menghadapi Ariel. "Dari naga jelek lahir di gua!" Bahar dan Hamzah saling berpandangan."Di gua?" "Iya! Bukankah naga itu lahirnya di gua-gua tinggi di pegunun
Ariel menatap wajah suaminya yang jika dilihat-lihat kalau tidak ada parut disana, pasti ganteng. Apalagi mata abu-abunya yang terang dan memiliki magnet tersendiri. Ariel sudah terbiasa melihat mata milik sepupunya berbagai warna tapi tidak ada yang memiliki mata abu-abu cerah seperti milik suaminya. "Kamu mau tanya apalagi sama aku?" bisik Drago sambil menyentuh bibirnya di bibir Ariel. Baru menyentuh belum sampai melumat ataupun french kiss dengan istrinya. "Apa kamu ... baik-baik saja?" bisik Ariel dengan nada tercekat karena dia bisa merasa wajah suaminya semakin dekat. "Tidak, sayang. Aku tidak baik-baik saja ... Karena," Drago memeluk tubuh Ariel hingga mereka sangat dekat. "Aku tersiksa tidak bisa memeluk tubuh kamu ... " Ariel mendelik dan langsung menusuk pinggang Drago membuat pria itu terlonjak kaget. "Astaghfirullah ... Sayang!" protes Drago sambil menatap sebal ke Ariel yang meniup jari telunjuknya seperti pistol. "Makanya, jangan modus !" Drago tidak tahan denga
Drago memeluk tubuh istrinya yang tidak memberikan respon dengan membalas pelukannya tapi dia tidak perduli karena yang penting adalah Ariel yang ada dalam pelukannya. Drago memang mebutuhkan Ariel dalam hidupnya terlepas istrinya masih mode bodo amat gue tidak perduli. "Sayang, terima kasih sudah ada di sisi aku saat aku membutuhkan waktu untuk bersandar," ucap Drago penuh perasaan tapi Ariel tetap diam saja. "Aku mau ke Yaman!" ucap Ariel tiba-tiba membuat tubuh Drago menengang. "Kamu ngapain mau ke Yaman?" tanya Drago sambil melepaskan pelukannya dan menatap wajah serius istrinya. "Aku ingin tahu sebenarnya seperti apa disana!" "Kamu tidak percaya denganku?" Ariel menggelengkan kepalanya tetap dengan wajah judes. "Aku adalah tipe harus percaya dengan melihatnya sendiri dan bukan hanya dari satu pihak saja!" Drago mengusap dagunya. "Lalu kita kesana? Paspor diplomatik kamu akan ketahuan kalau kamu adalah putri Yordania!" "Tidak pakai paspor diplomatik, bodoh ! Kita m
Ariel memeluk tubuh pria itu sambil terus berpikir keras bahwa rasa curiganya dia sangat tinggi bahwa pria ini adalah suaminya. Ariel mengakui otaknya tidak sepintar Arbad atau Leo soal eksakta tapi soal logika, bisa lah diadu! "Kamu tinggal dimana?" tanya pria itu. "Hotel Hilton." "Kamu turis ?" "Bukan. Pencoleng," jawab Ariel cuek. Pencoleng artinya adalah maling atau pencuri. Pria itu tertawa. "Kamu bukan putri bajak laut kan?" "Mungkin .... " Ariel menjawab dengan nada mengambang. Pria itu tertawa kecil. "Apakah ... kamu keturunan ninja?" "Mungkin ... " Tiba-tiba Ariel harus menubruk punggung keras di depannya saat pria itu menghentikan motornya mendadak. "Kamu itu ! Bisa tidak ...." "Ssshhh! Ada polisi !" desis pria itu. Beruntung mereka berada di jalan yang lampunya mati. "Memang ada apa dengan polisi?" bisik Ariel. "Kita mengenakan pakaian yang bisa membuat curiga. Kita cari jalan alternatif." Pria itu lalu memutar motornya dan mengikut GPS alternatif m
Ariel berusaha melepaskan diri dari cumbuan Drago tapi suaminya lebih kuat dari dirinya. Ariel pun melakukan sesuatu yang membuat Drago terluka dan tangan kirinya bisa bebas lalu mencakar sisi kiri Drago yang berparut luka. Mata Ariel terbelalak saat melihat luka itu terbuat dari bahan lateks make up dan dia menarik semua luka suaminya. Ariel melongo tidak percaya jika wajah Drago mulus dan tidak ada bekas luka apapun. Hanya wajah pria tampan yang menatapnya dengan tatapan datar. "Ka ... Kamu .... " Ariel sampai tidak bisa berkata-kata melihat wajah asli suaminya. "Tapi ... Tunggu ... apa ... APA MAKSUD SEMUA INI NAGA JELEK!" bentak Ariel sambil mendorong tubuh Drago hingga mundur. "INI APA DRAGO !" Ariel memperlihatkan bahan lateks make up di tangannya. "JADI KAMU BERBOHONG SAMA AKU SOAL LUKA DI WAJAHMU? APALAGI YANG KAMU SEMBUNYIKAN DARIKU? KEBOHONGAN APALAGI DRAGO?" Drago menatap wajah terluka Ariel dan dia tahu istrinya merasa dibohongi. Aku yang salah. "APA SEMUA KA
"Jadi kamu akan bawa bala bantuan?" tanya Drago. "Ya," jawab Ariel. "Siapa? Arbad? Leon?" "Bukan. Mereka berdua terlalu dikenal wajahnya," jawab Ariel cuek. Drago melihat ke arah istrinya yang sedang asyik membaca buku dari iPadnya di tempat tidur terpisah. "Siapa sayang?" tanya Drago penasaran. "Kamu akan tahu besok. Jadi kita akan jemput dia di bandara. Oke?" Ariel meletakkan iPadnya di atas nakas. "Aku tidur dulu Naga Jelek. Selamat malam." Gadis itu lalu memiringkan tubuhnya memberikan punggung ke suaminya. Drago menatap ke arah Ariel. "Sayang, kamu tidak mau tidur sama aku?" "Ini sudah tidur sama kamu," balas Ariel. "Tapi kok jauhan sayang. Harusnya suami istri itu tidur berpelukan," ucap Drago dengan wajah manyun. "Tidak !" Drago pun turun dari tempat tidur dan menuju ke peraduan Ariel. Drago pun tidur di sebelah Ariel dan memeluknya dari belakang. "Sayang, kita rekonsiliasi ya? Aku mau kita damai. Kita mulai dari awal ya ? Perkenalkan namaku Drago Assega
"Jadi kamu itu putra mahkota Yaman yang hilang ?" tanya Kenzie. "Eh, tunggu putri duyung, katanya muka dia rusak tapi kok ternyata mulus nih. Mana parutnya?" "Dia bohong sama aku, mas Kentong! Kamu tahu kan make up buat film yang ditempel di muka ? Lateks ? Nah, dia itu pakai itu dan menjual cerita kesedihan bahwa mukanya rusak akibat kena ledakan mobil ...." "Aku tidak bohong sayang. Wajah aku memang kena ledakan mobil !" protes Drago karena kesal semenjak kedatangan Kenzie, istrinya seperti mendapatkan sokongan mengejek dirinya. "Sorry Drago. Boleh aku lihat wajah kamu ?" Kenzie memajukan tubuhnya ke Drago yang duduk di sebelah Bahar. "Kamu mau ngapain?" tanya Ariel. "Meskipun dulu kena luka dan sekarang sudah sembuh, pasti bekasnya ada. Kecuali dia memilih operasi plastik tapi tetap saja bekas sayatan akan ada. Paling parah, jika kulit kamu mudah jadi keloid dan itu tidak bisa diapa-apain karena dioperasi pun semakin membesar." Kenzie melihat sisi kanan Drago dan mem
"Kenapa ayah kamu ingin bertemu dengan kamu ?" tanya Ariel ke suaminya."Aku tidak tahu. Bisa jadi minta pengampunan, minta maaf meskipun menurut aku kecil kemungkinannya, atau minta keringanan hukuman. Apapun ceritanya, aku masih tetap tidak memaafkan dengan apa yang dia lakukan pada ibuku ! Dia begitu teganya !" amuk Drago.Ariel menoleh ke arah Bahar. "Apa paman Bahar mendapatkan informasi atau apapun kenapa Hasan Ishaaq ingin bertemu dengan suamiku?""Tidak tuan putri. Aku tidak mendapatkan apapun mengapa tuan Hasan ingin bertemu dengan tuan pangeran," jawab Bahar."Bagaimana kalau menurut paman? Apakah suamiku harus menemui Hasan atau tidak?" tanya Ariel demi bisa mendapatkan jawaban netral dari orang lain. "Menurut hemat aku, sebaiknya tuanku pangeran tetap menemui tuan Hasan. Memang sulit dan berat tapi demi kedamaian hati dan dendam anda. Umur kita tidak ada yang tahu dan aku berharap tuanku bisa paham maksud aku ini," jawab Bahar.Drago menatap istrinya. "Apakah aku harus men
Drago memegang tangannya yang mulai terasa senut-senut akibat tadi dirinya menghajar ayahnya dengan sekuat tenaganya apalagi dia menyimpan dendam sejak usia lima tahun hingga menjelang usianya yang menjelang kepala tiga. Pria itu menatap Ariel yang memberikan senyuman dukungan ke suaminya. Ariel tahu rasanya menyimpan dendam selama itu, mengingatkan cerita oma buyutnya, Kaia Blair O'Grady yang harus menunggu sekian lama untuk membunuh pelaku pembunuh Edward Blair dan Yuna Partomo dengan kedok kecelakaan pesawat. Memang bukan Edward dan Yuna yang diincar melainkan teman bisnis mereka. Para petugas medis kemudian menghampiri Hasan Ishaaq untuk memberikan perawatan sementara seorang dokter kepresidenan mengambil darah Drago dari bekas lukanya guna dicek DNA nya dengan DNA Hasan Ishaaq. Hilmah yang terserang shock melihat suaminya terkapar, menatap penuh kebencian ke arah Drago. Ariel yang berjalan mendekati suaminya, melihat Hilmah hendak menyerang Drago. Putri Raja Yordania yang sudah
Hasan menatap tidak percaya saat mendengar ucapan Drago bahwa dia hendak menghukum dirinya seperti saat dulu dia membuat istri pertamanya tewas mengenaskan dengan tubuh terbakar bersama anjing kesayangannya. Hasan melihat mata penuh kebencian dari Drago dan sekarang putranya itu menjadi menantu penguasa Yordania. Betapa nasib itu sangat membuat seseorang menjadi berubah situasinya."Apakah dia itu ayahmu?" bisik Ariel ke Drago yang mengangguk. "Pantas kamu hajar, sayang."Drago tersenyum smirk mendengar kompor istrinya yang keluar jiwa bar-barnya. "Akan ada waktunya, sayang. Akan ada waktunya."Sidang pun dibuka sementara Hilmah menoleh saat Hasan mengatakan bahwa putra satu-satunya berada di ruang sidang. Entah karma atau bagaimana, Hasan tidak bisa mendapatkan keturunan dari empat istrinya yang lain. Banyak yang menganggap itu sebagai hukuman pria yang menyia-nyiakan istri pertamanya dan ada juga menganggap karma sebagai orang tidak tahu diri yang diangkat sebagai penguasa Yaman tap
Ariel masuk kedalam kamarnya dengan waajh lelah dan mulai membuka pakaiannya sementara Drago pun menyusul masuk dan mengunci pintu kamarnya. Dia melihat istrinya merasa kesulitan melepaskan pakaiannya yang memang kancing belakang. Tadi Ariel meminta tolong padanya dan sekarang Drago berjalan mendekati istrinya."Need help?" goda Drago."Menurutmu bagaimana?" balas Ariel sambil menatap suaminya dari kaca besar yang ada di kamarnya."Sini, aku bantu membuka gaunmu. Lagipula, siapa sih yang merancang baju model begini? Bikin repot, tahu nggak?" omel Drago sambil melepaskan kancing-kancing di belakang gaun Ariel."Opaku, Alessandro Moretti," jawab Ariel santai. "Itu desain dibuat beliau sebelum meninggal dan diteruskan Opa Asher."Drago lupa kalau Ariel memiliki keluarga di dunia fashion. Rumah mode Morr dan Burberry adalah keluarga Ariel jadi tidak heran jika istrinya selalu memesan gaun atau pakaian terbaru dari dua rumah mode itu selain rumah mode lainnya. Ariel juga tidak alergi memak
Drago rasanya ingin mencium bibir Ariel panas setelah mengatakan bahwa istrinya mulai belajar mencintai dirinya. Sungguh, Drago tidak yakin Ariel akan membela suaminya di depan keluarganya karena wanita itu selalu membicarakan soal perpisahan. Drago tersenyum dalam hati namun sesaat dia tampak berpikir. Apakah Ariel bilang seperti itu karena kasihan padaku yang sudah diterpa kejadian bertubi-tubi? Bukan cinta yang dia rasakan tapi kasihan? Aku tidak butuh dikasihani, sayang ! - batin Drago. "Apa rencana Abi dan Arbad?" tanya Ariel membuat lamunan Drago terganggu. "Kami? Menunggu Maher Assegaf maju menangkap Hasan Ishaaq. Bukan kapasitas kami dan Drago karena semua bukti biarpun itu kopiannya sudah kita berikan. Kita lihat saja dan yang jelas, aku yakin Drago pasti ingin melihat wajah ayahnya yang ditangkap bukan? Jika Maher tidak mampu, berarti kita tahu kwalitasnya seperti apa," jawab Haidar dingin. Ariel menoleh ke Drago. "Kita akan kembali ke Yaman jika paman kamu tidak bisa me
Arbad dan Leon menoleh ke arah Drago yang tampak serius. Kedua saudara lelaki Ariel itu merasa bingung karena Drago tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun. Bahkan keluarga Pratomo yang generasi kesembilan tidak semuanya memiliki previlige untuk mengautorisasi rekening siapapun tanpa ada surat keterangan dari tetua baik generasi ketujuh yang masih hidup atau generasi ke delapan. "Ariel tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun, Drago. Bagaimana bisa kamu mendapatkan banyak informasi?" tanya Arbad bingung."Ariel meminta tolong pada opanya, Jayde Neville," jawab Drago sambil terus menatap dingin ke Maher.Haidar tersenyum smirk. "Jika Oom Jayde Neville sudah ikut campur, makanya bisa keluar semua datanya. Sekarang, presiden Maher, bisa dijelaskan? Anda tahu sendiri kan siapa Jayde Neville. Dia adalah akuntan yang diakui dunia dan pemilik biro akuntan independen yang dipakai oleh banyak perusahaan dan negara karena tidak bisa disuap oleh apapun dan siapapun."Maher memucat saat Dra
Drago melihat wajah istrinya yang tampak damai tertidur dalam pelukannya. Disaat Ariel tampak nyenyak tidurnya, Drago lebih banyak berpikir tentang semuanya. Ucapan Ariel yang kemungkinan besar akan mendapatkan kekacauan di Yaman, menjadi pertimbangannya. Drago tidak takut maju ke Yaman tapi dirinya tidak mengetahui bagaimana internal negara kelahirannya. Drago kurang informasi karena selama di Jerman, dia bersama Bahar bersama istrinya lebih fokus untuk menutupi semua data tentang dirinya demi keselamatan mereka bertiga apalagi saat itu istri Bahar sedang hamil Hamzah,Drago bukan pengecut tapi dia realistis demi keselamatan banyak orang termasuk dirinya dan Ariel. Justru Ariel yang paling utama dan menjadi prioritasnya. Drago tidak mau semakin mengacaukan sistem yang sedang digodok pamannya. Drago tahu, orang-orang tidak akan ingat siapa dirinya dan tidak akan memperdulikan siapa dirinya. Misi Drago pun berubah, dari berusaha mengambil tahta kekuasaan Yaman dan menghukum ayahnya, sek
"Bagaimana bisa dia paman aku ?" tanya Drago bingung. "Setahu aku presiden Yaman, nama belakangnya bukan Assegaf." "Memang sengaja ditutupi. Maher Assegaf adalah adik sepupu ibumu dan disaat dia tahu ayahmu bukan tipe setia, Maher memilih pergi dan mulai mendekati para anggota senat untuk menggalang kekuatan merubah sistem pemerintahan. Maher memakai nama ibunya demi melindungi dirinya sendiri karena Hasan Ishaaq menyingkirkan satu persatu pendukung kakek kamu hingga Maher benar-benar bersembunyi demi gerilya saat ayahmu membunuh ibumu." Haidar menatap Drago serius. "Jadi semua sistem pemerintahan Yaman selama ini ?" Ariel menoleh ke arah Arbad. "Singa sulung, aku tidak paham !" Arbad tahu Ariel tidak terlalu suka dengan politik jadi dia masa bodoh. "Tiga puluh tahun yang lalu, kakek Drago sudah membuat mandat sebelum meninggal ke orang-orang setianya untuk mulai melakukan referendum. Kita belum lahir singa betina, Yaman sudah kacau dan terjadi transisi dari monarki ke presid
Ariel merasakan ada yang menciumi leher dan mengelus tubuhnya, membuat dirinya menggelinjang karena mulai terbawa suasana. Matanya pun perlahan terbuka dan melihat kepala suaminya turun ke dadanya dan mulai bermain disana. Ariel bingung, kapan suaminya membuka gaun tidurnya. "Drago ...." Ariel berbisik ke suaminya sambil mengelus rambut coklatnya yang tebal. "Ada apa Sayang ?" Drago mengangkat wajahnya dari dada Ariel dan menatapnya dengan penuh cinta. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Ariel. "Menurutmu?" Drago mendekati wajah Ariel dan mencium bibirnya panas yang dibalas oleh istrinya. "Apakah kamu tidak merasa lelah ?" tanya Ariel. "Bercinta denganmu? Tidak merasa lelah ... " Drago melepaskan celana dalam Ariel. "Aku sangat suka bercinta denganmu karena kamu sangat ekspresif dan tubuhmu merespon dengan baik tubuhku." Drago mengelus bagian intim istrinya yang membuat Ariel mendesah nikmat. "Kamu ... mesum ... " ucap Ariel dengan terengah karena permainan jari Drago.