Ariel berusaha melepaskan diri dari cumbuan Drago tapi suaminya lebih kuat dari dirinya. Ariel pun melakukan sesuatu yang membuat Drago terluka dan tangan kirinya bisa bebas lalu mencakar sisi kiri Drago yang berparut luka. Mata Ariel terbelalak saat melihat luka itu terbuat dari bahan lateks make up dan dia menarik semua luka suaminya. Ariel melongo tidak percaya jika wajah Drago mulus dan tidak ada bekas luka apapun. Hanya wajah pria tampan yang menatapnya dengan tatapan datar. "Ka ... Kamu .... " Ariel sampai tidak bisa berkata-kata melihat wajah asli suaminya. "Tapi ... Tunggu ... apa ... APA MAKSUD SEMUA INI NAGA JELEK!" bentak Ariel sambil mendorong tubuh Drago hingga mundur. "INI APA DRAGO !" Ariel memperlihatkan bahan lateks make up di tangannya. "JADI KAMU BERBOHONG SAMA AKU SOAL LUKA DI WAJAHMU? APALAGI YANG KAMU SEMBUNYIKAN DARIKU? KEBOHONGAN APALAGI DRAGO?" Drago menatap wajah terluka Ariel dan dia tahu istrinya merasa dibohongi. Aku yang salah. "APA SEMUA KA
"Jadi kamu akan bawa bala bantuan?" tanya Drago. "Ya," jawab Ariel. "Siapa? Arbad? Leon?" "Bukan. Mereka berdua terlalu dikenal wajahnya," jawab Ariel cuek. Drago melihat ke arah istrinya yang sedang asyik membaca buku dari iPadnya di tempat tidur terpisah. "Siapa sayang?" tanya Drago penasaran. "Kamu akan tahu besok. Jadi kita akan jemput dia di bandara. Oke?" Ariel meletakkan iPadnya di atas nakas. "Aku tidur dulu Naga Jelek. Selamat malam." Gadis itu lalu memiringkan tubuhnya memberikan punggung ke suaminya. Drago menatap ke arah Ariel. "Sayang, kamu tidak mau tidur sama aku?" "Ini sudah tidur sama kamu," balas Ariel. "Tapi kok jauhan sayang. Harusnya suami istri itu tidur berpelukan," ucap Drago dengan wajah manyun. "Tidak !" Drago pun turun dari tempat tidur dan menuju ke peraduan Ariel. Drago pun tidur di sebelah Ariel dan memeluknya dari belakang. "Sayang, kita rekonsiliasi ya? Aku mau kita damai. Kita mulai dari awal ya ? Perkenalkan namaku Drago Assega
"Jadi kamu itu putra mahkota Yaman yang hilang ?" tanya Kenzie. "Eh, tunggu putri duyung, katanya muka dia rusak tapi kok ternyata mulus nih. Mana parutnya?" "Dia bohong sama aku, mas Kentong! Kamu tahu kan make up buat film yang ditempel di muka ? Lateks ? Nah, dia itu pakai itu dan menjual cerita kesedihan bahwa mukanya rusak akibat kena ledakan mobil ...." "Aku tidak bohong sayang. Wajah aku memang kena ledakan mobil !" protes Drago karena kesal semenjak kedatangan Kenzie, istrinya seperti mendapatkan sokongan mengejek dirinya. "Sorry Drago. Boleh aku lihat wajah kamu ?" Kenzie memajukan tubuhnya ke Drago yang duduk di sebelah Bahar. "Kamu mau ngapain?" tanya Ariel. "Meskipun dulu kena luka dan sekarang sudah sembuh, pasti bekasnya ada. Kecuali dia memilih operasi plastik tapi tetap saja bekas sayatan akan ada. Paling parah, jika kulit kamu mudah jadi keloid dan itu tidak bisa diapa-apain karena dioperasi pun semakin membesar." Kenzie melihat sisi kanan Drago dan mem
Drago tidak bisa berkata apa-apa karena tidak ada yang salah dengan ucapan Kenzie. Dia tahu kesalahannya akan membahayakan pernikahan paksanya dimana Drago sangat mencintai Ariel. "Aku sudah minta maaf ke Abi dan Umi, Kenzie." Kenzie mengangguk. "Jika semua ini sudah selesai dan kamu sudah mendapatkan apa yang kamu incar selama ini, datang lagi ke Oom Haidar dan Tante Leona serta ke Arbad dan Leon. Kamu bersalah Drago terlepas kamu cinta Ariel. Satu pesanku, jangan sekali-kali kamu menyakiti Ariel karena kalau sampai kami mendengar, jangan harap kamu bisa melihat Ariel seumur hidup kamu !" "Aku pasti akan bisa menemukan Ariel jika kalian membawanya pergi dariku !" balas Drago tidak gentar dengan ancaman Kenzie. "No, Drago. Jika kami membawa Ariel pergi, itu berarti bahwa kamu sudah menyakitinya sedemikian parahnya hingga sulit diberikan maaf untukmu ! Dan kami tidak segan bisa membuat Ariel menghilang dari muka bumi dalam arti, kamu tidak akan bisa menemukannya !" Kenzie menatap t
Drago duduk di pinggir tempat tidur dan di depannya adalah tempat tidur milik Ariel. Mereka dipisahkan sebuah nakas di tengah-tengah hingga saling berjauhan apalagi istrinya masih mode senggol tonjok, membuat Drago harus merubah taktik agar Ariel mau tidur bersamanya ... dalam arti harafiah. Drago sudah merasa nyaman tidur sambil memeluk Ariel. Ada rasa tenang saat dirinya memeluk tubuh istrinya, seolah memberikan vibe positif baginya dan itu sangat membuat dirinya kecanduan. "Kamu kenapa?" tanya Ariel yang baru saja keluar dari kamar mandi usai mereka berdua melaksanakan shalat isya berjamaah. Ariel masih menghormati Drago sebagai suaminya dan imam karena mau bagaimana pun mereka sudah resmi menjadi suami istri. "Ingin ganti tempat tidur." Drago menatap Ariel. "Aku ingin tidur sambil memeluk dirimu, putri duyung." "Memangnya kamu kena insomnia?" balas Ariel sambil melepaskan kimononya dan Drago bisa melihat istrinya memakai piyama dengan model celana pendek. "Tidak tapi ..
Kenzie masih memotret semua kegiatan Hasan Ishaaq dan Hilmah setelah mereka mengikuti mobil kenegaraan raja Yaman itu. Dokter anak itu langsung mengirimkan ke akun milik Arvid dan Arga sebagai bahan referensi. Arvid Léopold pun langsung menghubungi Kenzie. "Ya mas ?" sapa Kenzie dari headset nya. "Aku sudah mengatur semuanya sama papa. Papa mau karena kangen gegeran dan tahu sendiri kan kita gimana." Kenzie menoleh ke arah Ariel dan Drago yang duduk di belakang. "Jadi mereka harus ke Brussel?" Mata abu-abu pasangan suami istri itu terbelalak. "Ya. Suruh mereka berdua ke Brussel biar kita bisa atur strategi buat membantu mengungkap ke publik bahwa sudah terjadi pembunuhan berencana hampir 30 tahun lalu," jawab Arvid tegas. "Oke mas." Kenzie mematikan panggilan dari Arvid. "Kalian berdua, disuruh mas Arvid ke Brussel. Entah apa yang hendak dilakukan mas Arvid tapi sebaiknya kalian segera urus visa kesana." Ariel dan Drago tahu jika Arvid sudah bilang begitu, berart
Drago mengumpat dalam bahasa kasar yang tidak pernah didengar Ariel di rumah lalu dirinya pun turun dari tempat tidur sementara Ariel memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk menetralisir degup jantungnya. Drago membuka pintu kamar dan melihat Hamzah disana. "Ada apa Hamzah?" tanya Drago bingung. "A ... Ada tuanku yang mulia Haidar Abdullah bersama pangeran Arbad." Drago melongo. Ayah mertua datang ? Ada apa ? "Baik. Aku akan keluar sebentar lagi. Tolong beliau dibawa ke ruang kerja aku." "Baik pangeran." Drago menutup pintu kamarnya dan melihat Ariel sudah keluar dari kamar mandi dengan baju yang kembali terkancing. "Ayahmu datang kemari bersama Arbad." Mata Ariel terbelalak. "Abi kemari?" *** Drago duduk di depan Haidar yang berada di kursi kebesarannya jika di ruang kerja namun sekarang sedang dikuasai oleh Raja Yordania itu. Arbad duduk di sofa bersama Ariel sambil menatap serius ke iparnya. Jujur hingga detik ini Arbad dan Leon masih tidak ikhlas A
Haidar menatap datar ke Drago dan hanya tersenyum sinis. Raja Yordania itu lalu berjalan melewati Drago yang masih berdiri dan memberikan kode pada Arbad untuk pergi. "Ariel, mau ikut Abi atau bersama Naga Jelek?" tanya Haidar ke putrinya yang tampak bimbang. Ariel menatap bergantian antara Drago dan ayahnya. "Aku disini bersama Naga Jelek." Drago menatap tidak percaya ke arah istrinya karena dia mengira Ariel akan ikut ayahnya dan meninggalkan dirinya. Drago sudah pasrah sebenarnya karena meskipun dia bertekad untuk membuat Ariel jatuh cinta kepadanya, tapi istrinya adalah wanita yang keras kepala dan berpendirian teguh. "Apa kamu yakin?" tanya Haidar. "Biar aku selesaikan semua permasalahan aku dan suamiku," jawab Ariel tegas. Arbad tersenyum karena tahu saudara kembarnya pasti punya rencana tersendiri. Haidar memeluk Ariel dan mencium kening putrinya. "Apapun keputusan kamu, Abi tahu itu sudah kamu pikirkan matang-matang. Abi akan memantau kalian." Ariel tersenyum.
"Kenapa ayah kamu ingin bertemu dengan kamu ?" tanya Ariel ke suaminya."Aku tidak tahu. Bisa jadi minta pengampunan, minta maaf meskipun menurut aku kecil kemungkinannya, atau minta keringanan hukuman. Apapun ceritanya, aku masih tetap tidak memaafkan dengan apa yang dia lakukan pada ibuku ! Dia begitu teganya !" amuk Drago.Ariel menoleh ke arah Bahar. "Apa paman Bahar mendapatkan informasi atau apapun kenapa Hasan Ishaaq ingin bertemu dengan suamiku?""Tidak tuan putri. Aku tidak mendapatkan apapun mengapa tuan Hasan ingin bertemu dengan tuan pangeran," jawab Bahar."Bagaimana kalau menurut paman? Apakah suamiku harus menemui Hasan atau tidak?" tanya Ariel demi bisa mendapatkan jawaban netral dari orang lain. "Menurut hemat aku, sebaiknya tuanku pangeran tetap menemui tuan Hasan. Memang sulit dan berat tapi demi kedamaian hati dan dendam anda. Umur kita tidak ada yang tahu dan aku berharap tuanku bisa paham maksud aku ini," jawab Bahar.Drago menatap istrinya. "Apakah aku harus men
Drago memegang tangannya yang mulai terasa senut-senut akibat tadi dirinya menghajar ayahnya dengan sekuat tenaganya apalagi dia menyimpan dendam sejak usia lima tahun hingga menjelang usianya yang menjelang kepala tiga. Pria itu menatap Ariel yang memberikan senyuman dukungan ke suaminya. Ariel tahu rasanya menyimpan dendam selama itu, mengingatkan cerita oma buyutnya, Kaia Blair O'Grady yang harus menunggu sekian lama untuk membunuh pelaku pembunuh Edward Blair dan Yuna Partomo dengan kedok kecelakaan pesawat. Memang bukan Edward dan Yuna yang diincar melainkan teman bisnis mereka. Para petugas medis kemudian menghampiri Hasan Ishaaq untuk memberikan perawatan sementara seorang dokter kepresidenan mengambil darah Drago dari bekas lukanya guna dicek DNA nya dengan DNA Hasan Ishaaq. Hilmah yang terserang shock melihat suaminya terkapar, menatap penuh kebencian ke arah Drago. Ariel yang berjalan mendekati suaminya, melihat Hilmah hendak menyerang Drago. Putri Raja Yordania yang sudah
Hasan menatap tidak percaya saat mendengar ucapan Drago bahwa dia hendak menghukum dirinya seperti saat dulu dia membuat istri pertamanya tewas mengenaskan dengan tubuh terbakar bersama anjing kesayangannya. Hasan melihat mata penuh kebencian dari Drago dan sekarang putranya itu menjadi menantu penguasa Yordania. Betapa nasib itu sangat membuat seseorang menjadi berubah situasinya."Apakah dia itu ayahmu?" bisik Ariel ke Drago yang mengangguk. "Pantas kamu hajar, sayang."Drago tersenyum smirk mendengar kompor istrinya yang keluar jiwa bar-barnya. "Akan ada waktunya, sayang. Akan ada waktunya."Sidang pun dibuka sementara Hilmah menoleh saat Hasan mengatakan bahwa putra satu-satunya berada di ruang sidang. Entah karma atau bagaimana, Hasan tidak bisa mendapatkan keturunan dari empat istrinya yang lain. Banyak yang menganggap itu sebagai hukuman pria yang menyia-nyiakan istri pertamanya dan ada juga menganggap karma sebagai orang tidak tahu diri yang diangkat sebagai penguasa Yaman tap
Ariel masuk kedalam kamarnya dengan waajh lelah dan mulai membuka pakaiannya sementara Drago pun menyusul masuk dan mengunci pintu kamarnya. Dia melihat istrinya merasa kesulitan melepaskan pakaiannya yang memang kancing belakang. Tadi Ariel meminta tolong padanya dan sekarang Drago berjalan mendekati istrinya."Need help?" goda Drago."Menurutmu bagaimana?" balas Ariel sambil menatap suaminya dari kaca besar yang ada di kamarnya."Sini, aku bantu membuka gaunmu. Lagipula, siapa sih yang merancang baju model begini? Bikin repot, tahu nggak?" omel Drago sambil melepaskan kancing-kancing di belakang gaun Ariel."Opaku, Alessandro Moretti," jawab Ariel santai. "Itu desain dibuat beliau sebelum meninggal dan diteruskan Opa Asher."Drago lupa kalau Ariel memiliki keluarga di dunia fashion. Rumah mode Morr dan Burberry adalah keluarga Ariel jadi tidak heran jika istrinya selalu memesan gaun atau pakaian terbaru dari dua rumah mode itu selain rumah mode lainnya. Ariel juga tidak alergi memak
Drago rasanya ingin mencium bibir Ariel panas setelah mengatakan bahwa istrinya mulai belajar mencintai dirinya. Sungguh, Drago tidak yakin Ariel akan membela suaminya di depan keluarganya karena wanita itu selalu membicarakan soal perpisahan. Drago tersenyum dalam hati namun sesaat dia tampak berpikir. Apakah Ariel bilang seperti itu karena kasihan padaku yang sudah diterpa kejadian bertubi-tubi? Bukan cinta yang dia rasakan tapi kasihan? Aku tidak butuh dikasihani, sayang ! - batin Drago. "Apa rencana Abi dan Arbad?" tanya Ariel membuat lamunan Drago terganggu. "Kami? Menunggu Maher Assegaf maju menangkap Hasan Ishaaq. Bukan kapasitas kami dan Drago karena semua bukti biarpun itu kopiannya sudah kita berikan. Kita lihat saja dan yang jelas, aku yakin Drago pasti ingin melihat wajah ayahnya yang ditangkap bukan? Jika Maher tidak mampu, berarti kita tahu kwalitasnya seperti apa," jawab Haidar dingin. Ariel menoleh ke Drago. "Kita akan kembali ke Yaman jika paman kamu tidak bisa me
Arbad dan Leon menoleh ke arah Drago yang tampak serius. Kedua saudara lelaki Ariel itu merasa bingung karena Drago tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun. Bahkan keluarga Pratomo yang generasi kesembilan tidak semuanya memiliki previlige untuk mengautorisasi rekening siapapun tanpa ada surat keterangan dari tetua baik generasi ketujuh yang masih hidup atau generasi ke delapan. "Ariel tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun, Drago. Bagaimana bisa kamu mendapatkan banyak informasi?" tanya Arbad bingung."Ariel meminta tolong pada opanya, Jayde Neville," jawab Drago sambil terus menatap dingin ke Maher.Haidar tersenyum smirk. "Jika Oom Jayde Neville sudah ikut campur, makanya bisa keluar semua datanya. Sekarang, presiden Maher, bisa dijelaskan? Anda tahu sendiri kan siapa Jayde Neville. Dia adalah akuntan yang diakui dunia dan pemilik biro akuntan independen yang dipakai oleh banyak perusahaan dan negara karena tidak bisa disuap oleh apapun dan siapapun."Maher memucat saat Dra
Drago melihat wajah istrinya yang tampak damai tertidur dalam pelukannya. Disaat Ariel tampak nyenyak tidurnya, Drago lebih banyak berpikir tentang semuanya. Ucapan Ariel yang kemungkinan besar akan mendapatkan kekacauan di Yaman, menjadi pertimbangannya. Drago tidak takut maju ke Yaman tapi dirinya tidak mengetahui bagaimana internal negara kelahirannya. Drago kurang informasi karena selama di Jerman, dia bersama Bahar bersama istrinya lebih fokus untuk menutupi semua data tentang dirinya demi keselamatan mereka bertiga apalagi saat itu istri Bahar sedang hamil Hamzah,Drago bukan pengecut tapi dia realistis demi keselamatan banyak orang termasuk dirinya dan Ariel. Justru Ariel yang paling utama dan menjadi prioritasnya. Drago tidak mau semakin mengacaukan sistem yang sedang digodok pamannya. Drago tahu, orang-orang tidak akan ingat siapa dirinya dan tidak akan memperdulikan siapa dirinya. Misi Drago pun berubah, dari berusaha mengambil tahta kekuasaan Yaman dan menghukum ayahnya, sek
"Bagaimana bisa dia paman aku ?" tanya Drago bingung. "Setahu aku presiden Yaman, nama belakangnya bukan Assegaf." "Memang sengaja ditutupi. Maher Assegaf adalah adik sepupu ibumu dan disaat dia tahu ayahmu bukan tipe setia, Maher memilih pergi dan mulai mendekati para anggota senat untuk menggalang kekuatan merubah sistem pemerintahan. Maher memakai nama ibunya demi melindungi dirinya sendiri karena Hasan Ishaaq menyingkirkan satu persatu pendukung kakek kamu hingga Maher benar-benar bersembunyi demi gerilya saat ayahmu membunuh ibumu." Haidar menatap Drago serius. "Jadi semua sistem pemerintahan Yaman selama ini ?" Ariel menoleh ke arah Arbad. "Singa sulung, aku tidak paham !" Arbad tahu Ariel tidak terlalu suka dengan politik jadi dia masa bodoh. "Tiga puluh tahun yang lalu, kakek Drago sudah membuat mandat sebelum meninggal ke orang-orang setianya untuk mulai melakukan referendum. Kita belum lahir singa betina, Yaman sudah kacau dan terjadi transisi dari monarki ke presid
Ariel merasakan ada yang menciumi leher dan mengelus tubuhnya, membuat dirinya menggelinjang karena mulai terbawa suasana. Matanya pun perlahan terbuka dan melihat kepala suaminya turun ke dadanya dan mulai bermain disana. Ariel bingung, kapan suaminya membuka gaun tidurnya. "Drago ...." Ariel berbisik ke suaminya sambil mengelus rambut coklatnya yang tebal. "Ada apa Sayang ?" Drago mengangkat wajahnya dari dada Ariel dan menatapnya dengan penuh cinta. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Ariel. "Menurutmu?" Drago mendekati wajah Ariel dan mencium bibirnya panas yang dibalas oleh istrinya. "Apakah kamu tidak merasa lelah ?" tanya Ariel. "Bercinta denganmu? Tidak merasa lelah ... " Drago melepaskan celana dalam Ariel. "Aku sangat suka bercinta denganmu karena kamu sangat ekspresif dan tubuhmu merespon dengan baik tubuhku." Drago mengelus bagian intim istrinya yang membuat Ariel mendesah nikmat. "Kamu ... mesum ... " ucap Ariel dengan terengah karena permainan jari Drago.