Leona bergerak diatas tubuh Haidar yang memegang pinggang rampingnya. Leona harus menggigit bibir bawahnya karena dia tidak mau suara erangan nikmatnya terdengar para pengawal di luar. Haidar memajukan wajahnya dan mengisap serta memainkan dada istrinya membuat Leona semakin menggelinjang sementara Haidar terus menggerakkan pinggulnya. "Oh sayang ... Oh ..." desah Leona berusaha tidak berteriak sambil memejamkan matanya saat kilmaks itu datang. Haidar tersenyum saat tahu istrinya sudah mendapatkan orgasmenya yang pertama. Pria itu lalu membalikkan tubuh istrinya dan permainan inilah yang disukai Leona. Dia merasa milik Haidar memenuhi dalam tubuhnya dan itu membuatnya gila penuh nikmat. Haidar bergerak maju mundur. membuat Leona harus menggigit bantal sofa saat kenikmatan yang sekian kali datang hingga akhirnya keduanya mendapatkan klimaks bersamaan. Leona ambruk diatas sofa sedangkan Haidar perlahan menciumi punggung istrinya yang lembab oleh keringat. "Apakah bekas jahitannya t
Leona merebahkan tubuhnya yang lelah akibat percintaan brutal mereka semalam. Leona baru sadar bahwa dirinya memiliki sisi liar juga dalam berhubungan intim yang kebetulan memiliki suami juga sama passionate dengannya. Leona memang belum pernah melakukan hubungan seks dengan pria manapun sebelum menikah karena baginya, kerugian akan diterimanya jika dia hidup bebas sana sini. Keluarga besarnya sangat menekankan aturan ketat bagi mereka semua dari generasi pertama. Mungkin bagi sebagian besar orang, ajaran ini dianggap kuno atau ketinggalan jaman, apalagi dengan prinsip your body is your own choice. Iya betul, your body is your choice mau ngapain saja tapi jika kamu sudah hamil di luar nikah, prianya tidak mau bertanggung jawab, belum nasab si anak menjadi susah dalam aturan syariat Islam, siapa yang rugi? Tak heran meskipun saudara-saudara Leona yang pria sekalipun tetap mengikuti peraturan karena mereka tidak mau merusak anak gadis seseorang. Leona tahu mereka semua gentleman, sa
Pasukan khusus buatan Haidar dan Jendral Angkatan Bersenjata itu mulai bergerak dalam senyap membuat orang-orang yang dicurigai itu ditangkap satu persatu dan dibawa ke penjara dengan keamanan maksimum. Haidar menunggu sampai semuanya tertangkap dan sementara itu, para iparnya kembali ke negara masing-masing karena melihat pangeran itu bisa mengatasi masalah internal negaranya tanpa harus ada kekerasan dalam prose penangkapan para orang-orang yang dicurigai sebagai sleeper Cell yang akan membuat kudeta dan perang di Jordania. Haidar berada di ruang kerjanya bersama dengan Gaston dan Leona sambil menerima laporan dari para tentara pilihannya. Ayah Haidar, Ukail, sedang menghadiri pertemuan para Emir di Oman dan mereka merasa aman karena Oman adalah negara kekuasaan Eren dan Aidan Al Sharif sehingga untuk masuk kesana pun harus berpikir dua kali. "Sudah seratus lima puluh orang yang ditangkap?" tanya Haidar ke Kapten Umar, pemimpin silent movement melalui panggilan video. "Benar tu
Gaston menjemput Sora Chen, putra Triad Hongkong Jonathan Chen dan Raihanun Park yang datang menggunaka pesawat pribadi milik keluarga Park. Jonathan dan Raihanun punya dua pesawat pribadi milik keluarga Chen dan Park. Sora lebih suka memakai Gulfstream milik keluarga Park karena sering tidak berebutan pakai dengan ayahnya. "Welcome to Amman, Mr Chen," sapa Gaston sopan. "Terima kasih Gaston. Bagaimana sepupu aku?" tanya Sora sambil bersalaman dengan tangan kanan Haidar itu. "Mereka baik-baik saja Sir. Alhamdulillah tidak ada kerusuhan sebulan ini. Semoga saja tetap seperti sekarang," jawab Gaston. Mereka pun menunggu koper Sora turun dan pria itu mengambil koper khusus dilengkapi pendingin macam koper obat. "Itu barangnya?" tanya Gaston. "Yes. Jika bisa meminimalisir korban jiwa, kenapa tidak?" senyum Sora. Pria Asia dengan wajah dingin itu pun masuk ke dalam Range Rover anti peluru bersama Gaston setelah menyelesaikan semua urusan imigrasi dan menuju istana Abdulla
Menjelang jam sebelas malam, Haidar dan Sora mengobrol di ruang tengah sementara Leona tidur diatas paha suaminya. Sora menatap sayang ke saudara sepupunya yang memang dikenal periang dan ramai orangnya. "Bahagia dengan pernikahan kamu?" tanya Sora sambil menyesap kopinya. "Hhmmm... ini kopinya enak banget! Di Tokyo dan Hongkong, aku tidak menemukan kopi seperti ini." "Jenis kopinya yang berbeda, Sora. Jika kamu lama disini, aku akan mengajak kamu minum kopi khas Yordania, kopi pasir Turki." "Apa bedanya dengan kopi Turki?" "Di Yordania, kita memakai pasir untuk tetap membuatnya hangat. Pasir itu tetap dipanaskan dan cezve (cangkir kopi khas Timur Tengah) diletakan diatas pasir panas dengan kedalaman mau seberapa," terang Haidar. "Kamu dan Leona? Bahagia?" "Alhamdulillah... Dia satu-satunya wanitaku," jawab Haidar sambil mengelus rambut coklat istrinya. "Oom Rauf?" "Marah khas ayah dan aku paham kenapa ... Leona adalah little princess nya dan sampai dia terluka ditambah aku t
Para tentara yang datang dari Amman segera menemui Kapten Umar di markas militer mereka sembari memberikan petunjuk dari Sora Chen. Kapten itu tersenyum senang karena rencana Pangeran Haidar untuk mendapatkan semua informasi tanpa harus dengan cara kekerasan, akhirnya bisa terlaksana. "Kalian mengambil random sepuluh orang disana dan mulai berikan serum kejujuran karena aku ingin tahu, apa yang direncanakan pihak Sheikh Pahlevi!" perintah Kapten Umar. "Baik Kapten." "Tidak sekarang. Ini sudah jam dua malam. Kita beristirahat sejenak dan semua akan kita mulai pada pukul enam pagi! Six zero zero on sharp!" "Baik Kapten!" Kapten Umar melihat dua koper yang dibawa dari Hongkong dan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka jika princess Leona memiliki keluarga yang mengerikan. Ini baru Triad padahal yang aku tahu ayahnya masih ada hubungan saudara dengan negara timur tengah, negara eropa, Mafioso dan Yakuza Jepang tapi sekarang Triad Hongkong? - Batin Kapt
Ketiga orang itu segera keluar dari rumah milik Mohammed dan menuju markas kepolisian yang tujuan utamanya adalah laboratorium forensik dimana Sora akan memeriksa DNA yang ada di rambut dan celana dalam. Haidar tidak menyangka jika sepupu Leona memang sangat cerdas dan pemberani. Mereka berani maju dulu demi mendapatkan apa yang mereka cari. Masalah hasil akhirnya itu belakangan karena yang penting aksi dulu. Markas besar Kepolisian pun terkejut saat melihat Haidar datang bersama dengan Leona dan seorang pria Asia berwajah dingin. "Tuanku pangeran, apa ada sesuatu?" tanya Kepala Polisi yang bingung karena Haidar tidak melakukan pengumuman atau pun pemberitahuan terlebih dahulu kepada dirinya maupun jajaran lainnya. "Aku butuh dua ahli forensik yang netral dan cekatan. Sekarang!" perintah Haidar membuat semua orang terkejut. "Ba... baik yang mulia." "Dimana laboratorium forensik?" tanya Haidar. "Akan saya antarkan, yang mulia." Kepala polisi itu mengantarkan Haidar bersama dengan
"Tunggu... itu... Mohammed bukan anak Abi dan paman aku?" Haidar menatap Sora dan tak lama Hajwa pun keluar. "Maafkan saya, tuanku. Tapi memang dari hasil tes DNA, antara milik anda dengan yang di rambut dengan celana dalam ... tidak cocok sama sekali. Tidak satu persen pun," jawab Hajwa. "Tapi DNA di rambut dan celana dalam sama?" tanya Leona. Hajwa menatap sang Princess. "Sama princess." Leona menatap suaminya. "Kita tahu DNA di rambut yang ditemukan Sora dengan celana dalam yang kita temukan, adalah dari satu orang yang sama. Pertanyaannya, apakah itu memang milik Mohammed atau tidak." Haidar mengangguk. "Kita mencari di master bedroom dengan asumsi itu adalah kamar Mohammed bukan?" Leona dan Sora mengangguk. "Kita harus mendapatkan dari pemiliknya." Haidar menatap istri dan iparnya. "Bagaimana?" "Harus mengirim penyusup ke Teheran," jawab Haidar. Leona dan Sora terbelalak. --- Gaston tertegun saat mendengar bahwa Sora akan terbang ke Teheran bersa