Langit gelap disertai angin yang kencang. Hujan turun begitu deras dengan kilatan petir dan guntur yang menggelegar.
Di sebuah pondok kecil terbuat dari bambu di tengah hutan. Seorang wanita cantik sedang berjuang antara hidup dan mati.Wanita itu berhasil melahirkan bayinya seorang diri. Dia sengaja menyembunyikan kelahiran bayinya.Karena bayi itu diramalkan akan menghancurkan seluruh kaumnya ketika dewasa. Wanita itu adalah seorang penyihir jahat yang memiliki kekuatan sihir abadi bernama Freya.Tangisan bayi itu pun pecah sesaat setelah dilahirkan ke dunia. Freya mengalungkan sebuah liontin di lehernya. Dan membungkus bayi itu dengan sehelai kain lalu membawanya pergi."Maafkan Ibu, Nak," ucap Freya sambil meletakkan bayinya di atas rerumputan yang masih basah karena hujan baru saja reda.Tepat di depan gerbang Sekolah Sihir bernama Arnabala, Freya meninggalkan bayinya."Kelak Kau bisa mencariku setelah dewasa," ucap Freya seraya menghilang di balik gelapnya malam.Tak lama kemudian datang dua orang murid dari Sekolah Sihir yang sedang berpatroli melewati tempat dimana penyihir bernama Freya meletakkan bayinya."Tunggu sebentar, apa kau mendengar sesuatu?" tanya seorang murid bernama Linch kepada temannya seraya menghentikan langkahnya."Aku tidak mendengar apa-apa," jawab murid satunya."Seperti suara tangisan," ucap Linch sambil melebarkan daun telinganya.Eaaa eaaa eaaa eaaa."Seperti suara bayi!" tebak Linch.Kemudian mereka pergi ke arah sumber suara. Dan melihat bayi di atas rumput dengan selimut yang sudah sedikit terbuka."Itu, di sana!" seru Linch sambil menunjuk dan berlari ke arah bayi itu."Apakah bayi ini baru saja dilahirkan? Bahkan dia masih sangat merah," tanya Linch sambil berjongkok dan menutupkan kain yang sedikit tersingkap."Kita harus melaporkannya kepada kepala sekolah," usul teman Linch."Baiklah, Kau tetap di sini! Biar aku saja yang akan pergi melapor," putus Linch sambil berlari masuk kembali ke halaman sekolah.Linch berlari melewati beberapa lorong sebelum sampai di ruang kepala sekolah.Tok tok tok tok tok."Master Stock Holmes, apa Anda di dalam?" teriak Linch dari luar sambil mengetok pintu ruangan kepala sekolah.Tok tok tok tok tok."Saya Linch, datang ingin melaporkan sesuatu!".Tok tok tok tok tok."Master Stock Holmes," panggil Linch sambil berteriak."Tidak perlu berteriak lagi," ucap Master Stock Holmes sambil membuka pintu ruangannya."Maaf Master, saat sedang berpatroli Kami menemukan seorang bayi tergeletak di depan gerbang sekolah.""Benarkah?" tanya Master Stock Holmes kaget."Dimana bayi itu, cepat antarkan aku ke sana!" seru Master Stock Holmes."Lewat sebelah sini, Master," sahut Linch sambil mengantarkan Master Stock Holmes ke tempat bayi itu ditemukan.Setelah sampai di depan gerbang, Master Stock Holmes dan Linch tidak menemukan apapun di sana."Di mana Kau melihatnya?" tanya Master Stock Holmes sambil mencari kesana kemari."Tadi bayi itu ada disini, tapi kenapa sekarang sudah tidak ada." ucap Linch sambil melihat ke tempat di mana bayi itu di temukan."Apa kau bermaksud untuk membohongiku?" tuduh Master Stock Holmes."Maaf Master, saya tidak berani," ucap Linch seraya berlutut di depan Master Stock Holmes."Linch, bayi itu!" teriak salah seorang murid sambil berlari dari dalam sekolah."Ada apa dengan bayi itu?" tanya Linch seraya bangkit dan menarik tangan temannya."Miss Zoya telah membawanya pergi".Master Stock Holmes dan Linch hanya saling memandang."Bayi itu sekarang berada di kediaman Miss Zoya"."Antar kami ke sana!" perintah Master Stock Holmes pada murid itu.Lalu mereka bertiga bergegas ke kediaman Miss Zoya yang masih di dalam area Sekolah Sihir.Miss Zoya adalah salah seorang guru yang terkenal bijaksana dan baik hati. Dia tidak akan menghukum muridnya meskipun melakukan kesalahan.Selain baik hati, Miss Zoya juga sangat cantik. Banyak dari guru di Sekolah Sihir yang menyukainya, termasuk Master Stock Holmes sendiri.Tok tok tok tok tok."Miss Zoya, apa anda ada di dalam?" tanya Master Stock Holmes sambil berteriak.Tak lama kemudian terdengar seperti suara langkah kaki dan pintupun dibuka dengan perlahan.Miss Zoya memperhatikan Master Stock Holmes dan Linch bergantian."Master, untuk apa Anda dan Linch datang ke tempatku selarut ini?" tanya Miss Zoya menyelidik."Bayi itu, apa kau membawa bayi itu ke sini?" tanya Master Stock Holmes."Benar, silahkan masuk dan tolong kecilkan suara kalian"."Syukurlah, ku pikir bayi itu hilang," ucap Linch lirih."Bayi itu sedang tertidur. Dia menangis karena kedinginan dan kelaparan," imbuh Miss Zoya."Terima kasih telah membantu merawat bayi itu," ucap Master Stock Holmes."Kenapa bisa ada bayi di depan gerbang sekolah. Bahkan sekolah Kita berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman penduduk?" tanya Miss Zoya."Tidak tahu Guru, saya menemukannya saat sedang berpatroli," sahut Linch."Saya juga tidak melihat seorang pun di sana. Hanya ada bayi yang tergeletak di atas rerumputan.""Lalu bagaimana dengan bayi ini kedepannya?" tanya Master Stock Holmes pada Miss Zoya."Aku akan merawatnya," putus Miss Zoya."Bagaimana mungkin kau merawat bayi ini seorang diri, bahkan kau juga belum menikah?" tanya Master Stock Holmes."Tidak masalah, aku akan tetap merawatnya. Tidak mungkin aku meninggalkan bayi sekecil ini di hutan sendirian," sahut Miss Zoya."Benar juga, Bayi ini pasti kelaparan dan kedinginan," imbuh Master Stock Holmes."Kasihan sekali, kenapa ibunya bisa tega meninggalkan bayinya sendirian di hutan," ucap Linch sambil mengusap pipi bayi mungil itu."Kau boleh merawatnya jika tidak ada yang mencari bayi ini," terang Master Stock Holmes."Terima kasih atas kemurahan hati anda, Master"."Apa bayi ini sudah punya nama?" tanya Linch memastikan."Karena Kau yang sudah menemukannya, Kau boleh memberinya nama," ucap Miss Zoya."Benarkah, Guru?" tanya Linch Sumringah."Tentu saja, dia bisa menjadi adik mu kelak," imbuh Master Stock Holmes."Kau akan memberinya nama siapa?" tanya Miss Zoya."Hmmm... Bagaimana kalau Naema," ucap Linch sambil melihat ke arah Master Stock Holmes dan Miss Zoya.Krik krik krik krik."Cukup bagus, artinya kebahagiaan," ucap Miss Zoya memecahkan keheningan."Kalau begitu mulai sekarang kita akan memanggilnya Naema," imbuh Master Stock Holmes."Kelak dia akan tumbuh menjadi gadis cantik yang penuh dengan kebahagiaan," ucap Miss Zoya mendo'akan.Setelahnya Linch pamit keluar dan kembali ke kamarnya. Di sana dia mendapati temannya yang bernama Zlatan sedang berbaring di tempat tidur.Saat Linch menutup pintu, Zlatan terbangun dan duduk di tepi ranjang."Apa kau baru saja selesai berpatroli?""Iya. Kenapa kau bangun?" tanya Linch sambil membuka jasnya."Aku sedang menunggumu?" ucap Zlatan sambil menyingkap selimutnya."Untuk apa menungguku?" tanya Linch sambil menoleh ke arah Zlatan."Apa benar yang mereka katakan, Kau menemukan bayi di depan gerbang sekolah?" tanya Zlatan menyelidik."Aku tidak menyangka berita itu akan cepat sekali menyebar", ucap Linch."Jadi itu benar?"."Iya. Pergilah tidur, aku sudah mengantuk!" seru Linch sambil berbaring di samping Zlatan."Apa kau tidak pernah berfikir bayi itu terkutuk?" tanya Zlatan memastikan."Mana mungkin ada bayi yang terkutuk," timpal Linch seraya menarik selimut."Bagaimana kalau bayi itu... "Setelah kedatangan Naema di Sekolah Sihir, keseharian Linch benar-benar berubah. Dia yang biasanya pergi dengan teman-temannya saat jam istirahat, memilih untuk bermain bersama Naema di kediaman Miss Zoya. Bahkan Linch akan bergantian dengan Miss Zoya untuk menjaga Naema saat Miss Zoya pergi mengajar. "Linch, kau mau kemana buru-buru sekali?" tanya Zlatan yang berjalan di belakang Linch. "Pergi ke kediaman Miss Zoya," sahut Linch seraya berhenti dan menoleh ke belakang. "Untuk apa kau pergi ke sana?" tanya Zlatan sambil berbisik. "Miss Zoya ada jadwal mengajar, aku harus menggantikannya menjaga Naema," ucap Linch panjang lebar. "Bukankah sudah kukatakan jangan terlalu dekat dengan bayi itu!" bentak Zlatan. "Memang kenapa dengan bayi itu?" protes Linch. "Kau bahkan tidak tahu asal-usul bayi itu. Lihatlah matanya yang dapat berubah saat dia menangis," imbuh Zlatan. "Mungkin itu kelebihan yang dimilikinya," jawab Linch asal. "Tidak ada bayi manusia yang matanya bisa berubah-uba
"Apparationoh," gumam Miss Zoya gadungan yang seketika menghilang karena berteleportasi. Kemudian Miss Zoya mengayunkan tongkat sihirnya ke arah Linch seraya mengucapkan mantra hingga Linch dapat menggerakkan tubuhnya kembali. "Terima kasih, Guru," ucap Linch sambil berjalan mendekat k e arah Miss Zoya. "Aku tidak mengerti, bagaimana dia bisa menyusup ke dalam Sekolah Sihir," ucap Miss Zoya. "Mungkin saja ada orang dalam yang berkomplot dengannya," ucap Linch berspekulasi. "Atau mungkin ada celah pada portal pertahanan Sekolah Sihir," tambah Miss Zoya. "Tapi bagaimana Anda bisa kembali lagi, Guru?""Tadi ada sesuatu yang ketinggalan," sahut Miss Zoya. "Kalau begitu lebih baik Anda segera kembali ke kelas, biar Saya yang menjaga Naema sekarang," putus Linch. "Apa Kau yakin, Linch?" tanya Miss Zoya memastikan. "Sepertinya Dia juga tidak mungkin kembali lagi ke sini untuk saat ini," ucap Linch sambil menyibakkan jubahnya. "Benar juga, Aku akan segera kembali setelah selesai," u
Seketika semua orang yang berada di sana melihat ke belakang. Mereka ingin mengetahui siapa yang datang. Ternyata Dia adalah Zlatan, teman sekamar Linch. "Kapan Kau kembali, kenapa tidak langsung pulang?" ucap Zlatan sambil mendorong bahu Linch. "Saat pulang, yang kuingat Hanya Naema. Jadi Aku pergi mencarinya," sahut Linch sambil menepuk punggung Zlatan. Zlatan yang mengetahui alasan Linch tidak langsung kembali ke kamarnya langsung melihat ke arah Naema yang juga sedang melihat ke arahnya. "Kenapa menatapku seperti itu. Apa Kau pikir, Aku ini hantu?" tanya Naema dengan ketus. "Ti- tidak ada," jawab Zlatan terbata. Kenyataannya Zlatan masih takut melihat Naema. Selain karena kekuatan yang dimiliki Naema, Zlatan juga tidak berani bertatapan langsung dengannya. "Duduklah! Apa Kau sudah makan?" tanya Linch seraya menarik kursi untuk Zlatan agar duduk di sampingnya. "Aku sudah makan," tolak Zlatan. "Kalau begitu, duduk saja di sini!" paksa Linch karena Zlatan masih menolak untuk
"Rebeca! Dia kembali," pekik Naema seraya memeluk pinggang Linch. "Syukurlah, karena Dia menepati janjinya," gumam Linch. "Maafkan Aku Naema. Karena tidak bisa datang ke pertandingan tepat waktu," ucap Rebeca sedih. "Tidak masalah, yang terpenting sekarang Kau sudah kembali," ucap Naena sambil memeluk Rebeca. Kemudian mereka berdua turun ke arena pertandingan. Lawan mereka adalah senior yang sudah biasa mengikuti kompetisi. Linch melihat pertandingan itu di bangku paling depan. Dia tidak begitu banyak menaruh harapan pada Naema. Meskipun Naema kalah, Dia tetap akan mendukungnya. Pada saat Naema dan Rebeca turun ke arena, tiba-tiba saja langit menjadi gelap. Awan hitam mengelilingi sebagian langit di atasnya. "Protegoh diabolicah," ucap Naema sambil mengarahkan tongkat sihirnya ke sekitar arena pertandingan. Seketika api muncul mengelilingi arena pertandingan. Rebeca tidak percaya dengan apa yang dilakukan Naema. Karena jika ada salah satu diantara mereka ada yang terlempar kel
"Jadi sebelumnya Saya sering mengalami mimpi yang sangat aneh, Guru," terang Naema memulai ceritanya. "Mimpi aneh yang seperti apa?" tanya Miss Zoya penasaran sambil membantu Naema untuk duduk.Naema mulai mengatur nafasnya sebelum mulai kembali bercerita. Linch dan Rebeca juga langsung menoleh ke Arah Naema untuk mendengarkan ceritanya."Saya sering bermimpi didatangi oleh seseorang yang mengenakan jubah hitam. Kemudian orang itu mengatakan akan memberikan semua miliknya pada Saya. Dan anehnya mimpi itu selalu saja berulang," lanjut Naema."Apa Kau mengenal orang itu? Atau mungkin pernah melihat orang itu sebelumnya?" tanya Miss Zoya."Belum, Guru! Bahkan Saya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena orang itu menggunakan penutup kepala," sahut Naema."Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Miss Zoya yang masih menunggu kelanjutan cerita dari Naema."Setiap malam orang itu selalu datang dan menyentuh kening Saya seperti ini," terang Naema sambil memperagakan ceritanya.Mis
"Maaf Master! Kalau boleh Saya tahu, ini tentang masalah apa?" tanya Miss Zoya penasaran karena tidak biasanya Master Gilbert mengajaknya berbincang terlebih dahulu."Duduklah! Biar Kita juga membicarakannya bersama dengan Master Stock Holmes," terang Master Gilbert yang masih berdiri di samping tempat duduk karena menunggu Tuan rumah untuk mempersilahkannya."Kenapa Anda masih berdiri di sana, Master? Silahkan duduk! Dan Anda juga Miss Zoya!" ucap Master Stock Holmes seraya mempersilahkan Master Gilbert untuk duduk begitu juga Miss Zoya."Apa yang ingin Anda sampaikan, Master? Sampai harus jauh-jauh datang ke tempat ini?" tanya Master Stock Holmes penasaran.Pasalnya tidak biasanya Master Gilbert ke kediamannya kalau tidak ada masalah yang serius."Sebenarnya ada sesuatu yang ingin Saya tanyakan mengenai Naema," ucap Master Gilbert seraya melirik ke arah Miss Zoya.Ekspresi Miss Zoya tetap datar seakan tidak terjadi sesuatu dengan Naema."Kalau begitu, silahkan!" ucap Master Stock Ho
Naema dan Rebeca serempak menoleh ke arah belakang."Ada apa, Kak? Kenapa Kau datang kesini?" tanya Naema sambil memperhatikan Linch dan Zlatan yang tiba-tiba saja mencarinya."Apa Kau sudah selesai?" tanya Linch lagi sambil mengambil buku-buku dari tangan Naema dan memberikan sebagiannya pada Zlatan.Dia juga ikut membawakan beberapa buku itu karena Naema membawa banyak sekali buku sampai hampir setinggi kepalanya."Sudah! Aku akan kembali ke asrama dan membaca buku-buku ini di sana," sahut Naema sambil berjalan diikuti oleh Rebeca di belakangnya.Linch sudah tidak heran dengan Naema yang bisa membaca semua buku ini hanya dalam tempo semalam. Karena Dia sudah sering melihat Naema melakukannya sejak masih kecil."Nanti malam, Aku dan para senior lainnya akan pergi ke Perbatasan lagi. Ada tugas dari Master Stock Holmes," terang Linch.Seketika Naema menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Linch dan Zlatan bergantian hingga Rebeca tidak sengaja menabrak punggung Naema."Aduh.. Ma- m
"Ma- master Gilbert! pekik Zlatan yang tidak menyangka kalau orang yang tadinya berada di depan podium bersama Master Stock Holmes tiba-tiba saja sekarang sudah berdiri di sampingnya."Dengarkan arahan Kepala sekolah kalau Kau tidak ingin berbicara di depan!" bisik Master Gilbert di dekat telinga Zlatan."Ba- baik, Master!" sahut Zlatan terbata.Seluruh tubuh Zlatan gemetar setelah melihat sorot mata Master Gilbert yang begitu gelap dan tajam."Dan Kau juga Lich," ucap Mater Gilbert sebelum akhirnya kembali ke depan podium dengan berteleportasi. Setelah Master Stock Holmes selesai memberikan arahan, murid-murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka juga dibagi untuk beberapa wilayah yang akan diamankan. Termasuk Linch yang masih satu kelompok dengan sahabatnya Zlatan.Kemudian mereka pergi ke perbatasan dengan kelompoknya masing-masing. Linch dan kelompoknya mendapatkan bagian wilayah perbatasan bagian timur. Yang artinya wilayah yang paling jauh jika dijangkau dari Sekolah Sihir.
"Kalau pergi dari sini, dimana Kami akan tinggal? Sedangkan di desa Kenari masih ada ancaman yang mengintai Putriku," keluh Axcel."Kami akan membantumu mencari akar masalahnya! Aku juga penasaran siapa yang tega berbuat keji kepada Makhluk kecil yang tidak berdosa," imbuh Rebeca."Apa Kau yakin, Nae? Bagaimana dengan tujuan Kita?" tanya Rebeca memastikan."Terimakasih atas perhatian Kalian! Kami akan berusaha untuk bertahan," ujar Axcel menyemangati dirinya sendiri."Kita akan pergi setelah membantu para Penduduk Desa Kenari!" putus Naema."Baiklah kalau begitu! Kita akan kembali lagi ke sana," putus Linch.Kemudian Axcel memperbolehkan Kami untuk menginap di rumahnya malam ini. Baru keesokan harinya Kami akan kembali ke Desa Kenari untuk menggali informasi.*****Di tempat lain, yaitu tepatnya di Desa Kenari seseorang sedang melaporkan sesuatu pada Tuannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan jubah dengan penutup kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.Tuannya terlihat cukup
Anak itu kembali menutup pintu dan bersembunyi. Sepertinya Dia takut melihat orang asing. Atau mungkin tidak ada seorangpun yang pernah dilihatnya kecuali Ibunya sendiri."Apa Dia putrimu? Sepertinya Dia tidak menyukai Kami, maaf," ucap Naema sembari menatap Wanita paruh baya di depannya."Dia hanya belum mengenal Kalian karena tidak ada yang pernah berkunjung ke sini sebelum ini," sahut Wanita itu."Benarkah? Sayang sekali kalau begitu," ucap Naema menyesal."Masuklah! Akan kuperkenalkan Putriku pada Kalian," ucap Wanita itu mempersilahkan Naema dan yang lainnya."Maaf Nyonya, apa Kalian hanya tungga berdua saja? Kenapa di sini begitu sepi!" tabya Rebeca."Benar! Hanya Aku dan Putriku. Bagaimana tidak sepi, Kami tinggal di dalam hutan dan tidak tetangga di sekitarnya," sahut Wanita itu sambil terkekeh."Siapa Mereka, Bu?" tanya gadis kecil itu polos sambil bersembunyi di balik pintu."Keluarlah! Mereka bukanlah orang jahat," perintah Wanita itu agar anaknya segera keluar dari persembu
"Naema benar! Masih ada satu misteri yang belum terpecahkan," imbuh Linch."Kurasa sebaiknya Kita kembali lagi ke sana! Bagaimana jika para penduduk itu sebenarnya memang masih membutuhkan bantuan Kita," terang Naema."Kau terlalu baik hati, Nae! Kalau Kita kembali lagi ke sana itu akan membuang waktu setengah hari yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menempuh Desa selanjutnya," tolak Rebeca."Tapi, Re! Aku masih penasaran kenapa tidak ada satu pendudukpun uang terbangun saat malam hari. Dan lagi, sepertinya ada sihir yang memang digunakan untuk menidurkan Mereka," imbuh Naema."Baiklah! Kalau Kita kembali, dimana Kita akan tinggal? Aku tidak mau kembali ke Penginapan itu lagi," putus Rebeca."Kita bisa mencari Pria Tua itu! Seharusnya Dia sudah terbebas dari sihir sekarang," terang Naema."Baiklah.. Kita kembali ke tempat itu lagi sekarang!" putus Linch sambil menarik tali kekang kudanya.Akhirnya Mereka berempat kembali lagi ke Desa itu. Di sana sudah banyak aktivitas warga seper
"Maaf.. Kami hanya tidak sengaja masuk kesini," sahut Nick sambil mencari ke asal suara.Tak lama kemudian seorang pria berjenggot panjang dan bertubuh pendek keluar dari persembunyiannya.Dia memakai topi yang terbuat dari jerami. Pakaiannya terlihat sedikit compang-camping seperti seorang pengemis."Apa Kalian bukan berasal dari sini? Kenapa berkeliaran di pagi buta!" tanya Pria itu sambil menatap ke arah Naema dan lainnya secara bergantian."Kami memang bukan asli penduduk di sini. Kami hanya numpang lewat dan juga sedang mencari teman Kami yang diculik saat di Penginapan di depan sana," terang Nick."Temanmu tidak ada di sini! Sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini!" seru Pria itu."Kami memang hendak pergi dari sini! Maaf telah mengganggu," putus Rebeca sambil menarik tangan Naema untuk segera keluar."Awas! Jangan sentuh benda itu!" pekik si Pria.Nick yang awalnya sedang melihat-lihat dan menyentuh salah satu toples yang ada di depannya kaget mendengar sebuah teriakan dari dalam
Naema hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke sekelilingnya."Apa tadi Aku pingsan cukup lama? Kenapa diluar sudah tampak gelap!" tanya Naema sambil melihat ke jendela yang sedikit terbuka."Menurutmu bagaimana, Nae!" ucap Rebeca meledek."Sebaiknya Kita istirahat dulu sebelum mulai perjalanan lagi," putus Linch."Lalu bagaimana dengan Jose?" tanya Naema."Kita akan mencarinya besok! Kurasa Dia akan baik-baik saja selama Lucas belum mendapatkanmu," putus Linch."Benar, Nae! Jose hanyalah sebuah umpan. Yang diincar Lucas sebenarnya adalah Kau sendiri," imbuh Nick."Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas dari Naema. Aku Jadi penasaran," gumam Rebeca."Tunggu! Kalau mengetahuinya, Kita bisa memancing Lucas dari persembunyiannya dan menemukan Jose lebih cepat," seru Linch."Apa Kau mengetahuinya, Nae?" tanya Nick.Sedangkan Naema hanya menggelengkan kepalnya karena memang Dia tidak tahu."Mungkin saja ini ada hubungannya dengan asal-usulmu, Nae!" celetuk Receca."Aku tidak tahu! Aku
"Kau bisa langsung jalan ke sini! Nanti perisai itu akan menghilang dengan sendirinya," bujuk Naema hingga Rebeca menyetujuinya.Namun saat Rebeca hendak melangkahkan salah satu kakinya keluar, tiba-tiba Jose terbangun dan berteriak. Sontak Rebeca terjatuh sambil duduk.Jose berteriak dan meronta kesakitan hingga membuat Rebeca urung keluar dan mendekati temannya itu."Jose.. Apa Kau baik-baik saja? Semua orang sedang berusaha untuk membantumu, jadi tolong tenang dan bersabarlah!" ucap Rebeca sambil menenangkan Jose yang terus saja berteriak dan mencoba melepaskan ikatan pada tangan dan kakinya."Bagaimana dengan Jose, Nae! Apa yang harus Kita lakukan?" tanya Rebeca sambil menoleh ke arah Naema yang hanya diam saja dan malah berdiri di depan pintu."Biarkan saja! Nanti Dia akan tenang sendiri," seru Naema tanpa berbuat apa-apa."Tapi Nae, ikatannya hampir saja lepas! Tolong bantu Aku untuk mengencangkan ikatannya!" seru Rebeca yang kesal karena Naema terus saja berdiri di sana tanpa a
"Pergi kemana?" tanya Nick spontan."Ayo pergi dari sini!" ajak Jose sambil menarik tangan Naema untuk berjalan keluar.Naema menurut saja saat tangannya ditarik paksa oleh Jose. Sedangkan Nick langsung menarik tangan Naema agar Jose tidak membawa Naema pergi."Berhenti! Kau mau membawa Naema pergi ke mana?" pekik Nick sampai membuat Linch dan Rebeca beranjak dari duduknya.Tiba-tiba saja terlihat kilatan merah pada kedua mata Jose. Naema yang menyadarinya langsung menarik tangannya. Sayangnya pegangan tangan Jose begitu erat hingga membuat Naema kewalahan."Tolong lepaskan tanganku!" pekik Naema sambil terus berusaha menarik tangannya.Banyak pasang mata yang melihat ke arah Naema dan Jose karena keributan yang ditimbulkan.Karena Jose tidak mau melepaskan tangannya, terpaksa Naema menarik tangan kirinya yang dipegang Nick. Dia memukul tengkuk Jose dengan tangan kirinya hingga tubuh Jose roboh dan pingsan."Apa Kau baik-baik saja, Nae?" tanya Nick yang khawatir sambil melihat keadaan
"Mungkin saja Mereka terlibat cinta segitiga," putus Jose.Krik krik krik krik."Jangan bercanda! Mana mungkin seperti itu," protes Rebeca."Benar.. Linch selalu menganggap Naema seperti Adiknya sendiri. Dan lagi Mereka sudah bersama sejak Naema masih bayi," terang Zlatan."Itu hanya perkiraanku saja!" sanggah Jose.Setelahnya Rebeca bergegas kembali ke kamarnya. Di sana Dia mendapati Naema yang sedang membereskan pakaiannya."Apa yang sedang Kau lakukan! Kenapa memasukkan baju-bajumu ke dalam kantong besar?" tanya Rebeca sambil berjalan mendekati Naema.Naema hanya menoleh lalu kembali lagi memasukkan beberapa baju lagi ke dalam kantong besar di depannya."Apa Kau tidak mendengar Aku sedang bertanya?" pekik Rebeca sambil memukul bahu Naema."Aku sedang berkemas! Lelbih baik diam saja jika tidak membantu," sahut Naema ketus.Rebeca langsung saja menelan ludahnya dengan kasar."Apa Kau juga sedang marah padaku?" tanya Rebeca sambil membantu Naema memasukkan beberapa buku ke dalam kanto
"Gu- guru! Kami sedang bersih-bersih," ucap Linch berbobong.Namun Miss Zoya hanya diam saja sambil menyipitkan matanya untuk menatap Linch dan Naema secara bergantian. Dia seperti sedang mencurigai sesuatu."Apa Kalian sedang berbohong padaku! Kenapa Kau juga tidak mengikuti kelasku?" tanya Miss Zoya pada Linch hingga membuatnya sedikit tersentak."Bukankah saat ini adalah kelas Master Stock Holmes, Guru?" tanya Linch memastikan."Jadi.. Kau memang sengaja untuk tidak mengikuti kelas, huh?" tanya Miss Zoya menyelidik."Kakak tidak bersalah, Guru! Dia hanya sedang membantuku," putus Naema.Linch dan Nick langsung saja merasa was-was. Dia takut Naema akan mengakui semuanya dan Dia akan dihukum karena itu."Apa maksudmu mengatakan kalau Linch hanya membantumu, Nae?" tanya Miss Zoya pada Naema. "Saya yang telah memaksanya untuk membantu membersihkan kediaman Anda, Guru! Karena setelah ini, mungkin Kakak yang akan menggantikan tugas Saya," terang Naema.Miss Zoya tidak mengerti maksud da