Naema hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke sekelilingnya."Apa tadi Aku pingsan cukup lama? Kenapa diluar sudah tampak gelap!" tanya Naema sambil melihat ke jendela yang sedikit terbuka."Menurutmu bagaimana, Nae!" ucap Rebeca meledek."Sebaiknya Kita istirahat dulu sebelum mulai perjalanan lagi," putus Linch."Lalu bagaimana dengan Jose?" tanya Naema."Kita akan mencarinya besok! Kurasa Dia akan baik-baik saja selama Lucas belum mendapatkanmu," putus Linch."Benar, Nae! Jose hanyalah sebuah umpan. Yang diincar Lucas sebenarnya adalah Kau sendiri," imbuh Nick."Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas dari Naema. Aku Jadi penasaran," gumam Rebeca."Tunggu! Kalau mengetahuinya, Kita bisa memancing Lucas dari persembunyiannya dan menemukan Jose lebih cepat," seru Linch."Apa Kau mengetahuinya, Nae?" tanya Nick.Sedangkan Naema hanya menggelengkan kepalnya karena memang Dia tidak tahu."Mungkin saja ini ada hubungannya dengan asal-usulmu, Nae!" celetuk Receca."Aku tidak tahu! Aku
"Maaf.. Kami hanya tidak sengaja masuk kesini," sahut Nick sambil mencari ke asal suara.Tak lama kemudian seorang pria berjenggot panjang dan bertubuh pendek keluar dari persembunyiannya.Dia memakai topi yang terbuat dari jerami. Pakaiannya terlihat sedikit compang-camping seperti seorang pengemis."Apa Kalian bukan berasal dari sini? Kenapa berkeliaran di pagi buta!" tanya Pria itu sambil menatap ke arah Naema dan lainnya secara bergantian."Kami memang bukan asli penduduk di sini. Kami hanya numpang lewat dan juga sedang mencari teman Kami yang diculik saat di Penginapan di depan sana," terang Nick."Temanmu tidak ada di sini! Sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini!" seru Pria itu."Kami memang hendak pergi dari sini! Maaf telah mengganggu," putus Rebeca sambil menarik tangan Naema untuk segera keluar."Awas! Jangan sentuh benda itu!" pekik si Pria.Nick yang awalnya sedang melihat-lihat dan menyentuh salah satu toples yang ada di depannya kaget mendengar sebuah teriakan dari dalam
"Naema benar! Masih ada satu misteri yang belum terpecahkan," imbuh Linch."Kurasa sebaiknya Kita kembali lagi ke sana! Bagaimana jika para penduduk itu sebenarnya memang masih membutuhkan bantuan Kita," terang Naema."Kau terlalu baik hati, Nae! Kalau Kita kembali lagi ke sana itu akan membuang waktu setengah hari yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menempuh Desa selanjutnya," tolak Rebeca."Tapi, Re! Aku masih penasaran kenapa tidak ada satu pendudukpun uang terbangun saat malam hari. Dan lagi, sepertinya ada sihir yang memang digunakan untuk menidurkan Mereka," imbuh Naema."Baiklah! Kalau Kita kembali, dimana Kita akan tinggal? Aku tidak mau kembali ke Penginapan itu lagi," putus Rebeca."Kita bisa mencari Pria Tua itu! Seharusnya Dia sudah terbebas dari sihir sekarang," terang Naema."Baiklah.. Kita kembali ke tempat itu lagi sekarang!" putus Linch sambil menarik tali kekang kudanya.Akhirnya Mereka berempat kembali lagi ke Desa itu. Di sana sudah banyak aktivitas warga seper
Anak itu kembali menutup pintu dan bersembunyi. Sepertinya Dia takut melihat orang asing. Atau mungkin tidak ada seorangpun yang pernah dilihatnya kecuali Ibunya sendiri."Apa Dia putrimu? Sepertinya Dia tidak menyukai Kami, maaf," ucap Naema sembari menatap Wanita paruh baya di depannya."Dia hanya belum mengenal Kalian karena tidak ada yang pernah berkunjung ke sini sebelum ini," sahut Wanita itu."Benarkah? Sayang sekali kalau begitu," ucap Naema menyesal."Masuklah! Akan kuperkenalkan Putriku pada Kalian," ucap Wanita itu mempersilahkan Naema dan yang lainnya."Maaf Nyonya, apa Kalian hanya tungga berdua saja? Kenapa di sini begitu sepi!" tabya Rebeca."Benar! Hanya Aku dan Putriku. Bagaimana tidak sepi, Kami tinggal di dalam hutan dan tidak tetangga di sekitarnya," sahut Wanita itu sambil terkekeh."Siapa Mereka, Bu?" tanya gadis kecil itu polos sambil bersembunyi di balik pintu."Keluarlah! Mereka bukanlah orang jahat," perintah Wanita itu agar anaknya segera keluar dari persembu
"Kalau pergi dari sini, dimana Kami akan tinggal? Sedangkan di desa Kenari masih ada ancaman yang mengintai Putriku," keluh Axcel."Kami akan membantumu mencari akar masalahnya! Aku juga penasaran siapa yang tega berbuat keji kepada Makhluk kecil yang tidak berdosa," imbuh Rebeca."Apa Kau yakin, Nae? Bagaimana dengan tujuan Kita?" tanya Rebeca memastikan."Terimakasih atas perhatian Kalian! Kami akan berusaha untuk bertahan," ujar Axcel menyemangati dirinya sendiri."Kita akan pergi setelah membantu para Penduduk Desa Kenari!" putus Naema."Baiklah kalau begitu! Kita akan kembali lagi ke sana," putus Linch.Kemudian Axcel memperbolehkan Kami untuk menginap di rumahnya malam ini. Baru keesokan harinya Kami akan kembali ke Desa Kenari untuk menggali informasi.*****Di tempat lain, yaitu tepatnya di Desa Kenari seseorang sedang melaporkan sesuatu pada Tuannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan jubah dengan penutup kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.Tuannya terlihat cukup
Langit gelap disertai angin yang kencang. Hujan turun begitu deras dengan kilatan petir dan guntur yang menggelegar. Di sebuah pondok kecil terbuat dari bambu di tengah hutan. Seorang wanita cantik sedang berjuang antara hidup dan mati. Wanita itu berhasil melahirkan bayinya seorang diri. Dia sengaja menyembunyikan kelahiran bayinya. Karena bayi itu diramalkan akan menghancurkan seluruh kaumnya ketika dewasa. Wanita itu adalah seorang penyihir jahat yang memiliki kekuatan sihir abadi bernama Freya. Tangisan bayi itu pun pecah sesaat setelah dilahirkan ke dunia. Freya mengalungkan sebuah liontin di lehernya. Dan membungkus bayi itu dengan sehelai kain lalu membawanya pergi. "Maafkan Ibu, Nak," ucap Freya sambil meletakkan bayinya di atas rerumputan yang masih basah karena hujan baru saja reda. Tepat di depan gerbang Sekolah Sihir bernama Arnabala, Freya meninggalkan bayinya. "Kelak Kau bisa mencariku setelah dewasa," ucap Freya seraya menghilang di balik gelapnya malam. Tak lam
Setelah kedatangan Naema di Sekolah Sihir, keseharian Linch benar-benar berubah. Dia yang biasanya pergi dengan teman-temannya saat jam istirahat, memilih untuk bermain bersama Naema di kediaman Miss Zoya. Bahkan Linch akan bergantian dengan Miss Zoya untuk menjaga Naema saat Miss Zoya pergi mengajar. "Linch, kau mau kemana buru-buru sekali?" tanya Zlatan yang berjalan di belakang Linch. "Pergi ke kediaman Miss Zoya," sahut Linch seraya berhenti dan menoleh ke belakang. "Untuk apa kau pergi ke sana?" tanya Zlatan sambil berbisik. "Miss Zoya ada jadwal mengajar, aku harus menggantikannya menjaga Naema," ucap Linch panjang lebar. "Bukankah sudah kukatakan jangan terlalu dekat dengan bayi itu!" bentak Zlatan. "Memang kenapa dengan bayi itu?" protes Linch. "Kau bahkan tidak tahu asal-usul bayi itu. Lihatlah matanya yang dapat berubah saat dia menangis," imbuh Zlatan. "Mungkin itu kelebihan yang dimilikinya," jawab Linch asal. "Tidak ada bayi manusia yang matanya bisa berubah-uba
"Apparationoh," gumam Miss Zoya gadungan yang seketika menghilang karena berteleportasi. Kemudian Miss Zoya mengayunkan tongkat sihirnya ke arah Linch seraya mengucapkan mantra hingga Linch dapat menggerakkan tubuhnya kembali. "Terima kasih, Guru," ucap Linch sambil berjalan mendekat k e arah Miss Zoya. "Aku tidak mengerti, bagaimana dia bisa menyusup ke dalam Sekolah Sihir," ucap Miss Zoya. "Mungkin saja ada orang dalam yang berkomplot dengannya," ucap Linch berspekulasi. "Atau mungkin ada celah pada portal pertahanan Sekolah Sihir," tambah Miss Zoya. "Tapi bagaimana Anda bisa kembali lagi, Guru?""Tadi ada sesuatu yang ketinggalan," sahut Miss Zoya. "Kalau begitu lebih baik Anda segera kembali ke kelas, biar Saya yang menjaga Naema sekarang," putus Linch. "Apa Kau yakin, Linch?" tanya Miss Zoya memastikan. "Sepertinya Dia juga tidak mungkin kembali lagi ke sini untuk saat ini," ucap Linch sambil menyibakkan jubahnya. "Benar juga, Aku akan segera kembali setelah selesai," u
"Kalau pergi dari sini, dimana Kami akan tinggal? Sedangkan di desa Kenari masih ada ancaman yang mengintai Putriku," keluh Axcel."Kami akan membantumu mencari akar masalahnya! Aku juga penasaran siapa yang tega berbuat keji kepada Makhluk kecil yang tidak berdosa," imbuh Rebeca."Apa Kau yakin, Nae? Bagaimana dengan tujuan Kita?" tanya Rebeca memastikan."Terimakasih atas perhatian Kalian! Kami akan berusaha untuk bertahan," ujar Axcel menyemangati dirinya sendiri."Kita akan pergi setelah membantu para Penduduk Desa Kenari!" putus Naema."Baiklah kalau begitu! Kita akan kembali lagi ke sana," putus Linch.Kemudian Axcel memperbolehkan Kami untuk menginap di rumahnya malam ini. Baru keesokan harinya Kami akan kembali ke Desa Kenari untuk menggali informasi.*****Di tempat lain, yaitu tepatnya di Desa Kenari seseorang sedang melaporkan sesuatu pada Tuannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan jubah dengan penutup kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.Tuannya terlihat cukup
Anak itu kembali menutup pintu dan bersembunyi. Sepertinya Dia takut melihat orang asing. Atau mungkin tidak ada seorangpun yang pernah dilihatnya kecuali Ibunya sendiri."Apa Dia putrimu? Sepertinya Dia tidak menyukai Kami, maaf," ucap Naema sembari menatap Wanita paruh baya di depannya."Dia hanya belum mengenal Kalian karena tidak ada yang pernah berkunjung ke sini sebelum ini," sahut Wanita itu."Benarkah? Sayang sekali kalau begitu," ucap Naema menyesal."Masuklah! Akan kuperkenalkan Putriku pada Kalian," ucap Wanita itu mempersilahkan Naema dan yang lainnya."Maaf Nyonya, apa Kalian hanya tungga berdua saja? Kenapa di sini begitu sepi!" tabya Rebeca."Benar! Hanya Aku dan Putriku. Bagaimana tidak sepi, Kami tinggal di dalam hutan dan tidak tetangga di sekitarnya," sahut Wanita itu sambil terkekeh."Siapa Mereka, Bu?" tanya gadis kecil itu polos sambil bersembunyi di balik pintu."Keluarlah! Mereka bukanlah orang jahat," perintah Wanita itu agar anaknya segera keluar dari persembu
"Naema benar! Masih ada satu misteri yang belum terpecahkan," imbuh Linch."Kurasa sebaiknya Kita kembali lagi ke sana! Bagaimana jika para penduduk itu sebenarnya memang masih membutuhkan bantuan Kita," terang Naema."Kau terlalu baik hati, Nae! Kalau Kita kembali lagi ke sana itu akan membuang waktu setengah hari yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menempuh Desa selanjutnya," tolak Rebeca."Tapi, Re! Aku masih penasaran kenapa tidak ada satu pendudukpun uang terbangun saat malam hari. Dan lagi, sepertinya ada sihir yang memang digunakan untuk menidurkan Mereka," imbuh Naema."Baiklah! Kalau Kita kembali, dimana Kita akan tinggal? Aku tidak mau kembali ke Penginapan itu lagi," putus Rebeca."Kita bisa mencari Pria Tua itu! Seharusnya Dia sudah terbebas dari sihir sekarang," terang Naema."Baiklah.. Kita kembali ke tempat itu lagi sekarang!" putus Linch sambil menarik tali kekang kudanya.Akhirnya Mereka berempat kembali lagi ke Desa itu. Di sana sudah banyak aktivitas warga seper
"Maaf.. Kami hanya tidak sengaja masuk kesini," sahut Nick sambil mencari ke asal suara.Tak lama kemudian seorang pria berjenggot panjang dan bertubuh pendek keluar dari persembunyiannya.Dia memakai topi yang terbuat dari jerami. Pakaiannya terlihat sedikit compang-camping seperti seorang pengemis."Apa Kalian bukan berasal dari sini? Kenapa berkeliaran di pagi buta!" tanya Pria itu sambil menatap ke arah Naema dan lainnya secara bergantian."Kami memang bukan asli penduduk di sini. Kami hanya numpang lewat dan juga sedang mencari teman Kami yang diculik saat di Penginapan di depan sana," terang Nick."Temanmu tidak ada di sini! Sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini!" seru Pria itu."Kami memang hendak pergi dari sini! Maaf telah mengganggu," putus Rebeca sambil menarik tangan Naema untuk segera keluar."Awas! Jangan sentuh benda itu!" pekik si Pria.Nick yang awalnya sedang melihat-lihat dan menyentuh salah satu toples yang ada di depannya kaget mendengar sebuah teriakan dari dalam
Naema hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke sekelilingnya."Apa tadi Aku pingsan cukup lama? Kenapa diluar sudah tampak gelap!" tanya Naema sambil melihat ke jendela yang sedikit terbuka."Menurutmu bagaimana, Nae!" ucap Rebeca meledek."Sebaiknya Kita istirahat dulu sebelum mulai perjalanan lagi," putus Linch."Lalu bagaimana dengan Jose?" tanya Naema."Kita akan mencarinya besok! Kurasa Dia akan baik-baik saja selama Lucas belum mendapatkanmu," putus Linch."Benar, Nae! Jose hanyalah sebuah umpan. Yang diincar Lucas sebenarnya adalah Kau sendiri," imbuh Nick."Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas dari Naema. Aku Jadi penasaran," gumam Rebeca."Tunggu! Kalau mengetahuinya, Kita bisa memancing Lucas dari persembunyiannya dan menemukan Jose lebih cepat," seru Linch."Apa Kau mengetahuinya, Nae?" tanya Nick.Sedangkan Naema hanya menggelengkan kepalnya karena memang Dia tidak tahu."Mungkin saja ini ada hubungannya dengan asal-usulmu, Nae!" celetuk Receca."Aku tidak tahu! Aku
"Kau bisa langsung jalan ke sini! Nanti perisai itu akan menghilang dengan sendirinya," bujuk Naema hingga Rebeca menyetujuinya.Namun saat Rebeca hendak melangkahkan salah satu kakinya keluar, tiba-tiba Jose terbangun dan berteriak. Sontak Rebeca terjatuh sambil duduk.Jose berteriak dan meronta kesakitan hingga membuat Rebeca urung keluar dan mendekati temannya itu."Jose.. Apa Kau baik-baik saja? Semua orang sedang berusaha untuk membantumu, jadi tolong tenang dan bersabarlah!" ucap Rebeca sambil menenangkan Jose yang terus saja berteriak dan mencoba melepaskan ikatan pada tangan dan kakinya."Bagaimana dengan Jose, Nae! Apa yang harus Kita lakukan?" tanya Rebeca sambil menoleh ke arah Naema yang hanya diam saja dan malah berdiri di depan pintu."Biarkan saja! Nanti Dia akan tenang sendiri," seru Naema tanpa berbuat apa-apa."Tapi Nae, ikatannya hampir saja lepas! Tolong bantu Aku untuk mengencangkan ikatannya!" seru Rebeca yang kesal karena Naema terus saja berdiri di sana tanpa a
"Pergi kemana?" tanya Nick spontan."Ayo pergi dari sini!" ajak Jose sambil menarik tangan Naema untuk berjalan keluar.Naema menurut saja saat tangannya ditarik paksa oleh Jose. Sedangkan Nick langsung menarik tangan Naema agar Jose tidak membawa Naema pergi."Berhenti! Kau mau membawa Naema pergi ke mana?" pekik Nick sampai membuat Linch dan Rebeca beranjak dari duduknya.Tiba-tiba saja terlihat kilatan merah pada kedua mata Jose. Naema yang menyadarinya langsung menarik tangannya. Sayangnya pegangan tangan Jose begitu erat hingga membuat Naema kewalahan."Tolong lepaskan tanganku!" pekik Naema sambil terus berusaha menarik tangannya.Banyak pasang mata yang melihat ke arah Naema dan Jose karena keributan yang ditimbulkan.Karena Jose tidak mau melepaskan tangannya, terpaksa Naema menarik tangan kirinya yang dipegang Nick. Dia memukul tengkuk Jose dengan tangan kirinya hingga tubuh Jose roboh dan pingsan."Apa Kau baik-baik saja, Nae?" tanya Nick yang khawatir sambil melihat keadaan
"Mungkin saja Mereka terlibat cinta segitiga," putus Jose.Krik krik krik krik."Jangan bercanda! Mana mungkin seperti itu," protes Rebeca."Benar.. Linch selalu menganggap Naema seperti Adiknya sendiri. Dan lagi Mereka sudah bersama sejak Naema masih bayi," terang Zlatan."Itu hanya perkiraanku saja!" sanggah Jose.Setelahnya Rebeca bergegas kembali ke kamarnya. Di sana Dia mendapati Naema yang sedang membereskan pakaiannya."Apa yang sedang Kau lakukan! Kenapa memasukkan baju-bajumu ke dalam kantong besar?" tanya Rebeca sambil berjalan mendekati Naema.Naema hanya menoleh lalu kembali lagi memasukkan beberapa baju lagi ke dalam kantong besar di depannya."Apa Kau tidak mendengar Aku sedang bertanya?" pekik Rebeca sambil memukul bahu Naema."Aku sedang berkemas! Lelbih baik diam saja jika tidak membantu," sahut Naema ketus.Rebeca langsung saja menelan ludahnya dengan kasar."Apa Kau juga sedang marah padaku?" tanya Rebeca sambil membantu Naema memasukkan beberapa buku ke dalam kanto
"Gu- guru! Kami sedang bersih-bersih," ucap Linch berbobong.Namun Miss Zoya hanya diam saja sambil menyipitkan matanya untuk menatap Linch dan Naema secara bergantian. Dia seperti sedang mencurigai sesuatu."Apa Kalian sedang berbohong padaku! Kenapa Kau juga tidak mengikuti kelasku?" tanya Miss Zoya pada Linch hingga membuatnya sedikit tersentak."Bukankah saat ini adalah kelas Master Stock Holmes, Guru?" tanya Linch memastikan."Jadi.. Kau memang sengaja untuk tidak mengikuti kelas, huh?" tanya Miss Zoya menyelidik."Kakak tidak bersalah, Guru! Dia hanya sedang membantuku," putus Naema.Linch dan Nick langsung saja merasa was-was. Dia takut Naema akan mengakui semuanya dan Dia akan dihukum karena itu."Apa maksudmu mengatakan kalau Linch hanya membantumu, Nae?" tanya Miss Zoya pada Naema. "Saya yang telah memaksanya untuk membantu membersihkan kediaman Anda, Guru! Karena setelah ini, mungkin Kakak yang akan menggantikan tugas Saya," terang Naema.Miss Zoya tidak mengerti maksud da