"Maaf Master! Kalau boleh Saya tahu, ini tentang masalah apa?" tanya Miss Zoya penasaran karena tidak biasanya Master Gilbert mengajaknya berbincang terlebih dahulu."Duduklah! Biar Kita juga membicarakannya bersama dengan Master Stock Holmes," terang Master Gilbert yang masih berdiri di samping tempat duduk karena menunggu Tuan rumah untuk mempersilahkannya."Kenapa Anda masih berdiri di sana, Master? Silahkan duduk! Dan Anda juga Miss Zoya!" ucap Master Stock Holmes seraya mempersilahkan Master Gilbert untuk duduk begitu juga Miss Zoya."Apa yang ingin Anda sampaikan, Master? Sampai harus jauh-jauh datang ke tempat ini?" tanya Master Stock Holmes penasaran.Pasalnya tidak biasanya Master Gilbert ke kediamannya kalau tidak ada masalah yang serius."Sebenarnya ada sesuatu yang ingin Saya tanyakan mengenai Naema," ucap Master Gilbert seraya melirik ke arah Miss Zoya.Ekspresi Miss Zoya tetap datar seakan tidak terjadi sesuatu dengan Naema."Kalau begitu, silahkan!" ucap Master Stock Ho
Naema dan Rebeca serempak menoleh ke arah belakang."Ada apa, Kak? Kenapa Kau datang kesini?" tanya Naema sambil memperhatikan Linch dan Zlatan yang tiba-tiba saja mencarinya."Apa Kau sudah selesai?" tanya Linch lagi sambil mengambil buku-buku dari tangan Naema dan memberikan sebagiannya pada Zlatan.Dia juga ikut membawakan beberapa buku itu karena Naema membawa banyak sekali buku sampai hampir setinggi kepalanya."Sudah! Aku akan kembali ke asrama dan membaca buku-buku ini di sana," sahut Naema sambil berjalan diikuti oleh Rebeca di belakangnya.Linch sudah tidak heran dengan Naema yang bisa membaca semua buku ini hanya dalam tempo semalam. Karena Dia sudah sering melihat Naema melakukannya sejak masih kecil."Nanti malam, Aku dan para senior lainnya akan pergi ke Perbatasan lagi. Ada tugas dari Master Stock Holmes," terang Linch.Seketika Naema menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Linch dan Zlatan bergantian hingga Rebeca tidak sengaja menabrak punggung Naema."Aduh.. Ma- m
"Ma- master Gilbert! pekik Zlatan yang tidak menyangka kalau orang yang tadinya berada di depan podium bersama Master Stock Holmes tiba-tiba saja sekarang sudah berdiri di sampingnya."Dengarkan arahan Kepala sekolah kalau Kau tidak ingin berbicara di depan!" bisik Master Gilbert di dekat telinga Zlatan."Ba- baik, Master!" sahut Zlatan terbata.Seluruh tubuh Zlatan gemetar setelah melihat sorot mata Master Gilbert yang begitu gelap dan tajam."Dan Kau juga Lich," ucap Mater Gilbert sebelum akhirnya kembali ke depan podium dengan berteleportasi. Setelah Master Stock Holmes selesai memberikan arahan, murid-murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka juga dibagi untuk beberapa wilayah yang akan diamankan. Termasuk Linch yang masih satu kelompok dengan sahabatnya Zlatan.Kemudian mereka pergi ke perbatasan dengan kelompoknya masing-masing. Linch dan kelompoknya mendapatkan bagian wilayah perbatasan bagian timur. Yang artinya wilayah yang paling jauh jika dijangkau dari Sekolah Sihir.
Ketika Naema dan Rebeca menoleh, Mereka tercengang karena ternyata Dia adalah murid yang tadi datang terlambat. "Apa Kau sedang bertanya padaku?" tanya Naema yang tidak menyangka ada murid yang mau bicara padanya.Karena biasanya tidak ada murid yang mau bicara padanya bahkan hanya sekedar menyapa. Murid itu bernama Jose, putra seorang pedagang perhiasan."Iya, bukankah hanya Kau yang tadi berhasil membuat perisai cahaya itu? tanya Jose."Sayangnya Naema tidak akan pernah mengajarimu! Dia saja tidak mau mengajariku," seru Rebeca."Maaf Jose, Sahabatku memang suka seenaknya kalau berbicara," terang Naema sambil mencubit perut Rebeca."Aww.. Kenapa Kau mencubitku!" seru Rebeca.*****Keesokan harinya semua murid berkumpul di hutan belakang sekolah. Mereka bersiap untuk mengikuti ujian Master Gilbert."Apa Kau merasa gugup?" tanya Naema pada sahabatnya."Bagaimana tidak! Aku sudah menghafal semua mantra yang diajarkan di kelas Master Gilbert semalaman, tapi hanya beberapa yang bisa kupr
Saat Naema kembali menoleh, ternyata orang itu sudah pergi dari sana. Dia menatap ke segala arah untuk mencarinya. Namun sayang Naema tidak dapat menemukannya.Dia hanya menemukan sebuah kalung dengan liontin permata berwarna hitam pekat yang tadi sempat berada di leher monster itu. Naema memungutnya dan memasukkannya ke dalam saku jubahnya."Kau sedang mencari siapa? Monster itu sudah tidak ada!" seru Rebeca sambil menghampiri sahabatnya."Apa Kau melihat kemana perginya orang yang berdiri di depanku? Dia mengenakan jubah hitam dan penutup kepala," tanya Naema seraya memperagakannya."Jubah hitam apa? Aku tidak melihat siapa-siapa sejak tadi!" terang Rebeca."Tadi sebelum Kau memanggilku! Aku belum sempat melihat wajahnya tapi Dia sudah pergi menghilang entah kemana," terang Naema sambil meraih lengan sahabatnya untuk berdiri."Sudahlah! Mungkin Kau hanya sedang berhalusinasi. Sebaiknya Kita kembali ke pos sebelum langit berubah menjadi gelap!" putus Rebeca sambil berjalan dengan mem
Semua murid yang melihat kejadian itu langsung menatap sinis ke arah Naema. Mereka tidak menyangka kalau murid baru itu mengenal Naema."Bagaimana mungkin mereka sudah saling mengenal! Di mana mereka bertemu sebelumnya," gumam Bella sambil meremas tangannya karena merasa kesal.Acara dibubarkan tanpa ada kelompok yang dapat memecahkan teka-teki itu. Semua murid kembali ke asrama masing-masing karena hari sudah hampir gelap.Sedangkan Naema masih memikirkan bagaimana murid baru yang bernama Nick itu mengetahui rahasianya."Sejak kapan Kalian saling kenal? Kenapa Aku tidak pernah mengetahuinya!" pekik Rebeca sambil menepuk bahu Naema dari belakang.Naema hanya menoleh sebelum kemudian menarik tangan sahabatnya untuk kembali ke asrama."Entahlah! Aku juga baru pertama kali bertemu dengannya," sahut Naema enteng sambil terus berjalan."Kau tahu tidak! Banyak para gadis yang iri padamu setelah melihat kejadian tadi," ucap Rebeca antusias."Memangnya apa yang membuat mereka merasa iri padak
"Kami hanya sedang berdiskusi tentang materi pelajaran, Guru," ucap Rebeca berbohong.Dia tidak menyangka kalau Miss Zoya akan memergokinya sedang bersama murid laki-laki di belakang sekolah."Kalau begitu cepatlah kembali karena hari sudah mulai gelap!" perintah Miss Zoya sambil berlalu."Baik Guru, Kami akan segera kembali," sahut Nick sambil membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda hormat."Maaf Guru, sudah membohongimu," Gumam Rebeca."Jadi ada apa dengan Naema?" tanya Nick langsung setelah Miss Zoya pergi."Naema itu sengaja menghindar karena tidak ingin murid-murid di sekolah ini menjauhimu, Nick! Sebenarnya Naema adalah gadis yang baik, Dia tidak seperti yang dikatakan murid-murid di sini," terang Rebeca."Jadi rumor itu memang tidaklah benar?" tanya Nick memastikan."Tentu saja! Tapi tunggu dulu, rumor tentang apa?" tanya Rebeca. "Rumor tentang orangtua Naema yang berasal dari Ras Iblis," sahut Nick."Astaga! Siapa yang telah mengatakannya padamu? Jangan sekali-kali membah
"Bella! Sejak kapan Kalian berdiri di sana?" tanya Rebeca sambil meraih tangan Naema.Rebeca terperanjat setelah melihat Bella dan sahabatnya sedang berdiri tepat di belakangnya."Bukankah ini arah jalan untuk kembali ke asrama? Tentu saja Kami mau kembali," sahut Bella enteng."Untung saja Kalian masih berada di sini! Ini buku untukmu," ucap Nick sambil memberikan beberapa buku pada Naema.Namea melirik sebentar ke arah Nick lalu melihat sebentar buku yang disodorkan padanya sebelum Dia mengambilnya."Buku apa ini?" tanya Naema sambil melirik ke arah Rebeca."Buku yang sedang Kau cari, kebetulan Aku sudah lama memilikinya," sahut Nick."Terima kasih, maaf sudah meropotkanmu Nick," sahut Naema sambil berlalu."Tunggu sebentar!" seru Nick sambil meraih lengan Naema."Ada apa?" tanya Naema sambil melihat lengannya.Hal itu membuat Bella sangat marah dan menarik paksa tangan Nick agar melepaskan Naema."Hai Nick! Apa Kau ada waktu sebentar?" tanya Bella sambil menjauhkan Nick dari Naema.
"Kalau pergi dari sini, dimana Kami akan tinggal? Sedangkan di desa Kenari masih ada ancaman yang mengintai Putriku," keluh Axcel."Kami akan membantumu mencari akar masalahnya! Aku juga penasaran siapa yang tega berbuat keji kepada Makhluk kecil yang tidak berdosa," imbuh Rebeca."Apa Kau yakin, Nae? Bagaimana dengan tujuan Kita?" tanya Rebeca memastikan."Terimakasih atas perhatian Kalian! Kami akan berusaha untuk bertahan," ujar Axcel menyemangati dirinya sendiri."Kita akan pergi setelah membantu para Penduduk Desa Kenari!" putus Naema."Baiklah kalau begitu! Kita akan kembali lagi ke sana," putus Linch.Kemudian Axcel memperbolehkan Kami untuk menginap di rumahnya malam ini. Baru keesokan harinya Kami akan kembali ke Desa Kenari untuk menggali informasi.*****Di tempat lain, yaitu tepatnya di Desa Kenari seseorang sedang melaporkan sesuatu pada Tuannya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan jubah dengan penutup kepala sehingga wajahnya tidak terlihat.Tuannya terlihat cukup
Anak itu kembali menutup pintu dan bersembunyi. Sepertinya Dia takut melihat orang asing. Atau mungkin tidak ada seorangpun yang pernah dilihatnya kecuali Ibunya sendiri."Apa Dia putrimu? Sepertinya Dia tidak menyukai Kami, maaf," ucap Naema sembari menatap Wanita paruh baya di depannya."Dia hanya belum mengenal Kalian karena tidak ada yang pernah berkunjung ke sini sebelum ini," sahut Wanita itu."Benarkah? Sayang sekali kalau begitu," ucap Naema menyesal."Masuklah! Akan kuperkenalkan Putriku pada Kalian," ucap Wanita itu mempersilahkan Naema dan yang lainnya."Maaf Nyonya, apa Kalian hanya tungga berdua saja? Kenapa di sini begitu sepi!" tabya Rebeca."Benar! Hanya Aku dan Putriku. Bagaimana tidak sepi, Kami tinggal di dalam hutan dan tidak tetangga di sekitarnya," sahut Wanita itu sambil terkekeh."Siapa Mereka, Bu?" tanya gadis kecil itu polos sambil bersembunyi di balik pintu."Keluarlah! Mereka bukanlah orang jahat," perintah Wanita itu agar anaknya segera keluar dari persembu
"Naema benar! Masih ada satu misteri yang belum terpecahkan," imbuh Linch."Kurasa sebaiknya Kita kembali lagi ke sana! Bagaimana jika para penduduk itu sebenarnya memang masih membutuhkan bantuan Kita," terang Naema."Kau terlalu baik hati, Nae! Kalau Kita kembali lagi ke sana itu akan membuang waktu setengah hari yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menempuh Desa selanjutnya," tolak Rebeca."Tapi, Re! Aku masih penasaran kenapa tidak ada satu pendudukpun uang terbangun saat malam hari. Dan lagi, sepertinya ada sihir yang memang digunakan untuk menidurkan Mereka," imbuh Naema."Baiklah! Kalau Kita kembali, dimana Kita akan tinggal? Aku tidak mau kembali ke Penginapan itu lagi," putus Rebeca."Kita bisa mencari Pria Tua itu! Seharusnya Dia sudah terbebas dari sihir sekarang," terang Naema."Baiklah.. Kita kembali ke tempat itu lagi sekarang!" putus Linch sambil menarik tali kekang kudanya.Akhirnya Mereka berempat kembali lagi ke Desa itu. Di sana sudah banyak aktivitas warga seper
"Maaf.. Kami hanya tidak sengaja masuk kesini," sahut Nick sambil mencari ke asal suara.Tak lama kemudian seorang pria berjenggot panjang dan bertubuh pendek keluar dari persembunyiannya.Dia memakai topi yang terbuat dari jerami. Pakaiannya terlihat sedikit compang-camping seperti seorang pengemis."Apa Kalian bukan berasal dari sini? Kenapa berkeliaran di pagi buta!" tanya Pria itu sambil menatap ke arah Naema dan lainnya secara bergantian."Kami memang bukan asli penduduk di sini. Kami hanya numpang lewat dan juga sedang mencari teman Kami yang diculik saat di Penginapan di depan sana," terang Nick."Temanmu tidak ada di sini! Sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini!" seru Pria itu."Kami memang hendak pergi dari sini! Maaf telah mengganggu," putus Rebeca sambil menarik tangan Naema untuk segera keluar."Awas! Jangan sentuh benda itu!" pekik si Pria.Nick yang awalnya sedang melihat-lihat dan menyentuh salah satu toples yang ada di depannya kaget mendengar sebuah teriakan dari dalam
Naema hanya menggelengkan kepalanya sembari melihat ke sekelilingnya."Apa tadi Aku pingsan cukup lama? Kenapa diluar sudah tampak gelap!" tanya Naema sambil melihat ke jendela yang sedikit terbuka."Menurutmu bagaimana, Nae!" ucap Rebeca meledek."Sebaiknya Kita istirahat dulu sebelum mulai perjalanan lagi," putus Linch."Lalu bagaimana dengan Jose?" tanya Naema."Kita akan mencarinya besok! Kurasa Dia akan baik-baik saja selama Lucas belum mendapatkanmu," putus Linch."Benar, Nae! Jose hanyalah sebuah umpan. Yang diincar Lucas sebenarnya adalah Kau sendiri," imbuh Nick."Sebenarnya apa yang diinginkan Lucas dari Naema. Aku Jadi penasaran," gumam Rebeca."Tunggu! Kalau mengetahuinya, Kita bisa memancing Lucas dari persembunyiannya dan menemukan Jose lebih cepat," seru Linch."Apa Kau mengetahuinya, Nae?" tanya Nick.Sedangkan Naema hanya menggelengkan kepalnya karena memang Dia tidak tahu."Mungkin saja ini ada hubungannya dengan asal-usulmu, Nae!" celetuk Receca."Aku tidak tahu! Aku
"Kau bisa langsung jalan ke sini! Nanti perisai itu akan menghilang dengan sendirinya," bujuk Naema hingga Rebeca menyetujuinya.Namun saat Rebeca hendak melangkahkan salah satu kakinya keluar, tiba-tiba Jose terbangun dan berteriak. Sontak Rebeca terjatuh sambil duduk.Jose berteriak dan meronta kesakitan hingga membuat Rebeca urung keluar dan mendekati temannya itu."Jose.. Apa Kau baik-baik saja? Semua orang sedang berusaha untuk membantumu, jadi tolong tenang dan bersabarlah!" ucap Rebeca sambil menenangkan Jose yang terus saja berteriak dan mencoba melepaskan ikatan pada tangan dan kakinya."Bagaimana dengan Jose, Nae! Apa yang harus Kita lakukan?" tanya Rebeca sambil menoleh ke arah Naema yang hanya diam saja dan malah berdiri di depan pintu."Biarkan saja! Nanti Dia akan tenang sendiri," seru Naema tanpa berbuat apa-apa."Tapi Nae, ikatannya hampir saja lepas! Tolong bantu Aku untuk mengencangkan ikatannya!" seru Rebeca yang kesal karena Naema terus saja berdiri di sana tanpa a
"Pergi kemana?" tanya Nick spontan."Ayo pergi dari sini!" ajak Jose sambil menarik tangan Naema untuk berjalan keluar.Naema menurut saja saat tangannya ditarik paksa oleh Jose. Sedangkan Nick langsung menarik tangan Naema agar Jose tidak membawa Naema pergi."Berhenti! Kau mau membawa Naema pergi ke mana?" pekik Nick sampai membuat Linch dan Rebeca beranjak dari duduknya.Tiba-tiba saja terlihat kilatan merah pada kedua mata Jose. Naema yang menyadarinya langsung menarik tangannya. Sayangnya pegangan tangan Jose begitu erat hingga membuat Naema kewalahan."Tolong lepaskan tanganku!" pekik Naema sambil terus berusaha menarik tangannya.Banyak pasang mata yang melihat ke arah Naema dan Jose karena keributan yang ditimbulkan.Karena Jose tidak mau melepaskan tangannya, terpaksa Naema menarik tangan kirinya yang dipegang Nick. Dia memukul tengkuk Jose dengan tangan kirinya hingga tubuh Jose roboh dan pingsan."Apa Kau baik-baik saja, Nae?" tanya Nick yang khawatir sambil melihat keadaan
"Mungkin saja Mereka terlibat cinta segitiga," putus Jose.Krik krik krik krik."Jangan bercanda! Mana mungkin seperti itu," protes Rebeca."Benar.. Linch selalu menganggap Naema seperti Adiknya sendiri. Dan lagi Mereka sudah bersama sejak Naema masih bayi," terang Zlatan."Itu hanya perkiraanku saja!" sanggah Jose.Setelahnya Rebeca bergegas kembali ke kamarnya. Di sana Dia mendapati Naema yang sedang membereskan pakaiannya."Apa yang sedang Kau lakukan! Kenapa memasukkan baju-bajumu ke dalam kantong besar?" tanya Rebeca sambil berjalan mendekati Naema.Naema hanya menoleh lalu kembali lagi memasukkan beberapa baju lagi ke dalam kantong besar di depannya."Apa Kau tidak mendengar Aku sedang bertanya?" pekik Rebeca sambil memukul bahu Naema."Aku sedang berkemas! Lelbih baik diam saja jika tidak membantu," sahut Naema ketus.Rebeca langsung saja menelan ludahnya dengan kasar."Apa Kau juga sedang marah padaku?" tanya Rebeca sambil membantu Naema memasukkan beberapa buku ke dalam kanto
"Gu- guru! Kami sedang bersih-bersih," ucap Linch berbobong.Namun Miss Zoya hanya diam saja sambil menyipitkan matanya untuk menatap Linch dan Naema secara bergantian. Dia seperti sedang mencurigai sesuatu."Apa Kalian sedang berbohong padaku! Kenapa Kau juga tidak mengikuti kelasku?" tanya Miss Zoya pada Linch hingga membuatnya sedikit tersentak."Bukankah saat ini adalah kelas Master Stock Holmes, Guru?" tanya Linch memastikan."Jadi.. Kau memang sengaja untuk tidak mengikuti kelas, huh?" tanya Miss Zoya menyelidik."Kakak tidak bersalah, Guru! Dia hanya sedang membantuku," putus Naema.Linch dan Nick langsung saja merasa was-was. Dia takut Naema akan mengakui semuanya dan Dia akan dihukum karena itu."Apa maksudmu mengatakan kalau Linch hanya membantumu, Nae?" tanya Miss Zoya pada Naema. "Saya yang telah memaksanya untuk membantu membersihkan kediaman Anda, Guru! Karena setelah ini, mungkin Kakak yang akan menggantikan tugas Saya," terang Naema.Miss Zoya tidak mengerti maksud da