Share

Dia Istriku

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-22 16:03:34

Dominique terusik dibantu duduk oleh Diana yang semenjak dia pingsan terus berada di sampingnya. Dia melihat jelas sosok Haiden sedang memukuli Willy. Matanya membulat lebar. Dia membekap mulutnya tak percaya segera menghempaskan tangan Diana dan berlari kearah Willy yang sedang di hajar mati matian oleh Haiden.

"Kau gila!" Senggit Dominique menarik kasar tubuh Haiden dari atas tubuh Willy.

Haiden terkejut melihat Dominique terlihat begitu marah terhadapnya. Tatapan matanya penuh dengan kebencian.

"Sa-sayang, ini aku Haiden. Kau sudah bisa mengingatnya kan? Aku ini suami-mu bukan dia." Tunjuk Haiden gelagapan menunjukkan kebenaran kepada Dominique. Menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dia masih sangat yakin Dominique masih memiliki perasaan terhadapnya.

Willy mengatur nafasnya sambil mengusap darah yang terus mengalir. Dominique menghempaskan kasar kedua tangan Haiden yang menggenggamnya.

"Carlos, ambilkan obat!" teriak Dominique memerintahkan Carlos yang terkesima dengan kejadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kemarahan Haiden

    Ramon dan Carlos langsung bersiap akan mengejar. Namun, dihentikan oleh Willy."Kenap? Kau tidak lihat istrimu sedang di culik?" Senggit Carlos kesal melihat tingkah arogan Haiden."Sudahlah berikan mereka waktu. Aku sangat yakin dia tak mungkin menyakiti Dominique seujung rambut pun." Tukas Willy berusaha tenang. Namun, hatinya gelisah."Kau serius Willy, apa tak sebaiknya kau menyuruh pengawal hitammu yang mengikuti." Carlos memberikan saran."Jangan libatkan mereka. Aku takut akan semakin tercium cepat oleh papaku. Kau tahu aku tidak ingin didesak oleh masalahnya." Sahut Willy terlihat gelisah ketika Carlos menyinggung pengawal hitam.Di dalam mobil Haiden. Dominique menggigit bibirnya kesal sendiri tidak bisa mencegah Haiden yang memaksanya untuk ikut."Kau tahu aku hampir gila memikirkanmu. Dua tahun kau menghilang dan tinggal dengan lelaki brengsek tadi. Kau sungguh tak memikirkan perasaanku?" Haiden geram saat dia berkata, Dominique malah memalingkan wajahnya."Tatap aku!" Peri

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Haiden Membujuk Dominique

    "Tidak. Aku mohon jangan katakan apa pun lagi yang akan menjauhkan atau menyakitkan lagi. Sungguh aku harus menjelaskannya padamu." Haiden bertekad menjelaskan semuanya. Tanpa ada lagi yang dia tutupi soal dia, Terry dan Rebecca.'Bagaimana pun aku harus membujuk Dominique untuk pulang bersamaku. Aku tidak akan melepaskan kesempatanku.' Batinnya berkecamuk dan bergejolak."Tidak perlu Iden. Aku mohon. Antarkan aku pulang. Aku tidak ingin Willy mencemaskanku." Dominique yang tak ingin hatinya terbujuk dan menjadi lemah ketika mendengar penjelasan Haiden."Willy, Willy dan Willy sajakah yang ada di benakmu. Apa kau tak pernah memikirkan perasaanku, sedikit saja." hentak Haiden ketika Dominique menyebutkan nama Willy. Membuatnya cemburu, sedangkan Dominique nyalinya menciut."Pernahkah sedikit saja kau melihat pengorbananku. Sejak dulu sampai sekarang aku hanya mencintaimu. Hanya kau yang selalu dihatiku. Aku hanya mencintaimu, Dominique." Senggit Haiden terdengar kesal ketika Dominique

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Penyesalan Dominique

    DEGPenjelasan Haiden membuat tubuh Dominique bergetar. Ada rasa bersalah menyelimuti dirinya. Dia telah salah sangka dan termakan provokasi oleh ucapan Rebecca. Rebecca yang memang menginginkan hubungan mereka hancur.Dominique tak mampu berkata. Dia hanya bisa memaki kebodohan-nya. Andai waktu masih bisa berputar kembali pada dua tahun lalu, mungkin yang akan dia lakukan adalah langsung meminta penjelasan dari Haiden. Bukan seperti orang bodoh yang melarikan diri. Penyesalan Dominique yang teramat dalam ialah melarikan diri dari masalah."Tapi ... Rebecca sungguh mencintaimu, Idenn." Akhirnya ucapan itu pun keluar dari mulutnya. Hati dan lukanya kembali terbuka saat mereka membahas."Aku tidak perduli. Yang aku cintai hanyalah dirimu. Hanya kamu satu-satunya sayang." Wajah Haiden pun sama. Menunjukkan luka yang tak bisa dia sembunyikan lagi.Haiden sudah pernah kehilangan Dominique selama sepuluh tahun. Lalu terpisah dua tahun kembali oleh hasutan Rebecca sehingga dia kehilangan Dom

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Istri Haiden Aramgyan

    John meraih sakunya dan memberikan sebuah amplop kepada Haiden. Dia kembali melihat sekitar. "Anda tidak menyakiti Nyonya kan Tuan?" Seloroh pertanyaan penasaran keluar dari mulut John. Haiden membulatkan matanya. Menendang kaki John, melemparkan amplop tadi keatas mejanya."Kau fikir aku pembunuh berdarah dingin yang akan memukuli istriku sendiri," cibir Haiden kesal atas ucapan yang keluar dari mulut John."Aish mungkin saja Tuan ... anda kan biasanya tak bisa menahan emosi." Celetuk John."Jaga mulutmu!" bentak Haiden."Cih ... kali ini saya bicara sebagai sahabat-mu." Dengus John kesal."Thanks John. Aku tidak sebodoh yang kau fikir. Dia hanya kelelahan menahan serangan yang sudah kutahan selama dua tahun ini. Yah ... kau tahulah aku sudah puasa selama dua tahun. Makanya kau juga cepat menikah. Agar kau bisa tahu seperti apa rasanya," cibir Haiden merasa lebih unggul dari sahabat dan juga pendamping sejatinya, John.John memalingkan wajah dan segera menghampiri dokter yang sedan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Domi Mual

    "Aku masih sangat lapar. " Ucap Dominique mengalihkan perang urat saraf di antara mereka. Haiden dan Willy langsung menoleh."Kau mau makan apa lagi?" Haiden dan Willy bersamaan."Kalian duduk. Aku akan ambil sendiri. Awas kalau ada yang berani menghampiri." Ancam Dominique memberi kode menggorok lehernya sendiri. Berdiri dan meninggalkan mereka yang masih bersitegang. 'Bikin seleraku hilang saja. Pagi pagi sudah berulah.' Dominique menghela nafas panjang di hati.Dia kembali menghampiri meja pilihan makanan. Sesaat dia melirik meja yang sudah di duduki dua laki laki yang kini ada dalam hidupnya. Mereka menatap Dominique tak berkedip.'Apa aku masih bisa menghindari mereka. Aku mencintai Willy. Namun, Haiden adalah suamiku. Haaahhh, kepalaku jadi pusing. Kalau seperti ini lebih baik tak mengingat segalanya. Aku bisa lepas dari penjara cinta Haiden.'"Kau mau tambah menu yang tadi?" Ucap seseorang yang sudah berada di samping Dominique menatapnya dengan lembut.Dominique menoleh terny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Domi Galau

    Haiden dan Willy saling menatap sesaat. Lalu mereka berlarian mengikuti Dominique."Ramon, ambilkan perlengkapan Carlos di mobil." Perintah Willy. Ramon mengangguk dan memenuhi perintahnya.Dominique keluar dari toilet. Wajahnya masih terlihat pucat dan memegangi perut."Masih sakit?" Willy lebih dulu menghampiri dan memeriksa kondisi Dominique. Melihat kening Dominique yang berkeringat."Sedikit, rasanya sangat tidak nyaman Will." Dominique menatap wajah Willy yang begitu menghawatirkan kondisinya."Kita kembali ke kamar sayang, siang ini akan kuurus agar kita segera kembali." Haiden menarik perlahan tangan Dominique.Dominique menggeleng, "Tidak. Aku mau disini Iden ... bersama Willy." Ucapan Dominique langsung menyayat-nyayat hati Haiden. Mendengar ucapan Dominique Willy merasa tenang karena dirinya tak perlu repot repot memaksa Dominique untuk ikut bersamanya."Dominique, mengertilah. Kembali pulang denganku." Haiden mengiba penuh harap menggenggam kedua tangan Dominique.Dominiqu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Hasil Sudah Keluar

    Dominique melirik Haiden yang berdiri di belakang Willy sambil melipat kedua tangannya."Entahlah rasanya aku mau sesuatu, tapi yang tidak membuat perutku mual," sahut Dominique sambil menyandarkan tubuhnya di tempat tidur."Aku pesankan coklat panas, mau?" tawar Willy.Dominique menggeleng."Buatkan aku jus mentimun." Seloroh Dominique tiba tiba membuat Willy menolehkan wajahnya pada Haiden. Dia hanya menaikan kedua pundaknya."Bagaimana aku harus membuatnya?" Willy menoleh kembali pada Dominique setelah dia berfikir keras mengingat sesuatu."Aku tidak tahu, tapi sepertinya harus di campur madu dan lemon," sahut Dominique.Willy menoleh Haiden, "Kau pernah membuatnya? Bagaimana caranya?" Willy terlihat binggung dengan petunjuk singkat Dominique."Aku pesan kan yogurt strawberry saja ya sayang," bujuk Haiden mengalihkan permintaannya.Dominique lagi lagi menggeleng. "Aku mau minum itu!" Dominique bersikeras. Akhirnya kedua lelaki binggung itu dengan petunjuk singkatnya, mereka mencoba

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Penasaran

    Dominique melirik Haiden, dia pun penasaran dengan apa yang di bawa oleh John."Apa itu?" Dominique bersuara lebih dulu memecahkan keheningan dan rasa tegang pada Haiden dan Willy. Willy sudah bergeser sejak Haiden membuka isi amplop tersebut dan mengintip isi laporan di dalamnya. Dia pun sangat penasaran.Haiden masih belum menjawabnya. Tatapan shock terlihat jelas dari pelupuk matanya. Dia sadar ini pasti akan terjadi. Hal yang terburuk dalam fikirannya sekarang menjadi nyata."Ayolah ... apa itu jangan buat aku penasaran?" Dominique akhirnya melangkah maju lebih dulu mengambil selembar kertas dari isi amplop tadi. Membacanya dan saat dia melihat namanya tercantum lalu hasil dari test laboratorium menyatakan bahwa dirinya hamil membuat Dominique terguncang.Kertas yang di pegangnya pun terjatuh. Tubuhnya hampir limbung jika Willy tak segera menangkapnya."Tidak apa-apa sayang ... ada aku! Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya." Willy berusaha menegarkan hati Dominique yang kalang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23

Bab terbaru

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Sebuah Pengampun

    Will menyadari kedatangan istri dan rivalnya. Dia hanya duduk menunggu di samping ruang operasi. Dominique menghampirinya. "Kau berbohong lagi!" cetusnya. Dia masih mode on merajuk. Will menarik tangan istrinya agar duduk disebelah dirinya. Tangan satunya melingkar di pinggang istrinya dan merengkuhnya ke dalam pelukan.Haiden duduk di sebelah istrinya. Hanya bisa menatap setiap perlakuan manis yang diberikan rivalnya. Dia kini sudah tidak pernah cemburu seperti dulu. Mereka berdua, sesama rival sudah sangat mengetahui kondisi masing-masing. Sesekali bertengkar. Namun, bukan pertengkaran yang besar selain berebut lebih dulu siapa yang mendapatkan jatah dari istrinya, selain itu. Mereka tidak pernah bertengkar. Sudah saling mengisi dan memahami. "Maafkan aku, sayang. Kau boleh menghukumku nanti. Aku akan menerima semua hukumannya!" dia mengecup kening istrinya. Mencoba menenangkan kemarahannya. "Iya, aku pastikan akan menghukummu secara berat. Kali ini aku tidak akan melepaskan beg

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Perang Di Siang Hari

    “Jangan sentuh? Kau yakin dengan ucapanmu itu?” goda Willy.“Iya, memangnya aku takut. Aku kan memiliki satu suami lagi, kau pikir, hah!” Dominique tak mau kalah melawan godaan suaminya.“Tidak ada apa-apa sayang, aku memang menginginkannya. Sudah lama sejak kau melahirkan dan mengurus anak-anak kita. Aku kangen!” Willy tetap menutupi hatinya. Mengusap kembali rambut istrinya sambil memandangi wajahnya dengan lembut."Sudah kalau tidak mau bicara, aku akan keluar!" ucap Dominique. Baru saja dia menarik selimutnya akan turun dari ranjang. Entah mereka memang tak mendengarnya atau terlalu fokus saat berbicara. Haiden sudah berdiri dihadapannya sambil melihat kedua tangannya. "Oh, jadi begini cara kalian? Melakukan hal yang enak tanpa mengajakku!" dengusnya kesal. Dominique menarik wajahnya sambil menghela nafas panjang. "Aku sudah selesai, jika kau memang menginginkan bilang saja sendiri!" Willy berjalan turun melenggang tanpa sehelai benang pun masuk ke kamar mandi. "Ah, tidak. Sud

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Bertemu Martha

    Martha masih belum sanggup menatap wajah Will, dia hanya terus tertunduk ketika suaminya berkata seolah ada satu pedang yang langung menancap di dadanya. Will dengan perasaan yang tak bisa dia gambarkan hanya bisa menghela nafasnya. Bingung.“Kau tidak sedang bergurau denganku kan, Pah?” Will masih setengah tak percaya. Tubuhnya bahkan terasa bergetar, masih belum mempercayai semua ucapan ayahnya“Kau bisa bertanya langsung dengannya, apa aku sekarang sedang berbohong padamu atau tidak?” tanpa banyak berkata apapun Baron membalikkan tubuhnya. Jantung Martha benar-benar akan copot di tatap putranya. Meminta penjelasan tentang kehadirannya.“Huh, baiklah, ayo kita masuk, Nyonya. Sepertinya akan banyak hal yang akan kita bicarakan!” kali ini Martha terkejut saat mendengar ucapannya. Datar dan dingin. Berbeda saat pertama kali mereka tak sengaja bertemu.Langkah kakinya mengekori Will masuk ke ruang bacanya. Dia sudah duduk di sofa sambil terus memperhatikan wanita yang bernama Martha

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Penjara Cinta

    “Bersiaplah hari ini kita akan menemuinya!” Baron berkata dengan sangat tegas. Menatap wanita yang duduk dihadapannya. Dia sedang menikmati sarapan paginya.Wanita yang beberapa hari ini telah resmi menjadi istrinya kembali. Dia yang dipaksa olehnya. Martha mau tidak mau menuruti semua kemauan Baron, daripada ada nyawa yang tidak bersalah berkorban untuk dirinya.Martha masih menatap wajah Baron. Bingung dengan ucapannya. Bertanya dalam hati apa yang akan ditemuinya nanti. “Aku hanya memintamu, menemaniku dan menemuinya. Apakah ada masalah? Mengapa kau menatapku seperti itu?” kembali Baron berbicara dengan suara sakrasnya. Membuat Martha tetap diam. Dia tak perduli dengan ucapannya. Dia tahu saat dia mencoba menjawab setiap perkataannya akan timbul hal yang tidak diinginkan.“Baiklah, aku akan bersiap-siap!” ucapnya setengah terpaksa.“Apa kau sebegitu tak sukanya pergi bersamaku?” Baron menaikkan rahangnya dengan kasar menatap Martha yang baru beberapa hari ini resmi menjadi istr

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Ramon Merayu Sophie

    "Jangan mendekat!" Sophie terus bergeser dari ranjangnya, saat Ramon mencoba mendekatinya. Sedangkan, John sibuk dengan dunianya sendiri. Dia seperti mendapatkan mainan baru. Saat pulang kerja dan setelah makan juga mandi hal yang dilakukan pertama kali adalah mengendong anaknya. Dia menjadi bapak siaga saat berada di rumah. "Inikan sudah empat puluh hari lebih, sayang. Masa aku nggak boleh dekat-dekat kamu sih!" Ramon merajuk. Namun, tak menghentikan aktifitasnya saat berusaha menggulingkan pertahanan istrinya. "Cih, kau bersungguh-sungguh? Sebaiknya, kau mencontohnya. Lihat tuh dia sangat akrab dengan, Josh!" cibirnya. Terus menghempaskan tangan Ramon yang berusaha menjamahnya."Cih, kau bersungguh-sungguh? Sebaiknya, kau mencontohnya! Lihat tuh dia sangat akrab dengan, Josh!" cibirnya. Terus menghempaskan tangan Ramon yang berusaha menjamahnya.John hanya meliriknya tanpa mengindahkan semua ucapan yang kelur dari mulut Ramon. Dia bahkan tak perduli dengan cibiran atau umpatan yan

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kepergian Terry

    "Sungguh, aku tidak apa-apa. Jangan bawa aku kesana!" Martha memohon dengan penuh penekanan. Dia tak ingin seorang pun tahu tentang penyakit yang sedang dideritanya. Baron tak mengindahkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya. Dia tahu wanita itu sedang membohonginya. Dia melemparkan tubuh yang tidak muda lagi itu dengan kasar ke kursi penumpang. Setelah penyeretan yang dramatis. Tanpa memperdulikan orang-orang yang menatap mereka. Seperti seorang istri yang sedang kepergok suaminya berselingkuh. "Jangan membantah lagi, jika kau terus terusan menolakku, jangan salahkan jika senjata ini akan langsung bersarang ke perutmu!" ancamnya. Kini Baron sedang tidak bermain-main. Dia menodongkan senjata tepat disamping perutnya. Martha sudah kehilangan akal menghadapi lelaki yang sudah berumur itu. Yang memiliki sikap dan temperamen seperti anak remaja. Merajuk kalau keinginannya tak dituruti. Dia tak bersuara. Pasrah. Hingga Baron memasukkan senjatanya kembali ke jasnya. Dia bertanya

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Kau Tidak Berhak

    Baron masih saja mondar mandir di kamarnya. Menunggu wanita itu benar-benar bisa menenangkan hati, agar mereka bisa kembali pembicaraannya. Sebenarnya bukan berbicara, tapi Baron masih ingin meneruskan rasa penasarannya. Martha menghela nafasnya. Isak tangis terakhirnya sebelum dia benar-benar berhenti.“Apa kita sudah bisa berbicara sekarang?” dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Daripada dia menemani wanita yang sedang menangis. Dia lebih baik memukuli seluruh pengawalnya hingga babak belur.‘Huh, apa kata dunia, jika ada orang yang tahu aku mendengarkan seorang wanita menangis!’Baron meraup wajahnya dengan kasar. Sungguh dia pun tak menyangka bisa menemani wanita itu merajuk. Menangis terseduk selama satu jam.Martha menganggukkan kepalanya. Memberikan tanda, dia siap menerima introgasi dari laki-laki dihadapannya itu.“Jadi, penjelasan apa yang ingin kau berikan padaku?” Baron masih menatapnya tajam.‘Huh, dari dulu dia memang tak pernah mau mengalah. Padahal dia yang salah.

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Keluar Rumah Sakit

    ‘Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia bisa menjadi seperti ini? Apa sungguh aku telah salah mengira dirinya?’Pikiran Baron bergemuruh. Hatinya tiba-tiba saja menjadi tak menentu. Dia bahkan tak tega melihat wanita itu berbaring lemah tak berdaya. Bagaimanapun, dia pernah menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam hidupnya.Dia berjalan perlahan menghampiri ranjangnya. Duduk tanpa bersuara, menatap wanita itu yang terlihat tidur dengan nyaman oleh obat yang habis dia minum. Rasa lelah yang dia rasakan seakan menghilang. Padahal tadi dia berencana akan pulang ke hotelnya untuk beristirahat.‘Ah, hotel!’ Baron keluar dari kamar wanita itu. Mencari keberadaan Markus yang tengah memberikan perintah kepada anak buahnya untuk membersihkan kekacauan yang baru saja mereka buat.“Carikan selimut yang tebal untukku dan segera bawakan untukku!” setengah tak percaya Markus mendengar permintaan Tuannya. Dia sedikit menaikan kedua alisnya saat mendengar tuannya berkata seperti itu.“Cepat!

  • Penjara Cinta Tuan Billionare    Pertemuan Tak Terduga

    Baron memicingkan matanya di kursi penumpang. Matanya ke luar jendela mobilnya. Menatap mantap orang yang dia kenali. 'Aku yakin dia.' Baron tak melepaskan tatapannya sedikitpun. Dia melihat orang itu tengah memegangi dadanya saat berjalan. Sesekali kakinya berhenti dan tangannya menempel pada tembok jalanan. Beberapa detik kemudian dia melihat orang itu ditabrak seseorang hingga membuatnya tersungkur di jalanan. 'Cih, apa dia benar-benar orang itu? Aku rasa mataku salah lihat lagi.' hatinya berkata demikian. Namun, dia menyuruh Markus menghentikan mobilnya. Rasa penasaran dan dia sangat ingin membuktikan sesuatu membuat tekadnya bulat.Menghampiri orang itu yang tengah berusaha bangkit dari orang yang sudah menabraknya tadi. "Ck, ck, ck, apa sungguh kau masih seorang Nona dari keluarga Belvina?" Orang tadi melirik kearah suara. Melihat Baron sudah tepat dihadapannya menaikan rahangnya dengan kasar.Orang tadi berusaha menutupi getaran dalam tubuhnya. Menatap datar wajah orang yan

DMCA.com Protection Status