Home / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Patung Keramat – 8

Share

Patung Keramat – 8

Author: KSATRIA PENGEMBARA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

HAMPIR tanpa suara dan tidak terlihat oleh kura-kura coklat, Dewi Awan Putih menyusup di balik kelebatan semak belukar dan pohon-pohon berduri hingga akhirnya dia sampai ke mulut goa. Di mulut goa Dewi ini hentikan langkahnya. Sesaat hatinya meragu, apakah akan terus masuk ke dalam goa atau bagaimana. Jangan-jangan gadis bernama Ruhjelita berada di dalam goa. Dia tidak suka pada Ruhjelita dan dia yakin Ruhjelitapun benci sekali padanya. Semua ini berpangkal pada perasaan mereka yang sama-sama ingin menyayangi Bintang. Perselisihan mereka sampai pada saling pukul memukul.

Tiba-tiba Dewi Awan Putih dikejutkan oleh suara perempuan menangis keluar dari dalam goa. Dia memasang telinga. Sulit untuk mengenali suara tangisan siapa itu adanya. Dengan dada berdebar akhirnya Dewi Awan Putih bergerak masuk ke dalam goa. Tepat di pertengahan goa, langkah Dewi Awan Putih tertahan. Sepasang kakinya laksana dipantek. Sekujur badannya menjadi panas bergeletar. Dua matanya membeliak. Apa yang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 9

    “Ruhjelita, gadis cantik genit perayu lelaki itu! Apa yang kau saksikan Hai kerabatku? Mengapa dia, sedang apa dia?” Pertanyaan Bunda Dewi datang beruntun.Tenggorokan Dewi Awan Putih turun naik dan suaranya bergetar ketika dia berucap, “Gadis itu... Tanpa pakaian... Dia berdua dengan...” Tangis Dewi Awan Putih kembali tersembur.Setelah tangisnya mereda baru Bunda Dewi bertanya. “Kau melihat Ruhjelita. Berdua dengan siapa Hai kerabatku?”Karena memang hanya akan membuat sesak dadanya menahan-nahan cerita, maka Dewi Awan Putih lalu menuturkan apa yang dilihatnya di dalam goa beberapa waktu lalu. Sepasang mata Bunda Dewi jadi terbelalak, wajahnya sebentar memutih pucat sebentar bersemu merah mendengar apa yang dituturkan Dewi Awan Putih. Dia memandang lekat-lekat pada Dewi Awan Putih yang memandang kepadanya dengan sepasang mata berurai air mata.“Hai Bunda Dewi...” kata Dewi Awan Putih tersengguk-sengguk. &l

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 10

    Dewi Awan Putih tercekat mendengar kata-kata Bunda Dewi itu. Wajahnya kembali pucat tidak berdarah. “Bunda Dewi...” ucapnya tersendat. “Mungkinkah... Mungkinkah aku bisa melupakan pemuda itu? Kasih sayang, cinta tulusku terhadapnya telah terpendam di lubuk hati, menjadi satu dalam aliran darahku. Berada dalam setiap tarikan nafasku. Ke mana mataku memandang, wajahnya yang terlihat. Hai...”Bunda Dewi tersenyum. “Dengar baik-baik Hai Dewi Awan Putih. Kita para Dewi tidak mengenal dan tidak boleh mengenal kasih sayang atau cinta tulus terhadap makhluk di bumi. Terhadap manusia di Negeri Jin saja hal itu sudah merupakan satu pantangan besar yang jika dilanggar sangat mengerikan akibatnya. Apalagi pemuda itu konon datang dari negeri manusia. Satu negeri yang tidak kita kenal. Ingat ketika pertama kali dia dan kawan-kawannya muncul di sini? Sosok mereka tidak lebih besar dari jari kaki kita...!”Dewi Awan Putih, Dewi yang memiliki sepasan

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 11

    “Menodaimu... Maksudmu, maaf... Maksudmu mereka mengancam hendak memperkosamu?”Ruhjelita beliakkan matanya ke arah Bintang tapi kemudian anggukkan kepalanya lalu palingkan wajah yang bersemu merah ke arah lain.“Ruhjelita, bagaimana mungkin... Bagaimana mungkin mereka melakukan hal itu padamu? Bagaimana bisa perempuan dengan perempuan... Memangnya mereka memakai apa...?”“Pertanyaan gila!” teriak Ruhjelita kembali marah. “Mereka menanggalkan pakaianku secara paksa! Mereka menggerayangi seluruh tubuhku! Bukan cuma meraba! Mereka melakukan perbuatan mesum itu! Menodaiku bergantian!” Ruhjelita tekapkan dua tangannya ke wajahnya lalu menangis terisak-isak.Bintang terdiam melongo, pandangi Ruhjelita sambil geleng-geleng kepala. “Ruhjelita... Kalaupun mereka menodaimu, kurasa saat ini kau masih tetap perawan. Maksudku kau tidak sampai kehilangan kegadisanmu!”Plaaakkk!Tamparan Ruhjelit

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 12

    LEMBAH Seribu Kabut. Saking marahnya Maithatarun hantamkan kaki batunya hingga sebatang pohon besar patah dan tumbang menggemuruh. Di atas batu Jin Terjungkir Langit mendesah berulang kali sambil menjambak-jambak rambutnya yang putih terjulai.“Tololnya diriku! Bagaimana mungkin aku berlaku ayal dan lengah! Hingga benda yang sangat berharga itu sampai dirampas dan dilarikan orang. Hai, titipan amanat orang aku sia-siakan. Bagaimana aku harus mempertanggungjawabkan!” Maithatarun alias Jin Kaki Batu menatap orang tua yang tegak kaki ke atas kepala ke bawah di atas batu. “Jin Terjungkir Langit, aku mohon maaf atas kelalaianku ini. Aku bersumpah akan mencari si pencuri dan dapatkan kembali Sendok Pemasung Nasib itu.”“Aku memang ikut menyesali kejadian ini...” kata Jin Terjungkir Langit alias Pasedayu. “Tapi mau dibilang apa. Mungkin ini sudah takdir para Dewa bahwa hidupku seumur-umur akan sengsara seperti ini.” Jin Terjungk

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 13

    TAK lama setelah Maithatarun meninggalkan Lembah Seribu Kabut, satu batu besar tampak bergerak lalu terguling ke kiri. Dari sebuah lobang di bagian bawah batu itu muncul sosok tubuh Jin Terjungkir Langit, kotor coreng-moreng oleh tanah liat basah. Ketika kejadian gelombang api melesat dari langit orang tua ini bukan saja sudah tahu apa yang bakal terjadi, tetapi juga mengetahui siapa yang punya pekerjaan. Secepat kilat dia melompat lalu menyelinap masuk ke dalam lobang di bawah batu besar itu. Lobang tersebut memang sengaja dibuatnya untuk berlindung dari segala macam bahaya yang tidak diinginkan. Jin Terjungkir Langit selamat dari sambaran api karena setelah mendapat ilmu yang ditimbanya dari kekuatan alam tubuhnya menjadi sangat enteng seperti kabut dan dia mampu bergerak luar biasa cepatnya.Dari tempatnya berdiri kaki ke atas tangan ke bawah Jin Terjungkir Langit memandang ke langit. Mulutnya komat-kamit, pelipisnya menggembung. Matanya yang kelabu menyorotkan hawa amarah

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 14

    SOSOK yang melangkah ke hadapan Jin Terjungkir Langit itu bukan lain adalah Pamanyala, makhluk yang telah dicabut kewenangannya sebagai Wakil atau Utusan Para Dewa di Negeri Jin. Keadaannya tidak berbeda seperti terakhir kali muncul. Tubuhnya masih dikobari api mulai dari kepala sampai ke kaki. Sisi kanan badannya hanya merupakan satu lobang menggeroak besar mengerikan. Ini akibat hantaman yang dilancarkan Pasedayu alias Jin Terjungkir Langit sewaktu dulu terjadi perkelahian hebat antara mereka. Saat itu Pasedayu masih memiliki kesaktian Jimat Hati Dewa yang dirampasnya dari Patumpangan lalu ditelannya.Walau bentrokan kekuatan hawa sakti tadi membuat Pamanyala menderita sakit cukup parah namun begitu sampai di hadapan Jin Terjungkir Langit dia menyeringai dan semburkan tawa mengekeh.“Tidak kira tua bangka yang sudah dikuras seluruh ilmu kesaktiannya ternyata masih membekal ilmu. Tapi sayang cuma ilmu kepengan hingga tidak ada gunanya, tidak ada yang menaruh ras

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 15

    Dalam keadaan seperti itu pukulan-pukulan Jin Lumpur Hijau mulai pula bersarang di punggung, perut atau dadanya. Sekujur tubuhnya babak belur. Darah mengucur dari hidung dan mulutnya. Dua tulang iganya malah sudah patah! Kalau dia tidak bisa keluar dari lingkaran api, paling lama orang tua ini hanya bisa bertahan tiga jurus di muka! Tubuhnya akan lumat dihantam pukulan serta tendangan Jin Lumpur Hijau lalu hangus gosong dipanggang kobaran api Pamanyala!Sebelum ajal berpantang mati. Begitu kata ujar-ujar. Dalam keadaan siap meregang nyawa karena Jin Terjungkir Langit tidak mungkin tertolong lagi, tiba-tiba terjadi satu keanehan. Langit di atas lembah seolah redup padahal tidak ada mendung tidak ada hamparan kabut. Lalu udara mendadak berubah menjadi dingin. Makin lama hawa dingin ini semakin menggila hingga dua kakek yang mengeroyok Jin Terjungkir Langit mulai menggigil kedinginan.“Gila! Apa yang terjadi! Api di sekujur tubuhku meredup padam. Aku merasa dingin l

  • Penguasa Negeri Jin   Patung Keramat – 16

    “Bayu sialan! Ayo buka mulutmu lebar-lebar. Bicara lagi biar aku guyur dengan air kencing!”“Hik... hik... hik! Kalau mau mengencingi jangan aku! Dia saja!” kata Bayu. Lalu Bayu dorong sosok Arya ke balik semak belukar. Tepat pada saat itu Bintang memang tidak dapat lagi menahan diri. Air kencingnya mengucur dan jatuh muncrat di muka Arya. Memercik di kedua matanya yang jereng bahkan ada yang sempat masuk ke dalam mulutnya.“Hueekkk!” Arya memaki habis-habisan lalu meludah muntah-muntah!Bintang cepat-cepat rapikan celananya ketika dilihatnya ada orang mendatangi. Ternyata orang tua yang berjalan dengan mempergunakan dua tangannya itu.“Orang muda, aku tidak tahu mengapa kau barusan menolongku. Hai! Aku mengucapkan terima kasih kau telah menyelamatkan nyawaku...” Jin Terjungkir Langit sibakkan rambut putihnya. Matanya yang kelabu dikedip-kedipkannya pada Bintang. Mulutnya menyunggingkan senyum dan dua

Latest chapter

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status