Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / Lonceng Kematian - 11

Share

Lonceng Kematian - 11

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Sebelum kalian berdua bicara, aku perlu bicara denganmu lebih dulu, Ruhjelita," kata Maithatarun.

Sementara itu Ruhsantini yang semula hendak beristirahat membaringkan badan telah berada di tempat itu, terbangun oleh suara menguik dan deru sosok Paecoklat, kura-kura raksasa tunggangan Ruhjelita.

Dia segera bangkit berdiri mendatangi. Begitu melihat Ruhjelita, Ruhsantini ingin sekali menemui dan merangkul gadis itu. Sewaktu dulu Patandai alias Jin Bara Neraka hendak membunuhnya di kawah Gunung Patinggimeru, Ruhjelitalah yang menyelamatkannya walau bayi yang ada dalam dukungannya akhirnya yang kena celaka. Dia berhutang budi dan nyawa pada gadis berpakaian Jingga itu. Namun ketika mendengar percakapan Maithatarun dengan Ruhjelita, Ruhsantini batalkan niatnya menemui gadis itu. Dadanya berdebar dan rasa cemburu membuat parasnya serta merta menjadi merah. Berat dugaannya antara Maithatarun dan Ruhjelita ada hubungan yang agaknya bukan cuma hubungan biasa.

"Hai Mait

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 12

    "Ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu. Tapi tidak tepat waktunya kalau dibicarakan sekarang”Ruhjelita jadi lega. ”Pemuda ini jauh lebih punya perasaan dibanding dengan lelaki berkaki batu bernama Maithatarun itu," kata si gadis dalam hati."Tongkat biru itu," Bintang berkata seraya menunjuk ke sebuah tongkat batu yang memancarkan warna biru redup dan terselip di pinggang Ruhjelita. ”Setahuku kau tidak pernah membawa tongkat atau memiliki senjata seperti itu. Kalau aku boleh bertanya, sejak kapan kau memiliki benda itu. Apa memang itu milikmu?"Pertanyaan Bintang membuat terkejut dua orang. Yang pertama tentu saja Ruhjelita sendiri dan yang kedua adalah Maithatarun. Jin Kaki Batu segera berbisik pada Bintang."Hai, kalau kau tidak menyebut aku sampai tidak memperhatikan tongkat itu. Ingat ceritaku sebelumnya tentang seorang tokoh sakti berjuluk Si Tongkat Biru Pengukur Bumi? Yang lenyap tanpa diketahui ke mana perginya?"

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 13

    Bintang angkat tangan kirinya lalu menjawab. ”Aku datang membawa dua teman. Mereka ingin mencoba kepandaian menjajal kehebatan Lonceng Kematianmu! Apa kau berani menerima tantangan?!"Kakek di atas rumah lonceng menatap tajam pada Maithatarun yang berkaki batu dan Ruhsantini. Dalam hati dia menggeram. ”Jahanam berambut kuda itu! Dia benar-benar membuat kesulitan besar padaku! Si kaki batu itu mungkin saja dia menyembunyikan benda yang aku cari di salah satu kakinya. Tapi aku tahu betul kehebatan batu yang dijuluki Bola Bola Neraka itu. Apa aku sanggup menghancurkannya? Lalu perempuan berpakaian serba merah itu. Dia pantas jadi temanku bersenang-senang. Tapi kini malah bisa menimbulkan bahaya bagiku!"Walau hatinya merasa tidak enak namun kakek. kepala teleng umbar tawa bergelak. ”Hai kalian berlima dengar ucapanku baik-baik! Pagi ini aku masih merasa segar dan berhati senang. Tapi dalam sekejap pikiranku bisa berubah. Sebelum pikiranku berubah aku per

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 14

    Ketika Pateleng berpaling ke arah Ruhsantini, perempuan cantik ini lemparkan senyum manis lalu berkata dengan suara merdu. ”Hai kakek gagah pemilik Lonceng Kematian. Bukankah kau minta aku menemanimu? Bukankah temanku itu menjanjikan diriku untukmu jika kau menerima tantangan si kaki batu itu? Sekarang aku adalah milikmu..”Selagi si kakek teleng kelihatan seperti terkesiap, Ruhsantini cabut bendera kuning di atas atap lalu serahkan pada si kakek. Mau tak mau Pateleng terima bendera itu namun dalam hati dia membatin. ”Orang-orang ini. Agaknya mereka merencanakan sesuatu. Gila! Mungkin aku sudah terperangkap dalam jebakan mereka! Jahanam betul! Untung sampai saat ini mereka masih belum tahu siapa diriku sebenarnya. Awas kalian! Yang empat orang itu akan kuhabisi sebentar lagi!""Kakek gagah, apakah kita bisa mulai?" bertanya Ruhsantini dengan suara merdu serta layangkan senyum."Ya... ya! Kita segera mulai!" jawab Pateleng. Lalu dia berpaling pa

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 15

    "Clak... elak... elak!"Dari pinggiran roda kereta mendadak mencuat sinar putih menyilaukan, menyambar wajah Maithatarun, membutakan pemandangannya. Luar biasanya cuatan sinar menyilaukan itu juga menyambar ke arah mata semua orang yang ada di atas atap. Sebelum sinar menyilaukan itu sempat membutakan pemandangan mereka keempat orang di atas atap telah lebih dulu bergerak."Celaka! Aku tidak bisa mengangkat dua kakiku!" teriak Maithatarun.Lalu "traannggg!" Kaki batunya sebelah kiri dihantam benda keras tajam berkilat hingga terbelah dua. Pateleng buka mulutnya lebar-lebar lalu semburkan asap merah ke arah Bintang dan kawan-kawannya. Tangan kanannya ikut bergerak menghantam. Selarik sinar hijau menderu ke arah tiga sasaran yakni, Bintang, Bayu dan Arya. Inilah ilmu kesaktian yang disebut Jin Hijau Penjungkir Roh. Siapa saja yang terkena akan menemui ajal dengan tubuh hijau meleleh seperti lumpur!Walau semua itu terjadi dengan cepat namun Bintang sempat m

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 16

    "Cerdik dan keji!" ujar Bintang sambil geleng-geleng kepala. ”Yang aku belum mengerti mengapa Jin Muka Seribu melakukan kegilaan itu! Apa sebenarnya yang dicari bangsat kepala dua itu? Senjata sakti mandraguna...?" Sambil geleng-geleng kepala Bintang ambil satu kepingan baja putih dari reruntuhan roda lonceng lalu melangkah mendapatkan Maithatarun untuk memperlihatkan lempengan benda maut itu.Namun langkah sang pendekar terhenti ketika tiba-tiba seorang kakek berpakaian ungu gelap penuh debu. Entah dari mana munculnya tahu-tahu sudah berada di tengah lapangan. Melangkah perlahan mendekati Maithatarun yang masih terduduk di tanah, didampingi Bayu, Ruhsantini dan Arya.Kakek tak dikenal itu berhenti di hadapan Maithatarun, sesaat menatap wajah Jin Kaki Batu itu lalu setelah melirik pada sepasang kaki batu Maithatarun dia berkata."Puluhan hari aku habisi untuk melakukan perjalanan ini. Ternyata tidak sia-sia. Hai, apakah kau orang yang bernama Maithatarun,

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 17

    PAHAMBALANG lari laksana dikejar setan. Walau sekujur tubuhnya telah mandi keringat dan tenaganya hampir terkuras namun dia lari terus. Dalam dukungannya terbujur sosok Ruhmintari yang telah jadi mayat, mulai kaku dan dingin. Walau telah berkurang namun masih ada darah yang mengucur dari luka besar di perut perempuan malang ini.Di satu kawasan bebukitan berbatu-batu, Pahambalang mulai terhuyung. Nafasnya menyengat panas di tenggorokan dan dadanya menggemuruh sesak. Dalam keadaan seperti itu dia masih juga terus berlari. Puncak bukit! Dia berusaha mencapai puncak bukit batu itu! Tapi ketika satu tonjolan batu menyandung kaki kirinya, tak ampun lagi Pahambalang terguling jatuh. Dengan sosok istrinya masih dalam dukungan, lelaki ini menggelinding belasan tombak ke bawah bukit lalu terhampar di samping sebuah batu besar.Pahambalang mengerang pendek lalu bangkit dan duduk. Mayat istrinya diletakkan di pangkuan. Dia memandang berkeliling. "Ruhmintari istriku! Di mana aku j

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 18

    PULUHAN tahun berlalu setelah peristiwa Pahambalang dan terjadinya kegegeran di Negeri Atas Langit. Di tikungan sungai yang penuh dengan semak belukar, hampir tersamar mendekam seorang berpakaian serba hitam. Wajahnya dilumuri lumpur dan diberi jelaga hitam. Dari keseluruhan mukanya hanya bagian sekitar sepasang bola matanya saja yang masih kelihatan putih. Orang ini tidak putus-putusnya memandang ke arah rimba belantara di depannya."Seharian lebih aku berada di sini. Kakek itu masih belum kelihatan. Kalau aku menyelidik ke dalam hutan mungkin aku akan menemuinya. Tapi berarti gadis yang kuperkirakan akan lewat di tempat ini tidak dapat kutemui. Dua orang itu sama-sama pentingnya. Aku harus mengambil keputusan”Di dalam hutan suara kicau burung tiba-tiba berhenti dan lenyap. Orang di balik semak belukar memasang telinga dan kembali menatap tajam ke arah depan. Dia berusaha tenang namun tak dapat menahan debar dada- nya ketika di depan sana dia melihat satu bayan

  • Penguasa Negeri Jin   Lonceng Kematian - 19

    "Jin Muka Seribu bukan muridku, aku bukan guru Jin Muka Seribu. Tidak pernah aku mengajarkan secuil ilmupun padanya. Bagaimana hal itu tersebar diluaran setelah kuselidiki ternyata adalah ulah perbuatan Jin Muka Seribu sendiri. Dia sengaja menebar kabar dengan maksud tujuan tertentu”."Hai, terima kasih kau telah mau memberi keterangan. Jika kelak aku bertemu dengan Jin Muka Seribu, aku tak akan bersikap ragu dan tak ada ganjalan bagiku untuk menghadapinya”"Orang muka hitam, dari penampilan dan tutur bicaramu aku melihat ada satu ganjalan hidup yang penuh teka-teki dalam dirimu. Jika kau tidak bisa memecahkannya kau mungkin akan mengakhiri hayat dalam keadaan kecewa penasaran”"Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab, penglihatanmu, sungguh tajam, perasaanmu sangat dalam. Aku berterima kasih. Apakah kau mungkin memberikan satu petunjuk yang harus kulakukan?"Kakek yang otaknya berada di luar batok kepala itu merenung sejenak. Lalu dia berkata. "S

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status