Share

Hati Yang Terlarang - 13

BUNDA DEWI sejak tadi diam-diam memperhatikan tingkah laku Dewi Awan Putih. Sambil tersenyum akhirnya dia menegur. “Hai Dewi Awan Putih, Dewi tercantik dari segala Dewi. Lain sekali kulihat tingkah lakumu hari ini...”

“Hai Bunda Dewi, lain bagaimana maksudmu?” tanya Dewi Awan Putih sementara matanya terus saja menatap ke dalam cermin di dinding batu, memperhatikan wajahnya sambil sesekali mengusap pipi kiri dan kanan.

“Sejak pagi kau bangun, kau telah pergi ke telaga. Mandi sambil menyongsong terbitnya sang surya. Dalam telaga kau bernyanyi ceria sambil menggosok tubuhmu dengan bunga Sri Melati. Bunga langka yang hanya dipergunakan para gadis yang hendak melangsungkan perkawinan...”

Dewi Awan Putih tertawa panjang. “Lucu kedengarannya ucapanmu Hai Bunda Dewi. Apa kau menduga aku ini hendak pergi kawin? Hik... hik... hik. Kawin dengan siapa, Hai Bunda Dewi?”

“Aku tidak mengatakan kau akan kawin Hai Dewi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status