Share

199. Murid Bonyok, Guru Datang!

Pemuda berjaket hitam berdiri di tempat, sambil matanya menelusuri seluruh sisi ruangan di hadapannya. Ruangan berbentuk lingkaran dengan dinding berisikan ukiran-ukiran unik yang indah. Di tengah-tengah lantainya ada altar melingkar, sajak yang terukir di sana tidak kalah indahnya, sekaligus rumit.

"Ada apa?" ucap Zimo yang berhenti di sampingnya. Akara lalu menjawabnya sambil berjalan.

"Ntahlah, hanya saja nampak familiar." Ia berhenti di tengah-tengah altar, teringat kembali masa kecilnya saat berlatih bersama mama Lia. Ia tersenyum, namun alisnya semakin turun dengan mata yang memerah dan sembab. Setelah kesedihan karena teringat dengan gadis-gadis cantik itu, ia juga sangat merindukan orang tuanya.

Zimo menyadari hal itu dan menepuk pundaknya dengan pelan dan berkata. "Aku mengerti, namun malapetaka itu tidak hanya mempengaruhi hidupmu, namun juga seluruh dunia ini."

"Apa maksudmu? Kenapa berkata akan malapetaka?" ucap Akara sambil ujung j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status