Share

Setuju menikah

Author: Dianning
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Melihat reaksi terkejut dan wajah yang berubah pias dari sang putri satu-satunya, membuat Mila langsung melangkah ke depan untuk menghampiri anak tunggalnya tersebut. Sebagai seorang Ibu, tentu saja Mila sangat mengerti perasaan dari putrinya yang terlihat shock karena langsung diberitahu mengenai perjodohan itu saat baru pulang dari pondok pesantren.

   Mila menatap ke arah calon besannya untuk memohon ijin berbicara dari hati ke hati dengan putrinya. "Suamiku, aku akan berbicara dengan Aisyah sebentar, untuk berbicara empat mata dengannya. Kamu dan besan bisa kembali berbincang saja di ruang tamu!"

   "Ayo putriku, Umi ingin berbicara padamu sebentar. Akan tetapi, kamu sapa dulu teman Abi ini!" 

   Setelah berhasil menenangkan perasaannya, Aisyah menganggukkan kepalanya dan langsung mengungkapkan permohonan maafnya pada pasangan yang istri yang berada di depannya tersebut.

   "Mohon maafkan saya Om, Tante. Selamat datang di rumah dan semoga betah berada di rumah ini. Kalau begitu, saya mohon pamit dulu untuk pergi ke dalam," ucap Aisyah yang sudah mencium punggung tangan dari orang tua yang diketahuinya akan menjadi mertuanya.

   "Terima kasih Nak, pergilah! Umimu akan menjelaskan semuanya padamu. Papa dan Mama sangat menantikan kabar baik darimu Aisyah," ucap Ryan Atmadja dan dibalas dengan senyuman oleh sang istri yang berada di sebelahnya.

   Aisyah lagi-lagi menganggukkan kepalanya dan menyunggingkan senyumannya. "Insyaallah Om, Tante." 

   Kemudian kakinya melangkah masuk ke dalam rumah setelah membungkuk hormat pada Abinya dan juga pasangan suami istri yang terlihat berpakaian sangat rapi dan terlihat jelas semua yang dipakainya adalah barang-barang mahal yang jelas-jelas menunjukkan bukan orang sembarangan dan merupakan kalangan atas yang sangat berbeda jauh dengan keluarganya yang sangat sederhana.

   Aisyah hanya menurut saja saat Uminya merangkulnya dan membawanya masuk ke dalam rumah. Bisa dilihatnya suasana rumahnya yang terlihat sangat rapi dan bersih, meskipun semua furniture yang melengkapi ruangan tersebut sudah cukup tua. Karena merupakan peninggalan dari sang Kakek.

   Keluarganya memang tidak pernah mengejar harta duniawi, karena ajaran dari sang Kakek yang selalu mengajarkan untuk lebih mengutamakan kehidupan di akhirat daripada kehidupan di dunia yang hanya bersifat sementara. Kalau menurut orang tua jaman dulu, hidup di dunia ibarat kita hanya mampir untuk minum sebentar.

   Dan itulah yang menjadi pedoman dari keluarga Aisyah yang selalu mengutamakan kebahagiaan di akhirat kelak, daripada kebahagiaan di dunia yang hanya bersifat semu semata. Karena itulah, orang tuanya mengirimnya ke sebuah pondok pesantren untuk membekali diri ilmu agama yang mumpuni sebagai bekal di akhirat kelak.

   Aisyah dan Uminya kini sudah berada di dalam sebuah kamar berukuran tiga meter. Dan pemandangan di dalam kamar yang merupakan kamar Aisyah itu ada sebuah ranjang berukuran sedang di sebelah sudut kiri. Sedangkan di sisi kanan, ada sebuah meja belajar dan rak yang dipenuhi oleh banyaknya buku-buku agama serta banyaknya kitab yang memenuhi rak tersebut.

   "Ayo kita duduk di sini putriku!" ucap Mila yang sudah menggenggam erat tangan putrinya dan mengajaknya untuk duduk di atas ranjang.

   "Iya Umi, insyaallah aku sudah siap mendengarkan cerita mengenai perjodohan yang selama ini aku tidak ketahui," jawab Aisyah dengan tatapan teduhnya pada wanita yang memakai pakaian syar'i berwarna hitam yang menurutnya adalah wanita paling cantik sedunia. 

   Mila mengusap lembut punggung tangan putrinya seraya menatap lembut penuh kasih sayang pada putrinya yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang sopan dalam bertutur kata dan bersikap lemah lembut yang selalu sopan pada orang yang lebih tua.

   "Sebenarnya Abi dan Umi dulu mempunyai sebuah janji dengan keluarga Atmadja, dan itu bermula saat Umi tidak kunjung hamil setelah bertahun-tahun menikah dengan Abimu. Dan karena Abimu berteman sangat baik dengan tuan Atmadja, jadi Abimu bercerita padanya."

   "Karena merasa kasihan dengan kami, Tuan Atmadja mulai membawa Umi untuk mengikuti program kehamilan dengan dokter terbaik di Jakarta. Bahkan selama kami berada di Jakarta, semua kebutuhan kami ditanggung oleh keluarga Atmadja. Karena memang rahim Umi yang memiliki kelainan dan tidak bisa dengan mudah hamil, dokter menyarankan untuk program bayi tabung."

   "Awalnya Umi menolaknya, karena biaya untuk bayi tabung sangat besar. Namun, Tuan Atmadja adalah orang yang sangat baik. Karena dialah yang memaksa untuk Umi mengikuti program bayi tabung dengan semua biaya akan ditanggungnya."

   "Karena itulah Umi bisa memiliki putri secantik bidadari sepertimu Aisyah. Dan saat kelahiranmu, Abi telah berjanji pada Tuan Atmadja akan menikahkanmu dengan putranya sebagai ungkapan rasa syukur kami. dan juga semakin mempererat hubungan silaturahmi yang sudah terjalin lama ini sebagai sebuah ikatan keluarga."

   "Dan hari ini tepat saat kamu pulang dari pondok pesantren, mereka datang untuk meminangmu, putriku. Ini memang terlalu cepat untukmu, tapi kamu sudah cukup umur untuk menikah. Lagipula menikah juga merupakan sebuah ibadah, Putriku. Jadi, pesan Umi adalah, jangan menganggap pernikahan ini adalah sebuah beban. Akan tetapi, anggap ini adalah sebuah ibadah untukmu menjalankan salah satu perintah Allah SWT."

  Selama mendengarkan penjelasan dari wanita yang sangat disayanginya itu, Aisyah tidak berhenti memanjatkan puji syukur pada sang penciptanya. Karena dirinya bisa berkumpul kembali bersama dengan orang tuanya. Namun, setelah mendengar penjelasan mengenai asal muasal dirinya lahir ke dunia atas dasar kebaikan dari keluarga Atmadja, membuatnya langsung memutuskan untuk menyetujui rencana pernikahan itu.

   "Aisyah setuju untuk menikah dengan putra dari Tuan Atmadja, Umi. Meskipun sebenarnya Aisyah sangat berharap bisa menjalani bulan Ramadhan beberapa hari lagi bersama Abi dan Umi, tapi jika ini memang rencana dari Allah SWT untuk Aisyah, aku akan sangat ikhlas menjalaninya, Umi."

   Sejujurnya, jauh di dalam hati Mila sangat terluka melihat kenyataan bahwa putrinya akan menikah secepat itu dengan seorang laki-laki yang sama sekali tidak mempunyai sifat baik. Karena Ryan Atmadja sudah jujur pada mereka tentang sifat buruk dari putranya. Dan berharap Aisyah mampu merubah tuan muda arogan yang tumbuh dengan semua kemewahan itu bisa berubah menjadi seorang suami yang baik.

   Mila menatap lekat ke arah putrinya yang menurutnya terlihat sangat bercahaya karena selalu tersentuh air wudhu yang selalu mensucikan jiwa putrinya. Kemudian ia dengan ragu-ragu mengungkapkan kebahagiaan yang mungkin akan membuat putrinya kembali merasa shock.

   "Alhamdulillah kamu sudah setuju untuk menikah, putriku."

   "Iya Umi, aku menyetujui pinangan ini. Akan tetapi, tidak dalam waktu dekat ini kan pernikahannya? Bukankah semuanya butuh persiapan?" 

    "Semua persiapannya sudah diatur oleh keluarga Atmadja, Putriku. Rencananya besok kalian akan dinikahkan hanya dengan akad nikah saja di sini. Sedangkan untuk resepsi pernikahan akan dilakukan di Jakarta," jawab Mila pada putrinya.

    Dengan raut wajah yang kembali sangat terkejut, ekspresi dari Aisyah benar-benar membuatnya kembali pucat.

 "Astaghfirullah ... besok Umi? Kenapa semuanya bisa mendadak seperti ini dan terkesan terburu-buru? Ada apa sebenarnya ini?" 

   "Karena Tuan Atmadja ingin putranya yang sudah diluar batas itu segera berubah setelah menikah," jawab Mila ragu-ragu.

   "Maksud Umi?" tanya Aisyah dengan perasaannya yang sudah berkecamuk.

   "Aisyah, maafkan kami Nak!"

   "Jangan berbicara seperti itu Umi! Kenapa Umi harus meminta maaf?"

    "Karena calon suamimu adalah seorang laki-laki yang suka mabuk-mabukan dan berganti-ganti wanita," ucap Mila yang sudah berlinang air mata. "Maafkan kami putriku."

   Tentu saja saat ini jantung Aisyah langsung berdetak sangat kencang begitu mendengar kenyataan yang sebenarnya akan dijalaninya. Dirinya langsung berkali-kali beristighfar di dalam hatinya saat mengetahui takdir hidupnya yang buruk.

   'Astaghfirullah ... Astaghfirullah ... ampuni hambamu ini ya Allah, jika hamba suudzon kepada-Mu. Apakah ini adalah cara-Mu untuk mengangkat derajatku ya Allah. Jika benar ini adalah caramu untuk memuliakanku, dengan memberikan sebuah cobaan kepadaku. Aku akan sangat ikhlas menjalaninya.'

   'Meskipun ini seolah langsung menghancurkan harapan dan doaku pada-Mu yang selalu kupanjatkan. Karena doaku setiap malam adalah kelak ingin mendapatkan seorang Imam yang Sholeh dan mencintaiku karena-Mu. Apakah aku salah jika aku menginginkan kehidupanku akan seperti seorang Aisyah istri Kanjeng Nabi Muhammad SAW? Karena namaku pun adalah Aisyah dan pastinya dulu Abi dan Umi juga mempunyai harapan seperti itu, karena nama adalah sebuah doa.' Jerit batin Aisyah.

TBC ...

   

Related chapters

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Hari pernikahan

    Mila menatap ke arah putrinya yang masih terdiam di sebelahnya. Rasa bersalah menggerogoti dirinya, yang seolah ingin mengikis habis hatinya. Karena, seolah dirinya adalah orang tua yang telah mengorbankan hidup anaknya sendiri demi sebuah janji. Tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya menunggu hingga putrinya mengeluarkan suaranya.Suasana hening di kamar putrinya itu, hanya dihiasi dengan suara nafas dari dua wanita berbeda usia itu. Hingga beberapa saat kemudian, suara Aisyah berhasil memecahkan keheningan."Jangan menangis Umi, Aisyah tidak apa-apa. Insyaallah Aisyah akan ikhlas menerima takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT, Umi. Aisyah akan menerima putra dari Tuan Atmadja sebagai suami. Dan Aisyah akan mencoba untuk merubahnya menjadi seorang suami yang baik. Semoga Allah memberikan hidayah kepada calon suami Aisyah, Umi."Mila memeluk erat tubuh putrinya, dengan suaranya yang serak akibat menangi

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Burung di sangkar emas

    Setelah melakukan perdebatan cukup panjang dengan orang tuanya yang awalnya sangat murka mendengar kata-kata tidak sopannya, akhirnya Adyaksa merasa sangat puas setelah mendengar keputusan dari mertuanya yang mengijinkannya untuk membawa wanita yang baru dinikahinya. Tentu saja dengan berat hati, Rendi merestui kepergian putrinya yang memang memiliki sebuah kewajiban untuk mengikuti kemanapun suaminya pergi. Karena Surga seorang istri bukan lagi di bawah telapak kaki ibu, namun ada pada restu suaminya. Sedangkan Aisyah yang sebenarnya merasa tidak rela pergi secepat itu meninggalkan kedua orang tuanya, tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Karena dirinya sangat mengerti akan kewajibannya sebagai seorang istri. Dan dirinya sadar harus menuruti perintah dari pria yang baru saja menikahinya tersebut. Aisyah terlihat sedang berpamitan pada kedua orang tuanya, ia sengaja menahan s

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Menandatangani surat cerai

    Aisyah mengucapkan basmalah dan salam saat melangkahkan kakinya memasuki bangunan megah keluarga Atmadja yang bisa dengan jelas dilihatnya segala bentuk kemewahan yang ada di dalam Mansion yang akan menjadi tempat tinggalnya tersebut.Lantai marmer mengkilat berwarna abu-abu yang dipijaknya itu seolah menunjukkan bahwa lantai itu setiap hari dibersihkan oleh banyaknya pelayan yang telah menjawab salamnya saat berbaris rapi di depannya.Aisyah sibuk mengamati segala furniture yang menghiasi ruang tamu yang bahkan berukuran 10 kali lipat dari ruangan kamarnya. Sofa empuk berwarna merah hati dengan beberapa lemari kaca yang menampilkan banyaknya benda-benda antik di dalamnya, serta ada beberapa guci berukuran cukup besar yang berada di sudut ruangan, menambah kesan glamor di ruangan tamu tersebut.Tentu saja melihat semua kemewahan yang dilihatnya, membuatnya mulai mengerti kenapa pria yang menikahinya itu menuduhnya adalah

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Mempunyai satu keinginan

    Aisyah benar-benar sangat terkejut saat mendapat serangan tiba-tiba dari pria yang sudah dengan sangat kasar menciumnya. Bahkan itu adalah yang pertama kali untuknya. Namun, ia harus merasakannya dengan sangat kasar dari pria yang sudah menikahinya. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan dari suaminya yang menahan tengkuknya dengan cara mendorong dada bidang telanjang itu.Setelah berhasil menghentikan perbuatan dari suaminya, Aisyah langsung mengungkapkan perasaannya yang membuncah. "Jangan lakukan ini padaku, Mas! Mas sedang dikuasai oleh amarah yang berasal dari nafsu syetan. Aku bersedia melayanimu saat kamu benar-benar sudah menerimaku seutuhnya sebagai istrimu. Aku ingin kamu melakukannya saat Mas sudah mencintaiku.""Bukan dengan cara seperti ini, karena Mas sedang dikuasai oleh amarah," ucap Aisyah yang sudah mengambil kerudungnya yang tadi dilepas paksa oleh pria yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Kemu

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Malam pertama yang penuh dengan tangisan

    Dengan wajah penuh kilatan amarah, Adyaksa keluar dari ruangan kamarnya, dan ia pun membanting pintu dengan sangat kasar. Hingga suara dari pintu yang cukup keras, membuat bising Mansion besar itu. Dirinya mulai berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya.Beberapa saat kemudian, ia keluar dari lift dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan gym. Ia sengaja pergi ke sana untuk mengambil stick golf yang akan digunakannya untuk melawan para pengawal yang mungkin akan menghalangi jalannya. Dan seperti yang dipikirkannya, para pengawal yang melihatnya keluar dari pintu utama, berniat untuk menghalangi jalannya.Dengan mata penuh kilatan amarah, Adyaksa menatap tajam para pengawal di Mansion dan mengeluarkan ancamannya. "Jika ada diantara kalian yang mau mati, majulah! Aku bisa meremukkan kepala dan tulang-tulang kalian! Jika kalian masih ingin hidup, menyingkirlah dari hadapanku!"Akhirnya para pria berbadan gempal

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Sebuah awal yang baik

    Adyaksa yang baru saja memejamkan matanya, merasa terganggu dengan suara dering ponselnya yang berbunyi. Dengan mata masih terpejam, ia menyuruh wanita yang berada di sebelahnya untuk mereject panggilan tersebut."Matikan ponselnya! Jangan lupa nonaktifkan ponselku, aku tadi lupa. Dan 1 lagi, ambil bayaranmu dari kantong celanaku dan pergilah! Aku sudah tidak membutuhkanmu!" ucap Adyaksa masih dengan posisi mata yang terpejam.Paula hanya tersenyum kecut saat mendengar kalimat pengusiran dari pria yang sudah dilayaninya itu. Karena merasa penasaran dengan siapa yang menelfon, ia membawa ponsel milik pria yang sudah melanjutkan tidurnya itu ke dalam kamar mandi.Dan benar saja, ponsel tersebut kembali berdering. Tanpa membuang waktu, ia langsung menggeser tombol hijau ke atas. Dan bisa didengarnya suara seorang wanita. Senyum penuh seringai jahat terpancar jelas dari wajahnya.Kemudian ia mulai menjaw

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Jangan pernah mengajariku

    Pukul 3 dini hari, Adyaksa terbangun dari tidurnya karena merasa ingin buang air kecil. Saat ia membuka kedua matanya, bisa dilihatnya dari belakang siluet dari wanita yang sedang bersujud cukup lama di atas sajadah. Seolah kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya, hingga ia menganggap bahwa siluet itu adalah hantu.Namun, saat dirinya mulai mengingat bahwa di dalam kamarnya sekarang bukan hanya ada dirinya, baru ia menyadari bahwa sosok itu adalah wanita yang kemarin baru di nikahinya. Tentu saja ia mengerutkan keningnya, karena melihat wanita di depannya itu bersujud cukup lama.'Apa yang sedang wanita munafik itu lakukan? Kenapa berada dalam posisi itu cukup lama? Apakah dia mati? Jika dia mati di kamarku, bisa-bisa nanti malah aku yang dituduh sebagai pembunuhnya. Sial ... wanita tidak berguna ini benar-benar menyusahkan saja.'Setelah sibuk bergumam di dalam hatinya, Adyaksa buru-buru turun dari ranjang king size miliknya. Hal pertama yang ingin dilaku

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Lebih baik aku pergi

    Aisyah terlihat meringis kesakitan saat tubuhnya terjerembab ke lantai dingin itu. "Astaghfirullah ...."Untuk sesaat Aisyah terdiam dan mencoba menenangkan perasaan dan pikirannya yang benar-benar merasa sangat terluka batin dan fisiknya. Namun, rasa sakit di tubuhnya sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan hatinya. Berkali-kali ia mencoba untuk bersabar dan menyerahkan semuanya pada sang pencipta alam semesta.Setelah berhasil menenangkan perasaannya, ia yang terduduk di lantai itu, langsung bangkit berdiri. Manik bening miliknya menatap ke arah ranjang, di mana pria yang baru saja berbuat kasar padanya telah tertidur. Karena bisa di dengarnya, suara nafas teratur dari sang suami.'Sampai kapan kamu berbuat kasar padaku Mas? Apakah aku sangat buruk di matamu? Jika kamu memang benar-benar sangat membenciku, apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya Allah SWT yang bisa merubah

Latest chapter

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Jatuh

    Setelah puas mengungkapkan puji syukur dan rasa terima kasihnya pada sang menantu yang merupakan wanita shalihah dan menjadi idaman setiap laki-laki itu, pasangan suami istri yang tak lain adalah Ryan Atmadja dan sang istri sudah meninggalkan kamar putranya.Tentu saja sebelumnya, Ryan sudah memberikan sebuah ultimatum keras pada Adyaksa, yaitu jika sampai sekali lagi Aisyah mempunyai niat untuk meninggalkan Mansion, yang akan bertanggungjawab adalah putranya. Salah satu tanggungjawabnya adalah, Adyaksa pun harus pergi dari Mansion dan tidak akan mendapatkan harta satu peser pun arena Ryan Atmadja akan menyumbangkan semua hartanya ke panti asuhan.Adyaksa yang saat ini sudah menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, masih terus terngiang tentang ancaman dari sang papa.Jika sampai Aisyah melangkah keluar dari rumah ini, kamu pun harus angkat kaki dan papa akan menyumbangkan semua harta kekayaan keluarga ke yayasan amal. Da

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Mencoba bertahan

    Aisyah yang masih pada posisi berlutut di lantai, menatap iba pada wajah mertuanya yang terlihat penuh ketulusan saat memohon kepadanya. Bahkan ia yang merasa sangat tidak enak, kebingungan untuk mengambil keputusan. Saat ia tengah bimbang, sentuhan jemari lembut mama mertuanya mendarat di wajahnya untuk menghapus bulir bening di pipinya."Aisyah, mama mohon padamu, jangan pergi meninggalkan kami. Tetaplah menjadi menantu kami, Sayang karena mama akan sangat berdosa pada abi dan umimu jika kamu pergi dan bercerai dengan Adyaksa."Wanita paruh baya tersebut beralih menatap ke arah putra kesayangannya yang terlihat tengah berdiri menjulang tak jauh darinya. "Putraku, mama mohon padamu, Sayang. Perlakukan istrimu dengan baik. Dia adalah istrimu, jangan menyakitinya karena jika sampai kamu menyakitinya, itu sama saja kamu menyakiti mama. Apa kamu tahu itu? Cepat minta maaf pada istrimu!"Adyaksa yang sama sekali tidak tertar

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Permohonan dari mertua

    Aisyah baru saja menyelesaikan ritual rutinnya, yaitu mendoakan orang-orang disekitarnya, khususnya adalah orang tuanya. Bahkan ia sama sekali tidak pernah berdoa untuk kebahagiannya sendiri karena yang dipikirkan adalah kebahagiaan orang-orang yang disayanginya.Ia melipat mukena dan memasukkan ke dalam tas jinjing miliknya. Tentu saja ia baru menyadari bahwa sudah tidak ada orang yang berada di surau itu, hanya dirinya yang berada di sana karena dari tadi kusyuk berdoa."Semua orang pasti sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Apakah papa dan mama sudah bangun? Aku harus menemui mereka untuk segera berpamitan. Alhamdulillah aku masih mempunyai uang, jadi aku bisa naik kendaraan umum untuk pulang ke Bandung. Mungkin dari sini nanti, aku akan memesan ojek online untuk mengantarkan aku ke terminal. Tidak mungkin aku menerima bantuan dari keluarga ini untuk mengantarkan aku pulang menemui abi dan umi."Setela

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Menepati janji

    Bik Inah baru saja menyelesaikan kewajibannya, yakni sholat subuh berjamaah bersama para pelayan yang ada di Mansion. Setelah selesai, ia buru-buru melepaskan mukena yang dipakainya dan berjalan keluar dari surau yang didirikan oleh majikannya untuk para pelayan yang berjumlah 10 orang di Mansion.Karena ia adalah pelayan yang paling lama bekerja di istana itu, sehingga majikannya sangat mempercayainya dan menyerahkan semua urusan pekerjaan rumah di Mansion padanya. Sehingga ia merasa harus segera memberitahu majikannya mengenai istri dari tuan mudanya yang memutuskan untuk pergi meninggalkan Mansion keluarga Atmadja.Ia bisa melihat siluet wanita yang menurutnya secantik bidadari, saat ini tengah khusyuk berdoa. "Kasihan Nona Aisyah, di usianya yang masih sangat muda, ia harus mengalami ujian dalam rumah tangganya yang sangat menyakitkan. Pasti saat ini ia tengah memasrahkan seluruh hidupnya pada Allah SWT. Melihat wanita sebaik Nona Aisyah

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Memilih pergi

    "Apakah Tuan muda akan merasa senang dan bahagia jika aku pergi dan tidak akan pernah kembali?" tanya Aisyah dengan suara seraknya karena menahan perasaannya yang terluka."Tentu saja. Kenapa? Apakah kamu mau pergi jika aku bilang sangat senang?" ejek Adyaksa yang tersenyum sinis.Aisyah terlihat meremas mukena yang masih dipakainya. Bulir bening telah berhasil lolos dari bola matanya saat mendengar kalimat bernada pengusiran dari pria yang terlihat duduk di pinggir ranjang king size tersebut. "Apakah lebih baik aku pergi Tuan muda," tanya Aisyah yang terlihat sangat terluka begitu melihat senyum sinis dari pria yang baru saja menikahinya."Jika kamu ingin pergi, jangan pakai bertanya segala. Apakah kamu berpikir aku akan berlutut di kakimu untuk menahan kepergianmu seperti yang ada di film-film? Jangan pernah pernah bermimpi, karena aku tidak akan melakukannya. Oh ya, ada 1 hal lagi yang perlu kamu ingat. Jika kamu kelu

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Lebih baik aku pergi

    Aisyah terlihat meringis kesakitan saat tubuhnya terjerembab ke lantai dingin itu. "Astaghfirullah ...."Untuk sesaat Aisyah terdiam dan mencoba menenangkan perasaan dan pikirannya yang benar-benar merasa sangat terluka batin dan fisiknya. Namun, rasa sakit di tubuhnya sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan hatinya. Berkali-kali ia mencoba untuk bersabar dan menyerahkan semuanya pada sang pencipta alam semesta.Setelah berhasil menenangkan perasaannya, ia yang terduduk di lantai itu, langsung bangkit berdiri. Manik bening miliknya menatap ke arah ranjang, di mana pria yang baru saja berbuat kasar padanya telah tertidur. Karena bisa di dengarnya, suara nafas teratur dari sang suami.'Sampai kapan kamu berbuat kasar padaku Mas? Apakah aku sangat buruk di matamu? Jika kamu memang benar-benar sangat membenciku, apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya Allah SWT yang bisa merubah

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Jangan pernah mengajariku

    Pukul 3 dini hari, Adyaksa terbangun dari tidurnya karena merasa ingin buang air kecil. Saat ia membuka kedua matanya, bisa dilihatnya dari belakang siluet dari wanita yang sedang bersujud cukup lama di atas sajadah. Seolah kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya, hingga ia menganggap bahwa siluet itu adalah hantu.Namun, saat dirinya mulai mengingat bahwa di dalam kamarnya sekarang bukan hanya ada dirinya, baru ia menyadari bahwa sosok itu adalah wanita yang kemarin baru di nikahinya. Tentu saja ia mengerutkan keningnya, karena melihat wanita di depannya itu bersujud cukup lama.'Apa yang sedang wanita munafik itu lakukan? Kenapa berada dalam posisi itu cukup lama? Apakah dia mati? Jika dia mati di kamarku, bisa-bisa nanti malah aku yang dituduh sebagai pembunuhnya. Sial ... wanita tidak berguna ini benar-benar menyusahkan saja.'Setelah sibuk bergumam di dalam hatinya, Adyaksa buru-buru turun dari ranjang king size miliknya. Hal pertama yang ingin dilaku

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Sebuah awal yang baik

    Adyaksa yang baru saja memejamkan matanya, merasa terganggu dengan suara dering ponselnya yang berbunyi. Dengan mata masih terpejam, ia menyuruh wanita yang berada di sebelahnya untuk mereject panggilan tersebut."Matikan ponselnya! Jangan lupa nonaktifkan ponselku, aku tadi lupa. Dan 1 lagi, ambil bayaranmu dari kantong celanaku dan pergilah! Aku sudah tidak membutuhkanmu!" ucap Adyaksa masih dengan posisi mata yang terpejam.Paula hanya tersenyum kecut saat mendengar kalimat pengusiran dari pria yang sudah dilayaninya itu. Karena merasa penasaran dengan siapa yang menelfon, ia membawa ponsel milik pria yang sudah melanjutkan tidurnya itu ke dalam kamar mandi.Dan benar saja, ponsel tersebut kembali berdering. Tanpa membuang waktu, ia langsung menggeser tombol hijau ke atas. Dan bisa didengarnya suara seorang wanita. Senyum penuh seringai jahat terpancar jelas dari wajahnya.Kemudian ia mulai menjaw

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Malam pertama yang penuh dengan tangisan

    Dengan wajah penuh kilatan amarah, Adyaksa keluar dari ruangan kamarnya, dan ia pun membanting pintu dengan sangat kasar. Hingga suara dari pintu yang cukup keras, membuat bising Mansion besar itu. Dirinya mulai berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya.Beberapa saat kemudian, ia keluar dari lift dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan gym. Ia sengaja pergi ke sana untuk mengambil stick golf yang akan digunakannya untuk melawan para pengawal yang mungkin akan menghalangi jalannya. Dan seperti yang dipikirkannya, para pengawal yang melihatnya keluar dari pintu utama, berniat untuk menghalangi jalannya.Dengan mata penuh kilatan amarah, Adyaksa menatap tajam para pengawal di Mansion dan mengeluarkan ancamannya. "Jika ada diantara kalian yang mau mati, majulah! Aku bisa meremukkan kepala dan tulang-tulang kalian! Jika kalian masih ingin hidup, menyingkirlah dari hadapanku!"Akhirnya para pria berbadan gempal

DMCA.com Protection Status