Share

Hari pernikahan

Author: Dianning
last update Last Updated: 2021-10-21 10:22:54

Mila menatap ke arah putrinya yang masih terdiam di sebelahnya. Rasa bersalah menggerogoti dirinya, yang seolah ingin mengikis habis hatinya. Karena, seolah dirinya adalah orang tua yang telah mengorbankan hidup anaknya sendiri demi sebuah janji. Tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya menunggu hingga putrinya mengeluarkan suaranya.

Suasana hening di kamar putrinya itu, hanya dihiasi dengan suara nafas dari dua wanita berbeda usia itu. Hingga beberapa saat kemudian, suara Aisyah berhasil memecahkan keheningan.

"Jangan menangis Umi, Aisyah tidak apa-apa. Insyaallah Aisyah akan ikhlas menerima takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT, Umi. Aisyah akan menerima putra dari Tuan Atmadja sebagai suami. Dan Aisyah akan mencoba untuk merubahnya menjadi seorang suami yang baik. Semoga Allah memberikan hidayah kepada calon suami Aisyah, Umi."

Mila memeluk erat tubuh putrinya, dengan suaranya yang serak akibat menangis, membuatnya agak tidak terlalu jelas saat mengungkapkan perasaannya kepada putrinya.

"Mana ada orang tua yang bisa melihat putrinya akan menikah dengan seorang pria yang mempunyai banyak keburukan. Akan tetapi, kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengeluarkanmu dari masalah ini, Putriku. Sekali lagi maafkan kami."

Aisyah melepaskan pelukan Uminya, kemudian ia menghapus bulir bening yang menghiasi wajah cantik wanita yang sangat disayanginya itu. "Jangan berkata seperti itu Umi, itu malah akan membuatku merasa bersalah. Karena telah membuat Abi dan Umi bersedih."

"Aisyah hanya membutuhkan doa dari kalian, agar besok pernikahan kami lancar dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Karena doa dari Abi dan Umi jauh lebih berharga dari apapun yang ada di dunia ini."

"Pasti, Putriku. Abi dan Umi selalu mendoakanmu selepas sholat. Semoga kamu akan selalu mendapatkan syafaat dari Allah SWT," ucap Mila dan lagi-lagi meneteskan air matanya saat memeluk putri semata wayangnya.

*******

Keesokan harinya, Aisyah sudah terlihat sangat cantik saat memakai kebaya pengantin modern muslimah yang berwarna putih dengan kerudung yang menjuntai panjang dan dihiasi mahkota di atasnya. Aisyah mengamati penampilannya di depan cermin, bisa dilihatnya dengan jelas wajahnya yang memakai make up tebal yang sebenarnya membuatnya sangat tidak nyaman.

Karena ia semalaman bersujud di atas sajadah untuk memohon petunjuk pada yang Maha Kuasa saat ia sholat Istikharah. Karena ia memikirkan pernikahannya yang mendadak itu, membuatnya lebih memilih untuk berserah diri dan memohon petunjuk-Nya, agar hatinya bisa merasa lebih tenang.

Dan semua itu membuat lingkaran hitam di bawah matanya saat pagi hari terlihat sangat jelas. Namun, sekarang bisa tertutup dengan sempurna oleh make up tebal yang menutupi wajahnya. Jantungnya dari tadi berdegup kencang saat mendengar kabar dari orang tuanya bahwa calon suaminya baru saja tiba dan sudah bersiap untuk mengucapkan Ijab Qabul.

Sedangkan dirinya masih berada di kamarnya untuk menunggu sampai akad nikah selesai, baru ia bisa keluar untuk bertemu dengan pria yang akan menjadi sosok imam untuknya. Bisa didengarnya saat Abinya mulai mengeluarkan suaranya saat menjadi wali nikahnya.

Tanpa bisa ditahannya lagi, bulir bening itu lolos dari bola matanya saat mendengar Abinya mengucapkan kalimat akad Ijab dan langsung disambut kalimat akad Qabul dari pria yang tidak diketahuinya seperti apa rupanya.

Sementara itu, di ruang tamu, Rendi mulai mengeluarkan suaranya yang tegas setelah calon menantunya itu menjabat tangannya.

"Bismillahirrahmanirrahim. Wahai saudara Adyaksa Ramadhan Atmadja bin Ryan Atmadja, saya nikahkan dan kawinkan Aisyah Maulia Azzahra, putri saya, binti Rendi Prakoso, kepadamu dengan mas kawin berupa uang sebesar 200 juta dibayar tunai."

Tanpa membuang waktu, Adyaksa langsung menyambung kalimat akad Ijab itu dengan suaranya yang sangat lantang. "Saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Maulia Azzahra binti Rendi Prakoso dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Begitu sang pengantin pria menyelesaikan ucapannya, Pak penghulu langsung mengeluarkan suaranya. "Bagaimana para saksi? Sah?"

Sontak empat orang saksi langsung menjawab pertanyaan dari Pak penghulu tersebut. "Saaaaaaaahhh ...."

"Alhamdulillah," ucap semua orang yang berada di ruangan tersebut.

Kemudian Mila bangkit dari berdiri dari tempatnya untuk menjemput putrinya yang masih menunggu di dalam kamar. Dan saat dirinya sudah sampai di dalam kamar, bisa dilihatnya dengan jelas, putrinya sedang menghapus air mata di wajahnya. Ia pun ikut membantu putrinya membersihkan bekas air mata itu dengan sapu tangannya.

"Tenangkan hatimu, putriku! Ayo, sudah saatnya kamu menemui suamimu. Dia adalah pria yang sangat tampan, dan juga terlihat sangat berwibawa. Semoga kelak kamu bisa merubah sifat buruk suamimu dengan ketulusan hatimu, putriku."

"Aamiin ya rabbal alamin," ucap Aisyah yang sudah bangkit dari kursi di depan meja riasnya. Dan berjalan keluar dari ruangan kamarnya bersama wanita yang sudah menuntunnya.

Dan begitu sampai di ruang tamu yang sudah disulap sebagai tempat akad nikah, bisa dilihatnya siluet pria yang saat ini memakai setelan jas berwarna putih, llengkap dengan kopyah sebagai penutup kepalanya. Jantungnya berdetak kencang melebihi biasanya saat sudah berada di sebelah pria yang sudah sah menjadi suaminya.

Aisyah yang masih menundukkan kepalanya karena merasa sangat malu untuk menatap wajah pria yang berada di sebelahnya, langsung mencium punggung tangan suaminya tersebut tanpa menatap wajahnya.

Sementara itu, Adyaksa yang melihat sekilas wajah wanita yang sudah dinikahinya itu, hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari bibirnya. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia sibuk mengumpat wanita yang sekarang berstatus sebagai istrinya tersebut.

'Sial ... aku harus menikah dengan wanita yang bahkan memandangku saja tidak mau. Aku pikir dia tidak akan mau menikah dengan pria yang sama sekali tidak pernah dijumpainya, tapi ternyata dia malah menyetujuinya. Gadis miskin dan kuper sepertinya pasti sangat membosankan.'

'Dia pasti mau menikah denganku karena silau dengan kekayaan keluarga Atmadja. Aku yakin dia adalah wanita matrealiatis yang ingin mengubah nasibnya dengan menikah denganku. Akan tetapi, ia berpura-pura bersikap polos di depan semua orang dengan hijab yang dipakainya. Padahal sebenarnya dia adalah wanita munafik, aku sangat muak melihat wanita yang berpura-pura polos seperti ini. Aku akan membuat dirinya sendiri yang mengakhiri pernikahan ini terpaksa ini,' gumam Adyaksa.

Acara selanjutnya adalah menandatangani buku nikah dan pembacaan doa dari penghulu yang memimpin acara sakral itu. Semua orang terlihat menengadahkan tangannya dan mengaminkan doa.

Saat Adyaksa sibuk mengumpat dan hanya diam, seolah tidak mengaminkan doa, berbeda dengan Aisyah yang dengan sangat khidmat mengaminkan doa. Seolah dirinya ingin menyerahkan hidupnya pada Allah SWT yang telah mengatur semuanya untuknya.

Begitu acara doa selesai, penghulu mulai menutup acara akad nikah itu dengan mengucapkan salam. Dan langsung berpamitan pada semua orang, karena akan menikahkan pasangan yang lain. Kemudian sanak keluarga yang datang menghadiri acara akad nikah itu langsung mengucapkan selamat kepada pasangan pengantin baru itu.

Satu jam kemudian, suasana rumah berukuran sedang tersebut sudah mulai sepi dari para sanak saudara dan juga tetangga. Adyaksa yang sudah merasa sangat bosan berada di rumah yang menurutnya seperti sebuah neraka itu langsung mengungkapkan keinginannya pada pasangan suami istri yang sudah menjadi mertuanya.

"Om, Tante, hari ini saya akan membawa istri saya kembali ke Jakarta. Karena saya tidak bisa berlama-lama ada di rumah yang sangat sempit ini. Bukan saya berniat untuk menghina rumah Om dan Tante, tapi saya ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk istri saya. Karena istri dari seorang Adyaksa Ramadhan Atmadja akan mendapatkan kemewahan dengan tinggal di istana Atmadja."

Kalimat pedas bernada sindiran itu membuat Aisyah yang daritadi tidak berani menatap wajah pria yang berstatus sebagai suaminya, langsung menatap wajah pria yang sudah berdiri menjulang di sebelah tempat duduknya.

Bisa dengan jelas dilihatnya tubuh tegap dengan rahang tegas dan wajah tampan suaminya. Namun, menurutnya sangat tidak sesuai dengan tingkah dan perilakunya yang tidak mempunyai sopan santun.

'Ya Allah, sungguh sempurna paras makhluk ciptaan-Mu ini. Akan tetapi, itu semua seolah langsung menghancurkan semuanya saat ia mulai mengeluarkan suaranya. Semua itu menunjukkan tidak ada yang sempurna di dunia ini. Karena segala kesempurnaan itu hanyalah milik-Mu. Semoga aku bisa merubah pria kasar dan arogan ini menjadi pria yang lebih baik. Kuatkan aku ya Allah,' jerit batin Aisyah.

TBC ...

Related chapters

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Burung di sangkar emas

    Setelah melakukan perdebatan cukup panjang dengan orang tuanya yang awalnya sangat murka mendengar kata-kata tidak sopannya, akhirnya Adyaksa merasa sangat puas setelah mendengar keputusan dari mertuanya yang mengijinkannya untuk membawa wanita yang baru dinikahinya. Tentu saja dengan berat hati, Rendi merestui kepergian putrinya yang memang memiliki sebuah kewajiban untuk mengikuti kemanapun suaminya pergi. Karena Surga seorang istri bukan lagi di bawah telapak kaki ibu, namun ada pada restu suaminya. Sedangkan Aisyah yang sebenarnya merasa tidak rela pergi secepat itu meninggalkan kedua orang tuanya, tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Karena dirinya sangat mengerti akan kewajibannya sebagai seorang istri. Dan dirinya sadar harus menuruti perintah dari pria yang baru saja menikahinya tersebut. Aisyah terlihat sedang berpamitan pada kedua orang tuanya, ia sengaja menahan s

    Last Updated : 2021-10-21
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Menandatangani surat cerai

    Aisyah mengucapkan basmalah dan salam saat melangkahkan kakinya memasuki bangunan megah keluarga Atmadja yang bisa dengan jelas dilihatnya segala bentuk kemewahan yang ada di dalam Mansion yang akan menjadi tempat tinggalnya tersebut.Lantai marmer mengkilat berwarna abu-abu yang dipijaknya itu seolah menunjukkan bahwa lantai itu setiap hari dibersihkan oleh banyaknya pelayan yang telah menjawab salamnya saat berbaris rapi di depannya.Aisyah sibuk mengamati segala furniture yang menghiasi ruang tamu yang bahkan berukuran 10 kali lipat dari ruangan kamarnya. Sofa empuk berwarna merah hati dengan beberapa lemari kaca yang menampilkan banyaknya benda-benda antik di dalamnya, serta ada beberapa guci berukuran cukup besar yang berada di sudut ruangan, menambah kesan glamor di ruangan tamu tersebut.Tentu saja melihat semua kemewahan yang dilihatnya, membuatnya mulai mengerti kenapa pria yang menikahinya itu menuduhnya adalah

    Last Updated : 2021-11-14
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Mempunyai satu keinginan

    Aisyah benar-benar sangat terkejut saat mendapat serangan tiba-tiba dari pria yang sudah dengan sangat kasar menciumnya. Bahkan itu adalah yang pertama kali untuknya. Namun, ia harus merasakannya dengan sangat kasar dari pria yang sudah menikahinya. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan dari suaminya yang menahan tengkuknya dengan cara mendorong dada bidang telanjang itu.Setelah berhasil menghentikan perbuatan dari suaminya, Aisyah langsung mengungkapkan perasaannya yang membuncah. "Jangan lakukan ini padaku, Mas! Mas sedang dikuasai oleh amarah yang berasal dari nafsu syetan. Aku bersedia melayanimu saat kamu benar-benar sudah menerimaku seutuhnya sebagai istrimu. Aku ingin kamu melakukannya saat Mas sudah mencintaiku.""Bukan dengan cara seperti ini, karena Mas sedang dikuasai oleh amarah," ucap Aisyah yang sudah mengambil kerudungnya yang tadi dilepas paksa oleh pria yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Kemu

    Last Updated : 2021-11-14
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Malam pertama yang penuh dengan tangisan

    Dengan wajah penuh kilatan amarah, Adyaksa keluar dari ruangan kamarnya, dan ia pun membanting pintu dengan sangat kasar. Hingga suara dari pintu yang cukup keras, membuat bising Mansion besar itu. Dirinya mulai berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya.Beberapa saat kemudian, ia keluar dari lift dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan gym. Ia sengaja pergi ke sana untuk mengambil stick golf yang akan digunakannya untuk melawan para pengawal yang mungkin akan menghalangi jalannya. Dan seperti yang dipikirkannya, para pengawal yang melihatnya keluar dari pintu utama, berniat untuk menghalangi jalannya.Dengan mata penuh kilatan amarah, Adyaksa menatap tajam para pengawal di Mansion dan mengeluarkan ancamannya. "Jika ada diantara kalian yang mau mati, majulah! Aku bisa meremukkan kepala dan tulang-tulang kalian! Jika kalian masih ingin hidup, menyingkirlah dari hadapanku!"Akhirnya para pria berbadan gempal

    Last Updated : 2021-11-14
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Sebuah awal yang baik

    Adyaksa yang baru saja memejamkan matanya, merasa terganggu dengan suara dering ponselnya yang berbunyi. Dengan mata masih terpejam, ia menyuruh wanita yang berada di sebelahnya untuk mereject panggilan tersebut."Matikan ponselnya! Jangan lupa nonaktifkan ponselku, aku tadi lupa. Dan 1 lagi, ambil bayaranmu dari kantong celanaku dan pergilah! Aku sudah tidak membutuhkanmu!" ucap Adyaksa masih dengan posisi mata yang terpejam.Paula hanya tersenyum kecut saat mendengar kalimat pengusiran dari pria yang sudah dilayaninya itu. Karena merasa penasaran dengan siapa yang menelfon, ia membawa ponsel milik pria yang sudah melanjutkan tidurnya itu ke dalam kamar mandi.Dan benar saja, ponsel tersebut kembali berdering. Tanpa membuang waktu, ia langsung menggeser tombol hijau ke atas. Dan bisa didengarnya suara seorang wanita. Senyum penuh seringai jahat terpancar jelas dari wajahnya.Kemudian ia mulai menjaw

    Last Updated : 2021-11-14
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Jangan pernah mengajariku

    Pukul 3 dini hari, Adyaksa terbangun dari tidurnya karena merasa ingin buang air kecil. Saat ia membuka kedua matanya, bisa dilihatnya dari belakang siluet dari wanita yang sedang bersujud cukup lama di atas sajadah. Seolah kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya, hingga ia menganggap bahwa siluet itu adalah hantu.Namun, saat dirinya mulai mengingat bahwa di dalam kamarnya sekarang bukan hanya ada dirinya, baru ia menyadari bahwa sosok itu adalah wanita yang kemarin baru di nikahinya. Tentu saja ia mengerutkan keningnya, karena melihat wanita di depannya itu bersujud cukup lama.'Apa yang sedang wanita munafik itu lakukan? Kenapa berada dalam posisi itu cukup lama? Apakah dia mati? Jika dia mati di kamarku, bisa-bisa nanti malah aku yang dituduh sebagai pembunuhnya. Sial ... wanita tidak berguna ini benar-benar menyusahkan saja.'Setelah sibuk bergumam di dalam hatinya, Adyaksa buru-buru turun dari ranjang king size miliknya. Hal pertama yang ingin dilaku

    Last Updated : 2021-11-14
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Lebih baik aku pergi

    Aisyah terlihat meringis kesakitan saat tubuhnya terjerembab ke lantai dingin itu. "Astaghfirullah ...."Untuk sesaat Aisyah terdiam dan mencoba menenangkan perasaan dan pikirannya yang benar-benar merasa sangat terluka batin dan fisiknya. Namun, rasa sakit di tubuhnya sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan hatinya. Berkali-kali ia mencoba untuk bersabar dan menyerahkan semuanya pada sang pencipta alam semesta.Setelah berhasil menenangkan perasaannya, ia yang terduduk di lantai itu, langsung bangkit berdiri. Manik bening miliknya menatap ke arah ranjang, di mana pria yang baru saja berbuat kasar padanya telah tertidur. Karena bisa di dengarnya, suara nafas teratur dari sang suami.'Sampai kapan kamu berbuat kasar padaku Mas? Apakah aku sangat buruk di matamu? Jika kamu memang benar-benar sangat membenciku, apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya Allah SWT yang bisa merubah

    Last Updated : 2021-11-14
  • Pengorbanan untuk Suamiku   Memilih pergi

    "Apakah Tuan muda akan merasa senang dan bahagia jika aku pergi dan tidak akan pernah kembali?" tanya Aisyah dengan suara seraknya karena menahan perasaannya yang terluka."Tentu saja. Kenapa? Apakah kamu mau pergi jika aku bilang sangat senang?" ejek Adyaksa yang tersenyum sinis.Aisyah terlihat meremas mukena yang masih dipakainya. Bulir bening telah berhasil lolos dari bola matanya saat mendengar kalimat bernada pengusiran dari pria yang terlihat duduk di pinggir ranjang king size tersebut. "Apakah lebih baik aku pergi Tuan muda," tanya Aisyah yang terlihat sangat terluka begitu melihat senyum sinis dari pria yang baru saja menikahinya."Jika kamu ingin pergi, jangan pakai bertanya segala. Apakah kamu berpikir aku akan berlutut di kakimu untuk menahan kepergianmu seperti yang ada di film-film? Jangan pernah pernah bermimpi, karena aku tidak akan melakukannya. Oh ya, ada 1 hal lagi yang perlu kamu ingat. Jika kamu kelu

    Last Updated : 2021-11-14

Latest chapter

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Jatuh

    Setelah puas mengungkapkan puji syukur dan rasa terima kasihnya pada sang menantu yang merupakan wanita shalihah dan menjadi idaman setiap laki-laki itu, pasangan suami istri yang tak lain adalah Ryan Atmadja dan sang istri sudah meninggalkan kamar putranya.Tentu saja sebelumnya, Ryan sudah memberikan sebuah ultimatum keras pada Adyaksa, yaitu jika sampai sekali lagi Aisyah mempunyai niat untuk meninggalkan Mansion, yang akan bertanggungjawab adalah putranya. Salah satu tanggungjawabnya adalah, Adyaksa pun harus pergi dari Mansion dan tidak akan mendapatkan harta satu peser pun arena Ryan Atmadja akan menyumbangkan semua hartanya ke panti asuhan.Adyaksa yang saat ini sudah menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, masih terus terngiang tentang ancaman dari sang papa.Jika sampai Aisyah melangkah keluar dari rumah ini, kamu pun harus angkat kaki dan papa akan menyumbangkan semua harta kekayaan keluarga ke yayasan amal. Da

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Mencoba bertahan

    Aisyah yang masih pada posisi berlutut di lantai, menatap iba pada wajah mertuanya yang terlihat penuh ketulusan saat memohon kepadanya. Bahkan ia yang merasa sangat tidak enak, kebingungan untuk mengambil keputusan. Saat ia tengah bimbang, sentuhan jemari lembut mama mertuanya mendarat di wajahnya untuk menghapus bulir bening di pipinya."Aisyah, mama mohon padamu, jangan pergi meninggalkan kami. Tetaplah menjadi menantu kami, Sayang karena mama akan sangat berdosa pada abi dan umimu jika kamu pergi dan bercerai dengan Adyaksa."Wanita paruh baya tersebut beralih menatap ke arah putra kesayangannya yang terlihat tengah berdiri menjulang tak jauh darinya. "Putraku, mama mohon padamu, Sayang. Perlakukan istrimu dengan baik. Dia adalah istrimu, jangan menyakitinya karena jika sampai kamu menyakitinya, itu sama saja kamu menyakiti mama. Apa kamu tahu itu? Cepat minta maaf pada istrimu!"Adyaksa yang sama sekali tidak tertar

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Permohonan dari mertua

    Aisyah baru saja menyelesaikan ritual rutinnya, yaitu mendoakan orang-orang disekitarnya, khususnya adalah orang tuanya. Bahkan ia sama sekali tidak pernah berdoa untuk kebahagiannya sendiri karena yang dipikirkan adalah kebahagiaan orang-orang yang disayanginya.Ia melipat mukena dan memasukkan ke dalam tas jinjing miliknya. Tentu saja ia baru menyadari bahwa sudah tidak ada orang yang berada di surau itu, hanya dirinya yang berada di sana karena dari tadi kusyuk berdoa."Semua orang pasti sudah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Apakah papa dan mama sudah bangun? Aku harus menemui mereka untuk segera berpamitan. Alhamdulillah aku masih mempunyai uang, jadi aku bisa naik kendaraan umum untuk pulang ke Bandung. Mungkin dari sini nanti, aku akan memesan ojek online untuk mengantarkan aku ke terminal. Tidak mungkin aku menerima bantuan dari keluarga ini untuk mengantarkan aku pulang menemui abi dan umi."Setela

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Menepati janji

    Bik Inah baru saja menyelesaikan kewajibannya, yakni sholat subuh berjamaah bersama para pelayan yang ada di Mansion. Setelah selesai, ia buru-buru melepaskan mukena yang dipakainya dan berjalan keluar dari surau yang didirikan oleh majikannya untuk para pelayan yang berjumlah 10 orang di Mansion.Karena ia adalah pelayan yang paling lama bekerja di istana itu, sehingga majikannya sangat mempercayainya dan menyerahkan semua urusan pekerjaan rumah di Mansion padanya. Sehingga ia merasa harus segera memberitahu majikannya mengenai istri dari tuan mudanya yang memutuskan untuk pergi meninggalkan Mansion keluarga Atmadja.Ia bisa melihat siluet wanita yang menurutnya secantik bidadari, saat ini tengah khusyuk berdoa. "Kasihan Nona Aisyah, di usianya yang masih sangat muda, ia harus mengalami ujian dalam rumah tangganya yang sangat menyakitkan. Pasti saat ini ia tengah memasrahkan seluruh hidupnya pada Allah SWT. Melihat wanita sebaik Nona Aisyah

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Memilih pergi

    "Apakah Tuan muda akan merasa senang dan bahagia jika aku pergi dan tidak akan pernah kembali?" tanya Aisyah dengan suara seraknya karena menahan perasaannya yang terluka."Tentu saja. Kenapa? Apakah kamu mau pergi jika aku bilang sangat senang?" ejek Adyaksa yang tersenyum sinis.Aisyah terlihat meremas mukena yang masih dipakainya. Bulir bening telah berhasil lolos dari bola matanya saat mendengar kalimat bernada pengusiran dari pria yang terlihat duduk di pinggir ranjang king size tersebut. "Apakah lebih baik aku pergi Tuan muda," tanya Aisyah yang terlihat sangat terluka begitu melihat senyum sinis dari pria yang baru saja menikahinya."Jika kamu ingin pergi, jangan pakai bertanya segala. Apakah kamu berpikir aku akan berlutut di kakimu untuk menahan kepergianmu seperti yang ada di film-film? Jangan pernah pernah bermimpi, karena aku tidak akan melakukannya. Oh ya, ada 1 hal lagi yang perlu kamu ingat. Jika kamu kelu

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Lebih baik aku pergi

    Aisyah terlihat meringis kesakitan saat tubuhnya terjerembab ke lantai dingin itu. "Astaghfirullah ...."Untuk sesaat Aisyah terdiam dan mencoba menenangkan perasaan dan pikirannya yang benar-benar merasa sangat terluka batin dan fisiknya. Namun, rasa sakit di tubuhnya sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan hatinya. Berkali-kali ia mencoba untuk bersabar dan menyerahkan semuanya pada sang pencipta alam semesta.Setelah berhasil menenangkan perasaannya, ia yang terduduk di lantai itu, langsung bangkit berdiri. Manik bening miliknya menatap ke arah ranjang, di mana pria yang baru saja berbuat kasar padanya telah tertidur. Karena bisa di dengarnya, suara nafas teratur dari sang suami.'Sampai kapan kamu berbuat kasar padaku Mas? Apakah aku sangat buruk di matamu? Jika kamu memang benar-benar sangat membenciku, apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya Allah SWT yang bisa merubah

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Jangan pernah mengajariku

    Pukul 3 dini hari, Adyaksa terbangun dari tidurnya karena merasa ingin buang air kecil. Saat ia membuka kedua matanya, bisa dilihatnya dari belakang siluet dari wanita yang sedang bersujud cukup lama di atas sajadah. Seolah kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya, hingga ia menganggap bahwa siluet itu adalah hantu.Namun, saat dirinya mulai mengingat bahwa di dalam kamarnya sekarang bukan hanya ada dirinya, baru ia menyadari bahwa sosok itu adalah wanita yang kemarin baru di nikahinya. Tentu saja ia mengerutkan keningnya, karena melihat wanita di depannya itu bersujud cukup lama.'Apa yang sedang wanita munafik itu lakukan? Kenapa berada dalam posisi itu cukup lama? Apakah dia mati? Jika dia mati di kamarku, bisa-bisa nanti malah aku yang dituduh sebagai pembunuhnya. Sial ... wanita tidak berguna ini benar-benar menyusahkan saja.'Setelah sibuk bergumam di dalam hatinya, Adyaksa buru-buru turun dari ranjang king size miliknya. Hal pertama yang ingin dilaku

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Sebuah awal yang baik

    Adyaksa yang baru saja memejamkan matanya, merasa terganggu dengan suara dering ponselnya yang berbunyi. Dengan mata masih terpejam, ia menyuruh wanita yang berada di sebelahnya untuk mereject panggilan tersebut."Matikan ponselnya! Jangan lupa nonaktifkan ponselku, aku tadi lupa. Dan 1 lagi, ambil bayaranmu dari kantong celanaku dan pergilah! Aku sudah tidak membutuhkanmu!" ucap Adyaksa masih dengan posisi mata yang terpejam.Paula hanya tersenyum kecut saat mendengar kalimat pengusiran dari pria yang sudah dilayaninya itu. Karena merasa penasaran dengan siapa yang menelfon, ia membawa ponsel milik pria yang sudah melanjutkan tidurnya itu ke dalam kamar mandi.Dan benar saja, ponsel tersebut kembali berdering. Tanpa membuang waktu, ia langsung menggeser tombol hijau ke atas. Dan bisa didengarnya suara seorang wanita. Senyum penuh seringai jahat terpancar jelas dari wajahnya.Kemudian ia mulai menjaw

  • Pengorbanan untuk Suamiku   Malam pertama yang penuh dengan tangisan

    Dengan wajah penuh kilatan amarah, Adyaksa keluar dari ruangan kamarnya, dan ia pun membanting pintu dengan sangat kasar. Hingga suara dari pintu yang cukup keras, membuat bising Mansion besar itu. Dirinya mulai berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya.Beberapa saat kemudian, ia keluar dari lift dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan gym. Ia sengaja pergi ke sana untuk mengambil stick golf yang akan digunakannya untuk melawan para pengawal yang mungkin akan menghalangi jalannya. Dan seperti yang dipikirkannya, para pengawal yang melihatnya keluar dari pintu utama, berniat untuk menghalangi jalannya.Dengan mata penuh kilatan amarah, Adyaksa menatap tajam para pengawal di Mansion dan mengeluarkan ancamannya. "Jika ada diantara kalian yang mau mati, majulah! Aku bisa meremukkan kepala dan tulang-tulang kalian! Jika kalian masih ingin hidup, menyingkirlah dari hadapanku!"Akhirnya para pria berbadan gempal

DMCA.com Protection Status