Share

Part 38. Mainnya Keroyokan

Penglihatan ku kelam seketika.

Entah berapa lama waktu berjalan setelah kelam menerpa.

Bam, sebuah tamparan mendarat di pipiku, sangat keras sehingga membuat ku beranjak beberapa sentimeter dari tempat semula.

"Mau apa kau sekarang Rinjani? Hah?" erangnya, ku tatap, ternyata Shinta berdiri di depan ku matanya melotot tajam, tangannya menggeram. "Masih kurang sakit tamparan tadi? Itu belum seberapa dengan tamparanmu pada Rinata." cecarnya.

Aku masih meringis kesakitan, sangat sulit untukku berbicara, berusaha menelaah, mungkin ini hanya mimpi, tapi tamparan itu terasa begitu sakit, berarti ini nyata.

"Sini kau" Shinta mengangkat dengan paksa lalu dia mendorong ku dengan keras ke dinding. Braak, tubuh ku terpelanting, persendian tulangku berbunyi seakan memberi pertanda betapa kuat dorongannya. Mengapa tidak, ukuran badan Shinta tiga kali melebihi ukuran tubuhku.

"Cu-cukup Shin." aku tergagap sembari menahan sakit, "percuma saja kau menaruh dendam padaku." lanjutku, aku berusaha berdiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status