Share

Bab 34. Janji

last update Last Updated: 2023-07-28 17:43:09

Bab 34. Janji

"Waalaikumsalam."

Aku melihat Naina datang dengan senyum ceria. Dia juga membawa paper bag di tangannya. Sepertinya, Naina baru pulang belanja.

"Dari mana, Neng?" tanyaku pura-pura tidak tahu.

Naina tersenyum sembari menyerahkan paper bag. Melihat wajahnya yang berseri-seri aku mulai terusik. Istriku habis keluar dengan pria lain, membuat gemuruh di dada terasa ingin meledak.

"Dari rumah Bapak Kepala Desa, Kang," jawabnya berbohong.

Astagfirullah! Sejak kapan istriku pandai mengarang cerita. Sudah jelas-jelas dia pergi bersama Farhan kata ibunya. Namun, masih saja mengatakan dari rumah Pak Anwar.

Entah sejak kapan istriku tak jujur. Tadi ibu mengatakan, kalau dia sedang menemani Farhan. Tapi Naina berkilah. Seolah tidak merasa bersalah. Telah berbohong pada suami.

Aku kecewa dengan jawaban Naina yang berbohong, apakah dia sengaja tak jujur agar aku tidak terluka. Yang pasti aku merasa sakit hati. Baru pertama kali Farhan datang ke rumah, tetapi istriku sudah pandai berb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 35. Menantu Hanya Status

    "Aku datang untuk memberi ucapan selamat untuk Rafa atas prestasi yang didapatkan. Kamu tidak keberatan, kan, Danu?" tanya Farhan mengulas senyum. Dia melirik sekilas ke arah Naina.Dengan terpaksa kuterima uluran tangannya, yang memberi ucapan selamat. Pria tampan yang memakai pakaian rapi berbahan kain katun itu, pun membawakan sebuah bingkisan untuk Rafa."Terima kasih, Farhan," ucapku sembari menerima bingkisannya. "Tidak perlu repot-repot memberi hadiah untuk Rafa."Farhan membawa sebuah bingkisan yang entah apa isinya, aku tidak tahu. Jujur, aku cemburu melihat caranya menatap Naina. Seolah pandangannya tak pernah mau beralih, ke yang lain."Aku membawakan bingkisan ini untuk Rafa, Danu. Tolong diterima, ya. Isinya peralatan sekolah, tas, buku dan lain-lainnya," ujarnya menerangkan."Maaf, bukan bermaksud untuk menolak hadiah darimu, Farhan. Tapi ini terlalu berlebihan.""Jangan bicara begitu, Farhan. Aku senang kok melakukan ini. Rafa pasti suka dengan hadiah yang kubNainan. Bu

    Last Updated : 2023-07-28
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 36. Lamaran Untuk Istriku

    Bab 36. Lamaran Untuk Istriku"Rafa!" teriakku histeris.Aku melihat Rafa menangis menahan kesakitan, karena kakinya tertimpa air panas. Nyonya Rosmah membuatkan susu hangat. Mungkin atas permintaan Naina tadi sebelum pergi. Namun, yang membuatku bertanya-tanya, kenapa Rafa yang diminta untuk membawanya.Cepat-cepat kutarik Rafa, dan membersihkan tumpahan air yang menempel di kaki, lalu menyiramnya dengan air dingin. Air panas yang tertumpah, di atas kaki masih terlihat mengepulkan asap. Kaki Rafa yang tertimpa susu panas terlihat merah, dan melepuh. Aku segera mencari obat salep di kotak P3K, untuk mengobati luka bakarnya.Melihat luka di kaki mulai melepuh, hatiku terasa sakit. Kenapa ibu mertua tega. Meminta anak kecil untuk membawakan air panas. Jika memang tidak ikhlas untuk melayaniku, lebih baik tidak usah pura-pura baik."Sabar ya, Sayang. Ayah akan mengobati lukamu agar tidak semakin melepuh. Tahan sedikit ya, Nak! Kamu jangan menangis! Ayah tidak suka anak yang cengeng. Kamu

    Last Updated : 2023-07-30
  • Pengkhianatan Istriku   BAb 37. Permintaan Ibu

    Bab 37. Permintaan IbuNaina seketika tersedak dan terbatuk-batuk. Begitu mendengar ucapan ibunya. Pun juga denganku yang sedari tadi menguping. Tak kalah terkejut, dengan apa yang diucapkan oleh Nyai Rosmah. Bagaimana bisa wanita itu, menjodohkan anaknya yang sudah menikah dengan pria lain.Buru-buru kulihat Naina menyambar gelas, yang berisi air putih di atas meja, lalu minum dan menghabiskan tanpa sisa."Nenek, Ibu sudah menikah dengan ayahku. Kenapa Nenek mau menikahkan dengan pria lain?" tanya Rafa. "Kasihan Ayah kalau Ibu mau menikah lagi. Dulu, ibuku pergi karena memilih punya suami baru. Mengapa Nenek tega menikahkan ibuku?""Diam!" Bentak ibu mertua. "Asal kau tahu saja. Naina itu bukanlah ibumu. Aku juga bukan nenekmu. Cam, kan itu bocah kecil!"Rafa langsung terdiam, saat ibu membentaknya. Kulihat wajahnya berubah menjadi masam. Dia tidak lagi menyuap nasi ke dalam mulutnya."Tapi, Nek ….""Diam! Tidak usah protes. Kau hanyalah anak kecil. Aku tidak butuh pendapatmu."Nyai

    Last Updated : 2023-07-30
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 38. Talak Satu

    Bab 38. Talak SatuTerlihat beberapa pembantu, yang disewa ibu sedang menyiapkan acara lamaran Naina. Berbagai hiasan rumah telah didekorasi. Mereka memanggil MUA terbaik di kota ini.Ibu meminta para pekerja untuk menghias ruang tamu, dan juga kamar. Tak lupa gapura juga dihiasi bunga. Lusa kamar ini akan berubah menjadi kamar pengantin Naina, dan juga Farhan. Pagi itu, setelah salat Subuh aku mengemasi pakaian ke dalam koper kecil. Aku dan Rafa akan siap siap, untuk angkat kaki dari sini.Ruang tamu sudah dicat warna putih. MUA memilih untuk menghias memakai hiasan bunga, dan renda-renda. Saat ku dongakkan kepala ke atas ada lampu hias kristal mewah. Ibu mertua juga mengganti perabot dalam kamar dengan yang baru."Ayah, apa kita akan pergi dari sini?" tanya Rafa menatapku."Iya.""Apa kita akan kembali ke rumah yang lama?""Iya, untuk sementara.""Kenapa?""Ayah masih memikirkan rencana selanjutnya. Kita akan pergi ke mana.""Apa Ayah dan Ibu Naina ingin berpisah lagi?""Iya."Aku m

    Last Updated : 2023-07-31
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 39. Jambret

    Bab 39. Jambret"Ayah, kita mau pergi ke mana?" tanya Rafa."Kita mau ke Jakarta, Nak.""Kenapa kita harus ke Jakarta, Yah? Nanti gimana dengan sekolahku?""Nanti Rafa bisa sekolah di sana.""Kita mau cari siapa di Jakarta?""Kakek.""Kakek?""Iya."Pertanyaan demi pertanyaan Rafa lontarkan. Rasa keingintahuan membuat bocah itu selalu bertanya.Bus yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan sedang. Melakukan perjalanan dari Medan menuju ke Jakarta. Selama lima hari dan lima malam kami berada di perjalanan.Bus sudah tiba di Lampung tepat di pelabuhan Bakauheni. Kapal-kapal besar bersandar di dermaga. Lautnya yang biru terlihat sangat indah. Kini, tujuan sudah akan semakin dekat ke Jakarta. Kota yang dulu pernah memberiku kenangan bersama Erika."Ayah, sebentar lagi kita akan sampai di Jakarta. Apa kita akan tinggal di sana selamanya?""Iya, Nak. Kita akan mencari Kakek."Berbekal dengan surat wasiat dari ibu, aku dan Rafa mencari alamat yang tertera di sana. Mudah mudahan bisa menemuk

    Last Updated : 2023-07-31
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 41. Bang Tagor

    Bab 40. Bang Tagor"Bang Togar?!" wajah Rehan berubah menjadi pucat seketika.Suara teriakkan seorang laki-laki terdengar lantang. Terpaksa membuatku menghentikan aktivitas. Baru saja ingin menunaikan salat, tiba-tiba terdengar kegaduhan dari arah luar.Kemudian, Rehan bergegas keluar menemui pria tadi. Dari belakang aku mengikuti langkahnya dengan menggunakan tongkat kaku. Terpaksa niat untuk menunaikan kewajiban lima waktu ditunda.Di luar berdiri sosok pria bertubuh tinggi besar. Kulitnya yang hitam dan berotot kekar memperlihatkan dia pria yang kuat. Sejenak aku terpaku. Menelan ludah yang terasa kering di tenggorokan."Bang Togar!" seru Rehan. "A … ada apa datang mencariku?"Suara Rehan terdengar gemetar. Sontak raut wajahnya menjadi pucat pasi. Pria berkulit hitam itu, lalu menarik kerah baju Rehan.Buk!Tangan Togar langsung meninju wajah Rehan. Darah segar langsung menetes dari sela-sela bibirnya."Rehan, kau tidak apa-apa?""Tidak, Bang."Kubantu Rehan untuk berdiri. Aku masi

    Last Updated : 2023-07-31
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 41. Berita Bahagia

    Bab 41. Berita Bahagia"Ayah, kita mau pergi ke mana?" tanya Rafa."Kita mau ke Jakarta, Nak.""Kenapa kita harus ke Jakarta, Yah? Nanti gimana dengan sekolahku?""Nanti Rafa bisa sekolah di sana.""Kita mau cari siapa di Jakarta?""Kakek.""Kakek?""Iya."Pertanyaan demi pertanyaan Rafa lontarkan. Rasa keingintahuan membuat bocah itu selalu bertanya.Bus yang kami tumpangi melaju dengan kecepatan sedang. Melakukan perjalanan dari Medan menuju ke Jakarta. Selama lima hari dan lima malam kami berada di perjalanan.Bus sudah tiba di Lampung tepat di pelabuhan Bakauheni. Kapal-kapal besar bersandar di dermaga. Lautnya yang biru terlihat sangat indah. Kini, tujuan sudah akan semakin dekat ke Jakarta. Kota yang dulu pernah memberiku kenangan bersama Erika."Ayah, sebentar lagi kita akan sampai di Jakarta. Apa kita akan tinggal di sana selamanya?""Iya, Nak. Kita akan mencari Kakek."Berbekal dengan surat wasiat dari ibu, aku dan Rafa mencari alamat yang tertera di sana. Mudah mudahan bisa

    Last Updated : 2023-07-31
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 42. Nafkah

    Bab 42. Nafkah"Ayah, bagaimana dengan buku yang Ayah terbitkan?" tanya Rafa menatapku."Gagi Ayah satu bulan sudah dikirimkan, Nak. Tapi ….""Tapi kenapa, Yah?""Ayah belum buka rekening.""Nanti biar aku temani saja, Bang. Kalau Abang mau buka rekening.""Masalahnya Abang gak punya uang buat buka tabungan, Rehan.""Eh, iya, ya, Bang. Maaf, Bang. Aku juga gak bisa bantu.""Gapapa, Rehan. Abang ngerti kok. Abang juga gak mau kalau kamu mencuri hanya karena kita miskin."Rehan bergeming. Kami sama-sama diam seribu bahasa. Hanya suara deru mesin mobil yang terdengar. Gudang tua yang kami tempati tidak jauh dari jalan besar. Suara bising dari arus lalu lintas di jalan raya."Aku punya ide, Bang. Gimana kalau aku kerja jadi kuli pasar Tanah Abang. Lumayan hasilnya buat buka rekening tabungan.""Tapi bagaimana dengan anak buah Bang Togar jika melihatmu bekerja jadi kuli. Mereka pasti akan merampas hasil keringatmu."Rehan terdiam. Mungkin dia juga memikirkan apa yang baru saja kukatakan ta

    Last Updated : 2023-07-31

Latest chapter

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 93. Balasan Untuk Istri Pengkhianat

    Bab 93. Balasan Untuk Istri PengkhianatTak lama kemudian, Arga datang membawa surat kontrak CV Anugerah. Menyerahkan kepada Rani, dan mengalihkan tanda tangan padanya. Arga memberikan pena, lalu memintaku untuk tanda tangan."Ini surat pengalihan kontrak kerja dengan CV Anugerah, Rani. Kau boleh membacanya terlebih dahulu sebelum Danu menyerahkan padamu dan menandatangani surat kuasa," ucap Arga menyerahkan dokumen kepada Rani."Baiklah, Arga. Akan kuperiksa lebih dahulu sebelum ditandatangani Danu.""Kau adalah wanita licik yang menggunakan cara kotor untuk meraih kesuksesan," sarkas Arga."Memangnya kenapa jika aku melakukannya. Bukankah dia juga sama melakukan dengan cara curang?""Kau benar-benar wanita iblis, Rani," cibir Arga."Diam! Aku tidak meminta pendapatmu, Arga!" Bentak Rani. Seraya meletakkan dokumen di hadapanku."Tandatangani dokumen pengalihan ini, Danu!""Kau sudah berjanji akan membebaskan Aisyah bila aku memberikan dokumen pengalihan surat kontrak kerja itu, kan?

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 92. Syarat

    Bab 92. Syarat"Sial!" Umpatku kesal. Rani langsung memutus sambungan telepon."Ada apa, Danu?" tanya Arga mengernyitkan dahi."Rani memintaku untuk datang sendirian ke gudang tua. Dia menyekap Aisyah, Arga.""Astaga! Kurasa perempuan itu sudah tidak waras, Danu.""Kita harus bagaimana ini, Arga.""Tenangkan dirimu, Danu. Aku akan berusaha untuk membantumu.""Baiklah.""Kau pergilah temui Rani. Bicarakan baik-baik dengan dia.""Oke, aku pergi dulu.""Jaga dirimu baik-baik, Danu!""Iya, Arga.""Den Danu, Mamang ikut, ya." Mang Dadang menyela, ketika aku akan masuk ke dalam mobil."Tidak usah, Mang. Sebaiknya Mang Dadang pulang saja jaga Kakek. Dan jemput Rafa di sekolah. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada Rafa.""Baiklah, Den Danu. Mang Dadang akan jemput Rafa di sekolah. Den Danu hati-hati di jalan, ya!""Iya, Mang. Aku titip Rafa, ya!""Inggih, Den. Mamang akan jaga Rafa dengan taruhan nyawa."Aku mengangguk tanpa menjawab, lalu segera masuk ke dalam mobil. Melaju dengan kecepatan ti

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 91. Dalang Penculikkan

    Bab 91. Dalang PenculikkanJantungku terasa berdetak kencang. Ketika mendengar suara teriakan Aisyah, sebelum menutup telepon. Sumpah demi Tuhan. Aku takut terjadi sesuatu pada Aisyah dan bayiku.Bentley hitam melaju dengan kecepatan tinggi. Menyalip beberapa mobil yang lewat. Walau mendapat sumpah serapah pada pengendara yang lain, tetapi Arga tetap tak peduli. Aku masih terus meminta agar pulang ke rumah.Sampai di rumah aku tak melihat siapa pun. Ketika masuk kakek hanya memandangku pongah. Memasuki halaman dengan napas ngos-ngosan."Danu, apa yang telah terjadi padamu? Kenapa kau masuk tanpa permisi ataupun mengucap salam. Seperti habis dikejar setan saja," ujar kakek menatap heran."Kakek, di mana Aisyah?"Aisyah?" kening kakek mengernyit."Iya, Aisyah.""Aisyah sudah pergi ke rumah sakit.""Siapa yang sudah mengantarkan Aisyah?""Si Dadang. Memangnya kenapa?""Kakek yakin Mang Dadang yang sudah mengantarkan Aisyah?""Ya tentu saja. Apa kau pikir Kakek ini sudah pikun? Tidak bisa

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 90. Mati Kutu

    Bab 90. Mati KutuSetelah kepergian Sakira, Jodi dalam pengasuhan ku. Walau kadang dia terlihat bersedih, lambat lain Jodi kembali ceria. Meski tidak seperti dulu lagi. Kadang, aku memergoki Jodi melamun. Memperhatikan teman-temannya bermain. Juga orang tua yang menggendong anaknya.Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, Jodi didaftarkan di sekolah Paud. Mungkin dengan begitu dia sedikit melupakan kesedihan kehilangan ibunya.Tiga bulan kemudian, kasus kebakaran terungkap. Bukti-bukti mengarah kepada Rani. Polisi menemukan satu anting yang jatuh di dekat area halaman. Saat itu, pihak petugas menelpon. Memberi tahu penemuan barang bukti."Selamat siang, Tuan Danu," ucap Briptu Zidan."Selamat siang, Pak.""Kami menemukan barang bukti satu buah anting mutiara di halaman depan. Apakah ini milik korban?""Bukan, Pak. Sepertinya, aku mengenal pemilik anting ini.""Bisa Anda jelaskan siapa pemiliknya?""Anting itu milik mantan istriku. Aku sendiri mengenalnya karena itu hadiah ulang tahunnya

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 89. Burung Gagak Hitam

    Bab 89. Burung Gagak HitamWajah Rani membeku seketika saat Tanaka berakhir di penjara. Mungkin dia juga tidak menyangka. Kalau aku adalah pemilik perusahaan Anugerah. Saat itu, usahanya untuk membuatku bangkrut sia-sia. Benar apa pepatah mengatakan, 'apa yang kau tanam itulah yang kau petik.'Tanaka telah memetik buah dari keserakahannya. Dia mendapatkan hukuman tujuh tahun kurungan. Terbukti melakukan tindak pidana. Kini, tinggal Rani yang masih gencar untuk menjatuhkan perusahaanku."Ingat, Danu. Aku pasti akan membalas dendam atas semua perbuatanmu. Kau telah membuat kakakku masuk ke dalam penjara. Rasakan pembalasanku nanti," ucap Rank dengan nada mengancam"Sadarlah, Rani. Balas dendam itu tidak baik. Jadilah dirimu sendiri seperti dulu. Aku suka Rani yang manis dan imut seperti bintang film India.""Cih! Najis!" Cemooh Rani.Aku menarik napas. Memijat dahi yang terasa sakit. Berkali-kali menahan dada yang sesak. Tidak kusangka secepat itu Rani berubah. Seolah beberapa tahun keb

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 88. Kalah Telak

    Bab 88. Kalah Telak"Celaka, Danu. Pabrik kita yang meproduksi mei instans terbakar pada bagian Utara," ucap Arga pongah. Seketika datang dengan napas tersengal-sengal."Apa?""Tidak ada satu barang pun yang bisa diselamatkan dari sana. Semua telah ludes terbakar.""Apa yang terjadi di sana, Arga?""Menurut satpam penjaga kebakaran terjadi karena adanya korsleting listrik.""Kalau begitu ayo, kita segera melihat ke sana," ujarku."Ayo!"Arga mengikuti langkahku dari belakang. Kami segera menuju ke pabrik mie instan, yang beroperasi pada jam malam. Pabrik itu, tak pernah sepi karena terbagi menjadi dua sip. Ada karyawan yang masuk jam kerja pagi. Ada juga yang masuk pada jam enam malam hingga jam enam pagi. Semua berjalan normal ketika aktivitas para karyawan dimulai.Bentley hitam menuju ke arah pinggiran kota. Ketika aku dan Arga sudah sampai di tempat itu, seluruh pabrik telah ludes terbakar. Hanya tinggal sisa sedikit saja pada bagian pengemasan."Apa yang telah terjadi?" tanyaku p

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 87. Iri Bilang, Bos

    Bab 87. Iri Bilang, BosAku pulang dengan raut yang gusar. Tidak disangka mereka berdua telah menipuku habis-habisan. Bagaimana Rani bisa setenang itu, pura-pura mencintaiku. Padahal, dia wanita pengkhianat.Sampai di rumah aku segera membuka jas, lalu melemparkannya asal. Aisyah yang melihatku kesal menatap heran."Mas, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu seperti habis kalah judi?""Aku sedang tidak bercanda, Ais. Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin diganggu.""Katakan kalau kamu punya masalah. Aku akan coba membantumu.""Tidak ada," jawabku ketus. Membuka dasi, lalu mencampakkan asal.Aisyah yang melihatku geram masih bergeming. Menatapku dengan pandangan heran. Mungkin dia sedang berpikir aku lagi punya masalah.Lama kami terdiam tanpa saling berbicara. Namun, Aisyah dengan sabar menungguku. Hingga emosi menjadi reda. Saat itu, dia kembali lagi sambil membawa segelas jus buah naga."Minumlah! Biar mood kamu bagus, Mas," ujarnya. Meletakkan gelas berisi jus buah naga di atas

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 86. Rahasia Terungkap

    Bab 86. Rahasia TerungkapHatiku terasa mencelos. Ketika mendengar ucapan Sakira. Ada yang disembunyikan. Namun, Sakira tak ingin mengatakan ada rahasia apa antara Rani dan juga Tanaka. Jujur, aku merasa ketar ketir saat melihat mereka datang ke pesta pernikahan Naina. Bergandengan tangan layaknya pasangan kekasih.Berkali-kali kutarik napas. Untuk menghirup oksigen dalam rongga dada. Barangkali bisa mengurangi rasa sesak yang sedari tadi menghimpit. Mungkin dengan melonggarkan dasi bisa membuatku lebih rilex. Akan tetapi, tetap saja suasana hati terasa kaku. Seolah sedang mati rasa. Duduk salah berdiri pun juga salah."Danu, celaka dua belas!" ujar Arga. Tiba-tiba saja dia masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu. Membuatku mengernyitkan dahi."Ada apa? Kenapa kau seperti melihat hantu, Arga?""Apa kau belum tau kalau perusahaan yang ada di distrik Selatan sudah diambil alih?""Maksudnya?""Para karyawan tadi menelponku kalua PT Adikarya sudah beralih tangan.""Beralih tangan?""I

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 85. Talak Tiga

    Bab 85. Talak TigaDadaku terasa sesak. Bagaimana dihimpit batu besar. Ketika mendengar Rani meminta talak. Siang itu, selesai makan kami bertiga kumpul di ruang keluarga. Dengan disaksikan kakek dan Aisyah, aku menjatuhkan talak untuk Rani.Sebuah bukti baru yang kudapat dari nomor tak dikenal, telah mengirimkan foto-foto Rani bersama selingkuhannya. Rasa sesak di dalam dada memenuhi rongga paru-paru. Bagai ditimpa beban berton-ton. Sakitnya hingga ke tulang belulang."Rani, pikirkan baik-baik permintaanmu. Benar kamu ingin meminta talak pada Danu?" tanya kakek menatapnya."Iya, Kek. Keputusanku sudah bulat. Hari ini aku akan angkat kaki dari sini untuk selamanya. Aku langsung meminta talak tiga," jawab Rani tanpa ragu."Sudahlah, Kakek. Untuk apalagi Kakek membujuk wanita seperti dia. Wanita yang tidak pantas menjaga kehormatan dirinya, dia tidak pantas untuk dipertahankan," ucapku menyela."Sabar, Danu. Semua bisa kita selesaikan secara baik-baik. Tidak harus memakai kekerasan fisi

DMCA.com Protection Status