“Orang dewasa sudah pintar argumentasi makanya sering melanggar,” balas Barnett ketus.“Bukan, seperti itu, Bar. Orang dewasa sering melanggar karena rasa penasarannya lebih besar dari pada anak kecil yang rasa takut terhadap banyak hal itu lebih besar sehingga sering patuh.”Kelvin mengeluarkan argumentasi tentang kalimat sindiran Alexa mengenai orang dewasa sering melanggar aturan. Alexa menoleh ke arah Barnett dan Kelvin dengan senyuman lebar sambil menggeleng pelan.“Ish, ketahuan sering melanggar aturan,” desis Alexa.“Memangnya kamu gak pernah melanggar aturan?” tanya Kelvin.Alexa menoleh ke arahnya. “Aku?” tunjuk diri sendiri.“Iya, kamu.”Alexa tertawa. “Jelas, pernah.”“Dasar,” celetuk Barnett sembari menoleh ke arahnya.Satu jam lebih lima belas menit, ia tiba di tempat berkemah pertama. Ia turun bersama Barnett dan Frank. Mereka mendatangi kantor pengelola tempat berkemah untuk meminta izin kepada karyawan untuk menyewa tempat dan peralatan dalam acara outbound kantor sert
Alexa hanya tersenyum tipis sembari menatap teman lamanya itu. Hanya senyuman sebagai jawaban dari pertanyaannya karena cukup menggambarkan suasana hati saat ini.“Kenapa senyuman manismu yang dikeluarkan?” tanya Nikkie lembut sembari memegang tangannya.“Itu jawabanku, Nikkie,” jawabnya dengan intonasi penekanan lalu tersenyum lebar.Nikkie sedikit memundurkan wajahnya dengan senyuman panjang yang terlukis di bibirnya dan satu mata menyipit. Dia seolah-olah memahami yang ditampakkan olehnya sehingga jantungnya sedikit berdegup kencang.“Ah, sudah kuduga, hidupmu pasti bahagia dan tentram karena suamimu adalah anak dari konglomerat dan CEO perusahaan teknologi terbesar di negara ini.” Nikkie menepuk lengannya sambil tertawa dan mendongak ke langit villa.Nikkie terlihat sedang membayangkan kehidupan Alexa bagaikan Sang Ratu di dalam kerajaan yang dilayani oleh banyak asisten rumah tangga. Dia tidak berhenti bicara dan tampak senang membayangkan kehidupan yang terlihat dan disangka men
Malam dingin yang hangat karena bertemu dengan teman lama dan baru untuk menghabiskan waktu akhir pekan. Sikap manis suaminya itu membuat tercengang.Dua menit berlalu, Alexa menerima piring dan gelas yang penuh dengan isi makanan dan air mineral. Barnett membuka jaket dan diarahkan ke kaki jenjang mulus yang terekspos dengan jelas. Dia terlihat tidak terima bahwa tubuh istrinya dapat dilihat oleh banyak orang.Pandangan Alexa tidak berhenti pada raut wajah yang bersih dan bersinar sehingga paras yang tampan terpancar. Namun, satu sisi membuyarkan kekaguman terhadap sikapnya mala mini.‘Dia melakukan sikap manis di depan banyak orang agar bisa dilihat dan dipuji bahwa dia adalah suami yang penyayang dan siap siaga dalam kondisi apa pun,’ batinnya menggerutu.“Wah, suami Bu Alexa perhatian sekali,” puji salah satu karyawan Frank.Baru saja dibatin olehnya dan sungguh terjadi. Namun, ekspresinya hanya tersenyum lebar dan melanjutkan makan. Barnett mengarah kepadanya dengan senyuman leba
“Jangan mengancam seperti itu, dia orangnya pemalu.”Alexa membela Barnett dengan senyuman tipis dan menoleh ke Nikkie untuk tidak mengancamnya. Ia tahu bahwa suaminya tidak akan melakukan yang dikatakan olehnya sembari melirik Deana yang kedua pundak terangkat bersamaan dan leher menegang sembari menatap sinis dan hidung mengernyit.Alexa menoleh kembali ke Barnett lalu bibir menempel di bibirnya selama satu menit sembari menatap lamat. Bola mata terbelalak ketika dia melakukan yang dikatakan oleh sahabatnya dan otot leher menegang. Setelah itu, dia juga mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang sampai membuatnya memejamkan mata.“Aku cinta sama kamu,” ujar Barnett sambil mengusap pipinya lembut.Tatapan mereka saling bertemu dan jantungnya berdegup dengan kencang. Netra yang memiliki bola mata berwarna membuatnya tersihir akan nada bicara yang lembut.“Ah, manis sekali. Aku mau digituin sama calon suamiku.”“Ah, sayang, mereka manis sekali.”Beberapa orang ingin mendapatkan perla
“Ya, aku lelah semalam dan gak sanggup untuk mengikuti acara sampai selesai,” jawab Alexa tersenyum tipis.“Sungguh?”“Sungguh dan aku tidak ingin membahas semalam. Aku ingin menikmati pemandangan di sini dan udara sejuk,” ketusnya tanpa memerhatikan Frank.Frank menoleh ke berbagai arah di belakang untuk mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menghibur diri dan Alexa. Frank berlari entah arah mana dan tidak dihiraukan oleh Alexa.Alexa hanya ingin tidak mensia-siakan waktu saat berlibur untuk menikmati pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Bunyi bel sepeda membuatnya menoleh ke sisi kanan dengan tatapan yang heran.“Sepeda siapa itu?”“Naiklah.”“Aku masih memakai pakaian ini.”“Aku juga masih pakai piyama,” ucap Frank sambil menarik tangannya.Sepeda kayuh dengan tempat duduk dua dan terdapat empat untuk mengayuh. Alexa naik sepeda lalu mengayuh bersama Frank. Sepeda yang pernah dilihat olehnya di film drama korea dengan warna ungu muda menjadi kenyataan dan mengayuh secar
“Setelah acara kantor kita.”Jari telunjuk bersatu di ibu jari. “Oke,” balasnya sambil memainkan satu mata.Alexa sangat bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada untuknya. Ya, semua dilakukan olehnya karena Frank mencintainya. Namun, apakah dia tetap melakukan yang dibutuhkan ketika mengetahui jawaban dari pembuktian cintanya?Frank tersenyum lebar saat melihat wanita yang dicintainya sejak SMA. Kebahagiaannya adalah yang terpenting untuknya. Namun, apakah Frank siap mendengar jawaban darinya? Apakah dia menerima atas apa pun jawabannya?Alexa kembali ke Villa dengan mengayuh sepeda secara santai sembari menikmati pemandangan indah dan udara sejuk dan dingin. Ia memerhatikannya dari belakang dengan senyuman lebar.“Kamu jangan menatapku terus nanti helmku gak muat.”“Ish, aku lagi menikmati pemandangan bukan menatapmu.”“Perempuan selalu bisa berargumentasi untuk memenangkan dan menyembunyikan yang terjadi beberapa detik,” puji Frank lalu tertawa pelan.“Semua masalah tidak selalu d
Senyuman miring yang ditampakkan olehnya sambil menggeleng heran dengan sikap suaminya yang berpura-pura untuk tidak terjadi apa pun. Semua sangat jelas bahwa Barnett memiliki kekasih gelap yang notabenenya adalah kekasih sahabatnya.“Percuma aku jawab. Kamu pasti membelanya dan nanti berakhir perselisihan dan kekerasan fisik.”“Aku tidak akan pernah melakukan kekerasan fisik di luar rumah.”“Omong kosong!” ledeknya lalu terkekeh pelan.“Kamu!”Alexa melirik dia yang melotot dan tangan mengepal erat. Kemarahan yang sesungguhnya ingin dilampiaskan malah tertahan lalu pergi meninggalkannya.“Apa hubunganmu dengan Deana?” tanya Alexa tanpa menoleh ke arahnya.Akhirnya, rasa penasaran tentang hubungan mereka terucapkan sampai membuat langkahnya terhenti dan mendekatinya kembali. Dia memegang dan mencengkeram pundaknya sambil memutarkan posisi badannya.“Apa maksudmu?!” tanya Barnett menekan.“Aku tanya sekali lagi. Apa hubunganmu dengan Deana?”“Atasan dan bawahan,” kilahnya nada tinggi.
“I-iya!”Deana menjawab bergetar dan genggaman tangannya sedikit longgar dan waktunya untuk melepaskan tangannya. Alexa menarik tangannya dari genggaman tangan secepat kilat lalu berdiri di depannya.Hanya diberi pernyataan yang memang pernah dilihat dan didengar olehnya dalam hitungan detik lengah sehingga mudah untuk dilepaskan. Alexa mengerti dan memahami bahwa Deana bukanlah wanita biasa yang bisa diremehkan. Sikap kalem dan diamnya sangat berbahaya dan mematikan, apalagi dalam keadaan terdesak atau tersudutkan.“Jangan dikira, aku gak tau yang terjadi di kantor ini. Aku tahu apa pun tentang semua karyawan di perusahaan ini.”“Jadi ….”“Semua permasalahan karyawan pasti tahu dan aku bukan perempuan bodoh yang hanya duduk di kursi ruangan tanpa mengerjakan apa pun karena suamiku konglomerat. Walaupun konglomerat, aku sebagai wanita gak ingin jadi beban suamiku dan gak ingin otak ini berhenti berpikir.”“Kamu bukanlah wanita yang terbaik untuknya karena seorang wanita tidak hanya di