Senyuman miring yang ditampakkan olehnya sambil menggeleng heran dengan sikap suaminya yang berpura-pura untuk tidak terjadi apa pun. Semua sangat jelas bahwa Barnett memiliki kekasih gelap yang notabenenya adalah kekasih sahabatnya.“Percuma aku jawab. Kamu pasti membelanya dan nanti berakhir perselisihan dan kekerasan fisik.”“Aku tidak akan pernah melakukan kekerasan fisik di luar rumah.”“Omong kosong!” ledeknya lalu terkekeh pelan.“Kamu!”Alexa melirik dia yang melotot dan tangan mengepal erat. Kemarahan yang sesungguhnya ingin dilampiaskan malah tertahan lalu pergi meninggalkannya.“Apa hubunganmu dengan Deana?” tanya Alexa tanpa menoleh ke arahnya.Akhirnya, rasa penasaran tentang hubungan mereka terucapkan sampai membuat langkahnya terhenti dan mendekatinya kembali. Dia memegang dan mencengkeram pundaknya sambil memutarkan posisi badannya.“Apa maksudmu?!” tanya Barnett menekan.“Aku tanya sekali lagi. Apa hubunganmu dengan Deana?”“Atasan dan bawahan,” kilahnya nada tinggi.
“I-iya!”Deana menjawab bergetar dan genggaman tangannya sedikit longgar dan waktunya untuk melepaskan tangannya. Alexa menarik tangannya dari genggaman tangan secepat kilat lalu berdiri di depannya.Hanya diberi pernyataan yang memang pernah dilihat dan didengar olehnya dalam hitungan detik lengah sehingga mudah untuk dilepaskan. Alexa mengerti dan memahami bahwa Deana bukanlah wanita biasa yang bisa diremehkan. Sikap kalem dan diamnya sangat berbahaya dan mematikan, apalagi dalam keadaan terdesak atau tersudutkan.“Jangan dikira, aku gak tau yang terjadi di kantor ini. Aku tahu apa pun tentang semua karyawan di perusahaan ini.”“Jadi ….”“Semua permasalahan karyawan pasti tahu dan aku bukan perempuan bodoh yang hanya duduk di kursi ruangan tanpa mengerjakan apa pun karena suamiku konglomerat. Walaupun konglomerat, aku sebagai wanita gak ingin jadi beban suamiku dan gak ingin otak ini berhenti berpikir.”“Kamu bukanlah wanita yang terbaik untuknya karena seorang wanita tidak hanya di
“Pagi, Alexa.”Frank menyapa Alexa saat membuka matanya sambil membawa sarapan untuknya. Sarapan diletakkan di atas nakas lalu duduk di tepi kasur. Alexa memegang kepalanya yang terasa tertimpa beban sebesar seratus kilogram sambil mengernyitkan dahi dan duduk bersandar di kepala kasur.“Frank?” tanyanya heran.“Iya.”“Bagaimana, ak—”“Semalam kamu minum banyak sampai gak sadar diri. Untung aku datang di tempat itu untuk bermain billiard dan melihatmu teler. Jadi, aku membawamu pulang dan mau mengantarkanmu pulang ke rumahmu, tapi kamu malah minta ke sini.”“Aku minta di sini?”“Iya. Kamu gak usah mikirin apa pun tentang semalam karena aku tidur di sofa dan pakaianmu tetap sama.”Pandangan turun ke pakaian yang dikenakan kemarin. Ternyata, ucapan dia benar lalu merambat ke arahnya dengan mulut sedikit terbuka.Frank tersenyum lebar. “Minum jus jeruk itu untuk menghilangkan pengarmu, terus makan. Kalau masih gak enak, jangan dipaksakan untuk masuk kerja karena berpengaruh pada pekerjaa
Alexa menatap matanya yang biru dengan mengernyitkan dahi atas pikiran yang dilontarkan melalui kalimat pertanyaan yang memang dirinya sedang bersama Frank. Namun, ia tidak menghabiskan waktu bersamanya, melainkan yang hanya diingat adalah ia sedang menikmati minuman yang jarang dicoba olehnya.Keheningan dengan posisi yang membuat bulu halus Alexa dan Barnett berdiri dalam hitungan detik. Tanpa sengaja, ia melirik bulu halus di bagian telinga dan leher yang berdiri hingga membuatnya tertawa.“Kenapa kamu tertawa? Aku tanya sama kamu.”“Kalau mau melakukan hubungan suami istri, gak usah ditahan karena kamu berhak melakukannya denganku,” jawabnya sambil memandangi langit-langit rumah.Barnett mengalihkan tubuhnya dari atas tubuh Alexa. “Aku sedang gak ingin melakukan itu denganmu.”Jawaban yang terdengar sangat berbohong tanpa menatapnya. Alasan itu membuat garisan panjang terlukis miring di bibirnya sambil menggeleng pelan.“Kenapa kamu tanya keberadaanku semalam? Kamu takut ketahuan
Barnett keluar dari kamar sembari menggunakan baju handuk dan jemari sibuk dengan handphone. Alexa hendak mengikutinya, tetapi pikiran menolak untuk penasaran atas yang hal yang terjadi karena sikap hari ini dibuktikan olehnya sehingga senyuman tipis terlukis di bibirnya.Hati mudah luluh karena sikap lembut dari pria yang dicintainya. Ia tidak pernah mendapatkan perbuatan yang benar-benar mencapai klimaks beberapa kali dan dia bermain sangat brutal sampai kaki gemetar dan lelah yang tiada tanding.Alexa menutup tubuhnya menggunakan kain lebar di ranjang lalu memejamkan mata. Ia membiarkan yang dilakukan oleh suaminya, meskipun memiliki rasa penasaran dan curiga terhadap Deana yang beberapa kali menghubunginya dan mengirim pesan.Beberapa jam berlalu, hari telah berganti. Alexa terbangun di jam yang sudah menjadi kebiasaannya. Ia menoleh ke kanan dan kiri tidak terdapat Barnett sehingga bergegas menuruni anak tangga juga tidak ada dan pakaian berserakan di lantai dapur pun juga tidak
“Iya. Kamu akhir-akhir ini sering begituan sama suamimu?” tanya Nikkie antusias mendengar ceritanya.Alexa terdiam untuk mengingat yang pernah dilakukan oleh Barnett. Ia jarang melakukan hubungan suami istri, tapi pernah melakukannya, apalagi dia mengatakan bahwa ingin memiliki anak darinya.Ia menggeleng pelan dengan mulut terngaga sambil meneteskan air mata. Rasanya masih tidak percaya karena ucapan seorang pria yang tidak mencintainya bisa menjadi kenyataan. Antara percaya atau tidak karena jarang berhubungan dan sekali dari dia mengatakan keinginannya sampai beberapa jam dan brutal.“Ah, tidak mungkin. Aku hanya kelelahan saja sehingga siklus haid terhambat,” sanggah Alexa sambil terkekeh.“Ish, enak loh punya anak. Anak adalah media untuk menghibur diri dari kepenatan aktivitas yang padat dan perselisihan di antara suami. Anak juga bisa sebagai media untuk mencegah perpisahan sehingga rumah tangga tetap utuh dan bisa diperbaiki dari awal, asal ada komunikasi,” tutur Nikkie lembut
Materi malam ini sangat berbobot karena tentang pernikahan dan mayoritas sudah berkeluarga sehingga dibahas mengenai cara komunikasi, perbuatan lembut dan kasar sepasang suami istri dan kewajiban sebagai suami dan istri. Alexa memerhatikan dengan mengalirkan butiran bening lalu diseka secepat kilat karena teringat dengan perbuatan kasar suaminya.“Jika ada seorang istri atau suami yang kasar dan tidak menjalankan perintah agama maka berhak pisah. Walaupun perpisahan tidak dianjurkan. Namun, tidak banyak sepasang suami istri untuk memilih bertahan dalam sebuah hubungan rumah tangga yang tidak ada surga di dalamnya. Hanya sepuluh persen dari jutaan manusia untuk bertahan. Semua tergantung teman-teman dan jangan lupa tetap berdoa kepada sang pencipta.”Lagi dan lagi helaan napas panjang keluar disertai dengan senyuman panjang yang berusaha untuk tegar. Frank memerhatikan Alexa dari kejauhan ketika tertunduk. Tidak lama, acara ceramah pun selesai.Alexa sibuk merapikan jilbab dan melipat
Waktu telah berganti, sepanjang malam dalam tenda dengan kenangan yang menakutkan dan menyakitkan membuat Alexa tidak bisa memejamkan mata dengan sempurna. Sepanjang malam mengganti posisi tubuh ke kanan, kiri, terlentang dan tengkurap untuk mencoba melupakan yang dilihat olehnya.Ia mengikuti setiap kegiatan dengan semangat dan tetap tersenyum. Walaupun hati sedang sakit dan pikiran sedang terbagi. Sikap profesional harus ada dan tidak bisa mendahulukan ego dan perasaan pribadi terkait pekerjaan.Namun, tanpa ia sadari senyuman lebar tidak bisa menutupi mata kosong dan terlihat untuk berpura-pura baik, bisa dibaca oleh Reynard dan Kelvin. Kelvin menatap Alexa dari kejauhan ketika melakukan permainan mengisi pipa yang berlubang agar ember kosong di baris belakang bisa terisi.“Ayo, terus sedikit lagi imbang. Yang pojok, berpikirlah kreatif dan menguntungkan agar bisa merebutkan hadiah yang sudah disiapkan, seperti penyampaian saya saat di Aula,” teriak Alexa untuk menyemangati rekan k