“Pulanglah. Aku sangat lelah hari ini,” jawab Alexa yang tidak ingin membahas Barnett yang tiada kabar sama sekali.“Aku tidak akan pergi dari rumah ini kalau tidak memberitahu keberadaannnya.” Frank sedikit memaksanya sembari menatap lamat.Alexa hendak memasuki rumah dengan terpaksa berbalik badan lalu sedikit membungkukkan badan dan memegang kaca mobil yang masih terbuka.“Aku tidak tahu keberadaannya dan berhenti bertanya karena semua masalahku bukan masalahmu. Kamu hanya cukup mengetahui yang kamu tahu dan tidak perlu interfensi sampai dalam.” Alexa menjawab tegas seraya menatap tajam.Frank terdiam beribu bahasa saat ia memberikan peringatan untuknya. Frank tidak seharusnya iterfensi ke masalah apa pun yang dimilikinya. Walaupun dia adalah sahabatanya, tetapi dia termasuk orang luar.“Oke. Maaf kalau aku terlalu ikut campur dalam masalahmu.”Alexa hanya mengangguk dan menepuk sisi mobil perlahan sembari memperlihatkan senyuman kecutnya dan melambaikan tangan kepadanya. Ia masuk
Alexa memalingkan wajah dengan merapikan rambut lalu tersenyum pada Reynard yang mengernyitkan dahi saat Barnett tidak memujinya. Dia tidak akan pernah memujinya saat hati masih terisi wanita lain dan belum selesai dengan masa lalunya.Percuma saja dibantah sehingga Alexa terkekeh dan berpura-pura untuk baik-baik saja saat melihat mereka yang berbeda pendapat. Ia berdiri di antara mereka sambil memegang kedua tangannya.“Sudah jam istirahat, makan siang dulu, yuk.” Alexa tersenyum lebar.Alexa menarik kedua tangan tersebut, tetapi Barnett masih berdiri di tempat, seperti tidak ingin beranjak dan makan siang dengannya. Ia dan Reynard menoleh dan wajahnya pun masam sehingga ia berbalik badan lalu menggandeng lengannya dan membawa mereka pergi ke kantin.Pertama kali, ia berhasil membujuk suaminya untuk makan bersama di kantin. Reynard dan Barnett menunjuk makanan yang hendak dimakan olehnya lalu dibelikan. Alexa membawa makanan yang dipesan ke meja pendek yang cukup untuk berempat sehin
Mama mertua memegang dan mengelus pipi sembari tersenyum dan menatapnya dengan penuh rasa rindu. Dia terlihat sangat rindu dengannya sampai mengutus tangan kanan papanya hanya demi memanggil Alexa.“Mama sehat, Nak. Maaf, ya sudah membuatmu khawatir.”Alexa tersenyum lebar sambil memiringkan kepala dan menggeleng pelan. “Mama. Alexa rindu dan maaf baru bisa ke sini sekarang di saat diminta untuk datang ke rumah.”“Tidak apa, Nak. Mama juga tahu kalau kamu pasti sibuk sama kerjaan di kantor dan rumah. Ikut mama ke kamar khusus untuk Alexa.”Alexa tersenyum kembali ketika bersama lagi dengan mertuanya. Ia bersalaman dengan Papa mertua dan diantar oleh asisten rumah tangga dengan membawa tasnya.Alexa menyelipkan tangan ke tangan mama mertuanya untuk melangkah bersama menuju kamarnya. Dua menit menuju kamar dan ditakjubkan dengan desain interior kamar yang minimalis, modern dan serba warna cream membuat mata terasa segar.Tas diletakkan di sofa lalu ditinggalkan. Alexa duduk bersama di t
[Aku tunggu di rooftop.]Belum sempat membacanya, pop up notifikasi pesan dari Barnett pun muncul kembali. Dia tampak ingin sekali bicara dengannya. Namun, tidak menyampaikan detil permasalahan yang ingin dibicarakan olehnya.Ia memikirkan selama sepuluh detik di atas kasur untuk menemui Barnett atau tidak. Saat memutuskan untuk menemuinya, ia tersadar bahwa dirinya tidak memberitahu keberadaannya saat ini, tapi Barnett ada di sini.Ia mempercepat langkahnya menuju rooftop dengan pencahayaan lampu senter karena lampu ruang tamu telah dimatikan. Ia melihat Barnett sedang duduk santai di kursi bantal berbentuk bulat dan tinggi lalu berdiri tepat di sampingnya.“Apa yang kamu mau bicarakan denganku? Apakah itu penting?” tanyanya santai sembari memalingkan wajahnya.Barnett berdiri dalam hitungan detik saat mendengar pertanyannya. “Apa maksudmu bicara seperti itu?”“Sudah malam, aku gak mau merusak jam tidurku. Jadi, aku harap kamu buruan bicara sama aku dalam hitungan lima detik.”“Issh,
Bola mata terbelalak ketika mendengar pertanyaan Alexa yang mengetahui tujuan liburannya di luar pulau. Bahkan, dia memandanginya dengan heran dan terdengar tidak marah dengannya.“Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku liburan di luar pulau Jawa?”Alexa menoleh sambil tersenyum kecut. “Tidak penting. Aku tidak minta banyak sama kamu dan hanya ingin kamu menepati janjimu yang selalu terbuka atas hal apa pun.”Alexa memandangi suaminya yang terdiam sambil menelan ludah. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Namun, ekspresi yang ditampakkan sangat jelas bahwa dia sedang takut dan ada sesuatu yang disembunyikan.“Oke. Aku akan menepati janji.”“Bagus.”Tanpa terasa perjalanan mereka yang tidak ada kalimat romantis di dalam mobil, telah tiba di area parkiran mobil kantornya. Alexa turun terlebih dahulu tanpa menunggu Barnett dan tidak menoleh ke arahnya sama sekali.Apa pun yang terjadi padanya, ia yakin bahwa terbongkar dengan sendirinya. Alexa baru saja masuk dari pintu masuk, Deana me
“Bukan begitu. Aku ….”Alexa pergi meninggalkan Barnett tanpa mendengar kalimat sambungannya karena tidak ingin mendengarnya. Ia sudah bisa menebak yang dikatakan olehnya. Dari pada menyakiti hati lebih baik pergi meninggalkannya menuju kantin.Alexa tersenyum lebar saat berhadapan dengan rekan kerjanya. Ia tidak boleh menunjukkan ekspresi sedih ketika berhubungan dengan rekan kerja. Ia berkumpul dengan mereka sampai tertawa bersama dan menghabiskan waktu bersama selama beberapa menit.Alexa menjadi bahan pujian bagi banyak orang sampai masuk ke ruangannya. Mereka memuji penampilannya yang berubah seratus delapan puluh derajat. Salah satu strategi untuk membuat karyawannya betah kerja di perusahaan Barnett.Selama bekerja tidak pernah melihat Barnett menawarkan makan siang bersama sehingga mengajak mereka pertama kali. Alexa memasuki ruangannya untuk kembali bekerja. Beberapa detik menyalakan komputer, Deana memasuki ruangan divisi keuangan dengan ekspresi jutek.“Jam dua siang, ada r
Barnett dan Pak Reynard menoleh ke arahnya ketika Alexa mengetahui perbuatan Deana yang lebih asik dengan handphone dari pada membahas proyek besar yang menghasilkan banyak pemasukan untuk perusahaan dan karyawan di perusahaan.Deana membisu dan mematung lalu menyengir saat kepergok sedang asik dengan handphone. Dia meletakkan handphone di atas meja lalu menulis hasil rapat dan keperluan untuk proyek. Sedangkan, Alexa menaruh curiga kepadanya ketika sibuk dengan handphone karena senyuman lebar dan tampak berbicara dengan seseorang melalui pesan.‘Dia sedang bicara dengan siapa? Apakah dia membicarakan proyek kepada Kelvin dan merencanakan sesuatu? Atau malah ingin mengambil Barnett?’ batin Alexa bertanya-tanya.Alexa kembali ke layar dan papan ketik laptop untuk menyusun anggaran yang dikeluarkan untuk keperluan proyek besar. Tanpa terasa jam pulang kantor sudah lewat, Pak Reynard pamit terlebih dahulu setelah merinci keperluan bersama anak dan menantunya.“Deana, kamu bisa pulang sek
Alexa menoleh ke Barnett dengan senyuman miring dan berdesis sekaligus menggeleng pelan ketika dia melontarkan pertanyaan yang seolah-olah tidak terjadi sesuatu kepadanya. Sampai kapan dia tidak berkata jujur dan apa adanya.Ia merasa tidak tahan dengan sikap Barnett yang semakin hari, semakin tidak terkendalikan sampai membela wanita lain. Apa yang ada dalam pikirannya hingga tidak percaya dengannya?“Apa yang kamu lakukan di luar pulau selama beberapa hari? Dengan siapa kamu di sana?”“Aku jelas berlibur lah dan seorang diri saja.” Barnett menjawab dengan nada tinggi.“Bohong,” balas Alexa menekan sambil melotot.“Apa maksudmu? Aku tidak bohong.”“Waktu kamu berlibur di luar pulau, seorang wanita menghubungiku bahwa dia bersenang-senang denganmu sampai tidur denganmu. Dia juga mengatakan bahwa akan mengambil darimu, tapi wanita itu tidak menyebutkan identitasnya. Selain itu, aku memeriksa di maskapai dengan pemesanan tiket pesawat pergi pulang berjumlah dua orang atas nama kamu.”Al