“Bukan begitu. Aku ….”Alexa pergi meninggalkan Barnett tanpa mendengar kalimat sambungannya karena tidak ingin mendengarnya. Ia sudah bisa menebak yang dikatakan olehnya. Dari pada menyakiti hati lebih baik pergi meninggalkannya menuju kantin.Alexa tersenyum lebar saat berhadapan dengan rekan kerjanya. Ia tidak boleh menunjukkan ekspresi sedih ketika berhubungan dengan rekan kerja. Ia berkumpul dengan mereka sampai tertawa bersama dan menghabiskan waktu bersama selama beberapa menit.Alexa menjadi bahan pujian bagi banyak orang sampai masuk ke ruangannya. Mereka memuji penampilannya yang berubah seratus delapan puluh derajat. Salah satu strategi untuk membuat karyawannya betah kerja di perusahaan Barnett.Selama bekerja tidak pernah melihat Barnett menawarkan makan siang bersama sehingga mengajak mereka pertama kali. Alexa memasuki ruangannya untuk kembali bekerja. Beberapa detik menyalakan komputer, Deana memasuki ruangan divisi keuangan dengan ekspresi jutek.“Jam dua siang, ada r
Barnett dan Pak Reynard menoleh ke arahnya ketika Alexa mengetahui perbuatan Deana yang lebih asik dengan handphone dari pada membahas proyek besar yang menghasilkan banyak pemasukan untuk perusahaan dan karyawan di perusahaan.Deana membisu dan mematung lalu menyengir saat kepergok sedang asik dengan handphone. Dia meletakkan handphone di atas meja lalu menulis hasil rapat dan keperluan untuk proyek. Sedangkan, Alexa menaruh curiga kepadanya ketika sibuk dengan handphone karena senyuman lebar dan tampak berbicara dengan seseorang melalui pesan.‘Dia sedang bicara dengan siapa? Apakah dia membicarakan proyek kepada Kelvin dan merencanakan sesuatu? Atau malah ingin mengambil Barnett?’ batin Alexa bertanya-tanya.Alexa kembali ke layar dan papan ketik laptop untuk menyusun anggaran yang dikeluarkan untuk keperluan proyek besar. Tanpa terasa jam pulang kantor sudah lewat, Pak Reynard pamit terlebih dahulu setelah merinci keperluan bersama anak dan menantunya.“Deana, kamu bisa pulang sek
Alexa menoleh ke Barnett dengan senyuman miring dan berdesis sekaligus menggeleng pelan ketika dia melontarkan pertanyaan yang seolah-olah tidak terjadi sesuatu kepadanya. Sampai kapan dia tidak berkata jujur dan apa adanya.Ia merasa tidak tahan dengan sikap Barnett yang semakin hari, semakin tidak terkendalikan sampai membela wanita lain. Apa yang ada dalam pikirannya hingga tidak percaya dengannya?“Apa yang kamu lakukan di luar pulau selama beberapa hari? Dengan siapa kamu di sana?”“Aku jelas berlibur lah dan seorang diri saja.” Barnett menjawab dengan nada tinggi.“Bohong,” balas Alexa menekan sambil melotot.“Apa maksudmu? Aku tidak bohong.”“Waktu kamu berlibur di luar pulau, seorang wanita menghubungiku bahwa dia bersenang-senang denganmu sampai tidur denganmu. Dia juga mengatakan bahwa akan mengambil darimu, tapi wanita itu tidak menyebutkan identitasnya. Selain itu, aku memeriksa di maskapai dengan pemesanan tiket pesawat pergi pulang berjumlah dua orang atas nama kamu.”Al
“Hmm? Aku biasanya juga tersenyum,” jawab Barnett yang mengempiskan senyumannya ketika semua orang menoleh ke arahnya.Alexa tersenyum tipis saat melihat Barnett yang menyiutkan senyumannya saat ketahuan adiknya sedang tersenyum. Dia memang jarang tersenyum selama mengenalnya. Bahkan, Helena yang notabenenya adalah sudah lama bersamanya sampai berkata demikian.Ia tidak terlalu memusingkan apa yang terjadi padanya dan apa yang pernah dilakukan sekaligus kebiasannya. Namun, tanpa diminta, informasi tentang dirinya terbuka mulai hal yang tidak pernah dilakukan olehnya.Alexa berangkat ke kantor bersama Barnett. Dua hari berangkat bersama meskipun dalam keadaan terpaksa karena tidak ingin membuat mertuanya curiga kepadanya.“Besok masakin aku sayur kangkung dan kare ayam,” kata Barnett yang membuyarkan keheningan di dalam mobil.Bola mata terbelalak saat dia memintanya masak makanan kesukaannya. Alexa menoleh dengan mengangkat kedua alisnya dan menatap lamat tanpa mengucapkan satu kata p
“Saat saya wawancara dia sebagai karyawan baru di sini, dia tidak masuk kriteria, tapi karena Pak Kelvin yang memiliki jabatan tinggi setelah Pak Barnett yang meminta saya untuk menerimanya dengan cara meyakinkan saya bahwa dia adalah wanita yang cerdas dan berkompeten di bidang Sekretaris. Namun, kenyataan yang pernah saya ketahui adalah Bu Deana tidak memiliki kemampuan apa pun sampai harus diikutkan kursus tentang Microsoft Office dan Bahasa Inggris oleh Pak Kelvin karena dia adalah kekasihnya.”Alexa terdiam dengan pikiran yang terus berputar tentang mereka. Apakah seorang kekasih sampai melakukan hal banyak kepada seorang wanita yang dicintai dan ingin satu kantor dengannya? Apakah mereka tidak bosan bertemu secara terus menerus? Atau ada hal lain yang menjadi tujuan utama mereka?Ia memijat kening perlahan setelah mengetahui kenyataan Deana yang tidak diterima bekerja di perusahaan ini. Ada hal yang sangat janggal di antara mereka karena Kelvin sampai melakukan hal itu untuk bis
Alexa mengalihkan pandangan ke meja berwarna cokelat muda dengan sebuah kode yang bertuliskan scan di sini untuk mengakses menu. Ia berpikir bahwa ada sesuatu yang direncanakan oleh mereka berdua dan berasal dari masa lalu ayahnya yang tidak diketahui olehnya.Namun, satu sisi berpikir semua itu tampak aneh karena saat usia dia yang sudah cukup mengetahui hal yang seharusnya diketahui. Banyak spekulasi yang bersarang di kepala tentang sebab akibat yang terpaksa atau sengaja dilakukan olehnya.“Saat Papa membeli perusahaan ayah Kelvin, apakah Kelvin mengetahui hal tersebut atau belum disampaikan oleh ayahnya?” tanya Alexa dengan intonasi penekanan.“Aku kurang tahu, Mbak, tapi sepertinya belum diberitahu oleh ayahnya karena saat Om Lindsey dalam keadaan sakaratul maut, aku berada di sana bersama Papa, Mama, Kak Barnett. Om Lindsey tampak ingin menyampaikan sesuatu, tetapi bibir tidak bisa mengatakan satu kata pun hingga napas berhenti dan monitor berbunyi panjang dan menampakkan garis
Dengan hati yang tersayat ketika mendengar suara seksi suaminya bersama wanita lain dan terdengar sangat menikmati. Dada seperti diikat kencang dengan napas yang sulit dikeluarkan.Ia mengambil handphone lalu mencari celah untuk memastikan yang dilakukan oleh Barnett di dalam ruang kerja. Namun, ia tidak memiliki celah untuk merekam aktivitas mereka dan hanya merekam suara yang terdengar.Dua hal itu membuat Alexa bimbang dan ragu. Sontak, hitungan detik muncul cara lain untuk membuktikan kebenaran di dalam ruang kerja. Ia menoleh ke serong kiri belakang untuk memastikan posisi kamera pengawas menghadap ruangannya dan ternyata, posisi kamera pengawas tepat berada depan pintu ruangan sehingga bisa merekam siapa pun yang masuk dan keluar.Alexa merekam suara Barnett dan perempuan yang menikmati setiap sentuhan selama lima belas menit. Setelah itu, ia mendengar percakapan intim yang terdengar lesu dan lelah dengan membahas pernikahan.“Sayang, bagaimana kalau istrimu tahu kalau kita suda
Barnett meletakkan gelas di meja dengan kasar sampai berbunyi dan membuatnya terkejut. Dia mendekatinya dengan santai sambil tersenyum miring lalu memegang dagunya.“Kenapa kamu tanya kepadaku? Di mana belanjaanmu? Kamu baru pulang dan tidak belanja?”Alexa menangkis tangan kekarnya sembari menatap tajam lalu tersenyum miring dan berdesis. Barnett seakan suami yang siap siaga dan memerhatikan istri ketika bertanyaan tentang belanjaan.“Kamu tanya di mana belanjaanku?”“Iya. Aku minta kamu untuk dimasakkan besok dengan menu yang kuinginkan.”Alexa tertawa. “Wah, maaf, aku bukan pembantu yang punya tenaga lebih untuk mengurusimu. Aku tahu itu kewajibanku, tapi apakah kamu pernah menjalankan tugas dan kewajibanmu sebagai suami?”Barnett terdiam sembari menatap istrinya yang melotot setelah melontarkan pertanyaan tentang tugas dan kewajibannya. Dia memang tidak pernah menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami, bahkan melindunginya pun tidak pernah.Hanya sentuhan pertama kali lalu dit