Kali ini Herupa akan dipimpin oleh Roki. Roki adalah mantan Letnan Tentara Bayaran. Tidak, sebenarnya bawahan Roki masih memanggilnya dengan sebutan Letnan. Martis mempercayakan pada Roki untuk mengarahkan semua anggota Herupa.Setelah mereka selesai menyusun rencana, barulah Martis menghubungi Odele. Martis tidak bertele-tele dan langsung mengatakan pada Odele situasinya. Odele sangat marah ketika mengetahui hal ini. Ia awalnya ingin meminta bantuan Jendral Valdo. Namun Martanto melarangnya. Karena Jendral Sabo tidak menggunakan pasukannya untuk menyerang Martis. Jendral Sabo justru menyewa ratusan Tentara Bayaran untuk menyerang Herupa. Kalau Jendral Valdo mengerahkan pasukannya, pasti ia akan difitnah lagi oleh Jendral Sabo. Sebenarnya itulah tujuan Jendral Sabo. Jendral Sabo ingin menggulingkan Jendral Valdo."Martis, kau lakukan saja apa yang diarahkan oleh Roki. Jangan ragukan kemampuan Roki. Dia itu orang yang hebat. Dia sudah puluhan bahkan ratusan kali menghadapi peperangan d
Dua hari kemudian, markas Herupa benar-benar ramai. Semua anggota Herupa sedang bersiap menunggu kedatangan musuh.Martis sudah tahu kalau hari ini musuh akan mulai bergerak. Itu semua berkat alat pelacak yang berhasil Martis tanamkan pada tubuh Letnan Hitman.Herupa mendapat bantuan dari Roki. Roki yang kemarin menemui Jendral Valdo ternyata di ijinkan untuk mengambil peralatan tempur milik mereka yang disembunyikan. Ternyata Roki menyembunyikan ratusan baju baja elastis. Baju baja elastis itu sangat berguna di dalam pertempuran.Semua anggota Herupa satu persatu dilengkapi beberapa alat pertempuran termasuk baju baja elastis. Baju baja elastis bisa meminimalisir dampak serangan baik dari senjata api maupun serangan kekuatan elemen. Martis juga sempat terkejut ketika pertama kali mengetahui ada barang semacam itu.Setelah tahu, Martis kemudian teringat dengan barang-barang yang ada di dalam tas penyimpanan sistem. Ternyata Martis juga melihat ada baju baja elastis. Ia mendapatkannya
"Ayo serang mereka...!" teriak Roki.Siuw..., duar!Duar, duar, duar!Boom!Brush...!Brak, brak, brak!Jedar!Suara ledakan kembali terdengar di mana-mana. Herupa menyerang balik pasukan Tentara Bayaran itu.Semua anggota Herupa menembakkan kekuatan elemen mereka ke arah musuhnya. Ada elemen air, api, angin, tanah dan juga petir."Bentuk barisan pertahanan!" teriak Letnan Hitman.Bruk, bruk, bruk!Pasukan yang membawa tameng maju dan menahan serangan dari Herupa."Jangan berhenti! Pasukan elemen api maju...!" teriak Roki.Blar, blar, blar!Roki menyuruh anggota Herupa yang memiliki kekuatan elemen api menyerang agar tameng-tameng yang digunakan Tentara Bayaran menjadi panas.Lima menit kemudian, sesuai perkiraan Roki. Semua pasukan Tentara Bayaran yang ada di depan membuang tameng yang mereka pegang karena mulai terasa panas."Sial! Ayo ambil kembali tameng-tameng itu!" teriak Letnan Hitman.Namun ketika mereka mendongak ke atas, ada banyak bebatuan yang datang ke arah mereka.Siuw..
"Sekarang...!" teriak Roki.Siuw...!Brush, brush, brush...!Ada angin yang sangat kencang. Angin-angin itu langsung menerjang dan menerbangkan tubuh pasukan Tentara Bayaran ke udara. Tubuh mereka terombang ambing tertiup angin."Serangan yang selanjutnya...!" teriak Roki lagi.Jelegar!Jelegar!Jelegar!Rupanya Roki menyuruh pengguna elemen petir melancarkan serangannya. Tentara Bayaran yang tubuhnya masih berada di atas udara langsung disambar oleh petir.Gedebugh!Gedebugh!Gedebugh!Herupa berhasil menumbangkan puluhan Tentara Bayaran. Serangan mereka sangat hebat. Berkat Roki, mereka dapat bekerja sama dengan sangat baik."Jangan takut! Ayo maju!" teriak Letnan Hitman. Letnan Hitman semakin marah ketika melihat banyak Tentara Bayaran yang berhasil ditumbangkan oleh Herupa.Melihat ekspresi Letnan Hitman yang muram, Roki kembali menyeringai. Sebenarnya Roki tahu kalau orang yang ada di balik topeng itu adalah Letnan Hitman. Roki bisa tahu karena sangat mengenali suara Letnan Hitma
Melihat Letnan Hitman yang melompat ke barisan paling depan, pasukan Tentara Bayaran akhirnya kembali percaya diri.Roki tidak akan membiarkan Letnan Hitman menghajar anggota Herupa. Sebelum Letnan Hitman maju dan mengamuk, Roki langsung maju dan langsung berada tepat di hadapan Letnan Hitman.Trap!"Hehe..., lawanmu adalah aku. Aku sudah lama menantikan pertemuan kita yang seperti ini. Kau harus membayar hutang nyawa para bawahanku yang telah kau bunuh!" ucap Roki.Kretek, kretek, kretek!Terdengar suara tulang leher Roki yang sedang meregangkan otot-ototnya. Kemudian Roki mengepalkan tinjunya."Ayo maju, Hitman!" teriak Roki.Hitman memang menggunakan topeng untuk menutupi identitasnya, namun itu tidak akan berguna pada Roki. Letnan Hitman mengernyitkan alisnya ketika Roki menyebut namanya."Ternyata bajingan ini sudah tahu dengan identitasku. Sialan! Aku harus membunuhnya. Kalau tidak, reputasiku akan hancur," gumam Letnan Hitman.Bam!Roki melesat dan menghantamkan tinjunya.Brak!
Dengan senangnya Letnan Hitman tertawa lepas ketika berhasil melukai Roki."Hahaha..., hahahaha...!" Dengan tubuh yang sudah lemas Letnan Hitman masih saja bisa tertawa.Roki melihat luka tusuk yang terbakar pada bagian pahanya itu. Roki memperhatikannya dan seperti ada yang aneh.Tubuh Roki yang baik-baik saja tiba-tiba sebelah lututnya ambruk dan menyentuh lantai.Bruk!"Sial! Pisau itu ternyata beracun!" Roki merasa kesal pada dirinya sendiri yang tadi sempat lengah."Kau pikir, aku akan mati di sini sendirian? Hahahaha...! Tidak masalah jika aku mati, yang penting kau juga akan ikut mati bersamaku! Hahahaha...!" Dengan kondisi tubuh yang sudah terluka parah itu, Letnan Roki masih saja terus tertawa. Padahal tubuhnya sudah terkapar di tengah halaman markas Herupa. Bergerak sedikit saja maka seluruh tubuhnya akan terasa sangat sakit. Karena banyak tulang-tulangnya yang patah akibat serangan Roki yang tidak ada ampun.Roki berusaha menahan racun yang ada di lukanya agar tidak menyebar
Martis berjalan menghampiri tiga ratusan orang Tentara Bayaran itu sendirian.Namun tiba-tiba terdengar ada suara deru angin yang bergemuruh. Sontak, semua perhatian langsung teralih ke asal suara itu.Terlihat ada puluhan helikopter yang berdatangan ke arah markas Herupa. Padahal, Martis baru saja ingin beraksi. Martis melihat ke arah helikopter yang paling depan dan ternyata ada Martanto yang bersiap turun dari tangga tali yang menjulur ke bawah."Eh? Kenapa Paman Martanto kemari? Bukankah Bibi Odele mengatakan kalau mereka tidak diperbolehkan membantu Herupa?" gumam Martis."Martis...!" Martanto langsung mendekati Martis."Iya Paman. Ada apa? Kenapa Paman datang? Apakah akan baik-baik saja?" tanya Martis."Aku datang karena mendapat informasi bahwa salah satu anggota Keamanan Pemerintah memimpin Tentara Bayaran untuk menyerang markas Herupa," jawab Martanto sambil melihat ke arah Letnan Hitman yang sudah di ikat oleh Roki.Kemudian Martanto mengedarkan pandangannya ke arah Tentara
Dengan berat hati, Martis akhirnya terpaksa mengajak Selena dan juga Layla pergi bersamanya ke kediaman Odele.Sepanjang perjalanan, Martis hanya diam. Dia hanya mendengarkan kedua gadis cantik yang terus-terusan bergosip.Namun Martis sempat mengernyitkan alisnya ketika mendengar kedua gadis ini bergosip tentang Mia. Bahkan mereka berdua secara terang-terangan mengatakan akan bersaing untuk mendapatkan hati Martis.Cit...!"Ada apa, Martis?!" Layla yang wajahnya hampir terbentur jendela mobil bertanya dengan wajah yang terlihat sedikit kesal terhadap Martis karena berhenti mendadak."tidak, tidak ada apa-apa. Aku hanya sedikit mengantuk tadi." Martis berbohong dan ia kembali melajukan mobil yang mereka kendarai.Sebenarnya Martis tadi terkejut ketika mendengar Selena dan Layla mengatakan kalau mereka berdua mencintai Martis.Jangan konyol! Pria mana yang tidak tertarik dengan kedua gadis ini? Cantik? Jelas saja mereka berdua cantik. Seksi? Jangan ditanya lagi. Sebenarnya Martis kerap