Pertarungan antara Martis dan Jonoh, serta Vivi dan Jinih, berlangsung dengan sangat sengit.Vivi terus berjuang melawan Jinih meski terluka. Vivi tidak takut menghadapi Jinih yang pengguna biji setan api. Vivi berusaha dengan maksimal dan menggunakan semua kekuatan serta keahlian pedangnya. Meskipun luka yang dideritanya cukup serius, keberaniannya dan semangat juangnya memungkinkannya untuk bertahan.Jinih yang berhasil melukai Vivi akhirnya berlagak semakin sombong dan semakin menganggap remeh seorang Vivi. "Hahaha..., lihatlah. Hanya mengandalkan teknik berpedang, kau pikir akan dapat mengalahkanku? Jangan bermimpi!"Jinih kembali maju dan menyerang Vivi. Kali ini Jinih nampak sangat santai. Ia tidak menganggap pertarungannya melawan Vivi dengan serius. "Apakah kau masih kurang dengan luka yang kau dapatkan? Baiklah, aku akan menambahkannya."Slash...!Boom!Satu tebasan pedang dari Jinih mampu menghasilkan ledakan karena tebasan itu mengandung kekuatan elemen api miliknya.Dengan
Melihat Vivi yang tergeletak tak berdaya, Martis merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Meskipun Jonoh berusaha untuk menggoyahkan konsentrasi Martis dengan provokasinya, hal itu justru membuat Martis semakin kuat dan bersemangat.Dengan api kemarahan yang menyala di matanya, Martis memusatkan perhatiannya kembali pada pertarungan. Dia menemukan kekuatan baru dalam dirinya, didorong oleh keinginan untuk melindungi Vivi dan mengalahkan Jonoh."Kalian akan membayarnya! Rasakan ini...! Pukulan Bazoka...!" teriak Martis kemudian."Apa lagi ini? Argh...!" teriak Jonoh setelah terkena pukulan Martis.Martis akhirnya menggunakan kekuatan biji setannya yang lainnya. Walupun belum sepenuhnya berhasil mengalahkan Jonoh, tapi serangnya berhasil melukai Jonoh cukup parah. Dada Jonoh yang terkena langsung dampak dari kuatnya pukulan Martis tadi terasa sangat sesak. Ia bahkan sempat tak mampu bangkit. Untungnya ada Jinih yang langsung mendekatinya dan membantunya kembali bangkit."Jonoh, ad
Dengan kekuatan sistem barunya yang ditemukan, Martis melancarkan serangan brutal terhadap Jonoh dan Jinih. Amarah yang memuncak dalam dirinya memicu kekuatan yang luar biasa, dan dia menggunakan gaya pertarungan baru yang diperoleh dari sistem tersebut."Ini untuk membalaskan Vivi! Aktifkan gravitation!" teriak Martis masih dengan wajah penuh amarah dan semangat yang tinggi bertekad mengalahkan 'The Silent Hand'.Weng...!Tubuh Jonoh dan Jinih seketika tertekan dengan tekanan yang sangat dahsyat ke lantai."Ke-kekuatan a-apa ini...?" ucap Jonoh terbata."A-aku juga tidak tahu, ini sangat gawat," balas Jinih dengan susah payah pula. Keduanya tidak berkutik kali ini akibat tekanan gaya gravitasi dari biji setan Martis.Kemudian, bam...!Bugh, Bugh, Bugh...!Martis meluapkan kemarahan dan kekuatannya dalam setiap gerakan dan serangan. Dia menggabungkan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan yang luar biasa dalam setiap gerakannya. Setiap serangan yang dia lakukan menghantam Jonoh dan Jinih d
Saat Martis berhasil mengalahkan Jonoh dan Jinih, dia merasakan kelegaan. Namun, kejutan menunggunya. Dua biji setan melayang di udara dan dengan cepat menabrak tubuhnya. Martis merasakan getaran energi yang kuat dan aneh, dan dia tahu sesuatu yang luar biasa baru saja terjadi.Awalnya Martis merasa terkejut dan bingung, tetapi juga penasaran. Dia merasa bahwa sekarang ada lagi kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya, kekuatan yang berasal dari biji setan api dan angin. Dan sekarang, ia merasa lebih kuat dan lebih tangguh, dan dia tahu bahwa dia baru saja mendapatkan kekuatan baru yang akan membantunya dalam perjalanannya.Saat Martis sedang asik melihat detail kekuatan biji setan barunya, tiba-tiba layar sistemnya berkedip dan memberikan pemberitahuan bahwa ada seseorang yang menuju ke arahnya. Martis merasa waspada dan siap menghadapi siapa pun yang datang.Dia mempersiapkan dirinya dengan waspada dengan mata dan telinganya terfokus pada sekelilingnya, mencari tahu siapa yang akan
Dalam kemarahan dan keputusasaannya, Martis tiada henti menyerang pria bertopeng misterius tersebut. Dia melancarkan serangkaian pukulan Bazoka yang kuat dan cepat, berharap dapat menghentikan pria itu dan mendapatkan informasi tentang keberadaan anak dan istri yang diculik.Namun, Martis telah menyadari bahwa pria bertopeng misterius tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa. Pria itu dengan mudah menghindari pukulan Bazoka yang dilancarkan Martis dan dengan cepat berpindah tempat.Martis mengerutkan alisnya, menyadari bahwa pria bertopeng misterius itu adalah pengguna biji setan yang memiliki kemampuan teleportasi. Meskipun Martis belum mengetahui kekuatan asli pria tersebut, dia bersumpah untuk mengalahkannya dan bertemu kembali dengan anak dan istri yang diculik.Tanpa ragu, Martis melanjutkan serangan-serangannya dengan tekad yang kuat. Dia menggunakan kekuatan dan keahliannya yang ditingkatkan oleh biji setan yang dimilikinya, berusaha untuk melumpuhkan pria bertopeng misterius
Setelah pertempuran sengit dengan musuhnya dan berhasil melukai pria bertopeng misterius tersebut, Martis langsung bergegas kembali ke sisi Vivi. Dia merasa lega melihat Vivi telah kembali siuman, meskipun tampak lemah dan terluka."Vivi, kamu sudah sadar. Bagaimana perasaanmu?" tanya Martis dengan nada yang penuh kekhawatiran. Dia membantu Vivi duduk dan memeriksa luka-lukanya untuk memastikan tidak ada yang serius.Setelah memastikan bahwa Vivi cukup stabil, Martis mengajaknya untuk menghancurkan markas 'The Silent Hand'. "Vivi, kita harus menghancurkan tempat ini. Kita tidak bisa membiarkan 'The Silent Hand' terus melakukan kejahatan mereka," kata Martis dengan tekad yang kuat.Vivi, meskipun ia masih lemah, menyetujui rencana Martis. Mereka berdua bekerja sama, menggunakan kekuatan dan keahlian mereka untuk menghancurkan markas 'The Silent Hand'. Mereka berharap dengan melakukan ini, mereka dapat mencegah lebih banyak orang menjadi korban organisasi jahat ini.Setelah berhasil men
Martis duduk di tepi sungai di bawah cahaya bulan purnama. Sudah beberapa lama sejak anak dan istrinya diculik oleh 'the silent hand'. Dia merasa kesepian tanpa mereka, dan kesal terhadap dirinya sendiri karena tidak mampu melindungi orang yang dia cintai.'Apakah mereka disiksa? Apa yang mereka lakukan dengan anak dan istriku?' gumam Martis sambil menangis.Saat dia merenungkan nasibnya, ia mendengar suara di balik semak-semak. Dia bangkit dan siap berperang, tetapi ternyata itu adalah seorang pria tua."Pak Tua, apa yang anda lakukan pada malam begini di sini?" tanya Martis curiga."Pergilah ke semenanjung Onseta dan temukan Blue Dragon Flower. Itu adalah satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan yang diculik oleh 'the silent hand'," kata pria tua dengan suara serak."Eh...? Tapi..., apa maksudnya? Kenapa kau tahu kalau anak dan istriku telah diculik oleh mereka?" Martis berjalan, mencoba mendekati pria tua itu."Pergilah ke sana, wahai Anak Muda." Namun pria tua itu segera berbalik
Guru Vivi dan pria tua itu saling pandang kemudian menatap Martis dengan senyuman."Martis, dia adalah teman lamaku. Dulu, ketika kami masih muda, kami berjuang bersama untuk menghadapi musuh yang saat ini telah menjadi musuhmu juga." Dengan senyum di wajahnya, guru Vivi memberi tahu hubungan mereka sekilas."Itu benar, Anak Muda. Dan sebenarnya aku sudah mengawasimu sedari awal. Dan aku jadi tertarik setelah mendengar cerita Edi." Pria tua itu menimpali Edi, guru Vivi.Guru Vivi kembali tersenyum dan menanggapi pria tua itu, "Lucas, apakah menurutmu aku berbohong tentang Martis?" tanyanya."Tidak, Edi. Sedikitpun kau tidak berbohong. Dia memang pria yang datang sesuai ramalan kita kala itu."Setelah mendengarkan sejenak perbincangan itu, Martis mengatakan kepada dua pria tua itu untuk beristirahat.***Keesokan harinya, Martis kemudian berlatih di halaman belakang tempat tinggal sementaranya itu. Kali ini ia ditemani oleh guru Vivi dan seorang pria tua yang dikenalnya sebagai teman g
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me