Pertarungan antara Vivi dan Jinih sangat sengit dan menarik. Keduanya adalah ahli pedang yang tangguh dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Jinih, dengan kekuatan biji setan api, mampu mengendalikan dan memanipulasi elemen api dengan keahliannya yang mematikan. Sementara itu, Vivi juga memiliki keterampilan pedang yang hebat dan kekuatan yang kuat.Pertarungan kembali dimulai dengan serangan cepat dari Jinih. Dia melepaskan serangan dengan pedangnya yang terbakar oleh api, menciptakan serangkaian serangan api yang berbahaya. Namun, Vivi dengan refleks yang cepat, berhasil menghindari serangan-serangan tersebut dengan gerakan yang lincah dan gesit.Vivi kemudian melancarkan serangan balasan dengan kecepatan dan keahliannya dalam menggunakan pedang. Dia mampu mengimbangi serangan-serangan Jinih dengan gerakan yang presisi dan memukau. Pedang mereka saling bertabrakan, menghasilkan percikan api yang memenuhi ruangan.Keduanya saling beradu kekuatan dan keterampilan. Vivi dengan keahliann
Pertarungan antara Martis dan Jonoh, serta Vivi dan Jinih, berlangsung dengan sangat sengit.Vivi terus berjuang melawan Jinih meski terluka. Vivi tidak takut menghadapi Jinih yang pengguna biji setan api. Vivi berusaha dengan maksimal dan menggunakan semua kekuatan serta keahlian pedangnya. Meskipun luka yang dideritanya cukup serius, keberaniannya dan semangat juangnya memungkinkannya untuk bertahan.Jinih yang berhasil melukai Vivi akhirnya berlagak semakin sombong dan semakin menganggap remeh seorang Vivi. "Hahaha..., lihatlah. Hanya mengandalkan teknik berpedang, kau pikir akan dapat mengalahkanku? Jangan bermimpi!"Jinih kembali maju dan menyerang Vivi. Kali ini Jinih nampak sangat santai. Ia tidak menganggap pertarungannya melawan Vivi dengan serius. "Apakah kau masih kurang dengan luka yang kau dapatkan? Baiklah, aku akan menambahkannya."Slash...!Boom!Satu tebasan pedang dari Jinih mampu menghasilkan ledakan karena tebasan itu mengandung kekuatan elemen api miliknya.Dengan
Melihat Vivi yang tergeletak tak berdaya, Martis merasakan kemarahan memuncak di dalam dirinya. Meskipun Jonoh berusaha untuk menggoyahkan konsentrasi Martis dengan provokasinya, hal itu justru membuat Martis semakin kuat dan bersemangat.Dengan api kemarahan yang menyala di matanya, Martis memusatkan perhatiannya kembali pada pertarungan. Dia menemukan kekuatan baru dalam dirinya, didorong oleh keinginan untuk melindungi Vivi dan mengalahkan Jonoh."Kalian akan membayarnya! Rasakan ini...! Pukulan Bazoka...!" teriak Martis kemudian."Apa lagi ini? Argh...!" teriak Jonoh setelah terkena pukulan Martis.Martis akhirnya menggunakan kekuatan biji setannya yang lainnya. Walupun belum sepenuhnya berhasil mengalahkan Jonoh, tapi serangnya berhasil melukai Jonoh cukup parah. Dada Jonoh yang terkena langsung dampak dari kuatnya pukulan Martis tadi terasa sangat sesak. Ia bahkan sempat tak mampu bangkit. Untungnya ada Jinih yang langsung mendekatinya dan membantunya kembali bangkit."Jonoh, ad
Dengan kekuatan sistem barunya yang ditemukan, Martis melancarkan serangan brutal terhadap Jonoh dan Jinih. Amarah yang memuncak dalam dirinya memicu kekuatan yang luar biasa, dan dia menggunakan gaya pertarungan baru yang diperoleh dari sistem tersebut."Ini untuk membalaskan Vivi! Aktifkan gravitation!" teriak Martis masih dengan wajah penuh amarah dan semangat yang tinggi bertekad mengalahkan 'The Silent Hand'.Weng...!Tubuh Jonoh dan Jinih seketika tertekan dengan tekanan yang sangat dahsyat ke lantai."Ke-kekuatan a-apa ini...?" ucap Jonoh terbata."A-aku juga tidak tahu, ini sangat gawat," balas Jinih dengan susah payah pula. Keduanya tidak berkutik kali ini akibat tekanan gaya gravitasi dari biji setan Martis.Kemudian, bam...!Bugh, Bugh, Bugh...!Martis meluapkan kemarahan dan kekuatannya dalam setiap gerakan dan serangan. Dia menggabungkan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan yang luar biasa dalam setiap gerakannya. Setiap serangan yang dia lakukan menghantam Jonoh dan Jinih d
Saat Martis berhasil mengalahkan Jonoh dan Jinih, dia merasakan kelegaan. Namun, kejutan menunggunya. Dua biji setan melayang di udara dan dengan cepat menabrak tubuhnya. Martis merasakan getaran energi yang kuat dan aneh, dan dia tahu sesuatu yang luar biasa baru saja terjadi.Awalnya Martis merasa terkejut dan bingung, tetapi juga penasaran. Dia merasa bahwa sekarang ada lagi kekuatan baru yang mengalir dalam dirinya, kekuatan yang berasal dari biji setan api dan angin. Dan sekarang, ia merasa lebih kuat dan lebih tangguh, dan dia tahu bahwa dia baru saja mendapatkan kekuatan baru yang akan membantunya dalam perjalanannya.Saat Martis sedang asik melihat detail kekuatan biji setan barunya, tiba-tiba layar sistemnya berkedip dan memberikan pemberitahuan bahwa ada seseorang yang menuju ke arahnya. Martis merasa waspada dan siap menghadapi siapa pun yang datang.Dia mempersiapkan dirinya dengan waspada dengan mata dan telinganya terfokus pada sekelilingnya, mencari tahu siapa yang akan
Dalam kemarahan dan keputusasaannya, Martis tiada henti menyerang pria bertopeng misterius tersebut. Dia melancarkan serangkaian pukulan Bazoka yang kuat dan cepat, berharap dapat menghentikan pria itu dan mendapatkan informasi tentang keberadaan anak dan istri yang diculik.Namun, Martis telah menyadari bahwa pria bertopeng misterius tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa. Pria itu dengan mudah menghindari pukulan Bazoka yang dilancarkan Martis dan dengan cepat berpindah tempat.Martis mengerutkan alisnya, menyadari bahwa pria bertopeng misterius itu adalah pengguna biji setan yang memiliki kemampuan teleportasi. Meskipun Martis belum mengetahui kekuatan asli pria tersebut, dia bersumpah untuk mengalahkannya dan bertemu kembali dengan anak dan istri yang diculik.Tanpa ragu, Martis melanjutkan serangan-serangannya dengan tekad yang kuat. Dia menggunakan kekuatan dan keahliannya yang ditingkatkan oleh biji setan yang dimilikinya, berusaha untuk melumpuhkan pria bertopeng misterius
Setelah pertempuran sengit dengan musuhnya dan berhasil melukai pria bertopeng misterius tersebut, Martis langsung bergegas kembali ke sisi Vivi. Dia merasa lega melihat Vivi telah kembali siuman, meskipun tampak lemah dan terluka."Vivi, kamu sudah sadar. Bagaimana perasaanmu?" tanya Martis dengan nada yang penuh kekhawatiran. Dia membantu Vivi duduk dan memeriksa luka-lukanya untuk memastikan tidak ada yang serius.Setelah memastikan bahwa Vivi cukup stabil, Martis mengajaknya untuk menghancurkan markas 'The Silent Hand'. "Vivi, kita harus menghancurkan tempat ini. Kita tidak bisa membiarkan 'The Silent Hand' terus melakukan kejahatan mereka," kata Martis dengan tekad yang kuat.Vivi, meskipun ia masih lemah, menyetujui rencana Martis. Mereka berdua bekerja sama, menggunakan kekuatan dan keahlian mereka untuk menghancurkan markas 'The Silent Hand'. Mereka berharap dengan melakukan ini, mereka dapat mencegah lebih banyak orang menjadi korban organisasi jahat ini.Setelah berhasil men
Martis duduk di tepi sungai di bawah cahaya bulan purnama. Sudah beberapa lama sejak anak dan istrinya diculik oleh 'the silent hand'. Dia merasa kesepian tanpa mereka, dan kesal terhadap dirinya sendiri karena tidak mampu melindungi orang yang dia cintai.'Apakah mereka disiksa? Apa yang mereka lakukan dengan anak dan istriku?' gumam Martis sambil menangis.Saat dia merenungkan nasibnya, ia mendengar suara di balik semak-semak. Dia bangkit dan siap berperang, tetapi ternyata itu adalah seorang pria tua."Pak Tua, apa yang anda lakukan pada malam begini di sini?" tanya Martis curiga."Pergilah ke semenanjung Onseta dan temukan Blue Dragon Flower. Itu adalah satu-satunya obat yang dapat menyembuhkan yang diculik oleh 'the silent hand'," kata pria tua dengan suara serak."Eh...? Tapi..., apa maksudnya? Kenapa kau tahu kalau anak dan istriku telah diculik oleh mereka?" Martis berjalan, mencoba mendekati pria tua itu."Pergilah ke sana, wahai Anak Muda." Namun pria tua itu segera berbalik
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang