Martis merasa frustrasi saat serangannya tidak berdampak pada Arman yang kuat. Dia menyadari bahwa kekuatannya saat ini tidak cukup untuk melawan Arman yang sedang terpengaruh oleh benda parasit di keningnya.Dalam keadaan kelelahan dan kebingungan, Martis mencoba memikirkan strategi baru. Dia menyadari bahwa dia tidak bisa terus menghindar dan harus mencari cara untuk melumpuhkan Arman sejenak agar bisa mencabut benda parasit tersebut.Martis mencoba memusatkan pikirannya dan melihat sekeliling untuk mencari peluang. Dia menyadari bahwa dia harus menggunakan kecerdikan dan strategi yang lebih pintar daripada mengandalkan kekuatannya sendiri.'Dengan kekuatan langsung tidak akan berhasil. Aku perlu mencari cara lain untuk melumpuhkan Arman,' gumam Martis dalam hati.Dia mencoba mengalihkan perhatian Arman dengan gerakan-gerakan yang tidak terduga, mencoba membingungkan dan memperlambat serangan Arman. Martis mencoba memanfaatkan setiap celah kecil yang ada untuk menyerang dengan cepat
Dalam pertempuran sengit antara Martis dan Arman, penduduk desa menjadi saksi bisu bagaimana kekuatan biji setan telah membuat Arman menjadi teroris yang membahayakan seluruh desa. Martis adalah seorang manusia luar biasa dengan kemampuan yang luar biasa. Namun, menghadapi kemampuan tempur Arman merupakan tantangan terbesar yang dia hadapi.Martis bergerak dengan tangkas dan lincah seperti seorang penari, menari di sekitar serangan Arman, dan mencoba untuk menemukan celah di antara pergerakan musuh. Namun, Arman terus memukul dengan kekuatan yang semakin besar dan lebih cepat dari waktu ke waktu. Waktu semakin berlalu, dan Martis semakin kehabisan waktu untuk menghancurkan parasit pada tubuh Arman."Sudah cukup, Martis! Kamu tidak bisa mengalahkan aku. Sisa-sisa kekuatan biji setan hanya membuatmu lebih lemah." Arman tertawa dengan penuh kepercayaan diri.Martis hampir putus asa saat melihat wajah Arman yang sudah tidak dikenali lagi akibat pengaruh benda jahat tersebut. Namun, dia ma
"Ada apa Martis?" Mia menghampiri Martis."Arman telah tiada, Mia. Dia sudah mati." Suasana di sana seketika menjadi hening setelah mendengar Martis mengatakan kematian Arman.Sebenarnya, Arman sendiri sudah tau bahwa dirinya pasti akan mati jika parasit yang ada di keningnya dicabut dengan paksa."Martis, Bu-bukankah..., bukankah Arman tadi sudah membaik? Tapi kenapa sekarang ia malah mati?" tanya Mia."Kalau itu..., aku juga masih sedikit ragu dengan kenyataan ini. Apakah ada kaitannya kematian Arman ini dengan parasit? Benar! Aku yakin ini ada kaitannya.""Mari kita cari tahu lebih dalam tentang parasit tersebut," kata Martis sambil memusatkan pikirannya untuk mencari jawaban.Mia dan Martis segera meninggalkan pesta kecil itu dan bergegas mengumpulkan berbagai informasi tentang jenis parasit yang menyerang Arman setelah mengurus jenazah Arman. Mereka juga mempelajari sifat-sifat parasit, cara menghilangkannya, dan memutuskan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam untuk men
"Artefak tersebut tentu saja akan kita bawa, Ibu. Kita tidak tahu apa yang akan kita temui di esok hari. Mungkin saja artefak-artefak itu bisa membantu kita," jawab Lancelot dengan optimis."Baiklah, jika itu yang terbaik, mari kita siapkan segalanya. Semoga kita berhasil menemukan apa yang kita cari," ujar Mia, menyetujui rencana tersebut.Sementara itu, Martis tampak sedikit khawatir. "Kita harus berhati-hati. 'The Silent Hand' bukanlah lawan yang mudah. Mereka memiliki banyak sumber daya dan mereka pasti tidak akan segan-segan menggunakan semua cara untuk menghentikan kita. Aku tahu sekarang tujuan utama mereka adalah memanfaatkan kekuatan artefak demi kepentingan dan keuntungan mereka semata."Mereka semua mengangguk, mengetahui risiko yang mungkin mereka hadapi. Namun, mereka juga tahu bahwa mereka harus melakukannya. Mereka harus menemukan Sandi dan mengetahui kebenaran tentang 'The Silent Hand'."Baiklah, mari kita mulai persiapan kita. Semoga kita berhasil," ujar Martis, menga
Mereka bergerak cepat dan diam-diam, menyusuri koridor-koridor gelap markas 'The Silent Hand'. Mereka berusaha menghindari penjaga yang mungkin masih berada di dalam."Kita harus menemukan Sandi secepat mungkin," bisik Martis, memimpin mereka melalui labirin koridor. "Kita tidak tahu berapa lama sistem Lancelot bisa mengalihkan perhatian mereka."Mereka bergerak semakin dalam, melewati pintu-pintu tertutup dan ruangan-ruangan gelap. Mereka berhenti sesekali, mendengarkan apakah ada suara atau gerakan yang mencurigakan.Tiba-tiba, mereka mendengar suara jeritan yang jauh. "Itu Sandi!" seru Mia, wajahnya pucat. "Dia berada di sini, di dalam markas ini!"Tanpa membuang waktu, mereka berlari menuju sumber suara. Mereka menemukan sebuah pintu besar yang terkunci. "Sandi berada di balik pintu ini," kata Martis, mencoba membuka pintu tersebut."Tunggu, biar aku yang mencoba," kata Lancelot, mengeluarkan alat dari tas penyimpanan sistemnya. Dia mulai bekerja pada kunci, berharap bisa membukan
Saat mereka berusaha keluar dari markas 'The Silent Hand', tiba-tiba mereka melihat sekelompok anggota 'The Silent Hand' yang lain sedang mendekat. Mereka terjebak di antara musuh yang sedang berdatangan."Kita harus mencari jalan keluar!" seru Mia, mencoba mencari jalur yang aman.Martis, dengan kecepatan dan kekuatannya, membuka jalan untuk mereka dengan menghadapi anggota 'The Silent Hand' yang mendekat. Pukulan dan tendangan yang ia lepaskan membuat musuh terpental.Lancelot, dengan kecerdikannya, menggunakan perangkat-perangkat canggihnya untuk mengalihkan perhatian musuh dan menciptakan kesempatan bagi mereka untuk melarikan diri.Mereka berlari sekuat tenaga, melewati koridor-koridor yang gelap dan ruangan-ruangan yang terbengkalai. Setiap langkah mereka diikuti oleh teriakan dan serangan dari anggota 'The Silent Hand' yang mencoba menghentikan mereka.Namun, dengan kekuatan dan keberanian yang mereka tunjukkan, Martis, Mia, Sandi, dan Lancelot hampir berhasil keluar dari markas
"Tunggu!" seru sosok itu menghentikan laju mereka berempat."Siapa lagi ini?" tanya Mia."Tidak penting siapa sosok itu. Yang jelas, kita harus segera mengalahkannya. Dia adalah musuh kita," kata Martis dengan tegas."Sekarang aku mengerti mengapa kalian berlari. Kalian adalah pengguna biji setan seperti aku," Sosok setengah hewan itu tersenyum sinis."Benar sekali. Aku adalah musuh kalian, dan aku tidak akan membiarkan kalian menghalangi kami," jawab Martis.Mereka berempat bersiap-siap untuk bertarung, mengeluarkan kekuatan mereka dan bersiap menghadapi musuh yang menghadang mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah pertarungan yang penting untuk menyelamatkan diri pasukan 'The Silent Hand'.Dalam pertarungan yang sengit, mereka menggunakan kemampuan mereka dengan bijak, saling melindungi dan bekerja sama sebagai tim. Meskipun sosok setengah hewan itu kuat, Martis, Mia, dan Lancelot tidak menyerah. Mereka bertarung dengan tekad yang kuat dan tidak mengenal kata menyerah."Sosok orang ini
Mereka semua kembali menghadapi kelompok musuh baru dengan tekad yang kuat meskipun situasinya semakin sulit. Mereka tidak akan menyerah begitu saja."Kami tidak akan membiarkanmu menghalangi misi kami!" kata Mia dengan suara tegas."Kamu mungkin meremehkan kita, tapi kami tidak akan menyerah begitu saja. Kami pasti bisa keluar dari sini," tambah Martis dengan sikap yang penuh percaya diri.Lancelot menatap pria setengah hewan itu dengan tatapan tajam. "Kami siap melawanmu. Kekuatanmu tidak akan menghentikan kami. Kami ini sangat kuat."Mereka berempat lalu kembali bersiap untuk bertarung melawan kelompok musuh baru yang menghadang mereka. Mereka menggunakan kekuatan dan kemampuan mereka dengan bijak, saling melindungi dan bekerja sama sebagai tim.Pertarungan berlangsung sengit, dengan serangan dan pertahanan yang saling bergantian. Meskipun musuh mereka kuat, Martis, Mia, Lancelot, dan Sandi tidak menyerah. Mereka bertarung dengan tekad yang kuat dan tidak mengenal kata menyerah.Se
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me