Mereka bergerak cepat dan diam-diam, menyusuri koridor-koridor gelap markas 'The Silent Hand'. Mereka berusaha menghindari penjaga yang mungkin masih berada di dalam."Kita harus menemukan Sandi secepat mungkin," bisik Martis, memimpin mereka melalui labirin koridor. "Kita tidak tahu berapa lama sistem Lancelot bisa mengalihkan perhatian mereka."Mereka bergerak semakin dalam, melewati pintu-pintu tertutup dan ruangan-ruangan gelap. Mereka berhenti sesekali, mendengarkan apakah ada suara atau gerakan yang mencurigakan.Tiba-tiba, mereka mendengar suara jeritan yang jauh. "Itu Sandi!" seru Mia, wajahnya pucat. "Dia berada di sini, di dalam markas ini!"Tanpa membuang waktu, mereka berlari menuju sumber suara. Mereka menemukan sebuah pintu besar yang terkunci. "Sandi berada di balik pintu ini," kata Martis, mencoba membuka pintu tersebut."Tunggu, biar aku yang mencoba," kata Lancelot, mengeluarkan alat dari tas penyimpanan sistemnya. Dia mulai bekerja pada kunci, berharap bisa membukan
Saat mereka berusaha keluar dari markas 'The Silent Hand', tiba-tiba mereka melihat sekelompok anggota 'The Silent Hand' yang lain sedang mendekat. Mereka terjebak di antara musuh yang sedang berdatangan."Kita harus mencari jalan keluar!" seru Mia, mencoba mencari jalur yang aman.Martis, dengan kecepatan dan kekuatannya, membuka jalan untuk mereka dengan menghadapi anggota 'The Silent Hand' yang mendekat. Pukulan dan tendangan yang ia lepaskan membuat musuh terpental.Lancelot, dengan kecerdikannya, menggunakan perangkat-perangkat canggihnya untuk mengalihkan perhatian musuh dan menciptakan kesempatan bagi mereka untuk melarikan diri.Mereka berlari sekuat tenaga, melewati koridor-koridor yang gelap dan ruangan-ruangan yang terbengkalai. Setiap langkah mereka diikuti oleh teriakan dan serangan dari anggota 'The Silent Hand' yang mencoba menghentikan mereka.Namun, dengan kekuatan dan keberanian yang mereka tunjukkan, Martis, Mia, Sandi, dan Lancelot hampir berhasil keluar dari markas
"Tunggu!" seru sosok itu menghentikan laju mereka berempat."Siapa lagi ini?" tanya Mia."Tidak penting siapa sosok itu. Yang jelas, kita harus segera mengalahkannya. Dia adalah musuh kita," kata Martis dengan tegas."Sekarang aku mengerti mengapa kalian berlari. Kalian adalah pengguna biji setan seperti aku," Sosok setengah hewan itu tersenyum sinis."Benar sekali. Aku adalah musuh kalian, dan aku tidak akan membiarkan kalian menghalangi kami," jawab Martis.Mereka berempat bersiap-siap untuk bertarung, mengeluarkan kekuatan mereka dan bersiap menghadapi musuh yang menghadang mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah pertarungan yang penting untuk menyelamatkan diri pasukan 'The Silent Hand'.Dalam pertarungan yang sengit, mereka menggunakan kemampuan mereka dengan bijak, saling melindungi dan bekerja sama sebagai tim. Meskipun sosok setengah hewan itu kuat, Martis, Mia, dan Lancelot tidak menyerah. Mereka bertarung dengan tekad yang kuat dan tidak mengenal kata menyerah."Sosok orang ini
Mereka semua kembali menghadapi kelompok musuh baru dengan tekad yang kuat meskipun situasinya semakin sulit. Mereka tidak akan menyerah begitu saja."Kami tidak akan membiarkanmu menghalangi misi kami!" kata Mia dengan suara tegas."Kamu mungkin meremehkan kita, tapi kami tidak akan menyerah begitu saja. Kami pasti bisa keluar dari sini," tambah Martis dengan sikap yang penuh percaya diri.Lancelot menatap pria setengah hewan itu dengan tatapan tajam. "Kami siap melawanmu. Kekuatanmu tidak akan menghentikan kami. Kami ini sangat kuat."Mereka berempat lalu kembali bersiap untuk bertarung melawan kelompok musuh baru yang menghadang mereka. Mereka menggunakan kekuatan dan kemampuan mereka dengan bijak, saling melindungi dan bekerja sama sebagai tim.Pertarungan berlangsung sengit, dengan serangan dan pertahanan yang saling bergantian. Meskipun musuh mereka kuat, Martis, Mia, Lancelot, dan Sandi tidak menyerah. Mereka bertarung dengan tekad yang kuat dan tidak mengenal kata menyerah.Se
Mereka semua diam sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Mereka tahu bahwa mereka harus menemukan jalan keluar dari markas musuh sebelum mereka terjebak lebih dalam. Mereka tahu kapasitas dan batasan kekuatan tubuh mereka untuk bertarung. Jika mereka terus bertarung, bisa saja mereka akan kelelahan dan akhirnya kalah oleh musuh yang jumlahnya memang seperti tidak ada habisnya."Aku punya ide," kata Martis tiba-tiba. "Kita bisa mencoba menggunakan peta yang kita temukan sebelumnya. Mungkin ada petunjuk atau tanda-tanda yang bisa membantu kita menemukan jalan keluar."Semua orang setuju dengan ide Martis. Mereka mengeluarkan peta yang mereka temukan sebelumnya dan mulai mempelajarinya dengan cermat. Mereka mencari tanda-tanda atau petunjuk yang bisa membantu mereka menemukan jalan keluar.Setelah beberapa saat, Mia menemukan sesuatu. "Lihat! Di sini ada tanda panah yang mungkin ini menunjukkan jalan keluar. Sepertinya kita harus mengikuti jalur ini."Mereka semua mengikuti petunjuk da
Meskipun Lancelot memiliki sistem utama, dia masih harus banyak belajar lebih banyak lagi. Tapi syukurnya, ada ayahnya di sisinya."Ayah, apa yang harus aku lakukan untuk melawan teknik ilusi yang digunakan musuh kita ini?" tanya Lancelot pada ayahnya."Jangan bingung Nak. Cobalah lebih fokus. Kamu buka menu teknik milikmu, dan coba kau pelajari yang namanya Teknik Ilusi. Kita harus melawan ilusi dengan ilusi juga," jawab Martis."Jadi begitu ya Ayah. Baiklah, tapi aku rasa aku sudah menguasai teknik ilusi yang Ayah katakan barusan.""Hah? Apakah secepat itu kau bisa melakukan teknik itu? Jadi, apa benar semua teknik yang telah Ayah kuasai, kini juga telah kamu kuasai?" tanya Martis penasaran."Entahlah Ayah, tapi aku merasa bahwa pikiranku tiba-tiba dipenuhi banyak hal baru. Aku akan mencobanya, apakah teknik ilusi ini benar-benar telah aku kuasai," ucap Lancelot.'Sistem, aktifkan teknik ilusi. Dan segera deteksi di mana keberadaan musuh,' gumam Lancelot, ia mulai memberikan perinta
Lancelot diam-diam merasa tidak enak hati dengan apa yang ia lakukan pada musuhnya. Namun, ia tahu bahwa ia tidak punya pilihan lain. Keluarganya telah diserang dan dilukai oleh kelompok musuh. Ia harus membalas dendam untuk keluarganya dan melindungi orang-orang yang penting baginya.Setelah beberapa saat, Lancelot memutuskan untuk memberikan kelonggaran pada musuhnya. Ia membiarkan orang itu pergi dengan syarat tidak akan kembali lagi untuk melukai siapa pun lagi."Baiklah, pergilah. Ingatlah janjimu. Jangan kembali lagi untuk melukai orang. Kalau tidak, kau akan benar-benar merasakan siksaan neraka yang lebih buruk," ujar Lancelot dengan nada tegas namun tidak seram di mata musuhnya.Orang itu berdiri dengan satu tangan dan berjalan pergi dengan cepat dari sana. Pantulan sinar matahari yang bersinar di antara celah goa yang retak menyebabkan bayangan tubuhnya bergoyang-goyang. Lancelot menatap bayangan itu sampai hilang di mata sebelum berbalik dan pergi.Lancelot kembali kepada ay
Dengan semangat yang membara, Lancelot dan Martis membalikkan arah, meninggalkan ruang tahanan dan bergerak menuju markas utama musuh. Mereka bergerak dengan sigap, menghindari dan terkadang terpaksa melawan patroli musuh demi menjaga agar keberadaan mereka tidak diketahui.Sementara itu, para warga desa yang telah dipindahkan ke dimensi sistem Lancelot merasa tenang dan aman. Paman Sandi, yang telah berada di sana sebelumnya, menyambut mereka dengan hangat. Mereka merasa terhibur dan merasa sedikit lebih baik meski masih berada di dalam keadaan yang tidak pasti.Di lain pihak, Lancelot dan Martis berhasil mencapai pusat markas musuh tanpa terdeteksi. Mereka bersembunyi di balik dinding, mengintip ke dalam ruangan yang tampaknya menjadi pusat operasi 'The Silent Hand'."Ayah, sepertinya itu dia," bisik Lancelot, menunjuk ke sosok yang tampak berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh berbagai layar monitor dan anggota 'The Silent Hand'.Martis mengangguk, "Sudah waktunya kita mengakh