"Kerja sama yang dimaksud di sini adalah kolaborasi antara kita semua untuk menjelajahi tempat-tempat berikutnya dengan saling membantu dan mendukung satu sama lain. Kita bisa saling berbagi informasi, keterampilan, dan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan bekerja sama, kita dapat memaksimalkan potensi dan mengatasi tantangan yang mungkin kita hadapi di perjalanan ini. Jadi, mari kita bergandengan tangan dan menjelajah bersama-sama," jawab orang yang dipanggil senior oleh kelompoknya itu."Hmm..., jadi begitu ya. Kalau begitu, ayo kita bekerja sama." Martis tersenyum."Tapi untuk sementara, kami harus pergi dulu ke suatu tempat. Ambilah ini, itu adalah benda penting guna menandai bahwa kalian bukanlah bagian dari musuh kami." Senior itu memberikan sebuah benda kecil. Itu adalah sebuah lencana yang memiliki lambang dari kelompok mereka."Baiklah, aku mengerti. Kalau begitu terima kasih. Kami juga akan melanjutkan perjalanan kami ke arah barat," jawab Martis."Tentu, saya s
Mia dan Lancelot mendengarkan kata-kata Martis dengan cemas. Mereka tidak tahu apa artinya semua ini, namun mereka tahu bahwa situasinya sangat serius."Tapi mengapa ya mereka tidak membicarakan tentang artefak dan biji setan? Apa sebenarnya mereka merahasiakan sesuatu?" tanya Mia dengan wajah kebingungan.Martis menghela nafas, "Artefak itu sangat berbahaya. Aku memiliki firasat bahwa benda itu sebenarnya bisa mengancam kestabilan kelompok mereka. Begitu juga dengan biji setan. Kita harus hati-hati agar tidak memberi kesempatan pada mereka untuk mengambilnya."Lancelot mengangguk setuju, "Apalagi dengan orang yang mengintai kita ini. Kita harus berhati-hati agar tidak menjadi korban rencana jahat mereka."Sesaat kemudian, mereka mendengar suara tawa seseorang di luar. Suara tersebut semakin dekat dan Mia, Lancelot, dan Martis siap menghadapi siapa pun yang berani mengancam mereka.Tiba-tiba, sebuah ledakan terdengar dan sebuah benda melesat ke arah mereka dan langsung menghancurkan p
Dengan amarah yang membara dan tekad yang kuat, Lancelot berdiri tegap di hadapan orang bertopeng itu. "Kau tidak akan menyentuh mereka lagi!" teriak Lancelot, menunjuk pedangnya ke arah musuh.Orang bertopeng itu hanya tertawa. "Kau pikir kau bisa menghentikanku, bocah?" ejeknya. Namun, Lancelot tidak bergeming. Ia tahu, ia harus melindungi orang-orang yang ia cintai.Dengan gerakan cepat, Lancelot melompat ke udara, menebas pedangnya ke arah orang bertopeng itu. Namun, orang itu bergerak lebih cepat, menghindari serangan Lancelot dan melancarkan serangan baliknya.Namun, Lancelot tidak menyerah. Ia terus berusaha menyerang, menghindari serangan musuh sebisa mungkin. Ia bisa melihat kepanikan di mata orang bertopeng itu. Ia tahu, ia bisa menang.Dan akhirnya, dengan serangan Lancelot yang tekun ia sempat berhasil menyerang orang bertopeng itu. Orang itu jatuh terduduk, terkejut dengan kekuatan Lancelot."Sekarang, kau akan membayar perbuatanmu terhadap Ayah dan Ibuku!" ucap Lancelot,
Oh tidak! Ternyata pria bertopeng itu masih memiliki satu trik terakhir. Dalam sekejap, ia menarik keluar pisau tersembunyi dan menusuk Lancelot dari belakang."Rasakan itu, bocah tengik...! Hahaha...!" Pria bertopeng itu tertawa bangga karena berhasil dengan serangan liciknya.Lancelot terjatuh dengan luka yang cukup parah. Darah mengalir dari lukanya, namun tekadnya tidak goyah. Dengan sisa tenaganya, Lancelot berusaha bangkit kembali."Tidak..., aku tidak akan menyerah!" seru Lancelot dengan suara yang terengah-engah. Ia mengambil pedangnya yang terjatuh dan dengan kekuatan terakhir, ia melancarkan serangan terakhirnya pada pria bertopeng itu.Pedang Lancelot mengenai tubuh pria bertopeng itu, membuatnya terjatuh ke tanah. Kedua lawan itu saling menatap, luka mereka berdarah-darah. Namun, Lancelot tidak menyerah. Ia terus menyerang dengan tekad yang kuat.Dan akhirnya, dengan serangan terakhirnya, Lancelot berhasil mengalahkan pria bertopeng itu. Pria itu terkapar di tanah, tak ber
"Jadi, Ayah berencana untuk melakukan apa pada pria bertopeng itu?" tanya Lancelot dengan penasaran. "Apakah Ayah akan membiarkannya pergi begitu saja setelah semua yang dia lakukan kepada kita? Atau Ayah memiliki rencana lain?"Dengan wajah yang serius, Martis memandang Lancelot dan berkata, "Nak, Ayah tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Ayah berencana untuk memanfaatkan pria bertopeng itu untuk mengetahui lebih banyak tentang kelompok mereka. Mungkin ada informasi penting yang bisa kita dapatkan darinya."Lancelot tampak terkejut, namun ia mengangguk mengerti, "Aku percaya pada Ayah. Aku yakin Ayah akan melakukan yang terbaik."Martis kemudian berjalan mendekati pria bertopeng yang masih terbaring lemas. Dengan lembut, ia melepaskan topeng yang menutupi wajah pria itu. Di balik topeng, terlihat wajah yang tampak takut dan bingung."Siapa kamu? Dan siapa yang mengirim kamu?" tanya Martis dengan suara yang tegas.Pria itu tampak ragu sejenak, namun melihat tatapan Martis yang
Setelah sepakat untuk bekerja sama, Martis, Lancelot, Mia dan Sandi mulai merencanakan langkah pertama mereka untuk menghadapi 'The Silent Hand'. Mereka menyadari bahwa mereka perlu mengumpulkan lebih banyak informasi tentang kelompok bayangan ini dan mempersiapkan diri mereka dengan baik sebelum melangkah lebih jauh.Langkah pertama yang mereka ambil adalah melakukan riset mendalam tentang 'The Silent Hand'. Mereka berharap dapat menemukan kelemahan atau titik lemah yang bisa mereka manfaatkan.Selain itu, mereka juga berusaha untuk membangun jaringan kontak dan mencari bantuan dari individu atau kelompok lain yang memiliki pengalaman dalam melawan kekuatan jahat. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa melawan 'The Silent Hand' sendiri dan membutuhkan bantuan dari pihak lain yang memiliki pengetahuan dan kekuatan yang dibutuhkan."Oh iya, Sandi. Tadi kau berkata tentang sebuah desa yang tak jauh dari sini yang pernah dijarah oleh kelompokmu itu. Menurut ucapanmu tadi, aku memiliki firas
Kepala Desa tersenyum ramah lalu duduk di samping mereka. "Aku ingin berbicara tentang rencana pertahanan kita. Dari informasi yang aku dapat, 'The Silent Hand' akan menyerang desa kita dalam dua hari ke depan. Kita harus segera mengumpulkan semua warga dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melawan musuh. Kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk perlengkapan militer dan senjata."Lancelot dan Martis mengangguk setuju, kemudian mereka segera berdiri dan mempersiapkan diri untuk memberikan pengarahan kepada warga desa. Dalam sejenak, seluruh warga desa sudah berkumpul di tengah-tengah desa, dan Martis memulai pembicaraan."Kita harus mempertahankan desa ini dari serangan 'The Silent Hand'. Untuk melakukannya, kita semua harus bekerja sama. Setiap warga harus belajar cara bertahan dan melawan musuh. Kita akan mengatur sistem peringatan dini dan memperkuat pertahanan di sekitar desa," ujar Martis.Mia dan Sandi membantu memberikan pelatihan bela dir
Martis dan Sandi kemudian bergegas untuk naik dan kemudian berdiri di puncak menara desa yang cukup tinggi dan mengamati desa dari kejauhan. Mereka berdua kini telah diberi julukan sebagai pemburu kejahatan yang terkenal di desa karena neraka berjanji untuk menjaga desa dari serangan kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Namun, kali ini hal itu menjadi tidak biasa.Sekarang mereka berdiri, bersiap untuk melakukan apa yang mereka tahu terbaik untuk melindungi desa. Namun, apa yang terjadi itu tidak seperti yang mereka pikirkan. Orang-orang yang tadi menyerang desa itu bukan pasukan elit 'The Silent Hand' seperti yang Sandi dan Martis kira. Mereka tadi hanya sebagai pion untuk mengamati kemampuan lawan, dan memberi laporan pada Senior mereka agar pasukan elit yang sesungguhnya dapat dengan leluasa menghadapi lawan.Martis dan Sandi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka tidak bisa melawan pasukan itu karena sesuai etika yang mereka anut, mereka tidak akan meny