"Jadi, Ayah berencana untuk melakukan apa pada pria bertopeng itu?" tanya Lancelot dengan penasaran. "Apakah Ayah akan membiarkannya pergi begitu saja setelah semua yang dia lakukan kepada kita? Atau Ayah memiliki rencana lain?"Dengan wajah yang serius, Martis memandang Lancelot dan berkata, "Nak, Ayah tidak akan membiarkannya pergi begitu saja. Ayah berencana untuk memanfaatkan pria bertopeng itu untuk mengetahui lebih banyak tentang kelompok mereka. Mungkin ada informasi penting yang bisa kita dapatkan darinya."Lancelot tampak terkejut, namun ia mengangguk mengerti, "Aku percaya pada Ayah. Aku yakin Ayah akan melakukan yang terbaik."Martis kemudian berjalan mendekati pria bertopeng yang masih terbaring lemas. Dengan lembut, ia melepaskan topeng yang menutupi wajah pria itu. Di balik topeng, terlihat wajah yang tampak takut dan bingung."Siapa kamu? Dan siapa yang mengirim kamu?" tanya Martis dengan suara yang tegas.Pria itu tampak ragu sejenak, namun melihat tatapan Martis yang
Setelah sepakat untuk bekerja sama, Martis, Lancelot, Mia dan Sandi mulai merencanakan langkah pertama mereka untuk menghadapi 'The Silent Hand'. Mereka menyadari bahwa mereka perlu mengumpulkan lebih banyak informasi tentang kelompok bayangan ini dan mempersiapkan diri mereka dengan baik sebelum melangkah lebih jauh.Langkah pertama yang mereka ambil adalah melakukan riset mendalam tentang 'The Silent Hand'. Mereka berharap dapat menemukan kelemahan atau titik lemah yang bisa mereka manfaatkan.Selain itu, mereka juga berusaha untuk membangun jaringan kontak dan mencari bantuan dari individu atau kelompok lain yang memiliki pengalaman dalam melawan kekuatan jahat. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa melawan 'The Silent Hand' sendiri dan membutuhkan bantuan dari pihak lain yang memiliki pengetahuan dan kekuatan yang dibutuhkan."Oh iya, Sandi. Tadi kau berkata tentang sebuah desa yang tak jauh dari sini yang pernah dijarah oleh kelompokmu itu. Menurut ucapanmu tadi, aku memiliki firas
Kepala Desa tersenyum ramah lalu duduk di samping mereka. "Aku ingin berbicara tentang rencana pertahanan kita. Dari informasi yang aku dapat, 'The Silent Hand' akan menyerang desa kita dalam dua hari ke depan. Kita harus segera mengumpulkan semua warga dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melawan musuh. Kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk perlengkapan militer dan senjata."Lancelot dan Martis mengangguk setuju, kemudian mereka segera berdiri dan mempersiapkan diri untuk memberikan pengarahan kepada warga desa. Dalam sejenak, seluruh warga desa sudah berkumpul di tengah-tengah desa, dan Martis memulai pembicaraan."Kita harus mempertahankan desa ini dari serangan 'The Silent Hand'. Untuk melakukannya, kita semua harus bekerja sama. Setiap warga harus belajar cara bertahan dan melawan musuh. Kita akan mengatur sistem peringatan dini dan memperkuat pertahanan di sekitar desa," ujar Martis.Mia dan Sandi membantu memberikan pelatihan bela dir
Martis dan Sandi kemudian bergegas untuk naik dan kemudian berdiri di puncak menara desa yang cukup tinggi dan mengamati desa dari kejauhan. Mereka berdua kini telah diberi julukan sebagai pemburu kejahatan yang terkenal di desa karena neraka berjanji untuk menjaga desa dari serangan kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Namun, kali ini hal itu menjadi tidak biasa.Sekarang mereka berdiri, bersiap untuk melakukan apa yang mereka tahu terbaik untuk melindungi desa. Namun, apa yang terjadi itu tidak seperti yang mereka pikirkan. Orang-orang yang tadi menyerang desa itu bukan pasukan elit 'The Silent Hand' seperti yang Sandi dan Martis kira. Mereka tadi hanya sebagai pion untuk mengamati kemampuan lawan, dan memberi laporan pada Senior mereka agar pasukan elit yang sesungguhnya dapat dengan leluasa menghadapi lawan.Martis dan Sandi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka tidak bisa melawan pasukan itu karena sesuai etika yang mereka anut, mereka tidak akan meny
Martis berlari dengan cepat, menuju orang yang ia lihat di kejauhan. Tak lama kemudian, dia menemukan pemimpin pasukan The Silent Hand tersebut. Pemimpin itu adalah seorang pria bernama Arman.Martis dengan tatapan tajam dan suara tegas berkata, "Arman, aku tahu siapa kamu dan apa tujuanmu. Kamu ingin menghancurkan desa dan membunuh semua orang di dalamnya. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi!"Arman hanya tertawa. "Jangan menganggap dirimu terlalu penting, Martis. Kamu hanyalah seorang pengembara yang tak tahu apa-apa. Kamu tidak akan bisa menghadapi aku!"Martis tidak gentar dan terus maju. Ia menghindari serangan Arman dengan kecepatan luar biasa, mengelak dengan gesit dan memukul dengan tepat sasarannya. Pertarungan ini berlangsung lama, tetapi Martis akhirnya berhasil menyudutkan Arman."Wah, jadi kau adalah pengguna biji setan juga ya? Aku tidak menyangka, kalau pengembara yang tak jelas asal-usulnya mampu mendapatkan biji setan. Dan sepertinya..., kekuatan biji setan mil
Martis tersenyum misterius. "Aku akan menunjukkan kepadamu kekuatan yang sesungguhnya." Dia mengumpulkan energi di tangannya lalu tangan Martis bisa memanjang ke arah belakang. Lalu Martis menarik kembali tangannya yang melar dan melepaskan serangan yang kuat ke arah Arman yang ada di depannya."Rasakan ini...! Pukulan Bazoka...!" teriak Martis penuh semangat. Ia menamai jurus barunya dengan Pukulan Bazoka.Arman mencoba menghindar, tetapi serangan Martis begitu cepat dan akurat sehingga tidak bisa dielakkan. Tubuh Arman terpental ke belakang dan terjatuh ke tanah dengan keras.Martis mendekati Arman yang tergeletak. "Seperti yang kukatakan sebelumnya, kekuatan bukanlah segalanya. Tapi bagaimana kita menggunakan kekuatan itu yang benar-benar penting. Kamu telah menggunakan kekuatanmu untuk tujuan yang salah, dan sekarang kamu merasakan konsekuensinya.""Aku belum kalah!" Arman memelototkan kedua netranya. Ia masih ingin bertarung dan niat membunuhnya semakin besar."Hentikan niat jaha
Martis menatap Arman dengan penuh harapan. "Arman, aku tahu bahwa di dalam dirimu masih ada kebaikan yang tersisa. Aku percaya bahwa kamu bukanlah sosok yang jahat, tetapi terpengaruh oleh kekuatan jahat yang mengendalikanmu. 'The Silent Hand' telah membutakanmu dan membawa kamu ke jalan yang salah."Martis berusaha membangkitkan kenangan baik dalam pikiran Arman. "Ingatlah saat-saat ketika kamu masih menjadi orang yang baik, saat-saat ketika kamu membantu orang lain dan memiliki impian dan tujuan yang mulia. Kamu bisa kembali menjadi orang itu, Arman. Kamu masih punya kesempatan untuk mengubah nasibmu."Dia berbicara dengan nada lembut dan penuh empati. "Aku tahu bahwa dendam dan kebencianmu terhadap 'The Silent Hand' kuat, tetapi kamu harus menyadari bahwa menggunakan kekuatanmu untuk tujuan yang salah hanya akan memperburuk segalanya. Kamu bisa melawan mereka dengan cara yang berbeda, dengan cara yang lebih baik dan lebih damai."Martis mengulurkan tangannya ke Arman dengan penuh h
Ternyata ada alasan dengan sikap Arman yang berubah seperti monster yang mengamuk tak karuan. Martis, yang terus berusaha melindungi dirinya dari serangan brutal Arman, mencoba mencari tahu alasan di balik perubahan sikap Arman yang drastis. Meskipun dalam situasi yang sulit, Martis tetap berusaha memahami Arman dengan penuh empati."Arman, ada apa denganmu? Kenapa kamu berubah seperti ini? Aku ingin tahu apa yang menyebabkan perubahan sikapmu yang drastis ini," Martis bertanya dengan suara lembut sambil tetap waspada terhadap serangan Arman.Arman, masih dalam keadaan marah dan bermusuhan, menghentikan serangannya sejenak. Tatapannya penuh dengan kebencian dan penderitaan. "Kamu tidak akan mengerti, Martis. Kehidupanku telah dihancurkan oleh 'The Silent Hand'. Mereka mengambil segalanya dariku, termasuk keluargaku."Martis merasa simpati terhadap penderitaan yang dialami Arman. Dia mencoba menggali lebih dalam untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. "Arman, aku bisa merasakan ras