Setelah disepakati, Martis dan Jackson mulai membantu warga dalam menghadapi bencana yang menimpa mereka. Mereka bekerja keras, membantu memberi saran dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan. Tidak lama kemudian, mereka merasa menjadi bagian dari masyarakat di sana.Namun, meski terlibat dalam pekerjaan di planet bumi yang telah berbeda zaman ini, mereka tidak kehilangan harapan untuk menemukan cara pulang ke dimensi mereka yang seharusnya. Mereka terus mencari-cari informasi dan juga berusaha memahami teknologi yang digunakan di planet itu.Suatu hari, mereka diberitahu bahwa ada bangunan kuno yang tersembunyi di tempat yang jauh dan mungkin dapat membantu mereka menemukan jalan keluar dari dimensi tersebut. Martis dan Jackson tanpa ragu-ragu membentuk sebuah tim dan memulai perjalanan menuju bangunan itu.Perjalanan mereka sulit dan penuh rintangan, dan hal ini semakin sulit ketika mereka bertemu dengan kelompok-kelompok warga yang memusuhi mereka. Tapi dengan tekad yang kuat, k
Martis dan Jackson menyadari bahwa teknologi yang mereka temukan di planet itu sangatlah penting dan dapat berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah. Oleh karena itu, mereka membuat beberapa upaya untuk memastikan bahwa teknologi itu aman dan tidak digunakan untuk tujuan yang buruk."Martis, bagaimana menurutmu tentang apa yang harus kita lakukan dengan teknologi canggih ini?" tanya Jackson."Jackson, aku memiliki beberapa rencana. Pertama, kita harus memutuskan untuk tidak membawa teknologi ini ke dimensi kita, sebelum kita benar-benar memahaminya sepenuhnya." Martis merasa bahwa teknologi itu masih sangat kompleks dan penuh tantangan, dan ia tidak ingin memperkenalkan hal itu ke dimensi mereka sendiri nantinya sebelum mereka yakin bahwa itu dapat digunakan dengan aman."Lalu, yang kedua, aku memutuskan untuk berkonsultasi dengan para ahli di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman ini." Martis ternyata memiliki niatan untuk berkonsultasi dengan ahli teknologi di zaman ini unt
Teknologi yang dikembangkan Dr. Adam ternyata bisa berbahaya jika disalah gunakan. Dr. Adam mencoba mengembangkan teknologi yang dapat memanipulasi otak seseorang sehingga mereka bisa menjadi budaknya dan melaksanakan perintah-perintah yang diberikan oleh Dr. Adam. Dengan teknologi itu, Dr. Adam berencana memanipulasi para eksekutif, pejabat pemerintah, bahkan kepala negara, untuk membuat keputusan yang akan menguntungkan tujuannya sendiri. Tampaknya Dr. Adam berniat menciptakan dunia yang dikuasai olehnya sendiri, dengan kekuasaan yang tidak terbatas.Setelah Martis dan Jackson mengetahui rencana jahat Dr. Adam, mereka memutuskan untuk tidak membantu pembuatan teknologi semacam itu dan merencanakan untuk menghentikan Dr. Adam. Kendati begitu, mereka tidak tahu cara untuk menghentikan Dr. Adam, karena teknologi yang dibuatnya terlalu canggih dan hampir tidak dapat dihancurkan atau dihentikan dengan cara konvensional. Akhirnya, Martis dan Jackson menyusun rencana untuk mencuri satu prog
"Eh...? Jadi ada orang lain di dalam sini? Maafkan aku, aku tidak menyadari bahwa mau ada di sini," jawab Martis."Tapi tunggu, siapa kau? Kau tadi menyebutkan nama Dr. Adam. Apakah kau tahu tentang pasukan ini? Dan apa alasan mereka menangkapmu?" Jackson kemudian berbicara."Baiklah, sepertinya kalian ini juga sama sepertiku. Kalian orang yang berpihak pada Dr. Adam, bukan?" tanya pria itu lagi."Wah, kau juga tahu akan tentang Dr. Adam ya? Baiklah, aku akan memberitahukan padanya siapa kami." Martis akhirnya memutuskan untuk bercerita dengan jujur pada pria itu.Setelah itu, mereka merencanakan kabur dari dalam penjara ini."Program kunci ini memungkinkan pasukan Dr. Adam mengontrolnya melalu jaringan internet global dan menggunakan data pribadi pengguna untuk memperkuatnya." Pria itu memberitahu pada Maris tentang dugaannya mengenai cara agar lolos dari penjara ini."Kita harus siap beraksi pada hari Minggu," kata Martis serius. "Di saat yang sama, kita harus sangat berhati-hati. Pa
Setelah semua yang terjadi, tak terasa akhirnya Martis dan Jackson telah melalui kehidupan di masa ini selama sepuluh tahun lamanya. Namun anehnya, Martis dan Jackson tidak mengalami penuaan. Namun mereka berdua belum menyadari akan hal ini.Pada suatu hari, Martis dan Jackson berdiri di tengah-tengah kota futuristik dengan bangunan pencakar langit dan kendaraan terbang yang melewati mereka. Di tangan Martis, terdapat sebuah alat yang berkelap-kelip seperti bola lampu dengan teknologi tinggi. Jackson melirik ke atas, ia merasa sangat kagum dengan pemandangan kota ini, yang di mana pada masa lalu ini adalah Ibu Kota pada negara yang Martis pimpin ketika itu. Tapi semuanya telah berubah drastis."Kota ini luar biasa! Aku tidak pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya," kata Jackson.Martis tersenyum, "Kita belum sampai di tempat yang menarik. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku tunjukan padamu. Ikutlah aku."Mereka berdua masuk ke dalam gedung tinggi dan berjalan ke sebuah ruanga
Ketegangan pun sepertinya mulai terjadi di antara mereka."Apakah kalian meminta bola lampu ini kembali? Bola lampu ini telah menjadi milik kami sejak kami menemukannya dan berada di tangan kami. Jadi, kalian bisa pergi dan meninggalkannya seperti apa adanya," ujar Asidi sambil memegang bola lampu erat-erat."Kau juga dengar sendiri bukan kata dia? Bola lampu ini sangat berbahaya." Akhirnya Jackson tidak sabar dan segera merebut bola lampu itu dengan gerakan yang cepat."Bunuh mereka!" Ternyata Asidi memiliki kemampuan yang dapat menghindari upaya Jackson."Apakah kita harus bertarung seperti ini?" tanya Martis, ia mencoba menghindari pertarungan."Tunggu apa lagi!? Ayo kalian semua, bunuh mereka!" Asidi tetap kekeh dengan keinginannya membunuh Martis."Baiklah, kalau itu yang kalian inginkan," ucap Martis.Martis siap untuk bertarung. Ia bertujuan untuk membela diri dan mengambil kembali bola lampu yang sangat penting itu agar mencegah bahaya bagi banyak orang. Jackson juga siap untu
Martis merasa sedikit ragu untuk menyerahkan Asidi pada Jackson, apalagi setelah pertarungan yang sengit tadi, ia sempat mendapat pemberitahuan dari sistemnya akan kekuatan negatif milik Asidi. Namun, Martis tahu bahwa mereka harus fokus pada tugas utama mereka, yaitu menyeimbangkan energi bola lampu yang berbahaya."Baiklah, baiklah. Ambil saja dia. Kita harus segera menyeimbangkan energi bola lampu ini," ucap Martis dengan mantap.Jackson segera menangkap Asidi dan berusaha untuk menahannya agar tidak mengganggu mereka yang harus melakukan tugas utama. Namu tentu saja Asidi melakukan perlawanan sengit. Sementara itu, Martis dan Dr. Aeon fokus pada bola lampu itu.Mereka memfokuskan energi positif mereka pada bola lampu itu. Mereka melakukan meditasi dan menyalurkan segala kebaikan yang ada di hati mereka ke bola lampu itu. Cahaya bola itu mulai memudar dan kemudian perlahan kembali terang karena energi positif yang terus diarahkan pada bola itu.Sementara itu, Asidi mencoba untuk me
Asidi mengangkat kepalanya dan menatap langsung ke mata sang Master. "Master, ada orang bernama Jackson dan Martis. Mereka berdua telah mengambil artefak bola cahaya yang kita incar selama bertahun-tahun. Aku khawatir jika mereka saat ini telah berhasil membuka segel dari artefak tersebut, dan sekarang salah satu dari mereka memiliki kekuatan yang sangat besar. Aku rasa, kita tidak bisa membiarkan Jackson dan Martis terus menguasai artefak itu."Tak lama setelah Asidi mengungkapkan semua fakta yang sudah ditemukan, sang Master langsung mengambil tindakan cepat. "Aku akan melakukan tindakan yang pantas terhadap kedua orang yang bernama Martis dan Jackson itu. Dan kita akan mengambil artefak itu kembali dari tangan yang salah," ujarnya tegas.Asidi merasa lega mendengar jawaban dari sang Master. "Terima kasih, Master. Kami akan siap sedia melaksanakan apapun perintah yang kau berikan. Tapi Master, kita harus berhati-hati. Jujur saja, aku kalah saat bertarung dengan mereka."Mereka pun m
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon