"Eh...? Jadi ada orang lain di dalam sini? Maafkan aku, aku tidak menyadari bahwa mau ada di sini," jawab Martis."Tapi tunggu, siapa kau? Kau tadi menyebutkan nama Dr. Adam. Apakah kau tahu tentang pasukan ini? Dan apa alasan mereka menangkapmu?" Jackson kemudian berbicara."Baiklah, sepertinya kalian ini juga sama sepertiku. Kalian orang yang berpihak pada Dr. Adam, bukan?" tanya pria itu lagi."Wah, kau juga tahu akan tentang Dr. Adam ya? Baiklah, aku akan memberitahukan padanya siapa kami." Martis akhirnya memutuskan untuk bercerita dengan jujur pada pria itu.Setelah itu, mereka merencanakan kabur dari dalam penjara ini."Program kunci ini memungkinkan pasukan Dr. Adam mengontrolnya melalu jaringan internet global dan menggunakan data pribadi pengguna untuk memperkuatnya." Pria itu memberitahu pada Maris tentang dugaannya mengenai cara agar lolos dari penjara ini."Kita harus siap beraksi pada hari Minggu," kata Martis serius. "Di saat yang sama, kita harus sangat berhati-hati. Pa
Setelah semua yang terjadi, tak terasa akhirnya Martis dan Jackson telah melalui kehidupan di masa ini selama sepuluh tahun lamanya. Namun anehnya, Martis dan Jackson tidak mengalami penuaan. Namun mereka berdua belum menyadari akan hal ini.Pada suatu hari, Martis dan Jackson berdiri di tengah-tengah kota futuristik dengan bangunan pencakar langit dan kendaraan terbang yang melewati mereka. Di tangan Martis, terdapat sebuah alat yang berkelap-kelip seperti bola lampu dengan teknologi tinggi. Jackson melirik ke atas, ia merasa sangat kagum dengan pemandangan kota ini, yang di mana pada masa lalu ini adalah Ibu Kota pada negara yang Martis pimpin ketika itu. Tapi semuanya telah berubah drastis."Kota ini luar biasa! Aku tidak pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya," kata Jackson.Martis tersenyum, "Kita belum sampai di tempat yang menarik. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin aku tunjukan padamu. Ikutlah aku."Mereka berdua masuk ke dalam gedung tinggi dan berjalan ke sebuah ruanga
Ketegangan pun sepertinya mulai terjadi di antara mereka."Apakah kalian meminta bola lampu ini kembali? Bola lampu ini telah menjadi milik kami sejak kami menemukannya dan berada di tangan kami. Jadi, kalian bisa pergi dan meninggalkannya seperti apa adanya," ujar Asidi sambil memegang bola lampu erat-erat."Kau juga dengar sendiri bukan kata dia? Bola lampu ini sangat berbahaya." Akhirnya Jackson tidak sabar dan segera merebut bola lampu itu dengan gerakan yang cepat."Bunuh mereka!" Ternyata Asidi memiliki kemampuan yang dapat menghindari upaya Jackson."Apakah kita harus bertarung seperti ini?" tanya Martis, ia mencoba menghindari pertarungan."Tunggu apa lagi!? Ayo kalian semua, bunuh mereka!" Asidi tetap kekeh dengan keinginannya membunuh Martis."Baiklah, kalau itu yang kalian inginkan," ucap Martis.Martis siap untuk bertarung. Ia bertujuan untuk membela diri dan mengambil kembali bola lampu yang sangat penting itu agar mencegah bahaya bagi banyak orang. Jackson juga siap untu
Martis merasa sedikit ragu untuk menyerahkan Asidi pada Jackson, apalagi setelah pertarungan yang sengit tadi, ia sempat mendapat pemberitahuan dari sistemnya akan kekuatan negatif milik Asidi. Namun, Martis tahu bahwa mereka harus fokus pada tugas utama mereka, yaitu menyeimbangkan energi bola lampu yang berbahaya."Baiklah, baiklah. Ambil saja dia. Kita harus segera menyeimbangkan energi bola lampu ini," ucap Martis dengan mantap.Jackson segera menangkap Asidi dan berusaha untuk menahannya agar tidak mengganggu mereka yang harus melakukan tugas utama. Namu tentu saja Asidi melakukan perlawanan sengit. Sementara itu, Martis dan Dr. Aeon fokus pada bola lampu itu.Mereka memfokuskan energi positif mereka pada bola lampu itu. Mereka melakukan meditasi dan menyalurkan segala kebaikan yang ada di hati mereka ke bola lampu itu. Cahaya bola itu mulai memudar dan kemudian perlahan kembali terang karena energi positif yang terus diarahkan pada bola itu.Sementara itu, Asidi mencoba untuk me
Asidi mengangkat kepalanya dan menatap langsung ke mata sang Master. "Master, ada orang bernama Jackson dan Martis. Mereka berdua telah mengambil artefak bola cahaya yang kita incar selama bertahun-tahun. Aku khawatir jika mereka saat ini telah berhasil membuka segel dari artefak tersebut, dan sekarang salah satu dari mereka memiliki kekuatan yang sangat besar. Aku rasa, kita tidak bisa membiarkan Jackson dan Martis terus menguasai artefak itu."Tak lama setelah Asidi mengungkapkan semua fakta yang sudah ditemukan, sang Master langsung mengambil tindakan cepat. "Aku akan melakukan tindakan yang pantas terhadap kedua orang yang bernama Martis dan Jackson itu. Dan kita akan mengambil artefak itu kembali dari tangan yang salah," ujarnya tegas.Asidi merasa lega mendengar jawaban dari sang Master. "Terima kasih, Master. Kami akan siap sedia melaksanakan apapun perintah yang kau berikan. Tapi Master, kita harus berhati-hati. Jujur saja, aku kalah saat bertarung dengan mereka."Mereka pun m
Sementara itu, kembali pada pertarungan Jackson melawan orang yang dijuluki Master oleh Asidi dan anak buah lainnya.Kebetulan, ketika Asidi kembali ke sana, ia melihat bahwa Jackson dalam keadaan terpojok. Jackson juga menerima banyak luka. Yang akhirnya munculah Martis.Martis kemudian melihat Master itu yang berdiri tegap di hadapannya, senyum sombong terukir di wajah Master itu."Jadi, kau akhirnya datang, Martis. Aku sudah menunggumu," kata Master dengan suaranya yang tenang namun tegas."Kau bukan lawan yang bisa mengalahkan aku, Master," jawab Martis dengan percaya diri. Dia merenggangkan otot-ototnya dan berdiri dalam posisi siap tempur."Percuma berbicara banyak, tindakanlah yang menentukan," kata Master sambil mengeluarkan sebilah pedang dari balik punggungnya. "Ayo bermain, Martis."Kedua musuh itu berlari mendekat dan bertabrakan dalam pertarungan pedang yang brutal. Bunyi pedang beradu terdengar di seluruh area, seolah-olah musik yang mengiringi tarian kematian. Martis da
Martis memandang istrinya dengan penuh rasa sedih. "Aku membuka sistem untuk memeriksa identitas Master, dan hasilnya benar-benar mengejutkan. Master bukanlah seseorang yang asing bagiku. Dia adalah Anakku. Anak yang kucari selama ini," jawab Martis."Tolong jangan buang waktu dengan penjelasan yang tidak masuk akal! Siapa sebenarnya kau!?" Mia terus mendesak Martis untuk memberikan penjelasan."Aku adalah Martis, aku adalah suamimu," kata Martis dengan suara pelan, mencoba menenangkan istrinya."Setelah fenomena gerbang dimensi kala itu terjadi, aku telah kehilangan semua keluargaku. Dan akhirnya aku menjalani kehidupan dengan identitas yang berbeda dan terombang-ambing dalam dimensi yang berbeda-beda pula. Tapi sepertinya, sekarang aku mulai mengingat-ingat masa lalu. Kalian adalah orang yang sangat penting bagiku. Aku masih bertahan hidup sampai saat ini pun karena sangat ingin bertemu dengan kalian. Mia, Lancelot, ini aku, Martis, kita adalah keluarga. Kalian adalah dua orang yang
Setelah kejadian ini, Martis dan orang yang kerap dipanggil Master itu, mencoba untuk berbicara secara baik-baik. Dan ternyata ia memang benar adalah Lancelot."Apakah benar, kau adalah Ayahku? Kalau begitu, Ayahku belum mati?" tanya Lancelot yang kondisinya mulai nampak membaik. "Benar, Nak. Dan aku tidak percaya bahwa kau sudah dewasa. Tapi tunggu, kenapa Ibumu masih terlihat sama seperti dulu?" Akhirnya Martis mulai menyadari sesuatu."Martis, aku juga baru menyadari sesuatu. Sepertinya dalam dimensi ini kita tidak mengalami penuaan sama sekali. Lihatlah aku," ucap Jackson, ia tengah berbaring untuk mendapat perawatan."Tunggu! Coba kalian lihat ini...," Martis menggunakan kemampuan dari sistemnya untuk membuat sebuah proyektor.Martis lalu menekan beberapa tombol di pergelangan tangannya dan proyektor itu pun muncul, menampilkan gambaran holografik di udara. Semua orang di ruangan itu menatap dengan kagum dan kebingungan.Gambaran itu menunjukkan bumi dari jarak jauh, dengan gari