Dengan langkah pasti dan tekad yang kuat, Martis melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. Dia tahu tantangan yang akan dihadapi bukanlah hal yang mudah, tetapi keberanian dan keinginan untuk menyelamatkan Reka serta Putri Raja Orc membuatnya semakin bersemangat."Jangan khawatir, Reka..., Putri Raja Orc..., Aku akan menyelamatkan kalian," gumam Martis dalam hati, sambil melangkah maju melewati hutan lebat di depannya.Meski dia tahu bahwa Raja Mutan dan pasukannya adalah musuh yang kuat, Martis tidak gentar. Dia tahu dia tidak sendirian. Sekarang, dia memiliki sekutu baru, Raja Orc dan pasukannya. Bersama-sama, mereka akan melawan Raja Mutan.Selama perjalanannya, Martis memiliki beberapa tujuan dan keinginan utama. Pertama dan terpenting, dia ingin menemukan dan menyelamatkan Reka, adiknya yang telah diculik oleh Raja Mutan. Dia juga ingin menyelamatkan putri Raja Orc, yang juga menjadi tawanan Raja Mutan.Selain itu, Martis juga ingin mengalahkan Raja Mutan dan pasukannya, untuk
Dengan semangat yang membara dan perasaan penuh tekad yang kuat, Martis memimpin pasukannya melewati hutan tebal menuju benteng Raja Mutan. Setiap langkah mereka akan selalu hati-hati dan tenang dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menarik perhatian.Mereka bergerak melalui bayangan hutan sangat berhati-hati untuk menghindari patroli dan menjaga suara mereka agar tetap rendah. Meski udara penuh dengan ketegangan, ada juga rasa harapan yang kuat. Mereka semua tahu apa yang dipertaruhkan dalam misi ini adalah nyawa."Kita pasti akan berhasil, teman-teman," bisik Martis kepada pasukannya, suaranya penuh keyakinan. "Kita akan menyelamatkan Reka dan anak Raja Orc. Kita tidak akan membiarkan Raja Mutan itu menang."Dan setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan. Mereka setiap detik membawa langkah menjadi lebih dekat ke benteng Raja Mutan dan lebih dekat ke pertempuran yang akan menentukan nasib mereka semua. Martis tahu bahwa tantangan terbesar mereka masih menunggu, tetapi dia siap unt
Setelah Martis memberikan pidato singkatnya yang menggugah, timnya merasa bersemangat dan siap menghadapi tantangan seperti apa pun. Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan belantara yang lebat, dengan tetap berhati-hati menghindari bahaya yang mungkin ada.Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh di kejauhan. Mereka berhenti sejenak, lalu mencoba merasakan getaran di tanah. "Apa itu?" bisik salah satu anggota tim, wajahnya memucat. Martis, dengan mata tajamnya, melihat sesuatu bergerak di balik semak-semak. Dia mengepalkan tinjunya, bersiap untuk bertarung."Diam," bisik Martis, menunjuk ke arah suara itu. Mereka semua menunggu, napas mereka terhenti.Tiba-tiba, seekor binatang buas melompat keluar dari semak-semak, mengaum dengan gigi taring yang tajam terbuka lebar. Tim Martis tetap berdiri tegak dan tidak merasa gentar sama sekali. Mereka telah bersiap untuk hal seperti ini."Bersiap!" teriak Martis, dan dengan cepat mereka membentuk formasi pertempuran. Mereka berdiri
Martis, dengan pedangnya yang berkilauan di tangan, menatap para Bayangan Hitam itu dengan tajam. Dia bisa melihat mereka bergerak dengan sangat cepat, hampir seperti bayangan. Namun, dia tidak gentar. Dia tahu dia harus memimpin timnya melawan mereka."Kita harus bisa bekerja sama lebih kompak lagi," katanya dengan suara rendah. "Kita harus mengalahkan mereka satu per satu. Jangan biarkan mereka memecah belah formasi kita...!" Martis mencoba untuk membakar semangat pasukannya.Timnya mengangguk, memahami strateginya. Mereka membentuk lingkaran, dengan Martis di tengah yang siap untuk menghadapi serangan apa pun. Mereka menatap para Bayangan Hitam dengan tatapan mata yang penuh tekad.Tiba-tiba, salah satu Bayangan Hitam melompat ke arah mereka. Martis, dengan refleks yang sangat cepat, ia melompat ke depan, lalu mengayunkan pedangnya. Dengan suara keras, pedangnya bertemu dengan senjata Bayangan Hitam. Percikan api tercipta, menerangi wajah mereka yang serius."Kalian tidak akan mena
Tubuh Raja Mutan perlahan menghilang. Dan sebelum tubuhnya benar-benar menghilang, Martis merasakan sisa kekuatan Elysium yang ada pada tubuh Raja Mutan, terserap ke dalam Elysium Inti miliknya."Ternyata benar, itu bukanlah tubuh aslinya. Untung saja aku tidak menggunakan semua teknikku tadi. Ternyata dia hanya ingin menguji dan melihat semua trik dan kekuatanku." Martis menggenggam telapak tangannya dengan erat.Setelah itu, Martis menggunakan teknik transportasinya untuk membawa kedua pasukannya kembali ke markas. Sedangkan Martis, ia menetapkan bahwa ia sendirilah yang akan pergi mencari keberadaan Raja Mutan yang sebenarnya. Martis tidak mau kehilangan pasukannya lagi. Sekarang saja, hati Martis sangat merasa terluka karna ia tak mampu melindungi pasukannya yang telah gugur.Setelah selesai menghantarkan dua orang pasukannya itu, Martis kembali ke tempat semula. Dan ia istirahat sejenak sambil mencoba menghubungi Reka melalui sistem yang saling terhubung. Namun, tetap saja Martis
Tampaknya Dr. X berencana untuk mengambil keuntungan dari Raja Mutan dalam beberapa cara. Mungkin, ia berencana untuk memanfaatkan kekuatan dan juga sumber daya yang dimiliki Raja Mutan untuk kepentingan pribadinya. Ia berencana untuk melakukan eksperimen ilmiah yang akan memberinya keuntungan lain.Dr. X ingin melakukan eksperimen langka yang melibatkan kekuatan dan sumber daya dari Raja Mutan. Dr. X ingin menguji batas kekuatan Raja Mutan dan lalu mencoba menggali lebih dalam tentang sifat dan asal-usul kekuatannya. Eksperimen ini pasti akan memberinya keuntungan dalam bentuk pengetahuan baru dan juga kekuatan baru.Untuk menghentikan rencana Dr. X, Raja Mutan memerlukan beberapa langkah strategis. Pertama, Raja Mutan harus sepenuhnya menyadari niat jahat Dr. X dan berusaha untuk tidak terjebak dalam rencananya. Dia bisa meminta bantuan dari sekutu yang dapat dipercaya untuk membantu melindungi dirinya dan sumber dayanya.Kedua, mereka perlu mencari cara untuk mengekspos Dr. X dan r
Reka kemudian berjalan dengan santainya mengitari ruangan laboratorium itu. Ia mengamati semua benda dan bahan apa saja yang ada di sana.Kemudian, sepertinya Reka akan melakukan eksperimen baru."Apakah ini yang di namakan serum-serum itu?" Reka menerawang sebotol kaca kecil serum yang ia apitkan di antara jari telunjuk dan jempolnya ke arah lampu."Tunggu! Siapa aku sebenarnya? Argh...!" akan tetapi, tiba-tiba kepala Reka terasa sakit, dan akhirnya ia terjatuh ke lantai.***Sedangkan jauh di sana, Martis masih terus berusaha mencari cara untuk menemukan keberadaan Reka yang sebenarnya. Martis sudah melakukan banyak cara, dari menyebarkan energi Elysium bahkan sampai komunikasi melalui sistem guna melacak keberadaan Reka. Martis berharap, bisa mengetahui walau hanya setitik kecil pun lokasi Reka, pasti ia akan menemukannya. Namun sayangnya, Martis juga belum menemukan informasi apapun tentang Reka.Tring!"Sistem merekomendasikan Martis satu misi penting. Misi penyelamatan dunia dari
Saat Martis mengaktifkan teknik Perisai Penetral Elemen, lalu tempat di mana Martis berada itu langsung berubah. Ada sebuah lingkaran yang membuka lapisan Ozon itu, kemudian Martis tanpa pikir panjang langsung masuk melalui lubang itu."Ternyata di sinilah Istana Raja Mutan itu berada. Kekuatan elemen udara yang ia gunakan sangatlah hebat. Jujur saja, aku kagum karena Raja Mutan dapat menggunakan teknik kekuatan elemen sehebat ini. Baiklah, sekarang aku harus fokus mencari keberadaan Reka." Ketika Martis sudah masuk ke wilayah Istana Raja Mutan, ia berniat langsung mencari Reka. Akan tetapi, Martis justru melihat sesuatu yang di luar perkiraannya. Martis melihat ada seperti sebuah gedung yang terlihat sedang terjadi insiden kebakaran. Martis melihat asap hitam yang membumbung tinggi."Apa yang terjadi di sana? Dan lagi..., kenapa para Mutan itu terlihat berlari ketakutan?" Martis pun merasa heran.Karena penasaran, sementara waktu Martis ingin melihat terlebih dahulu, seperti apa sit
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me