Kemudian Raja Orc itu memberitahu Martis kejadian yang sebenarnya. Alasan Raja Orc meminta bantuan Martis adalah untuk menyelamatkan anak putrinya yang ditawan oleh Raja Mutan. Kala itu, kerajaan Orc pernah diserang oleh pasukan mutan dan mengalami kekalahan. Demi menyelamatkan nyawa penduduknya, Tuan Putri Orc rela menjadikan dirinya tawanan Raja Mutan dengan syarat membebaskan dan membiarkan para Orc yang tersisa tetap hidup dengan aman dan damai.Namun ternyata, Raja mutan sangatlah licik dan jahat. Ia mengingkari janjinya. Setelah ia berhasil menawan Putri Orc, beberapa bulan kemudian kerajaan Orc kembali diserang, dan kala itu serangannya lebih besar dari yang sebelumnya. Alhasil, hanya beberapa puluh Orc saja yang tersisa dan berhasil selamat. Kebetulan, para Orc yang tersisa itu berhasil melarikan diri dan bersembunyi di bumi. Mereka tak sengaja terlempar ke dimensi lain akibat adanya ledakan dimensi ruang dan waktu.Oh, itu pasti menjadi pukulan berat bagi Raja Orc. Mengetahui
Dengan langkah pasti dan tekad yang kuat, Martis melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. Dia tahu tantangan yang akan dihadapi bukanlah hal yang mudah, tetapi keberanian dan keinginan untuk menyelamatkan Reka serta Putri Raja Orc membuatnya semakin bersemangat."Jangan khawatir, Reka..., Putri Raja Orc..., Aku akan menyelamatkan kalian," gumam Martis dalam hati, sambil melangkah maju melewati hutan lebat di depannya.Meski dia tahu bahwa Raja Mutan dan pasukannya adalah musuh yang kuat, Martis tidak gentar. Dia tahu dia tidak sendirian. Sekarang, dia memiliki sekutu baru, Raja Orc dan pasukannya. Bersama-sama, mereka akan melawan Raja Mutan.Selama perjalanannya, Martis memiliki beberapa tujuan dan keinginan utama. Pertama dan terpenting, dia ingin menemukan dan menyelamatkan Reka, adiknya yang telah diculik oleh Raja Mutan. Dia juga ingin menyelamatkan putri Raja Orc, yang juga menjadi tawanan Raja Mutan.Selain itu, Martis juga ingin mengalahkan Raja Mutan dan pasukannya, untuk
Dengan semangat yang membara dan perasaan penuh tekad yang kuat, Martis memimpin pasukannya melewati hutan tebal menuju benteng Raja Mutan. Setiap langkah mereka akan selalu hati-hati dan tenang dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menarik perhatian.Mereka bergerak melalui bayangan hutan sangat berhati-hati untuk menghindari patroli dan menjaga suara mereka agar tetap rendah. Meski udara penuh dengan ketegangan, ada juga rasa harapan yang kuat. Mereka semua tahu apa yang dipertaruhkan dalam misi ini adalah nyawa."Kita pasti akan berhasil, teman-teman," bisik Martis kepada pasukannya, suaranya penuh keyakinan. "Kita akan menyelamatkan Reka dan anak Raja Orc. Kita tidak akan membiarkan Raja Mutan itu menang."Dan setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan. Mereka setiap detik membawa langkah menjadi lebih dekat ke benteng Raja Mutan dan lebih dekat ke pertempuran yang akan menentukan nasib mereka semua. Martis tahu bahwa tantangan terbesar mereka masih menunggu, tetapi dia siap unt
Setelah Martis memberikan pidato singkatnya yang menggugah, timnya merasa bersemangat dan siap menghadapi tantangan seperti apa pun. Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan belantara yang lebat, dengan tetap berhati-hati menghindari bahaya yang mungkin ada.Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh di kejauhan. Mereka berhenti sejenak, lalu mencoba merasakan getaran di tanah. "Apa itu?" bisik salah satu anggota tim, wajahnya memucat. Martis, dengan mata tajamnya, melihat sesuatu bergerak di balik semak-semak. Dia mengepalkan tinjunya, bersiap untuk bertarung."Diam," bisik Martis, menunjuk ke arah suara itu. Mereka semua menunggu, napas mereka terhenti.Tiba-tiba, seekor binatang buas melompat keluar dari semak-semak, mengaum dengan gigi taring yang tajam terbuka lebar. Tim Martis tetap berdiri tegak dan tidak merasa gentar sama sekali. Mereka telah bersiap untuk hal seperti ini."Bersiap!" teriak Martis, dan dengan cepat mereka membentuk formasi pertempuran. Mereka berdiri
Martis, dengan pedangnya yang berkilauan di tangan, menatap para Bayangan Hitam itu dengan tajam. Dia bisa melihat mereka bergerak dengan sangat cepat, hampir seperti bayangan. Namun, dia tidak gentar. Dia tahu dia harus memimpin timnya melawan mereka."Kita harus bisa bekerja sama lebih kompak lagi," katanya dengan suara rendah. "Kita harus mengalahkan mereka satu per satu. Jangan biarkan mereka memecah belah formasi kita...!" Martis mencoba untuk membakar semangat pasukannya.Timnya mengangguk, memahami strateginya. Mereka membentuk lingkaran, dengan Martis di tengah yang siap untuk menghadapi serangan apa pun. Mereka menatap para Bayangan Hitam dengan tatapan mata yang penuh tekad.Tiba-tiba, salah satu Bayangan Hitam melompat ke arah mereka. Martis, dengan refleks yang sangat cepat, ia melompat ke depan, lalu mengayunkan pedangnya. Dengan suara keras, pedangnya bertemu dengan senjata Bayangan Hitam. Percikan api tercipta, menerangi wajah mereka yang serius."Kalian tidak akan mena
Tubuh Raja Mutan perlahan menghilang. Dan sebelum tubuhnya benar-benar menghilang, Martis merasakan sisa kekuatan Elysium yang ada pada tubuh Raja Mutan, terserap ke dalam Elysium Inti miliknya."Ternyata benar, itu bukanlah tubuh aslinya. Untung saja aku tidak menggunakan semua teknikku tadi. Ternyata dia hanya ingin menguji dan melihat semua trik dan kekuatanku." Martis menggenggam telapak tangannya dengan erat.Setelah itu, Martis menggunakan teknik transportasinya untuk membawa kedua pasukannya kembali ke markas. Sedangkan Martis, ia menetapkan bahwa ia sendirilah yang akan pergi mencari keberadaan Raja Mutan yang sebenarnya. Martis tidak mau kehilangan pasukannya lagi. Sekarang saja, hati Martis sangat merasa terluka karna ia tak mampu melindungi pasukannya yang telah gugur.Setelah selesai menghantarkan dua orang pasukannya itu, Martis kembali ke tempat semula. Dan ia istirahat sejenak sambil mencoba menghubungi Reka melalui sistem yang saling terhubung. Namun, tetap saja Martis
Tampaknya Dr. X berencana untuk mengambil keuntungan dari Raja Mutan dalam beberapa cara. Mungkin, ia berencana untuk memanfaatkan kekuatan dan juga sumber daya yang dimiliki Raja Mutan untuk kepentingan pribadinya. Ia berencana untuk melakukan eksperimen ilmiah yang akan memberinya keuntungan lain.Dr. X ingin melakukan eksperimen langka yang melibatkan kekuatan dan sumber daya dari Raja Mutan. Dr. X ingin menguji batas kekuatan Raja Mutan dan lalu mencoba menggali lebih dalam tentang sifat dan asal-usul kekuatannya. Eksperimen ini pasti akan memberinya keuntungan dalam bentuk pengetahuan baru dan juga kekuatan baru.Untuk menghentikan rencana Dr. X, Raja Mutan memerlukan beberapa langkah strategis. Pertama, Raja Mutan harus sepenuhnya menyadari niat jahat Dr. X dan berusaha untuk tidak terjebak dalam rencananya. Dia bisa meminta bantuan dari sekutu yang dapat dipercaya untuk membantu melindungi dirinya dan sumber dayanya.Kedua, mereka perlu mencari cara untuk mengekspos Dr. X dan r
Reka kemudian berjalan dengan santainya mengitari ruangan laboratorium itu. Ia mengamati semua benda dan bahan apa saja yang ada di sana.Kemudian, sepertinya Reka akan melakukan eksperimen baru."Apakah ini yang di namakan serum-serum itu?" Reka menerawang sebotol kaca kecil serum yang ia apitkan di antara jari telunjuk dan jempolnya ke arah lampu."Tunggu! Siapa aku sebenarnya? Argh...!" akan tetapi, tiba-tiba kepala Reka terasa sakit, dan akhirnya ia terjatuh ke lantai.***Sedangkan jauh di sana, Martis masih terus berusaha mencari cara untuk menemukan keberadaan Reka yang sebenarnya. Martis sudah melakukan banyak cara, dari menyebarkan energi Elysium bahkan sampai komunikasi melalui sistem guna melacak keberadaan Reka. Martis berharap, bisa mengetahui walau hanya setitik kecil pun lokasi Reka, pasti ia akan menemukannya. Namun sayangnya, Martis juga belum menemukan informasi apapun tentang Reka.Tring!"Sistem merekomendasikan Martis satu misi penting. Misi penyelamatan dunia dari
Martis pun terkejut dengan jawaban tersebut. Bagaimana mungkin Phynoglip yang begitu kuat dan misterius, ternyata hanya sebuah ciptaan manusia biasa? Namun, sistem juga menjelaskan bahwa kekuatan dan keajaiban Phynoglip tidaklah hanya sebatas itu. Ada sesuatu yang lebih dalam dan misterius yang belum terungkap."Jadi, berita tentang Phynoglip yang tersebar selama ini adalah salah? Lalu, apa hubungannya dengan kekuatan 'D' ?"Kemudian, Martis melanjutkan membaca catatan tersebut. Di dalamnya terdapat jawaban atas pertanyaan lainnya yang selama ini menghantuinya. Mengenai kekuatan Phynoglip, asal-usulnya, tujuan sebenarnya, dan bagaimana cara untuk mengungkap misteri di balik keberadaannya. Semua jawaban itu membuat Martis semakin penasaran.Dengan semangat yang baru, Martis memutuskan untuk mencari bantuan dari Phynoglip kecil yang tadi telah menawarkan bantuannya. Dengan bantuan mereka, Martis berharap dapat menemukan cara untuk mengungkap semua misteri yang menyelimuti Phynoglip. Pa
Keesokan harinya, Martis pun siuman. Dia memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing setelah semalam penuh tak sadarkan diri. Saat dia membuka mata, dia merasa terkejut melihat keadaan di sekelilingnya. "Wow, apa yang terjadi?" tanya Martis sambil mengucek matanya untuk memastikan dia tidak bermimpi. Dia melihat bahwa semua Phynoglip yang tadinya memiliki ukuran cukup besar, kini berubah hanya seukuran telapak tangan pria dewasa. Di hadapannya, ada beberapa Phynoglip kecil yang berserakan di lantai. "Hei, apa yang terjadi? Kenapa kalian semua berubah menjadi kecil seperti ini?" tanya Martis penuh penasaran. Yang tak disangka oleh Martis ternyata ada suara jawaban dari salah satu Phynoglip kecil dengan berwarna hijau menjawab. "Kami juga tidak tahu, Martis. Tiba-tiba saja pagi ini, kami semua berubah ukuran menjadi kecil seperti ini. Kelihatannya ini adalah dampak dari ulahmu kemarin."Martis melompat ke belakang karena sangat terkejut. "Hah...?! Ka-kau..., bisa bersuara...
Martis tersenyum puas, melihat usahanya berbuahkan hasil dengan cepat. Dia merasa bangga dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, tiba-tiba ada suara aneh yang terdengar di kejauhan. Suara-suara itu semakin lama semakin keras, seperti suara kehancuran yang mendekat dengan cepat. Martis dan Martis Dua pun segera menyadari bahwa mereka sedang terancam oleh kekuatan gelap yang tidak mereka ketahui sebelumnya. "Martis, kita harus segera melawan kekuatan gelap ini!" kata Martis Dua dengan suara serius. Martis mengangguk, lalu ia mulai bersiap untuk melawan kekuatan gelap yang terasa mengancam itu. Dia mengumpulkan kekuatan dan bersiap untuk bertempur. Rupanya, ada beberapa sosok yang diselimuti aura hitam yang sangat pekat. Dan sosok-sosok itu memancarkan aura membunuh yang tertuju pada Martis. Dan anehnya, sosok-sosok itu ternyata dapat melihat Martis Dua dan dapat menyerangnya. Hal ini sangat tak terduga oleh mereka berdua. Mereka kira, sosok Martis Dua tidak dapat diserang
Martis menatap sosok dirinya yang lain dengan penuh kagum. Mereka berdua saling tersenyum lega karena telah berhasil mengalahkan Edmiral Kaziru dengan kekuatan ganda mereka. Martis merasa terharu karena kini memiliki Sekutu yang dapat membantunya dalam pertempuran demi melawan kejahatan. Martis Dua tersenyum pada Martis, "Kita berdua adalah satu kesatuan yang kuat. Dengan Sistem Ganda ini, aku yakin kita pasti dapat mengalahkan siapa pun." Martis Satu mengangguk setuju,"Ya, benar sekali. Kita akan menjadi tim yang tak terkalahkan. Kita akan melindungi orang-orang dari kejahatan dan kita harus bersumpah untuk membela kebenaran dengan kekuatan ganda kita ini." Mereka berdua kemudian kembali ke markas mereka, merencanakan strategi untuk pertempuran berikutnya. Setidaknya sekarang Martis merasa senang bahwa ia tidak sendirian lagi, kini ia memiliki Sekutu yang selalu setia mendampinginya. Mereka bekerja sama dengan sempurna, saling melengkapi satu sama lain dalam setiap pertempuran. Ya
'apa itu Sistem Ganda?' tanya Martis dalam hatinya. Di tengah pertempuran yang sangat sengit, Martis melawan Edmiral Kaziru. Namun ia merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatannya berdenyut dengan intensitas yang baru, dan ia merasakan seperti sebuah kekuatan lain lagi yang bersemayam di dalam dirinya. Ia merasa bingung dan penasaran. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak tahu dari mana kekuatan baru ini berasal. Martis menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk mengendalikan emosinya. Ia tidak boleh terlena oleh kebingungan. Martis melanjutkan pertempurannya melawan Edmiral Kaziru. Ia menyerang dengan kecepatan yang menakutkan, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan kilat, mencoba untuk menyerang Edmiral Kaziru seperti sebelumnya. Begitu pula dengan Edmiral Kaziru, ia menghindar dengan cepat dan menyerang balik. Ia menggerakkan pedangnya dengan kecepatan yang sama, mencoba untuk menyerang Martis.Namun tiba-tiba ada satu lagi pemberitahuan dari sistem Martis. Kali ini Martis
Martis dan Edmiral Kaziru, dua sosok yang dipenuhi amarah dan ambisi,saat ini mereka sedang berhadapan di garis depan pertempuran. Tatapan mereka bertemu, menghasilkan percikan api yang mengancam untuk meledak. "Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Martis, suaranya bergetar karena amarah dan kesedihan. "Aku bersumpah akan membalaskan dendam Anak dan Istriku! Dan aku juga akan sekalian merebut Phynoglip yang ada di sini." Edmiral Kaziru menanggapi dengan seringai yang menjijikkan. "Coba saja. Cih! Apa katamu?! Merebut Phynoglip...?" Kaziru terkekeh, suaranya menggelegar. "Asal kau tahu saja, tujuanku kemari justru ingin merampas Phynoglip dan aku berniat untuk menggunakannya untuk diriku sendiri." Martis tidak heran, ia sudah menduga bahwa Kaziru akan berkhianat dari The World Goverment. "Sejak awal, aku sudah menduganya," kata Martis dengan nada yang dingin. "Kau selalu berambisi untuk menguasai dunia, Edmiral Kaziru. Kau tidak akan pernah puas dengan kekuasaan yang kau miliki sekar
"Kaziru berada di area penyimpanan Phynoglip," kata salah satu prajurit yang sengaja Martis buat tetap sadarkan diri. "Ia sedang mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kerajaan-kerajaan." Martis terkejut mendengar informasi tersebut. Ia tahu bahwa area penyimpanan Phynoglip adalah tempat terlarang yang menyimpan rahasia tentang Kekuatan D. Ia cemas bahwa saat ini Edmiral Kaziru sedang merencanakan sesuatu yang besar secara terang-terangan. "Kita harus segera menghentikannya," kata Martis dengan wajah cemas. Kemudian Martis memerintahkan pasukannya untuk kembali bersiap menuju tempat baru. Namun, saat dalam perjalanannya, Martis mendapatkan satu kabar buruk. Kabar ini adalah kabar terburuk yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Kabar itu adalah kabar tentang pasukan Edmiral Kaziru yang ternyata berhasil membunuh istri Martis, yaitu Mia. Tentu saja Martis terkejut dan sedih mendengar kabar tersebut. Ia merasa hancur. Ia tidak percaya bahwa Mia juga telah pergi meninggalkannya untu
Dengan tubuh yang terasa lemas, Martis berjalan mendekati tubuh Lancelot yang telah kaku. Ia merasakan kesedihan dan amarah yang membara menyerbu jiwanya. Ia tidak percaya bahwa Lancelot dan beberapa sahabatnya telah pergi untuk selamanya. Martis berlutut di samping tubuh Lancelot, menatap wajahnya yang pucat. Ia menelusuri garis-garis halus di wajah Lancelot, mengingat saat-saat indah yang mereka lalui bersama. Ia mengingat keberanian Lancelot, kebaikan hatinya, dan tekadnya untuk melindungi dunia. Air mata mengalir deras di pipi Martis. Ia memeluk tubuh Lancelot erat-erat, mencoba untuk menghilangkan rasa sakit yang menyerbu jiwanya. Ia berbisik kata-kata lembut kepada Lancelot, mencoba untuk menenangkan jiwanya yang terluka. "Anakku," bisik Martis, suaranya bergetar karena kesedihan. "Aku sangat mencintaimu. Aku sangat bangga padamu. Kau adalah pahlawan sejati. Kau telah berjuang dengan gagah berani untuk melindungi dunia ini. Kau telah mengorbankan hidupmu untuk mencapai tujuan
Lancelot, Jendral Salim, dan Kolonel Rizal, meskipun mereka bertiga terluka parah, mereka sudah memantapkan tekad mereka untuk tetap berjuang dengan gigih melawan Edmiral Kaziru. Mereka sudah bersumpah untuk tidak akan menyerah begitu saja. Lalu Lancelot, dengan sisa kekuatannya, ia berusaha melancarkan serangan terakhir kepada Edmiral Kaziru. Ia mengayunkan pedangnya dengan penuh kekuatan, mencoba untuk setidaknya mampu melukai Edmiral Kaziru walau hanya sedikit. Namun, Edmiral Kaziru dengan mudah menghindar dan melancarkan serangan balik. Serangan Edmiral Kaziru mengenai tubuh Lancelot dengan keras, membuat Lancelot kembali tersungkur ke tanah. Jendral Salim dan Kolonel Rizal yang melihat Lancelot terjatuh, berteriak sedih. Mereka tahu bahwa Lancelot telah kalah. Mereka merasa bahwa mereka akan mati hari ini. Kemudian Edmiral Kaziru dengan penuh senyum sinis, mendekati Jendral Salim dan Kolonel Rizal. Kali ini, sepertinya Jendral Salim dan Kolonel Rizal sudah pasrah atas nyawa