Hasil dari uji coba serum yang dilakukan Dr. Aeon ternyata cukup mengejutkan. Ketika serum diinjeksikan ke dalam mutan, terjadi perubahan yang signifikan. Mutan tersebut tampaknya menjadi lebih lemah dan kehilangan sebagian dari kekuatannya.Dr. Aeon, meski awalnya terkejut, merasa lega dan puas dengan hasil ini. Ini berarti bahwa serum yang dia kembangkan bisa menjadi senjata yang sangat efektif melawan mutan.Namun, Dr. Aeon juga menyadari bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Dia perlu memastikan bahwa serum ini aman untuk digunakan pada manusia, dan dia juga perlu mengetahui seberapa efektif serum ini dalam jangka panjang.Meski begitu, hasil uji coba ini memberikan harapan baru bagi Martis, Reka, dan semua orang yang berjuang melawan mutan. Mereka tahu bahwa mereka mungkin telah menemukan cara baru untuk melindungi diri dari serangan mutan.Dr. Aeon adalah seorang ilmuwan yang bertanggung jawab dan berhati-hati, jadi dia memutuskan untuk tidak langsung menguji se
Martis berbalik dan melihat Reka berdiri di belakangnya, memegang tabung serum dengan ekspresi penuh harapan di wajahnya. "Reka," kata Martis, terkejut tapi juga merasa lega melihatnya. "Kamu tahu bahwa serum ini masih dalam tahap pengujian, kan?"Reka mengangguk, tampaknya memahami risikonya. "Aku tahu, Kak. Tapi aku juga tahu betapa pentingnya serum ini. Aku ingin membantu. Aku ingin berbuat sesuatu untuk melawan mutan itu."Martis menatap Reka, merasa bangga dan sedih sekaligus. Dia tahu betapa beraninya Reka, dan dia tahu betapa kuatnya keinginannya untuk melindungi orang-orang yang dia cintai. "Baiklah, Reka," kata Martis akhirnya, memberikan senyum kecil. "Tapi kamu harus berjanji padaku bahwa kamu akan berhati-hati, oke?"Reka mengangguk, tampaknya lega. "Aku berjanji, Kak Martis. Aku akan berhati-hati."Dengan itu, mereka berdua kembali ke Dr. Aeon dan mengatakan perihal Reka yang ingin mencoba serum itu secara langsung."Reka, apakah kau yakin?" tanya Dr. Aeon sekali lagi."D
Dan akhirnya, Martis memutuskan untuk melatih pasukannya karena mendengar kabar dari Letnan Odele bahwa para mutan akan menyerang manusia dengan jumlah besar-besaran.Mendengar kabar tentang serangan besar-besaran yang akan dilakukan oleh mutan, Martis tahu bahwa mereka harus segera bersiap. Dia memanggil pasukannya dan mulai merencanakan sesi latihan intensif."Kita harus siap," kata Martis kepada pasukannya, menatap mereka dengan tatapan tegas. "Mutan-mutan itu akan menyerang, dan kita harus siap melawan mereka. Kita harus lebih kuat, lebih cepat, dan lebih pintar dari mereka."Martis merencanakan berbagai latihan, mulai dari latihan fisik seperti push-up dan lari, hingga latihan bertarung dan strategi. Dia tahu bahwa mereka tidak hanya perlu kuat secara fisik, tetapi juga harus tahu bagaimana cara bertarung dan berpikir secara strategis di medan pertempuran.Selama latihan, Martis juga memastikan bahwa semua anggota pasukannya tahu bagaimana cara menggunakan serum yang dikembangkan
Setelah melakukan persiapan yang matang, pasukan Martis akhirnya berangkat menuju medan tempur untuk melawan mutan. Mereka bergerak dengan hati-hati dan berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada tujuan mereka.Saat mereka tiba di medan tempur, mereka segera disambut oleh serangan mutan yang ganas. Mutan-mutan itu menyerang dengan kejam, mencoba untuk mengalahkan pasukan Martis dengan kekuatan dan kebrutalan mereka.Namun, pasukan Martis tidak gentar. Mereka bertarung dengan gigih dan menggunakan semua keterampilan dan sumber daya yang mereka miliki untuk melawan mutan. Mereka menggunakan senjata dan peralatan yang tepat, serta memanfaatkan serum yang dikembangkan oleh Dr. Aeon untuk meningkatkan kekuatan dan stamina mereka.Pertempuran berlangsung sengit dan berkepanjangan. Pasukan Martis terus bertarung dengan gigih dan tidak menyerah, bahkan ketika situasinya terlihat sangat suram. Mereka saling membantu satu sama lain dan bekerja sama untuk mengalahkan musuh mereka."Semuanya, jan
Setelah melihat pertempuran pasukan Martis melawan para mutan, Dr. X merasa terkesan dengan kekuatan dan kemampuan pasukan tersebut. Dia menyadari bahwa mereka adalah lawan yang tangguh dan berbahaya, dan memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih hati-hati dalam rencananya untuk menguasai dunia.Dr. X mengamati pasukan Martis dari kejauhan selama beberapa waktu, mencatat kekuatan dan kelemahan mereka. Dia juga mempelajari serum yang dikembangkan oleh Dr. Aeon dan mencoba mengembangkan serum yang lebih kuat dan lebih mematikan.Namun, setelah melihat betapa tangguhnya pasukan Martis dalam pertempuran tersebut, Dr. X menyadari bahwa dia harus berhati-hati dan melakukan persiapan yang lebih matang sebelum melancarkan serangan terhadap mereka. Dia memutuskan untuk menunggu dan mengamati situasi lebih lanjut sebelum mengambil tindakan.Setelah menyadari kekuatan pasukan Martis, Dr. X memutuskan untuk melakukan persiapan yang lebih matang sebelum melancarkan serangan terhadap mereka. D
Mendengar tentang penyerangan para mutan dan jumlah korban yang terus bertambah, Martis merasa marah dan semakin bertekad untuk menghentikan kekacauan ini. Dia memanggil Reka dan seluruh pasukannya, bersiap untuk bergerak dan menghadapi mutan."Reka, kita harus segera bergerak," kata Martis dengan nada tegas. "Kita tidak bisa membiarkan lebih banyak orang yang tak bersalah menjadi korban para mutan. Kita harus melindungi mereka."Reka mengangguk, tampaknya setuju dengan Martis. "Aku siap, Kak Martis," jawabnya dengan wajah tegas pula.Sementara itu, pasukan Martis juga merespon dengan semangat tinggi. Mereka memiliki tugas yang penting dan mereka siap untuk melakukannya.Dengan cepat, mereka bergerak menuju lokasi serangan mutan, siap untuk berjuang dan melindungi orang-orang yang tak bersalah. Mereka kali ini akan menghadapi musuh yang kuat dan berbahaya, namun mereka tetap berani dan bertekad untuk melawan sampai titik darah penghabisan."Kita harus berjuang dengan segala kemampuan
Pertarungan antara Martis dan mutan kelas atas itu berlangsung sengit. Martis menyerang mutan itu dengan segala kemampuannya. Dia bergerak dengan lincah, menghindari serangan-serangan mutan sambil melancarkan serangan balik yang kuat.Mutan kelas atas tersebut, meski kuat dan ganas, tampaknya kewalahan dengan kecepatan dan kekuatan Martis. Martis terus menyerang tanpa henti, mendorong mutan tersebut mundur.Namun, mutan itu tidak menyerah begitu saja. Dia melancarkan serangan balik yang ganas pula, ia mencoba untuk melumpuhkan Martis. Tetapi Martis berhasil menghindari serangan-serangan itu dan melanjutkan serangannya. "Aku tidak akan menyerah!" teriak Martis seraya melancarkan serangannya.Dengan serangan itu, Martis berhasil melumpuhkan satu mutan kelas atas. Mutan itu terkapar dan jatuh ke tanah, lalu Martis berdiri di atasnya, menatapnya dengan tatapan tajam. "Kalian tidak akan bisa menghancurkan dunia kami selagi aku masih bernafas," kata Martis lagi, kali ini dengan suara yang l
Melihat betapa kuat dan ganasnya mutan yang bertransformasi ini, Martis mulai merasa curiga. "Ada sesuatu yang tidak beres dengan mutan ini," gumamnya, sambil berusaha menghindari serangan mutan. "Dia terlalu kuat, bahkan untuk standar mutan."Martis mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa mutan ini mungkin adalah hasil dari eksperimen yang sama yang dilakukan oleh Dr. X. Mungkin, pikirnya, Dr. X telah melakukan modifikasi lebih lanjut pada serumnya, membuat mutan ini jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dari yang lain.Namun, spekulasi ini tidak mengurangi tekad Martis untuk melawan. Dia tetap harus menemukan cara untuk mengalahkan mutan ini, tidak peduli seberapa kuat dan menakutkannya."Aku harus menemukan kelemahannya," kata Martis kepada dirinya sendiri, sambil berusaha menyerang mutan itu lagi. "Setiap musuh memiliki kelemahan, dan aku harus menemukannya." Martis tahu bahwa menemukan kelemahan mutan itu adalah kunci untuk mengalahkannya. Oleh karena itu, dia mulai memperhatikan
Martis pun terkejut dengan jawaban tersebut. Bagaimana mungkin Phynoglip yang begitu kuat dan misterius, ternyata hanya sebuah ciptaan manusia biasa? Namun, sistem juga menjelaskan bahwa kekuatan dan keajaiban Phynoglip tidaklah hanya sebatas itu. Ada sesuatu yang lebih dalam dan misterius yang belum terungkap."Jadi, berita tentang Phynoglip yang tersebar selama ini adalah salah? Lalu, apa hubungannya dengan kekuatan 'D' ?"Kemudian, Martis melanjutkan membaca catatan tersebut. Di dalamnya terdapat jawaban atas pertanyaan lainnya yang selama ini menghantuinya. Mengenai kekuatan Phynoglip, asal-usulnya, tujuan sebenarnya, dan bagaimana cara untuk mengungkap misteri di balik keberadaannya. Semua jawaban itu membuat Martis semakin penasaran.Dengan semangat yang baru, Martis memutuskan untuk mencari bantuan dari Phynoglip kecil yang tadi telah menawarkan bantuannya. Dengan bantuan mereka, Martis berharap dapat menemukan cara untuk mengungkap semua misteri yang menyelimuti Phynoglip. Pa
Keesokan harinya, Martis pun siuman. Dia memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing setelah semalam penuh tak sadarkan diri. Saat dia membuka mata, dia merasa terkejut melihat keadaan di sekelilingnya. "Wow, apa yang terjadi?" tanya Martis sambil mengucek matanya untuk memastikan dia tidak bermimpi. Dia melihat bahwa semua Phynoglip yang tadinya memiliki ukuran cukup besar, kini berubah hanya seukuran telapak tangan pria dewasa. Di hadapannya, ada beberapa Phynoglip kecil yang berserakan di lantai. "Hei, apa yang terjadi? Kenapa kalian semua berubah menjadi kecil seperti ini?" tanya Martis penuh penasaran. Yang tak disangka oleh Martis ternyata ada suara jawaban dari salah satu Phynoglip kecil dengan berwarna hijau menjawab. "Kami juga tidak tahu, Martis. Tiba-tiba saja pagi ini, kami semua berubah ukuran menjadi kecil seperti ini. Kelihatannya ini adalah dampak dari ulahmu kemarin."Martis melompat ke belakang karena sangat terkejut. "Hah...?! Ka-kau..., bisa bersuara...
Martis tersenyum puas, melihat usahanya berbuahkan hasil dengan cepat. Dia merasa bangga dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, tiba-tiba ada suara aneh yang terdengar di kejauhan. Suara-suara itu semakin lama semakin keras, seperti suara kehancuran yang mendekat dengan cepat. Martis dan Martis Dua pun segera menyadari bahwa mereka sedang terancam oleh kekuatan gelap yang tidak mereka ketahui sebelumnya. "Martis, kita harus segera melawan kekuatan gelap ini!" kata Martis Dua dengan suara serius. Martis mengangguk, lalu ia mulai bersiap untuk melawan kekuatan gelap yang terasa mengancam itu. Dia mengumpulkan kekuatan dan bersiap untuk bertempur. Rupanya, ada beberapa sosok yang diselimuti aura hitam yang sangat pekat. Dan sosok-sosok itu memancarkan aura membunuh yang tertuju pada Martis. Dan anehnya, sosok-sosok itu ternyata dapat melihat Martis Dua dan dapat menyerangnya. Hal ini sangat tak terduga oleh mereka berdua. Mereka kira, sosok Martis Dua tidak dapat diserang
Martis menatap sosok dirinya yang lain dengan penuh kagum. Mereka berdua saling tersenyum lega karena telah berhasil mengalahkan Edmiral Kaziru dengan kekuatan ganda mereka. Martis merasa terharu karena kini memiliki Sekutu yang dapat membantunya dalam pertempuran demi melawan kejahatan. Martis Dua tersenyum pada Martis, "Kita berdua adalah satu kesatuan yang kuat. Dengan Sistem Ganda ini, aku yakin kita pasti dapat mengalahkan siapa pun." Martis Satu mengangguk setuju,"Ya, benar sekali. Kita akan menjadi tim yang tak terkalahkan. Kita akan melindungi orang-orang dari kejahatan dan kita harus bersumpah untuk membela kebenaran dengan kekuatan ganda kita ini." Mereka berdua kemudian kembali ke markas mereka, merencanakan strategi untuk pertempuran berikutnya. Setidaknya sekarang Martis merasa senang bahwa ia tidak sendirian lagi, kini ia memiliki Sekutu yang selalu setia mendampinginya. Mereka bekerja sama dengan sempurna, saling melengkapi satu sama lain dalam setiap pertempuran. Ya
'apa itu Sistem Ganda?' tanya Martis dalam hatinya. Di tengah pertempuran yang sangat sengit, Martis melawan Edmiral Kaziru. Namun ia merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatannya berdenyut dengan intensitas yang baru, dan ia merasakan seperti sebuah kekuatan lain lagi yang bersemayam di dalam dirinya. Ia merasa bingung dan penasaran. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak tahu dari mana kekuatan baru ini berasal. Martis menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk mengendalikan emosinya. Ia tidak boleh terlena oleh kebingungan. Martis melanjutkan pertempurannya melawan Edmiral Kaziru. Ia menyerang dengan kecepatan yang menakutkan, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan kilat, mencoba untuk menyerang Edmiral Kaziru seperti sebelumnya. Begitu pula dengan Edmiral Kaziru, ia menghindar dengan cepat dan menyerang balik. Ia menggerakkan pedangnya dengan kecepatan yang sama, mencoba untuk menyerang Martis.Namun tiba-tiba ada satu lagi pemberitahuan dari sistem Martis. Kali ini Martis
Martis dan Edmiral Kaziru, dua sosok yang dipenuhi amarah dan ambisi,saat ini mereka sedang berhadapan di garis depan pertempuran. Tatapan mereka bertemu, menghasilkan percikan api yang mengancam untuk meledak. "Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Martis, suaranya bergetar karena amarah dan kesedihan. "Aku bersumpah akan membalaskan dendam Anak dan Istriku! Dan aku juga akan sekalian merebut Phynoglip yang ada di sini." Edmiral Kaziru menanggapi dengan seringai yang menjijikkan. "Coba saja. Cih! Apa katamu?! Merebut Phynoglip...?" Kaziru terkekeh, suaranya menggelegar. "Asal kau tahu saja, tujuanku kemari justru ingin merampas Phynoglip dan aku berniat untuk menggunakannya untuk diriku sendiri." Martis tidak heran, ia sudah menduga bahwa Kaziru akan berkhianat dari The World Goverment. "Sejak awal, aku sudah menduganya," kata Martis dengan nada yang dingin. "Kau selalu berambisi untuk menguasai dunia, Edmiral Kaziru. Kau tidak akan pernah puas dengan kekuasaan yang kau miliki sekar
"Kaziru berada di area penyimpanan Phynoglip," kata salah satu prajurit yang sengaja Martis buat tetap sadarkan diri. "Ia sedang mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kerajaan-kerajaan." Martis terkejut mendengar informasi tersebut. Ia tahu bahwa area penyimpanan Phynoglip adalah tempat terlarang yang menyimpan rahasia tentang Kekuatan D. Ia cemas bahwa saat ini Edmiral Kaziru sedang merencanakan sesuatu yang besar secara terang-terangan. "Kita harus segera menghentikannya," kata Martis dengan wajah cemas. Kemudian Martis memerintahkan pasukannya untuk kembali bersiap menuju tempat baru. Namun, saat dalam perjalanannya, Martis mendapatkan satu kabar buruk. Kabar ini adalah kabar terburuk yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Kabar itu adalah kabar tentang pasukan Edmiral Kaziru yang ternyata berhasil membunuh istri Martis, yaitu Mia. Tentu saja Martis terkejut dan sedih mendengar kabar tersebut. Ia merasa hancur. Ia tidak percaya bahwa Mia juga telah pergi meninggalkannya untu
Dengan tubuh yang terasa lemas, Martis berjalan mendekati tubuh Lancelot yang telah kaku. Ia merasakan kesedihan dan amarah yang membara menyerbu jiwanya. Ia tidak percaya bahwa Lancelot dan beberapa sahabatnya telah pergi untuk selamanya. Martis berlutut di samping tubuh Lancelot, menatap wajahnya yang pucat. Ia menelusuri garis-garis halus di wajah Lancelot, mengingat saat-saat indah yang mereka lalui bersama. Ia mengingat keberanian Lancelot, kebaikan hatinya, dan tekadnya untuk melindungi dunia. Air mata mengalir deras di pipi Martis. Ia memeluk tubuh Lancelot erat-erat, mencoba untuk menghilangkan rasa sakit yang menyerbu jiwanya. Ia berbisik kata-kata lembut kepada Lancelot, mencoba untuk menenangkan jiwanya yang terluka. "Anakku," bisik Martis, suaranya bergetar karena kesedihan. "Aku sangat mencintaimu. Aku sangat bangga padamu. Kau adalah pahlawan sejati. Kau telah berjuang dengan gagah berani untuk melindungi dunia ini. Kau telah mengorbankan hidupmu untuk mencapai tujuan
Lancelot, Jendral Salim, dan Kolonel Rizal, meskipun mereka bertiga terluka parah, mereka sudah memantapkan tekad mereka untuk tetap berjuang dengan gigih melawan Edmiral Kaziru. Mereka sudah bersumpah untuk tidak akan menyerah begitu saja. Lalu Lancelot, dengan sisa kekuatannya, ia berusaha melancarkan serangan terakhir kepada Edmiral Kaziru. Ia mengayunkan pedangnya dengan penuh kekuatan, mencoba untuk setidaknya mampu melukai Edmiral Kaziru walau hanya sedikit. Namun, Edmiral Kaziru dengan mudah menghindar dan melancarkan serangan balik. Serangan Edmiral Kaziru mengenai tubuh Lancelot dengan keras, membuat Lancelot kembali tersungkur ke tanah. Jendral Salim dan Kolonel Rizal yang melihat Lancelot terjatuh, berteriak sedih. Mereka tahu bahwa Lancelot telah kalah. Mereka merasa bahwa mereka akan mati hari ini. Kemudian Edmiral Kaziru dengan penuh senyum sinis, mendekati Jendral Salim dan Kolonel Rizal. Kali ini, sepertinya Jendral Salim dan Kolonel Rizal sudah pasrah atas nyawa