Odele yang sengaja menyuruh Martis selalu keluar rumah untuk memancing para Kelitih ternyata idenya memang berhasil.Baru hari pertama Martis keluar saja Martis sudah di kepung oleh beberapa Kelitih. Namun, sebenarnya di balik bayang-bayang ada pasukan khusus yang Odele perintahkan agar mengawasi dan menjaga Martis. Kalau keadaan mulai menjadi darurat, pasukan khusus itu barulah akan keluar dari bayang-bayang untuk menyelamatkan Martis. Permintaan itu juga Martis sendiri yang memintanya. Karena memang Martis butuh lawan untuk melihat hasil latihannya."Itu dia! Ayo teman-teman, tangkap dia! Hidup atau mati kita tetap akan mendapat hadiah yang besar! Hahahaha....! Bocah busuk, bersiaplah!" teriak salah satu Kelitih.Martis meresponnya dengan menyiapkan kuda-kudanya. Martis juga memainkan tangannya memberi isyarat untuk para Kelitih agar maju menyerangnya."Jangan sombong kau...! Hiyat...!""Hiyat...!"Nampaknya semangat para Kelitih sedang membara. Entah seberapa besar hadiah yang dija
Martis memukuli Marco tanpa henti. Tiap pukulan itu kini mulai terasa berat bagi Marco."Ada apa dengan Anak ini? Sial! Kenapa kekuatannya sangat terasa berbeda?" gumam Marco.Tapi Marco masih sanggup menangkis dan menahan semua pukulan Martis. Martis belum berhasil melukai Marco."Boost!" gumam Martis.Martis menitikkan kekuatannya pada satu titik di tinju kanannya."Hiya...! Rasakan ini...!" teriak Martis.Bugh!Boom!Ada suara ledakan ketika tinju Martis menyentuh tubuh Marco.Siuw...!Bam!Gedebug!Akhirnya Martis berhasil melukai Marco di bagian wajahnya. Martis menggunakan tinjunya untuk menghantam wajah Marco.Tubuh Marco terpelanting dan terbang puluhan meter. Bahkan, ketika tubuh Marco menabrak tembok bangunan, tembok itu hancur dan menembus ke tembok bangunan yang lainnya.Setelah empat bangunan hancur, barulah tubuh Marco berhenti terpental di tembok terakhir."Uhuk! Hueks...!"Marco memuntahkan segumpal darah dari mulutnya.Wajah Marco remuk. Bentuknya Bahkan lebih jelek d
Brak!Siuw..., boom!Akhirnya Martis berhasil memukul dada Bos Kelitih distrik sepuluh itu."Sial! Ternyata dia memang kuat!" gumam Bos distrik sepuluh.Karena malu, Bos distrik sepuluh itu pun akhirnya kembali bangkit dan akan lebih serius lagi menghadapi Martis. Awalnya ia sempat terpikirkan ingin pergi dari sana tanpa membawa Marco. Tapi karena merasa gengsi, ia pun akan meladeni Martis.Brak, brak, brak!Martis menghantamkan tinjunya pada Serangan elemen tanah dari Bos Kelitih itu. Namun Martis tidak menyadari kalau Bos distrik sepuluh memiliki serangan tersembunyi lainnya.Jleb, jleb, jleb...!Dari atas kepala Martis, ada banyak pisau yang jatuh dari langit dan melesat ke arah Martis.Karena Martis sedang disibukkan dengan serangan-serangan elemen tanah, akhirnya puluhan pisau itu mengenai tubuh Martis.Tring, tring, tring!Namun tubuh Martis tidak terluka sama sekali. Jangankan tertusuk, bahkan tergores saja tidak. Padahal, pisau-pisau itu ketajamannya tidak usah diragukan lagi.
Martis merasakan sakit yang luar biasa ketika tubuhnya tersambar oleh petir tadi. Tapi sepertinya Martis tidak mati. Walaupun ia mati, ini kan hanya di dalam mimpi saja."Bangunlah, Anah muda," ucap seorang Pria.Ternyata ada seorang pria bertubuh kekar dan berpakaian serba putih di hadapan Martis. Namun wajah pria itu tidak terlihat karena ada cahaya yang sangat menyilaukan menutupinya.Martis pun akhirnya berusaha bangkit."Si-siapa kau?" tanya Martis."Hahaha..., aku tidak memiliki nama. Tapi yang jelas, aku adalah pencipta sistem yang kau miliki," jawab Pria itu."Pencipta sistem? Maksudmu kau adalah orang yang memberikanku sistem ini?" tanya Martis."Bukan aku yang memberikan. Tapi sistem itu sendirilah yang memilihmu, Martis," jawab Pria itu."Jadi begitu. Apakah ada orang lain di dunia ini yang memiliki sistem yang sama seperti milikku?" tanya Martis lagi. Ini adalah pertanyaan yang kerap mengganggu pikirannya."Hahahaha...! Tentu saja tidak ada. Kalaupun ada, itu pasti hanya t
"Ma-maaf Mia. Maafkan aku! Ayo Mia, masuk...," ucap Martis.Mia memberitahukan kepada Martis perintah dari Odele. Hari ini Odele menyuruh Martis agar pergi ke distrik sembilan. Tujuannya adalah memancing kemarahan Ketua Kelitih di distrik sembilan kemudian keluar dan akan mencoba menangkap Martis lagi.Ternyata kabar Martis yang kembali mengalahkan satu lagi Ketua Kelitih sangat cepat menyebar ke masyarakat. Terutama pada orang-orang di sekitar Martis yang sejak dulu kerap merundung dan menghinanya dengan sebutan Anak Cacat. Kini mulut mereka semua bungkam ketika melihat Martis di jalan. Dan kabar mengenai Martis juga sampai ke telinga orang tua Layla. Ayah Layla sangat menyesal waktu itu memperlakukan Martis dengan hina. Tapi tentu saja Martis tidak sadar dengan semua ini. Memang Martis selama ini tidak terlalu perduli dengan desas-desus masyarakat karena memang sudah terbiasa mendengar hal buruk tentangnya. Padahal kali ini berbeda. Justru banyak yang mengagumi Martis.Martis dan Mi
"Sudahlah, minum saja. Kau akan tahu apa itu setelah meminumnya," jawab Martis.Tubuh Mia terasa nyaman dan kembali segar seperti sebelumnya setelah meminum ramuan pemulih yang Martis berikan."Martis, ramuan apa yang tadi kau berikan padaku? tanya Mia."Itu adalah obat kuat untuk wanita," jawab Martis."Apa...!? I-ini..., Martis..., apa kau berniat melakukan hal mesum padaku?" tanya Mia."Hahahaha...! Hahahaha...!" tawa Martis. Martis malah tertawa melihat ekspresi wajah Mia.Peletak!Mia menjitak kepala Martis yang sedang tertawa terpingkal."Martis, itu tidak lucu sama sekali tahu!" ucap Mia sambil melotot."Hahahaha...! Baiklah, maaf. Aku hanya bercanda Mia. Itu adalah ramuan pemulih stamina," jawab Martis akhirnya jujur."Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Mia lagi yang memang penasaran."Sudahlah. Tidak penting dari mana aku mendapatkannya. Masih ada hal yang lebih penting lagi. Tujuan kita ke sini adalah untuk menangkap satu lagi Bos Kelitih di wilayah ini," jawab Martis.Mer
"Eh...? Ini..., apa aku yang melakukannya?" gumam Martis. "Eh? Mia, apa yang terjadi dengannya? Padahal aku baru saja ingin melawannya. Tapi..., kok dia sudah babak belur begitu?" tanya Martis.Ciut...!"Kau ini yah...! Berlagak sekali kamu Martis!" ucap Mia. Mia mencubit perut bagian samping Martis."Argh...! Mia, sakit...! Aduh duh duh...," ucap Martis. Padahal tubuh Martis itu kuat, tapi kenapa hanya dengan cubitan seperti itu saja ia takluk? "Sudahlah, ayo kita laporkan terlebih dahulu kepada Letnan Odele," ucap Mia.Mia menghubungi Odele lewat ponselnya. Sedangkan Martis masih mengelus-elus perutnya yang terasa sangat sakit karena dicubit oleh Mia tadi.***Setelah menerima perintah dari Odele, Mia dan Martis akhirnya disuruh pergi ke suatu tempat. Ternyata itu adalah markas rahasia yang lainnya. Anton dan Bos Kelitih yang lain akhirnya dibawa ke markas rahasia itu untuk ditindak lanjuti.Beberapa jam kemudian Martis dan Mia membawa Bos Kelitih distrik sembilan ke tempat yang d
Martis melihat jam tangan spesial yang ada di tangan kirinya. Martis terkejut!Ternyata jam tangan itu juga bisa menunjukkan perasaan Martis terhadap orang lain dan begitu juga sebaliknya."Perasaan cintaku pada Mia delapan puluh persen? Eh...? Mia juga memiliki persentase yang sama. Apakah..., kami...?" gumam Martis.***Hari ini Martis kembali diperintahkan oleh Odele untuk pergi ke tempat yang lain lagi. Perjalanan Martis kali ini akan memakan waktu beberapa jam. Karena jarak distrik enam dengan distrik delapan terbilang cukup jauh.Awalnya Martis bersikeras ingin pergi sendirian. Tapi, lagi-lagi Mia meminta Odele agar ikut pergi bersama Martis. Sempat ada perdebatan diantara mereka beberapa saat.Odele menanggapinya dengan senyuman. Odele mengerti apa yang ada di dalam otak Mia dan juga Martis.Mia yang khawatir dengan Martis, jadi dia ingin ikut pergi dan membantu Martis jika ia terluka. Tapi, Martis yang juga khawatir akan Mia. Sebenarnya Martis tidak mau melibatkan Mia dalam pe