Layla dan Selena terlihat tersenyum bersamaan ketika Martis bertanya tentang minuman energi yang mereka berikan. Dan saat melihat senyuman itu, entah kenapa Martis memiliki firasat bahwa senyuman itu memiliki makna tersembunyi. Martis sempat menelan ludahnya dengan susah payah dan merasa gugup saat minuman itu ada di genggamannya, dan ia juga mendapat tekanan oleh kedua gadis cantik ini agar segera meneguknya satu botol sampai habis."Martis...?" Selena dan Layla kembali tersenyum secara bersamaan."I-iya..., ba-baiklah. A-aku akan segera meminumnya." Dan setelah itu Martis langsung meneguk habis satu botol minuman energi sesuai kemauan dua gadis itu.Gluk, gluk, gluk...!Saat minuman energi itu membasahi tenggorokannya, langsung ada sebuah reaksi yang sangat aneh menyeruak ke dalam otaknya. Reaksi itu terasa sangat cepat.Dan saat melihat wajah Martis yang mulai memerah, Layla dan Selena kembali memperlihatkan senyuman anehnya."Martis..., ada apa?" tanya Layla yang sengaja mendekatk
Selena dan Layla sangat terkejut ketika pintu itu terbuka secara paksa. Dan yang membuat mereka semakin terkejut adalah saat melihat siapa orang yang mendobraknya secara paksa."Mi-mia...?" ucap Layla dengan gugup."Ka-kami..., kami hanya membantu Martis beristirahat," sahut Selena mencari alasan. Namun alasan itu tentu saja tidak akan diterima oleh Mia. Sebab Mia tahu apa yang ingin mereka lakukan, Mia bukan lagi anak kecil."Omong kosong! Kalian berdua, cepat keluar dari sini! Atau..., kalian ingin benda ini menancap di kepala kalian?! Hah?!" Wajah Mia sungguh terlihat menyeramkan saat mengancam kedua temannya ini."Ba-baik!" Selena dan Layla secara bersamaan tergesa-gesa keluar dari dalam kamar Martis karena tubuh mereka berdua langsung bergidik ketika melihat sebuah pisau tajam yang Mia tunjukkan, ditambah lagi wajah Mia yang bahkan jauh lebih seram dibandingkan hantu."Mi-mia...?" ucap Martis."Huft...! Mereka berdua itu ya, memang benar-benar!" Mia menghela nafasnya.Kemudian Mi
Mia yang tadi pikirannya sedang tenggelam dalam kolam asmara langsung terkejut saat mendengar kerasnya suara pintu yang terbuka. Sontak, Mia langsung secara reflek mendorong tubuh Martis hingga terjatuh ke lantai."Hah?!" Kedua mata Reka terkejut saat ia menyaksikan adegan yang ada di hadapannya."A-aku, aku permisi dulu...!" Mia dengan tergesa-gesa merapikan pakaiannya lalu ia keluar dari kamar Martis.Namun, baru beberapa langkah Mia keluar dari kamar Martis, ia kembali masuk lagi dan segera menarik tangan Reka secara paksa untuk ikut pergi bersamanya."Kak Mia! Tunggu, ada apa ini?" Reka masih bingung dengan sikap Mia yang nampak aneh."Sudah! Kau diam saja dulu. Sebaiknya tinggalkan dulu Martis seorang diri agar dirinya tenang. Oh iya, kita harus segera mencari Layla dan juga Selena." Mia yang tadinya sempat merasa malu karna dipergoki oleh Reka, rasa malu itu hilang dalam sekejap ketika ia mulai sadar.Tinggallah martis seorang diri di dalam kamarnya yang meratapi benda keras yan
Kabar tentang Martis yang kemarin berhasil mengalahkan kelima Jendral yang terkenal kuat dan juga kejam sampai ke telinga para petinggi negara Isralial. Hal inilah yang membuat mereka geram dan langsung memutuskan untuk pergi mencari Martis. Yang jadi masalahnya, setelah mereka tahu informasi di mana Martis berada, mereka tak tanggung-tanggung membawa setengah kekuatan tempur mereka untuk menghadapi Martis nantinya. Presiden negara Isralial telah memutuskan untuk memberikan perintah agar membunuh Martis. Sebab, ia merasa bahwa Martis adalah ancaman terbesar untuk negaranya.Padahal, Presiden Negara Isralial sempat berpikiran untuk mengajak Martis berbicara. Namun, sepertinya Presiden itu tahu jawaban apa yang akan ia dapatkan dari Martis. Presiden negara Isralial tidaklah terlalu bodoh. Ia telah menyelediki semua tentang Martis. Jadi, ia tidak lagi perlu berdiskusi dengannya. Presiden Negara Isralial sadar bahwa tindakannya ini adalah tindakan yang tidak disukai oleh orang-orang semac
Ketika menemukan teknik yang menarik perhatiannya, Martis sempat melihat isi saldonya pada sistem. Kala itu, Martis pernah kehabisan saldonya sampai nol. Tapi untungnya, ia telah menyelesaikan banyak misi harian dan juga misi lainnya. Misi-misi itu berhasil mengisi saldo sistem Martis kembali melimpah. Dan Martis juga mendapatkan banyak hadiah berupa barang-barang bagus. Namun Martis jarang menggunakan barang-barang itu dan hanya membiarkannya tersimpan pada tas penyimpanan sistemnya dengan rapih.'Hem..., aku harus segera menguasainya. Baiklah, Ririn, aku ingin membeli teknik ini,' ucap Martis dengan kedua matanya yang sangat berbinar.Tring!"Teknik Menghilang berhasil dibeli. Apakah Martis ingin menguasainya secara otomatis? Katakan iya, jika bersedia. Dan katakan tidak, jika menolak." 'Iya! Aku bersedia.' Dengan cepat Martis langsung menjawab. Dan setelah itu, teknik Menghilang itu langsung secara otomatis dikuasai oleh Martis walaupun Martis harus mengorbankan saldo tambahan unt
Martis dengan tenang melihat situasi dari atas menara tertinggi. Martis juga melihat bahwa pasukan yang telah ia perintahkan maju telah sukses melakukan penyergapannya. Dan setelah setelah berhasil dari misi yang satu ini, mereka akan menjalankan misi yang lainnya lagi.Martis kemudian menyuruh lagi pasukannya yang lain untuk ikut bergerak. Dan saat ini, yang berada dalam Benteng perbatasan hanyalah pasukan inti saja. Sisanya sudah menjalankan misi masing-masing sesuai perintah Martis. Jendral Oregon benar-benar sangat kagum melihat semua strategi Martis berjalan dengan sangat lancar. Selama seumur hidupnya, baru kali ini Jendral Oregon bertemu dengan pemuda yang sangat cerdas seperti Martis. Bahkan, dia mengakui bahwa kualitas dirinya jauh lebih rendah jika harus dibandingkan dengan Martis. Hem..., tentu saja, karena Martis adalah Pengendali Sistem Terkuat.Dari segi manapun, Martis selalu memiliki keunggulan dari siapapun. Baik itu dari segi kecerdasan, ketangkasan bela diri, dan y
Mendengar Martis yang berteriak sangat serius, mereka semua yang mendengarnya langsung bergegas menuruti apa yang Martis perintahkan.Selang beberapa saat kemudian, dua orang musuh yang Martis katakan akhirnya tiba. Dan Martis pun sudah sangat siap untuk menyambut kedatangan mereka.'Aura macam apa ini?!' gumam Martis dalam hatinya ketika merasakan tekanan yang sangat kuat dari kedua musuhnya."Oh..., jadi ini orangnya, Anak kemarin sore yang berani-beraninya mengacaukan rencana kita? Yah..., boleh juga. Aku akui kau memang terlihat memiliki cukup kemampuan. Tapi sayang, sepertinya kau akan berakhir hari ini di sini, di tanganku!" Terlihat lagi wajah Jendral Moh Mosaik yang meremehkan seorang Martis. Entah kenapa, setiap lawan yang memang kuat, ketika melihat Martis selalu saja sangat meremehkannya. Yah, memang benar kalau saat ini wajah Martis memang terlihat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Wajahnya seperti orang yang sangat terkejut. Itu disebabkan karena adanya daya tekanan aura y
Ternyata, Reka benar-benar tidak tahan melihat Kakak kesayangannya yang di hajar habis-habisan seperti itu. Alhasil, Reka langsung mempersiapkan serangan jarak jauhnya.Nging...!Slash...!Jediar...!Satu tembakan sinar laser langsung menebus bahu Jendral Moh Mosaik dengan kecepatan tinggi.Jendral Moh Mosaik sangat terkejut dengan serangan sinar laser yang datang secara tiba-tiba dan sangat cepat itu. "Hah?! Sial?! Hey, apa yang kau lakukan?!" Jendral Mosaik awalnya mengira bahwa orang yang menembakkan sinar laser itu adalah salah satu rekannya. Namun ketika ia berbalik badan, ia melihat seorang gadis muda yang ternyata dialah pelakunya."Tentu saja aku akan menolong Kakakku! Pertanyaanmu itu adalah pertanyaan terbodoh yang pernah aku dengar di muka bumi ini!" reka menjawab dengan wajah yang terlihat penuh amarah.Kemudian Reka kembali menyerang Jendral Moh Mosaik secara beruntun tanpa ampun, ternyata Reka mampu menyudutkannya.Karena melihat Reka yang ikut bergabung dalam pertarunga