Share

161. Desa terpencil

Bruk!

Ketika pengintai ini ditatap oleh Martis, dia langsung memundurkan dirinya beberapa langkah kemudian tubuhnya terduduk di tanah.

Melihat ekspresi ketakutan dari orang yang ada di hadapannya ini, Martis merasa seperti ada yang aneh.

"Kenapa kau terlihat sangat ketakutan saat melihatku? Apakah aku terlihat seperti hantu? Hem?" Kedua alis Martis terangkat, dan ia pun berniat mendekati pengintai itu.

"Ja-jangan bunuh aku!" Pengintai itu memejamkan kedua matanya seraya mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. Melihat hal ini, Martis semakin heran.

"Katakan padaku, kenapa kau nampak sangat ketakutan seperti ini?!" Karena merasa ada yang aneh, rasa kesal akhirnya hinggap di dalam hati Martis.

"I-itu..., ma-maafkan aku, aku tidak sanggup menatap matamu," jawab si pengintai jujur. Pengintai itu benar-benar merasa gugup.

Setelah itu barulah Martis ingat, kalau ia memang masih mengaktifkan teknik Pengungkap Tabir miliknya.

"Eh? Jadi begitu. Hem..., memangnya ada apa dengan kedua mataku?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status